Anda di halaman 1dari 10

Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah (41-132 H / 661-750 M)

Muchlis
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Bima
Jalan Piere Tendean, Mpunda, Bima, Nusa Tenggara Barat
Muchlisdarwis06@gmail.com

Abstract: Development of Education During the Umayyad Dynasty. This article aims
to explore the educational aspects of building civilization during the Umayyah era.
The Umayyah Caliph Ibn Abi Sufyan were initially democratically transformed into
Monarchiheridetis. In controlling his reign, Muawiyah almost all his attention was
addressed to political and security issues. The development of political and military
movements that occurred at this time, both in the efforts of expanding the Islamic region
as well as in the face of insurgency, provoking growth and development in the realm of
the mind. Nevertheless, in the era of the Umayyad dynasty also produced a building of
civilization that must get attention to serve as a material of study. Among the achievements
of the civilization is the educational aspect that grows and develops well.
Keywords: Bani Umayyah, Civilization, Education.

Abstrak: Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah (41-132 H / 661-750 M). Artikel
ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek pendidikan yang telah membangun peradaban
di Era Umayyah. Khalifah Umayyah Ibn Abi Sufyan mengubah sistem politik yang
awalnya demokratis diubah menjadi Monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Dalam
mengendalikan pemerintahannya, Muawiyah memusatkan hampir semua perhatiannya
pada masalah politik dan keamananan. Perkembangan gerakan politik dan militer yang
terjadi saat ini, baik dalam upaya memperluas wilayah Islam maupun dalam menghadapi
pemberontakan, menjadi pemicu pertumbuhan dan perkembangan di ranah pemikiran.
Meskipun demikian, di era Dinasti Umayyah juga menghasilkan bangunan peradaban
yang layak untuk dijadikan sebagai bahan studi. Di antara prestasi peradaban yaitu dari
aspek pendidikan yang tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kata Kunci: Bani Umayyah, Peradaban, Pendidikan.

Pendahuluan Islam itu sendiri. Harun Nasution1 mem-


Islam adalah agama yang menem- bagi perjalanan sejarah Islam secara
patkan pendidikan dalam posisi yang umum ke dalam tiga bagian besar yaitu
sangat vital. Hal ini ditandai dengan lima Periode klasik, yang dimulai (650-1250
ayat pertama dalam surat al-Alaq, yang M) yang digambarkan sebagai era umat
diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Islam mencapai prestasi-prestasi (puncak
Muhammad dimulai dengan perintah kejayaan). Periode pertengahan dimulai
untuk membaca (iqra’). Di samping itu, sejak runtuhnya Dinasti Abbasiyah (1250-
banyak ayat al-Quran yang kandungannya 1800 M), dengan ciri-ciri kekuasaan politik
berkaitan dengan ilmu. terpecah-pecah dan saling bermusuhan, atau
Sejarah pendidikan Islam pada dikenal dengan masa stagnasi pemikiran
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Islam. Dan periode modern (1800 sampai
sejarah Islam. Karena itu, periodisasi sekarang) yang dikenal dengan era
sejarah pendidikan Islam dapat dikatakan kebangkitan Islam.
sama dengan periodisasi dalam sejarah Sehubungan dengan periodisasi ter-
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam
Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2020

sebut, tulisan ini bermaksud menguraikan yang berbakat. Di dalam dirinya terkumpul
bagaimana pendidikan Islam yang berlang- sifat-sifat seorang penguasa, politikus, dan
sung pada masa dinasti Umayyah. administrator.5
B. Capaian Peradaban
Hasil dan Pembahasan 1. Sistem Pemerintahan
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah Ketika memasuki masa ke-
Dinasti Umayyah mengambil nama kuasaan Muawiyah yang menjadi
keturunan dari Umayah ibn Abdi Syams awal kekuasaan Bani Umayyah,
ibn Abdi Manaf.2 Kekuasaan Bani Umayyah pemerintahan yang bersifat demokratis
berumur kurang lebih 90 tahun yaitu berubah menjadi monarchiheridetis.
661-750 M. Ibu kota negara dipindahkan Kekhalifahan Muawiyah diperoleh
Muawiyah dari Madinah ke Damaskus, melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu
tempat ia berkuasa sebagai gubernur daya,tidak dengan pemilihan atau suara
sebelumnya.3 Dinasti Umayyah selama terbanyak. Suksesi kepemimpinan
pemerintahannya telah terjadi pergantian secara turun temurun dimulai ketika
sebanyak 14 orang khalifah. Mereka Muawiyah mewajibkan seluruh
adalah Muawiyah (ibn Abi Sufyan) (661- rakyatnya untuk menyatakan setia
680 M), Yazid I (ibn Muawiyah) (680-683 terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah
M), Muawiyah II (ibn Yazid) (683 M), bermaksud mencontoh monarchi di
Marwan I (ibn Hakam) (684-685 M), Abdul Persia dan Bizantium. Dia memang
Malik (ibn Marwan) (685-705 M), al-Walid tetap menggunakan istilah khalifah,
I (ibn Abdul Malik) (705-715 M), Sulaiman namun dia memberikan interpretasi
(ibn Abdul Malik) (715-717 M), Umar II baru dari kata-kata itu untuk
(ibn Abdul Aziz) (717-720 M), Yazid II (ibn mengagungkan jabatan tersebut.
Abdul Malik) (720-724 M), Hisyam (ibn Dia menyebutnya “khalifah Allah”
Abdul Malik) (724-743 M), al-Walid (ibn dalam pengertian “penguasa” yang
Yazid) (743-744 M), Yazid III (ibn al-Walid) diangkat oleh Allah.6
(744-744 M), Ibrahim (ibn al-Walid) (744- Selama masa pemerintahan
744 M), dan Marwan II (ibn Muhammad) Khulafa’ al-Rasyidin, khalifah dipilih
(744-750 M).4 oleh para pemuka dan tokoh di
Sejarawan pada umumnya meman- Madinah, kemudian dilanjutkan
dang negatif terhadap Muawiyah. Keber- dengan bai’at (sumpah setia) oleh
hasilannya memperoleh legalitas atas seluruh pemuka Arab. Tradisi ini
kekuasaannya dalam perang saudara di diubah oleh pemerintahan dinasti
Shiffin dicapai melalui cara arbitrasi yang Umayyah. Sejak Muawiyah mengambil
curang. Lebih dari itu, Muawiyah juga alih kekuasaan dari Ali, khalifah-
dituduh sebagai pengkhianat prinsip- khalifah Umayyah mengestafetkan
prinsip demokrasi yang diajarkan Islam, kekuasaannya dengan cara menunjuk
karena dialah yang mengubah pimpinan penggantinya dan para pemuka agama
Negara dari seorang yang dipilih oleh diperintahkan menyatakan sumpah
rakyat menjadi kekuasaan raja yang setia di hadapan khalifah.7 Abdul
diwariskan turun temurun. Di atas Malik mengadakan pembaruan, di
segala-galanya bila dilihat dari sikap dan antaranya ia adalah khalifah yang
prestasi politiknya yang menakjubkan. pertama kali menggunakan bahasa
sesungguhnya Muawiyah adalah seorang Arab sebagai bahasa resmi negara.8
pribadi paripurna dan pemimpin besar 2. Ekspansi (Perluasan Islam)

42
Muchlis
Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah

Kepemimpinan pada masa suatu tempat yang sekarang dikenal


Muawiyah, peta Islam melebar ke dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq).
Timur sampai Kabul, Kandahar, Tentara Spanyol dapat dikalahkan.
Ghazni, Balakh, bahkan sampai kota Dengan demikian, Spanyol menjadi
Bukhara. Selain itu, Kota Samarkand sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu
dan Tirmiz menjadi wilayah kota Spanyol, Kordova, dengan cepat
kekuasaannya, bahkan sampai ke tepi dapat dikuasai. Menyusul setelah itu
sungai Sind (Shinhu/Indus). Akan kota-kota lain seperti Seville, Elvira,
tetapi, wilayah Sind secara formal dan dan Toledo yang dijadikan ibu kota
permanen menjadi wilayah kekuasaan Spanyol yang baru setelah jatuhnya
Islam (Umayyah, saat Muhammad ibn Kordova. Pasukan Islam memperoleh
Qasim di bawah instruksi Gubernur kemenangan dengan mudah karena
Jenderal, Hajjaj ibn Yusuf) pada masa mendapat dukungan dari rakyat
Khalifah al-Walid ibn Abd al-Malik setempat yang sejak penguasa.12
pada 705-715 M.9 3. Perkembangan Politik
Pada permulaan masa peme- Budaya Arab, sebagaimana
rintahan Yazid, pimpinan kembali dikutip Fadlil Munawwar Manshur
diserahkan kepada ‘Uqbah ibnu dalam Ali,13 dalam bidang peme-
Nafi’, sedang Abdul Muhajir jadi rintahan pada masa Dinasti Umay-
pembantunya. Kedua pahlawan besar yah, mengalami perubahan dan
ini telah berhasil untuk maju terus kemajuan. Perubahan yang sig-
dalam penaklukan mereka, hingga nifikan dan memiliki pengaruh besar
sampailah mereka ke pantai Lautan di kemudian hari adalah diubahnya
Atlantik.10 ‘Uqbah ibnu Nafi’ bahkan sistem demokrasi atau syura (musya-
menaklukkan Chartage (Kartagona), warah untuk memilih khalifah) dengan
ibu kota Bizantium di Ifriqiyah sistem monarki, pembentukan dewan-
dan mendirikan masjid bersejarah, dewan, penetapan pajak dan kharaj,
Qayrawan dengan membangun pusat sistem pemerintahan provinsial, dan
kegiatan militer di Kota Qayrawan.11 kemajuan di bidang militer. Pada
Ekspansi ke Barat secara besar- masa dinasti ini juga dibentuk lima
besaran dilanjutkan di zaman al-Walid dewan di pusat pemerintahan, yaitu
ibn Abdul Malik. Masa pemerintahan dewan militer (diwânul-jund), dewan
al-Walid adalah masa ketenteraman, keuangan (diwânul-kharaj), dewan
kemakmuran dan ketertiban. Umat surat-menyurat (diwânul-rasâil), de-
Islam merasa hidup bahagia. Pada wan pencapan (diwânul- khatam), dan
masa pemerintahannya yang berjalan dewan pos (diwânul-barîd).
kurang lebih sepuluh tahun, tercatat Bidang politik yang disusun pada
suatu ekspedisi militer dari Afrika tata pemerintahan Bani Umayah adalah
Utara menuju wilayah Barat Daya, tata pemerintahan yang sama sekali
benua Eropa, yaitu pada tahun 711 baru, untuk memenuhi perkembangan
M. setelah Al-Jazair dan Maroko wilayah dan administrasi kenegaraan
dapat ditundukkan, Tariq bin Ziyad, yang semakin kompleks. Selain meng-
pemimpin pasukan Islam, dengan angkat Majelis Penasehat sebagai
pasukannya menyeberangi selat yang pendamping, Khalifah Bani Umayah
memisahkan antara Maroko dengan dibantu oleh beberapa orang “al-
benua Eropa, dan mendarat di Kuttab” (secretaries) untuk membantu

43
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam
Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2020

pelaksanaan tugas, yaitu seperti yang dinya kontak antara bangsa-bangsa


dikutip Ali Mufrodi dalam Joesoef Muslim (Arab) dengan negeri-negeri
Soe’yb yang meliputi: taklukan yang terkenal memiliki
a) Katib ar-Rasail: sekretaris yang tradisi yang luhur seperti Persia, Mesir,
bertugas menyelenggarakan adminis- Eropa, dan sebagainya. Hubungan
trasi dan surat menyurat dengan itu lalu melahirkan kreativitas
pembesar-pembesar setempat. b) baru yang menakjubkan di bidang
Katib al-Kharraj: sekretaris yang ber- seni dan ilmu pengetahuan. Di
tugas menyelenggarakan penerimaan lapangan seni, terutama seni bangun
dan pengeluaran negara. c) Katib (arsitektur), Bani Umayah mencatat
al-Jundi: sekretaris yang bertugas suatu pencapaian yang adiluhung,
menyelenggarakan hal-hal yang seperti dome of the Rock (Qubah as-
berkaitan dengan ketentaraan. d) Katib Shakhra) di Yerusalem pada masa
al-Syurtah: sekretaris yang bertugas khalifah Abd al-Malik. Di samping
menyelenggarakan pemeliharaan itu, ia membangun banyak masjid
keamanan dan ketertiban umum. dan istana serta bangunan-bangunan
e) Katib al-Qudat: sekretaris yang yang indah.17 Perhatian terhadap
bertugas menyelengarakan tertib seni sastra juga meningkat di
hukum melalui badan-badan per- zaman ini, terbukti dengan lahirnya
adilan dan hakim setempat. 14 tokoh-tokoh besar seperti al-Ahtal,
Meskipun keberhasilan banyak Farazdaq, Jurair, dan lain-lain.18
dicapai dinasti ini, tapi tidak berarti Al-Walid ibn Abd Malik me-
bahwa politik dalam negeri dapat lakukan perbaikan-perbaikan dalam
dianggap stabil. Pemberontakan negeri seperti, mengumpulkan anak
terhadap penguasa mulai terjadi, yatim dengan memberikan jaminan
seperti munculnya gerakan Syi’ah, hidup serta disediakannya para
pemberontakan Abdullah ibn Zubair, pendidik untuk mereka. Pelayanan
gerakan Khawarij, Mu’tazilah, Jabariah, khusus untuk orang yang cacat,
dan Murjiah. Namun, hubungan orang yang buta disediakan pula
pemerintah dengan golongan oposisi penuntun. Orang-orang itu semua
membaik pada masa pemerintahan diberinya gaji yang teratur. Al-Walid
khalifah Umar ibn Abd al-Aziz (717- juga mencurahkan perhatiannya
720 M).15 terhadap kemakmuran rakyat. Di-
Abdul Malik mencetak mata bangunnya jalan raya, digalinya
uang Arab dengan nama Dinar, sumur-sumur di sepanjang jalan itu,
Dirham dan Fals. Kemudian ia dan diangkatnya pegawai-pegawai
mendirikan kas negara di Damaskus. yang bertugas mengurusi sumur-
Meningkatkan pelayanan pos dan sumur itu, serta menyediakan air
komunikasi, membangun kantor pos, untuk orang-orang yang melalui
dan ditugaskan kepada seorang dinas jalan itu. Masa pemerintahan al-
pos. Khalifah juga memperbarui Walid pada umumnya dapat disebut
perpajakan.16 masa kemakmuran, keamanan, dan
4. Perkembangan Sosial-Budaya Eko- ketenteraman.19
nomi Khalifah Umar ibn Abd al-
Dalam hal lapangan sosial budaya, Aziz, pada masa pemerintahannya
Bani Umayyah telah membuka terja- menertibkan urusan tanah. Tanah-

44
Muchlis
Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah

tanah yang dirampas, dan yang tak a) Bersifat Arab


ada arsipnya, dinyatakan bahwa Ciri utama corak pendidikan
tanah-tanah tersebut dikembalikan masa Umayah adalah bersifat
kepada pemiliknya. Jika pemiliknya Arab dan Islam tulen. Artinya yang
tidak ada atau tidak diketahui, maka terlibat dalam dunia pendidikan
tanah itu dikembalikan ke baitul masih didominasi oleh orang-
mal.20 orang Arab, karena pada saat
5. Perkembangan Ilmu dan Corak itu elemen-elemen Islam yang
Pendidikan baru belum begitu bercampur.
Bani Umayyah memberikan Hal ini disebabkan pula karena
andil yang cukup signifikan bagi unsur-unsur Arab itulah yang
pengembangan budaya Arab utama saat itu dan memberi arah
pada masa-masa sesudahnya, pemerintahan secara politik,
terutama dalam pendidikan dan agama, dan budaya.
pengembangan ilmu-ilmu agama Pada periode ini, pengajaran
Islam, sastra, dan filsafat. Pada masa Islam dilakukan dengan cara
dinasti ini, mulai dikembangkan membentuk halaqah-halaqah ilmiah
cabang-cabang ilmu baru yang yang diselenggarakan di masjid-
sebelumnya tidak diajarkan masjid. Dari halaqah-halaqah inilah
dalam sistem pendidikan Arab. pada perkembangan, selanjutnya
Diajarkanlah cabang-cabang ilmu melahirkan beragam madzhab dan
baru, seperti tata-bahasa, sejarah, aliran-aliran Islam, di antaranya
geografi, ilmu pengetahuan alam, muncul khawarij, syi’ah dan
dan lain-lain. Meskipun demikian, mu’tazilah.
perkembangan sistem pendidikan b) Berusaha Meneguhkan Dasar-
baru berlangsung pada paruh Dasar Agama Islam yang Baru
terakhir Dinasti Umayyah dan tidak Muncul.
pada awal dinasti ini. Badira, sebuah Sangat wajar kalau pendi-
kota dekat Madinah, pada awalnya dikan Islam pada periode awal
hanyalah merupakan tempat belajar kehidupan Islam ini untuk
dan berkumpulnya para murid untuk merusaha menyiarkan Islam dan
belajar bahasa Arab dan pembacaan ajaran-ajarannya. Itulah sebabnya
sastra. Pada waktu itu, bila ada pada periode ini banyak dilakukan
orang yang menguasai dan memiliki penaklukan-penaklukan wilayah
pengetahuan tentang bahasa ibu dan dalam rangka menyiarkan dan
mengetahui bagaimana berenang dan menguatkan prinsip-prinsip aga-
menggunakan busur serta anak panah, ma. Dalam pandangan mereka
maka orang itu dipandang sebagai Islam adalah agama dan negara.
orang terpelajar. Akan tetapi, sejak Pada masa ini pula, khalifah-
sistem pendidikan dikembangkan, khalifah mengutus para ulama
kualifikasi “terpelajar” lambat laun ke seluruh negeri dan bersama
berubah.21 dengan tentara untuk menyiarkan
Berikut ini beberapa ciri khas dakwah Islamiah. Mereka juga
corak pendidikan Islam pada mengingatkan para gubernur
masa Umayyah sebagaimana yang setiap daerah akan pentingnya
diungkapkan oleh Langulung:22 penyiaran agama dan ajaran-

45
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam
Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2020

ajarannya. Selanjutnya ketika Sa’ad bin Abi Waqqas, Mu’awiyah


Umar bin Abdul Aziz menjabat bin Abi Sufyan, Zaid bin Tsabit,
sebagai khalifah beliau pernah Khalid bin al-Walid dan ‘Amr
mengutus 10 ahli fiqih ke Afrika bin al-’Ash. Pada masa Umayah
Utara untuk mengajar anak-anak tugas penulisan semakin banyak
keluarga Barbar akan ajaran- dan terbagi ke dalam lima bidang,
ajaran Islam. yaitu: penulis surat-surat, penulis
c) Prioritas pada Ilmu-Ilmu Naqliyah harta, penulis tentara, penulis
dan Bahasa polisi dan penulis hakim. Penulis
Pada periode ini, pendidikan surat-surat adalah yang paling
Islam memberi prioritas pada tinggi pangkatnya sehingga posisi
ilmu-ilmu naqliyah yang meliputi ini tidak diberikan kecuali kepada
ilmu-ilmu agama yang terdiri dari keluarga dan teman-temannya.
membaca al-Quran, tafsir, hadits, Penulisan Bahasa Arab itu
dan fiqih, begitu juga ilmu-ilmu bertambah penting ketika penga-
yang berhubungan dengan ilmu raban kantor di negeri-negeri
di atas, yaitu ilmu-ilmu bahasa Islam pada masa Abdul Malik
semacam nahwu, bahasa, dan bin Marwan. Al-Walid mengikuti
sastra. Kecenderungan naqlyiah jejak ayahnya, Abdul Malik dan
dan bahasa dalam aspek budaya dirubahnya penulisan dewan-
pendidikan Islam ini sejalan dengan dewan di Mesir ke dalam bahasa
ciri pertama bahwa pendidikan Arab, yang sebelum itu dalam
pada masa ini bercorak Arab bahasa resmi Mesir sebelumnya.
dan Islam tulen yang terutama Dengan demikian, kita dapatkan
bertujuan untuk mengukuhkan pada masa ini terjadi Arabisasi
dasar-dasar agama. dalam semua segi kehidupan dan
d) Menunjukan Perhatian pada bahasa Arab pun dijadikan bahasa
Bahan Tertulis sebagai Media komunikasi baik secara lisan
Komunikasi. maupun tulisan di seluruh wilayah
Datangnya Islam merupakan Islam.
faktor penting bagi munculnya e) Membuka Jalan Pengajaran Bahasa-
kepentingan penulisan. Pada Bahasa Asing
permulaannya penulisan dirasa Keperluan untuk
penting ketika saat itu Nabi mempelajari bahasa-bahasa asing
Muhammad SAW hendak menulis dirasakan sangat perlu semenjak
wahyu dan ayat-ayat yang kemunculan Islam yang pertama
diturunkan. Atas dasar itu, beliau kali walaupun hanya dalam
mengangkat orang-orang yang ruang lingkup terbatas. Hal ini
bisa menulis untuk memegang terjadi sebagai akibat dari interaksi
jabatan ini. Ibrahim bin al-Ibyari Islam dengan negeri-negeri lain,
dalam ensiklopedia al-Qurannya serta semakin meluasnya daerah
mencatatkan sedikitnya ada dua kekuasaan orang-orang Islam ke
puluh empat penulis Rasulullah luar kawasan semenanjung Arabia.
saw. Di antaranya adalah Abu Sehubungan dengan itu, Nabi
Bakar, ‘Umar bi Khatab, ‘Utsman Muhammad SAW telah mengajak
bin ‘Affanm ‘Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya untuk mempelajari

46
Muchlis
Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah

bahasa-bahasa asing di luar bahasa Pada masa ini pula didirikan


Arab sampai bersabda: “Barang Masjid Zaitunah di Tunisia yang
siapa yang mempelajari bahasa dianggap sebagai universitas
suatu kaum, niscaya ia akan selamat tertua di dunia yang masih hidup
dari kejahatannya.” Keperluan ini sampai sekarang yang didirikan
semakin dirasakan penting ketika oleh ‘Uqbah bin Nafi’ yang
Islam dipegang oleh Dinasti menaklukkan Afrika Utara pada
Umayyah di mana wilayah Islam tahun 50 H. Dari sini dapat dilihat
sudah semakin meluas sampai bahwa fungsi pendidikan dari
ke Afrika Utara dan Cina serta masjid itu betul-betul merupakan
negeri-negeri lainnya yang jelas- tumpuan utama penguasa-pe-
jelas bahasa sehari-hari mereka nguasa Kerajaan Umayyah pada
bukanlah bahasa Arab. Dengan masa itu.
demikian pengajaran bahasa Pola pendidikan Islam pada
asing menjadi suatu keharusan periode Dinasti Umayyah telah
bagi pendidikan Islam di masa berkembang bila dibandingkan
itu, bahkan semenjak kemunculan pada masa Khulafa ar-Rasyidin
Islam pertama kali dalam rangka yang ditandai dengan semaraknya
memenuhi universalitas agama kegiatan ilmiah di masjid-masjid
Islam (rahmatan lil ‘alamin). dan berkembangnya Kuttab
f) Menggunakan Kuttab dan Masjid serta Majelis Sastra. Jadi, tempat
Pendidikan Islam mengguna- pendidikan pada periode Dinasti
kan surau dan masjid sebagai Umayyah adalah:
pusat pendidikan. Di antara jasa 1) Kuttab
besar Dinasti Umayyah dalam Kuttab atau Maktab berasal
perkembangan ilmu pengetahuan dari kata dasar kataba yang
adalah menjadikan masjid berarti menulis atau tempat
sebagai pusat aktivitas ilmiah, menulis, jadi Kuttab adalah
termasuk syair, sejarah bangsa- tempat belajar menulis. Kuttab
bangsa terdahulu, perdebatan, merupakan tempat anak-anak
dan aqidah serta pengajaran- belajar menulis dan membaca,
pengajaran lainnya. Pada masa menghafal al-Quran serta
ini pula pendirian masjid banyak belajar pokok-pokok ajaran
dilakukan terutama di daerah- Islam.23
daerah yang baru ditaklukan. Adapun cara yang
Masjid nabi di Madinah dan dilakukan oleh pendidik di
Masjid al-Haram di Mekah samping mengajarkan al-
merupakan pusat pengkajian Quran mereka juga belajar
ilmiah dan sering dikunjungi oleh menulis dan tata bahasa serta
orang-orang Islam dari berbagai tulisan. Perhatian mereka
wilayah. bukan tertumpu mengajarkan
Pada masa pemerintahan al- al-Quran semata dengan
Walid bin Abdul Malik masjid mengabaikan pelajaran yang
Umawiyah yang didirikan an- lain, akan tetapi perhatian
tara tahun 88-96 H merupakan mereka pada pelajaran sangat
universitas terbesar saat itu. pesat. Al-Quran dipakai

47
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam
Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2020

sebagai bahasa bacaan untuk Jasa besar pada periode


belajar membaca, kemudian Dinasti Umayyah dalam perkem-
dipilih ayat-ayat yang akan bangan ilmu pengetahuan
ditulis untuk dipelajari. Di adalah menjadikan masjid se-
samping belajar menulis dan bagai pusat aktifitas ilmiah
membaca murid-murid juga termasuk sya’ir. Diskusi sejarah
mempelajari tata bahasa Arab, bangsa terdahulu dan akidah.
cerita-cerita nabi, hadits, dan Pada periode ini juga didirikan
pokok agama.24 masjid ke seluruh pelosok
Peserta didik dalam daerah Islam. Masjid Nabawi di
Kuttab adalah anak-anak, Madinah dan Masjid al-Haram
tidak dibatasi baik miskin atau di Makkah selalu menjadi
pun kaya. Para guru tidak tumpuan penuntut ilmu di
membedakan murid-murid seluruh dunia Islam dan tampak
mereka, bahkan ada sebagian juga pada pemerintahan Walid
anak miskin yang belajar di ibn Abdul Malik 707-714 M
Kuttab memperoleh pakaian yang merupakan universitas
dan makanan secara cuma- terbesar dan juga didirikan
cuma. Anak-anak perempuan Masjid Zaitunnah di Tunisia
pun memperoleh hak yang yang dianggap Universitas
sama dengan anak-anak laki- tertua sampai sekarang.27
laki dalam belajar.25 3) Majelis Sastra
2) Masjid Majelis sastra merupakan
Setelah pelajaran anak- balai pertemuan yang disiapkan
anak di Kuttab selesai mereka oleh khalifah dihiasi dengan
melanjutkan pendidikan ke ting- hiasan yang indah, hanya
kat menengah yang dilakukan diperuntukkan bagi sastrawan
di masjid. Peranan masjid dan ulama terkemuka. Menurut
sebagai pusat pendidikan dan Al Athiyyah Al Abrasy “Balai-
pengajaran senantiasa terbuka balai pertemuan tersebut
lebar bagi setiap orang yang mempunyai tradisi khusus yang
merasa dirinya tetap dan mesti diindahkan seseorang
mampu untuk memberikan atau yang masuk ketika khalifah
mengajarkan ilmunya kepada hadir, mestilah berpakaian
orang-orang yang haus akan necis, bersih dan rapi, duduk di
ilmu pengetahuan. tempat yang sepantasnya, tidak
Pada Dinasti Umayyah, tertawa terbahak-bahak, tidak
masjid merupakan tempat meludah, tidak mengingus
pendidikan tingkat menengah dan tidak menjawab kecuali
dan tingkat tinggi setelah bila ditanya. Ia tidak boleh
kuttab. Pelajaran yang bersuara keras dan harus
diajarkan meliputi al-Quran, bertutur kata dengan sopan
Tafsir, Hadits dan Fiqh. Juga dan memberi kesempatan
diajarkan kesusasteraan, sajak, pada pembicara menjelaskan
gramatika bahasa, ilmu hitung, pembicaraannya serta meng-
dan ilmu perbintangan.26 hindari penggunaan kata kasar

48
Muchlis
Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah

dan tawa terbahak-bahak. Catatan akhir


Dalam balai-balai pertemuan 1
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari
seperti ini disediakan pokok- Berbagai Aspeknya, Jilid II (Jakarta: UII Press,
pokok persoalan untuk 1985), hlm., 58.
dibicarakan, didiskusikan, dan 2
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran
diperdebatkan”.28 dan Peradaban Islam, Cetakan I (Yogyakarta:
Usaha yang tidak kalah Pustaka Book Publisher, 2007), hlm., 113.
pentingnya pada masa Dinasti 3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam:
Umayyah ini dimulainya Dirasah Islamiyah II, Edisi 1 (Jakarta: PT Raja
penerjemahan ilmu-ilmu dari Grafindo Persada, 2008), hlm., 43.
bahasa lain ke dalam bahasa 4
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran,
Arab, seperti yang dilakukan hlm. 113. Lihat Ali Mufrodi, Islam di Kawasan
oleh Walid ibn Yazid. Ia Kebudayaan Arab, Cetakan I (Jakarta: Logos,
memerintahkan beberapa sar- 1997), hlm., 72. Lihat A. Syalabi, Sejarah dan
jana Yunani dan Qibti ke dalam Kebudayaan Islam: Jilid 2, Cetakan V (Jakarta:
bahasa Arab tentang ilmu Pustaka Al Husna, 1988), hlm., 8. Lihat W.
kimia, kedokteran dan ilmu Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian
falaq. Kritis dari Tokoh Orientalis (terj.) Hartono
Hadikusumo, Cetakan I (Yogyakarta: Tiara
Kesimpulan Wacana, 1990), hlm., 13.
Pemerintahan Bani Umayyah meng- 5
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan, hlm.,
alami banyak perubahan dan kemajuan. 69.
Perubahan yang signifikan dan memiliki 6
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
pengaruh besar di kemudian hari adalah hlm., 42.
diubahnya sistem demokrasi atau syura 7
Ali, K., Studi Sejarah Islam, (terj.)
(musyawarah untuk memilih khalifah) Adang Affandi, (Jakarta: Bina Cipta, 1995)
dengan sistem monarki, pembentukan hlm., 167.
dewan-dewan, penetapan pajak dan kharaj, 8
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran,
sistem pemerintahan provinsial, dan hlm., 119.
kemajuan di bidang militer. 9
Ibid., hlm., 114.
Di bidang pendidikan, Bani Umayyah 10
A. Syalabi, Sejarah, hlm., 154.
memberikan andil yang cukup signifikan 11
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran,
bagi pengembangan budaya Arab pada hlm., 114.
masa-masa sesudahnya, terutama dalam 12
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
pendidikan dan pengembangan ilmu-ilmu hlm. 43-44.
agama Islam, sastra, dan filsafat. Pada masa 13
Ali, K., Studi Sejarah Islam (terj.)
dinasti ini, mulai dikembangkan cabang- Adang Affandi Jakarta: Binacipta, 1995),
cabang ilmu baru yang sebelumnya tidak hlm., 230, dalam Fadlil Munawwar Manshur,
diajarkan dalam sistem pendidikan Arab. “Pertumbuhan dan Perkembangan Budaya
Diajarkanlah cabang-cabang ilmu baru, Arab pada Masa Dinasti Umayyah” dalam
seperti tata-bahasa, sejarah, geografi, Humaniora, Volume XV, No. 2. hlm., 177.
ilmu pengetahuan alam, dan lain-lain. 14
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan, hlm.,
Meskipun demikian, perkembangan sistem 82-83.
pendidikan baru berlangsung pada paruh 15
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
terakhir Dinasti Umayyah dan tidak pada hlm., 45-47.
awal dinasti ini. 16
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran,

49
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam
Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2020

hlm., 119. Bintang, 1993.


17
Ibid., hlm., 120. K, Ali. Studi Sejarah Islam. Terj. Adang
18
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan, hlm., 83. Affandi. Jakarta: Binacipta, 1995.
19
A. Syalabi, Sejarah, hlm., 90-92. Langulung, Hasan. Asas-Asas Pendidikan
20
Ibid., hlm., 110. Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna,
21
Fadlil Munawwar Manshur, “Per- 1988.
tumbuhan dan Perkembangan Budaya Langgulung, Hasan. Pendidikan Islam
Arab pada Masa Dinasti Umayyah” dalam Menghadapi Abad-21. Jakarta,: Pustaka
Humaniora, Volume XV, No. 2, Tahun 2003, Al Husna, 1980.
hlm. 179. Montgomery Watt, W.. Kejayaan Islam:
22
Hasan Langulung, Asas-Asas Pendidi- Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis.
kan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988), (terj.) Hartono Hadikusumo. Cetakan
hlm., 69-74. I. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990.
23
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Mufrodi, Ali. Islam di Kawasan Kebudayaan
Islam (Jakarta: PT Hida Karya Agung., Arab. Cetakan I. Jakarta: Logos, 1997.
1981), hlm., 39. Munawwar Manshur, Fadlil. “Pertumbuhan
24
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam dan Perkembangan Budaya Arab
(Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm., 47. pada Masa Dinasti Umayyah”. dalam
25
Athiyyah Al-Abrasy, Tarbiyah Al Humaniora, Volume XV, No. 2, 2003.
Islamiyah, (terj.) Bustami A. Ghani (Jakarta: Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari
Bulan Bintang, 1993), hlm., 55. Berbagai Aspeknya, Jilid II. Jakarta: UII
26
Ibid., hlm., 56. Press, 1985.
27
Hasan Langgulung, Pendidikan Salabi, Ahmad. Sejarah Pendidikan Islam.
Islam Menghadapi Abad-21 (Jakarta: Pustaka Jakarta: Bulan Bintang, 1972.
Al Husna., 1980), hlm., 19. Syalabi, A.. Sejarah dan Kebudayaan Islam:
28
Athiyyah Al-Abrasy., Tarbiyah Al Jilid 2. Cetakan V. Jakarta: Pustaka Al
Islamiyah, hlm., 6. Husna, 1988.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam:
Daftar Referensi Dirasah Islamiyah II. Edisi 1. Jakarta:
Abdul Karim, M.. Sejarah Pemikiran PT Raja Grafindo Persada, 2008.
dan Peradaban Islam. Cetakan I. Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, Jakarta: PT Hida Karya Agung, 1981.
2007. Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:
Al-Abrasy, Athiyyah. Tarbiyah Al Islamiyah, Bumi Aksara, 1992.
Terj. Bustami A. Ghani. Jakarta: Bulan

50

Anda mungkin juga menyukai