Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian
• Perikatan:
Suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak
yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak lain berkewajiban
untuk memenuhi tuntutan itu.
• Perjanjian:
Suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu
saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

B. Hubungan antara Perikatan dengan perjanjian


Perjanjian menerbitkan perikatan, perjanjian juga merupakan sumber perikatan.

C. Asas Dalam Perjanjian

1. Asas Terbuka
• Hukum Perjanjian memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, asalkan tidak melanggar UU, ketertiban umum dan
kesusilaan.
• Sistem terbuka, disimpulkan dalam pasal 1338 (1) : “Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai UU bagi mereka yang membuatnya”
2. Asas Konsensualitas
• Pada dasarnya perjanjian dan perikatan yang timbul karenanya itu sudah dilahirkan sejak detik
tercapainya kesepakatan. Asas konsensualitas lazim disimpulkan dalam pasal 1320 KUH Perdata.
• teori pernyataan, a.) perjanjian lahir sejak para pihak mengeluarkan kehendaknya secara lisan.
b.) perjanjian lahir sejak para pihak mengeluarkan kehendaknya secara lisan dan tertulis.
Sepakat yang diperlukan untuk melahirkan perjanjian dianggap telah tercapai, apabila
pernyataan yang dikeluarkan oleh suatu pihak diterima oleh pihak lain.
• Teori Penawaran bahwa perjanjian lahir pada detik diterimanya suatu penawaran (offerte).
Apabila seseorang melakukan penawaran dan penawaran tersebut diterima oleh orang lain
secara tertulis maka perjanjian harus dianggap lahir pada saat pihak yang melakukan penawaran
menerima jawaban secara tertulis dari pihak lawannya.
3. Asas kepribadian
• suatu perjanjian diatur dalam pasal 1315 KUHPerdata, yang menjelaskan bahwa tidak ada
seorang pun dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu
janji, melainkan untuk dirinya sendiri.
• Suatu perjanjian hanya meletakkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban antara para pihak yang
membuatnya dan tidak mengikat orang lain (pihak ketiga).
E. SYARAT-SYARAT SYAHNYA SUATU PERJANJIAN
Ada 4 syarat yaitu : (pasal 1320 KUHPer)
• Syarat Subyektif :
- Sepakat untuk mengikatkan dirinya;
- Cakap untuk membuat suatu perjanjian;
• Syarat Obyektif :
- Mengenai suatu hal tertentu
- Suatu sebab yang halal.
Orang yang tidak cakap (ps.1330 KHUPerdata)
• Orang –orang yang belum dewasa
• Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan
• Mereka yang telah dinyatakan pailit;
• Orang yang hilang ingatan.

F.UNSUR DAN BAGIAN PERJANJIAN


1. Unsur Perjanjian
Aspek Kreditur atau disebut aspek aktif :
1). Hak kreditur untuk menuntut supaya pembayaran dilaksanakan;
2). Hak kreditur untuk menguggat pelaksanaan pembayaran
3). Hak kreditur untuk melaksanakan putusan hakim.
Aspek debitur atau aspek pasif terdiri dari :
1). Kewajiban debitur untuk membayar utang;
2). Kewajiban debitur untuk bertanggung jawab terhadap gugatan kreditur
3). Kewajiban debitur untuk membiarkan barang-barangnya dikenakan sitaan eksekusi (haftung)
2.Bagian dari Perjanjian
• Essensialia
Bagian –bagian dari perjanjian yang tanpa bagian ini perjanjian tidak mungkin ada. Harga dan
barang adalah essensialia bagi perjanjian jual beli.
• Naturalia
Bagian-bagian yang oleh UU ditetapkan sebagai peraturan-peraturan yang bersifat mengatur.
Misalnya penanggungan.
• Accidentalia Bagian-bagian yang oleh para pihak ditambahkan dalam perjanjian dimana UU
tidak mengaturnya. Misalnya jual beli rumah beserta alat-alat rumah tangga.

G. Macam Perikatan
• Bentuk yang paling sederhana:
Perikatan bersahaja atau perikatan murni. apabila masing-masing pihak hanya satu orang dan
sesuatu yang dapat dituntut hanya berupa satu hal serta penuntutanya. Ini dapat dilakukan
seketika
• Bentuk perikatan yang agak lebih rumit:
a. Perikatan bersyarat: suatu perikatan yang digantungkan pada suatu kejadian di kemudian
hari, yang masih belum tentu akan atau tidak terjadi.
• Perikatan dengan syarat tangguh, Perikatan lahir hanya apabila peristiwa yang
dimaksud itu terjadi dan perikatan lahir pada detik terjadinya peristiwa itu.
• Perikatan dengan suatu syarat batal, Suatu perikatan yang sudah lahir, justru
berakhir atau batal apabila peristiwa yang di maksud itu terjadi
b. Perikatan dengan ketetapan waktu, Suatu ketepatan waktu tidak menangguhkan
lahirnya suatu perjanjian atau perikatan suatu perjanjian atau perikatan, melainkan hanya
menanggungkan pelaksanaanya, ataupun menetapkan lama waktu berlakunya suatu
perjanjian atau perikatan.
c. Perikatan mana suka (Alternatif), Suatu perikatan, dimana ada dua atau lebih macam
prestasi sedangkan kepada si berhutang diserahkan yang mana ia akan lakukan.
d. Perikatan tanggung menanggung, Suatu perikatan dimana terdapat beberapa orang
bersama-sama sebagai pihak debitur berhadapan dengan satu kreditur atau
sebaliknya.mBila beberapa orang berada di pihak debitur maka tiap- tiap debitur itu
dapat dituntut untuk memenuhi seluruh utang. Sebaliknya bila beberapa orang berada
dipihak kreditur, maka tiap-tiap kreditur berhak menuntut pembayaran seluruh utang.
e. Perikatan yang dapat dibagi dan yang tak dapat dibagi; Suatu perikatan, dapat atau tak
dapat dibagi, adalah sekedar prosentasinya dapat dibagi menurut imbangan pembagian
mana tidak boleh mengurangi hakekat prestasi itu.

• Perikatan dengan ancaman hukuman


Adalah: suatu perikatan dimana ditentukan bahwa siberutang, untuk jaminan pelaksanaan
perikatanya, diwajibkan melakukan sesuatu apabila perikatanya tidak dipenuhi.
• Tujuan Sanksi/denda:
1. Menjadi pendorong bagi si berutang supaya memenuhi kewajibanya.
2. Untuk memberikan si perpiutang dari pembuktian tentang jumlahnya atau besarnya
kerugian yang dideritanya
.
TIDAK TERLAKSANANYA PERJANJIAN WAN PRESTASI, OVERMACHT DAN RESIKO

Cidera Janji
• Yaitu : Suatu keadaan tidak terlaksananya suatu perjanjian dikarenakan kesalahan/kelalaian
para pihak atau salah satu pihak.
Bentuk Wan prestasi/Cidera janji berupa:
• Tidak melaksanakan apa yang disanggupi akan dilakukan
• Melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi tidak sempurna
• Malaksanakan apa yang dijanjikan tapi tidak tepat waktu
• Melaksanakan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
Akibat kelalaian debitur
1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditu
(Ganti Rugi ), menurut pasal 1243 KUHPerdata maka,
• Biaya : Segala pengeluaran atau perongkosan nyata-nyata telah dikeluarkan oleh satu pihak
• Kerugian: Kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang berakibat dari
kelalaian debitur.
• Bunga : Kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayarkan oleh kreditur.
2. Pembatalan perjanjian
• Menurut pasal 1266 KUH Per membawa kedua pihak kembali seperti keadaan semula sebelum
perjanjian diadakan, jadi perjanjian ini ditiadakan.
3. Peralihan resiko
• Menurut pasal 1460 KUH Per Resiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi suatu
peristiwa diluar kesalahan salah satu pihak yang menimpa barang-barang yang terjadi obyek
perjanjian.
4. Membayar biaya perkara
• Menurut pasal 181 HIR bahwa pihak yang dikalahkan wajib membayar biaya perkara.

Menurut pasal 1276 KUH Per, kreditur dapat menuntut:


• Pemenuhan perjanjian
• Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi
• Ganti rugi
• Pembatalan perjanjian
• Pembatalan perjanjian ditambah ganti rugi

D. OverMacht/Force majeur
• Pengertian
Keadaan memaksa adalah suatu keadaan yang terjadi setelah dibuatnya persetujuan, yang
menghalagi debetur untuk memenuhi presentasinya, dimana debitur tidak dapat dipersoalkan
dan dia tidak harus menanggung resiko serta tidak dapat menduga pada waktu persetujuan
dibuat.
Overmacht menghentikan perikatan dan berakibat:
• Kreditur tidak lagi dapat meminta pemenuhan prestasi
• Debitur tidak lagi dapat dinyatakan lalai, dan karenanya tidak wajib membayar ganti rugi
• Resiko tidak beralih kepada debitur
• Kreditur tidak dapat menuntut pembatalan pada perjanjian timbal balik.
RESIKO
• Adalah: Kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena suatu kejadian diluar kesalahan
salah satu pihak.
1. Resiko pada Perjanjian sepihak
Resiko ditanggung oleh kreditur, debitur tidak wajib memenuhi prestasinya.

2. Resiko pada Perjanjian timbal balik


Perjanjian timbal balik dimana salah satu pihak tidak dapat memenuhi prestasi karena
overmacht maka seolah–oleh perjanjian itu tidak pernah ada.
HAPUSNYA PERJANJIAN (ps.1381 KUHPerdata)
1. Karena pembayaran; 6. Karena musnahnya obyek;
2. Karena penawaran pembayaran; 7. Karena pembebasan utang;
3. Karena pembaharuan utang/novatie; 8. Karena batal demi hukum atau dibatalkan;
4. Karena perjumpaan utang/kompensasi; 9. Karena berlakunya syarat batal;
5. Karena percampuran utang; 10. Karena daluarsa yang membebaskan.

Anda mungkin juga menyukai