A. Hasil
B. Pembahasan
1. HBsAg
HBsAg merupakan suatu pemeriksaan kualitatif yang menggunakan serum atau
plasma dimana bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg dalam serum atau plasma
membrane yang dilapisi dengan anti HBsAg antibodi pada daerah garis test selama
proses pemeriksaan, sampel serum atau plasma bereaksi dengan partikel yang ditutupi
dengan anti HBsAg antibodi, campuran tersebut akan meresap sepanjang membran
kromatografi dengan anti HBsAg, anti pada membran dan menghasilkan suatu hasil
positif pada daerah test, jika tidak menghasilkan garis yang berwarna pada daerah test
menunjukan hasil yang negatif, dan jika tidak menghasilkan warna pada zona
control, maka test dinyatakan gagal dan ulangi test dengan alat baru. Praktikum ini
melakukan pemeriksaan anti-HIV pada serum dengan menggunakan
imunokromatografi yang dapat mendeteksi infeksi HIV-1 dan HIV-2.
Pada saat praktikum, setelah strip ditetesi serum pada lubang sampel
didapatkan hasil yaitu terbentuk 2 garis berwarna, satu pada zona garis contro (C) dan
satu padaa zona garis test (T). Hal ini berarti pada serum, plasma dan darah terdapat
antibody HIV 1.
Naully PG, Romlah S. Prevalensi HIV dan HBV pada Kalangan Remaja. Jurnal
Kesehatan. 2018; 9(2): 280-8.
Fungsi pemeriksaan HBsAg adalah mengetahui apakah pasien merupakan
penderita hepatitis B yang ditandai dengan HBsAg positif. Jika pada pemeriksaan
selama >6 bulan berturut-turut pasien memiliki HBsAg positif, maka pasien
dikatagorikan penderita hepatitis B kronik. Dan jika pada pemeriksaan muncul
antibodi HBs atau anti-HBs, maka artinya pasien sedang dalam masa penyembuhan.
Hasil pemeriksaan yang diperoleh dari pemeriksaan rapid test ini dapat positif
palsu dan negatif palsu. Ada beberapa faktor yang menimbukan hasil tersebut, antara
lain sampel lisis, adanya protein atau lemak pengganggu, reagen yang digunakan
telah rusak, strip yang digunakan sudah kadaluarsa, dengan cara latex sampel yang
diteteskan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Pemeriksaan HBsAg secara latex lebih akurat dibandingkan dengan HBsAg
secara rapid, hal ini karena dengan pemeriksaan secara latex akan langsung terjadi
reaksi dari antigen HBsAg pada serum dan antibodi pada reagen, sedangkan cara
rapid strip yang digunakan mengandung kromogen yang dapat berubah karena
oksidasi dari udara, sehingga bila strip sudah dibuka maka harus langsung dicelupkan
pada serum karena jika tidak maka kromogen yang terdapat pada strip test akan rusak
dan dapat menimbulkan hasil yang negtif atau positif palsu.
Safitri AI, Yudhita A, Budiman A, Rosalita A, Ulfah A. Lapora resmi praktikum
imunologi II. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Samarinda: Politeknik
Kesehatan Kalimantan Timur; 2010.
2. HIV
HIV adalah agen penyebab acquired immunedefisiency syndrome (AIDS).
Virus ini berkembang lewat lapisan luar lipid yang dibabah dari membran sel inang.
Beberapa virus glikoprotein menempati lapisan luar tersebut, setiap virus memiliki 2
salinan anti positif genomic RNA. HIV 1 terisolasi dari pasien dengan AIDS, AIDS
hubungan kompleks dan dari orang sehat potensi resiko yang tinggi untuk
mengembangkan AIDS. HIV 2 terisolasi dari pasien-pasien AIDS di afrika barat dan
dari individu-individu yang tidak memiliki gejala sero positif. Keduanya HIV 1 dan
HIV 2 mndatangkan suatu respon kekebalan. Pemeriksaan antibody HIV dalam
serum atau plasma merupakan cara umum yang lebih efisien untuk menentukan
apakah seseorang tidak terlindungi dari HIV, melindungi darah dan elemen-elemen
yang dihasilkan darah untuk HIV. Perbedaan dalam sifat-sifat biologis, aktifitas
serologis: dan deretan genom, HIV 1 dan 2 positif sera dapat diidentifikasi dengan
menggunakan tes serologis dasar HIV. Praktikum ini melakukan pemeriksaan anti-
HIV pada serum dengan menggunakan imunokromatografi yang dapat mendeteksi
infeksi HIV-1 dan HIV-2.
Pada saat praktikum, setelah strip ditetesi serum pada lubang sampel
didapatkan hasil yaitu terbentuk 2 garis berwarna, satu pada zona garis contro (C) dan
satu padaa zona garis test 1 (1). Hal ini berarti pada serum, plasma dan darah terdapat
antibody HIV 1.
Naully PG, Romlah S. Prevalensi HIV dan HBV pada Kalangan Remaja. Jurnal
Kesehatan. 2018; 9(2): 280-8.
Safitri AI, Yudhita A, Budiman A, Rosalita A, Ulfah A. Lapora resmi praktikum
imunologi II. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Samarinda: Politeknik
Kesehatan Kalimantan Timur; 2010
C. Kesimpulan
1. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel serum yang diperiksa dengan
metode rapid test adalah positif mengandung HBsAg (+).
2. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel serum yang diperiksa dengan
metode rapid test adalah positif mengandung HIV (+).