Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PATOFISIOLOGI

PROSES TERJADINYA SHOCK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :

1. Nida Nur Amalia 1150019034


2. Linda Faizatul Mahmudah 1150019050
3. Mas’udatul Fitriyah 1150019039
4. Ristin Hidayati Solihah 1150019033
5. Siti Kurnia Indra Yanti 1150019061
6. Maya Safitri 1150019014
7. Ulfani Dwi Oktavia 1150019017
8. Novia Andriani 1150019054

Dosen Pembimbing : Difaran Nobel Bistara S.Kep.,Ns,M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


PRODI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURABAYA

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan hidayahnya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang “ proses terjadinya shock ”. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Keperawatan Dasar. Selain itu juga untuk menambah wawasan pembacanya.

Kami juga berterimakasih kepada bapak/ibu dosen yang telah memberikan


tugas kepada kami sehingga dapat menambah wawasan mengenai hal tersebut.
Makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Surabaya, 04 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVE

R.........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………3

BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
Latar Belakang................................................................................................................4
Rumusan Masalah..........................................................................................................5
Tujuan Penulisan............................................................................................................5
BAB 2..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1 Definisi Shock...........................................................................................................6
2.2 Mekanisme Timbulnya Shock...................................................................................6
Tahap  nonprogresif...................................................................................................7
Tahap progresif..........................................................................................................7
Tahap irreversible.......................................................................................................7
2.3 Macam – Macam shock............................................................................................8
A. Syok Hipovolemik...................................................................................................8
b. Syok Kardiogenik....................................................................................................8
c. Syok Septik akibat infeksi........................................................................................8
d.      Syok Neurogenik................................................................................................8
e.       Syok anafilaktik.................................................................................................9
f.       Jenis syok penting lainnya..................................................................................9
g.      Syok hipoglikemik atau insulin...........................................................................9
2.4 Gejala Shock...........................................................................................................10
2.5 Cara Penanganan Shock.........................................................................................10
BAB 3................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Saran......................................................................................................................13
3.3 Daftar Pustaka........................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
sistem pelayanan kedaruratan medik merupakan respon kedaruratan untuk
warga yang cedera atau sakit. Salah satu kedaruratan yang harus diatasi adalah
syok. Syok adalah kondisi kritis akibat penurunan mendadak aliran darah
didalam tubuh. Kegagalan aliran darah untuk mempertahankan aliran darah
yang memadai sehingga aliran darah ke organ terhambat.
Penanganan syok harus segera diberikan karena dapat mengakibatkan
kematian. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang syok. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah patofisiologi.
Seseorang dikatakan syok bila terdapat ketidakcukupan perfusi oksigen
dan zat gizi ke sel- sel tubuh. Kegagalan memperbaiki perfusi menyebabkan
kematian sel yang progressif, gangguan fungsi organ dan akhirnya kematian
penderita (Boswick John. A, 1997, hal 44). Syok sulit didefinisikan, hal ini
berhubungan dengan sindrom klinik yang dinamis yang ditandai dengan
perubahan sirkulasi volume darah yang menyebabkan ketidaksadaran dan
memyebabkan kematian (Skeet, Muriel, 1995, hal 203). Shock tidak terjadi
dalam waktu lebih lama dengan tanda klinis penurunan tekanan darah, dingin,
kulit pucat, penurunan cardiac output , ini semua tergantung dari penyebab
shock itu sendiri. Shock septic tanda yang dapat terjadi cardiac output
meningkat tidak normal, dan kulit pasien hangat dan dingin (Guthrie Mary. M,
1982, hal 1)

4
Rumusan Masalah
1. Apa definisi shock ?
2. Bagaimana mekanisme timbulnya shock ?
3. Apa macam-macam shock?
4. Bagaimana gejala shock ?
5. Bagaimana cara menangani shock ?

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi shock
2. Untuk mengetahui mekanisme timbulnya shock
3. Untuk mengetahui macam-macam shock
4. Untuk mengetahui gejala shock
5. Untuk mengetahui cara menangani shock

5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Shock
Syok atau renjatan dapat merupakan keadaan terdapatya
pengurangan yang sangat besar dan tersebar luas pada kemampuan
pengangkutan oksigen serta unsur- unsur gizi lainnya secara efektif ke
berbagai jaringan Shock tidak terjadi dalam waktu lebih lama dengan
tanda klinis penurunan tekanan darah, dingin, kulit pucat, penurunan
cardiac output.Syok yang terjadi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
bagian yaitu Syok Hipovolemik atau oligemik, Syok Kardiogenik, syok
obstruksi dan distribusi dengan manifestasi klinis sesuai dengan derajat
syok yang terjadi.Mempertahankan perfusi darah yang memadai pada
organ-organ vital merupakan tindakan yang penting untuk menyelamatkan
jiwa penderita. Perfusi organ tergantung tekanan perfusi yang tepat,
kemudian curah jantung dan resistensi vakuler sistemik. Pasien bisa
menderita lebih dari satu jenis syok secara bersamaan. Penatalaksanaan
syok secara umum dapat dilakukan dengan mengatur Posisi Tubuh,
mempertahankan respirasi dan sirkulasi darah.

Shock adalah sutu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi


yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi
jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis (Toni Ashadi,
2006). Shock dapat didefinisikan sebagai gangguan system sirkulasi yang
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi  dan oksigenasi jaringan. Jaringan
akan kehilangan oksigen dan bisa cedera. (Az Rifki, 2006)

2.2 Mekanisme Timbulnya Shock


Mekanisme terjadinya shock, terjadi dalam 3 tahap:

6
Tahap  nonprogresif
Mekanisme neurohormonal membantu mempertahankan curah jantung
dan tekanan darah. Meliputi refleks baroreseptor, pelepasan katekolamin,
aktivasi poros rennin-angiotensin, pelepasan hormonan antidiuretik dan
perangsangan simpatis umum. Efek akhirnya adalah takikardi, vasokontriksi
perifer dan pemeliharaan cairan ginjal. Pembuluh darah jantung dan otak
kurang sensitive terhadap respon simpatis tersebut sehingga akan
mempertahankan diameter pembuluh darah, aliran darah dan pengiriman
oksigen yang relative normal ke setiap organ vitalnya.

Tahap progresif
Jika penyebab shock yang mendasar tidak diperbaiki, shock secara
tidak terduga akan berlanjut ke tahap progresif. Pada keadaan kekurangan
oksigen yang menetap, respirasi aerobic intrasel digantikan oleh glikolisis
anaerobik disertai dengan produksi asam laktat yang berlebihan. Asidosis
laktat metabolic yang diakibatkannnya menurunkan pH jaringan dan
menumpulkan respon vasomotor, arteriol berdilatasi dan darah mulai
mengumpul dalam mikrosirulasi. Pegumpulan perifer tersebut tidak hanya
akan memperburuk curah jantung, tetapi sel endotel juga berisiko mengalami
cedera anoksia yang selanjutnya disertai DIC.  Dengan hipoksia jaringan yang
meluas, organ vital akan terserang dan mulai mengalami kegagalan. Secara
klinis penderita mengalami kebingungan dan pengeluaran urine menurun.

Tahap irreversible
Jika tidak dilakukan intervensi, proses tersebut akhirnya memasuki tahap
irreversible. Jejas sel yang meluas tercermin oleh adanya kebocoran enzim
lisososm, yang semakin memperberat keadaan syok. Fungsi kontraksi miokard
akan memburuk yang sebagiannya disebabkan oleh sintesis nitrit oksida. Pada
tahap ini, klien mempunyai ginjal yang sama sekali tidak berfungsi akibat
nekrosis tubular akut dan meskipun dilakukan upaya yang hebat, kemunduran
klinis yang terus terjadi hamper secara pasti menimbulkan kematian.

7
2.3 Macam – Macam shock
A. Syok Hipovolemik
Disebabkan oleh penurunan volume darah efektif. Kekurangan volume
darah sekitar 15-25% biasanya akan menyebabkan penurunan tekanan darah
sistolik, sedangkan defisit volume darah lebih dari 45% umumnya fatal. Syok
setelah trauma biasanya jenis hipovolemik, yang disebabkan oleh perdarahan
(internal atau eksternal )atau karena kehilangan cairan kedalam jaringan kontusio
atau ke usus yang mengembang kerusakan jantung dan paru dapat juga
menyokong masalah ini secara bermakna. Syok akibat kehilangan cairan
berlebihan bisa juga timbul pada pasien luka bakar yang luas.

b. Syok Kardiogenik
Disebabkan oleh gangguan fungsi jantung sebagai pompa seperti pada
infark miokardium akut, tamponade jantung atau emboli pulmoner atau setelah
operasi jantung terbuka. Aritmia dapat juga banyak menurunkan curah jantung
dan tekanan darah.

c. Syok Septik akibat infeksi


Jenis hiperdinamik, yang curah jantungnya normal atau meningkat, terjadi
bila volume darah cukup tetapi infeksi mengganggu metabolisme sel sehinggga
sel jaringan tidak dapat menggunakan glukosa dan oksigen yang diangkut darah
padanya secara adekuat. Pada tipe Hipodinamik, penderita menjadi hivolemik,
biasanya karena kebocoran cairan dari kapiler keruangan interstinal. Kadang-
kadang volume darah normal, tetapi kapasitas vaskuler meningkat, yang
menyebabkan hovolemik relatif.

d.      Syok Neurogenik
Disebabkan oleh gangguan susunan saraf simpatis, yang menyebabkan
dilatasi arteriola dan kenaikan kapasitas vaskular. Tekanan darah sistolik biasanya
akan turun hingga dibawah 80-90 mmHg walaupun curah jantung normal atau
meningkat. Pingsan yang biasa menrupakan contoh syok neurogenik sementara.

8
Kerusakan medula spinalis servikalis merupakan sebab tersering syok neurogenik
traumatik.
Trauma pada otak sendiri hampir tidak pernah menyebabkan syok.
Kenyataannya ia hampir selalu menimbulkan kenaikan tekanana darah. Biasanya
trauma kepala parah meningkatkan tekanan intra kranial dan mengurangi perfusi
serebral. Secara reflektorik ia merangsang pusat vasomotor untuk meningkatkan
vasokontriksi perifer dan meningkatkan tekanan darah. Pada tahap kematian otak
yang sangat lanjut, bisa terjadi hipotensi karena disfungsi pusat vasomotor dalam
medula oblongata, tetapi hanya terjadi setelah pernapasan spontan berhenti.

e.       Syok anafilaktik
Disebabkan oleh pelepasan masif histamin dan bahan vasoaktif dari sel
yang telah tersensitisasi sebelumnya terhadap zat spesifik seperti penisilin,
sengatan lebah atau kerang. Kolaps kardiovaskuler mendadak dengan atau tanpa
disfungsi pernapasan atau obstruksi jalan pernapasan karena bronkokonstriksi,
edema, angioneuretik, atau urtikaria pada saluran pernapasan, jarang terjadi.

f.       Jenis syok penting lainnya


Meliputi yang karena penggunaan obat berlebih atau hipoglikemi.
Kelebihan dosis barbiturat lebih menyebabkan hipotensi dan depresi pernapasan.
Hipotensi disebabkan oleh hivolemia relatif akibat peningkatan kapasitas dan pada
kasus-kasus yang berat mungkin ada supresi miokardium. Walaupun tekanan
darah rendah,tampaknya perfusi kulit adekuat karena pembulu darah kulit
berdilatasi.

g.      Syok hipoglikemik atau insulin


Harus selalu dipikirkan pada penderita yang syok, tetapi tidak jelas masuk
dalam kategori lain terutama jika ada kecurigaan bahwa pasien menderita
diabetes. Mula-mula penderita dapat sangat konfusi dan cenderung mempunyai
kulit yang basah dingin serta takikardi. Pemberian glukosa segera menghasilkan
perbaikan besar.

9
2.4 Gejala Shock

Pasokan nutrisi dan oksigen yang turun (hipoksemia) akibat syok dapat
mengakibatkan gejala, antara lain:

 Sesak napas.
 Jantung berdebar, serta denyut nadi menjadi lemah.
 Pusing.
 Kelelahan.
 Bicara kacau, pingsan hingga hilang kesadaran.
 Tekanan darah menurun. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa
menjadi penyebab gagal ginjal  dan berbagai komplikasi lainnya
 Bibir dan kuku jari membiru.
 Kulit berkeringat, dingin, dan pucat.

Tergantung penyebabnya, masing-masing dari tipe syok dapat memberikan


gejala tambahan, berupa:

 Syok sepsis: Demam, nyeri otot.


 Syok hipovolemik: Diare, muntah, perdarahan.
 Syok kardiogenik: Denyut jantung melemah, urin yang keluar hanya
sedikit atau tidak sama sekali, nyeri dada.
 Syok neurogenik: Nyeri dada, irama jantung melambat, suhu tubuh
menurun (hipotermia).
 Syok anafilaktik: Kesulitan menelan dan bernapas, sakit pada perut,
hidung berair dan bersin-bersin, bengkak pada lidah atau bibir, kesemutan
pada tangan, kaki, mulut, atau kulit kepala.

2.5 Cara Penanganan Shock

Shock merupakan kondisi yang berbahaya. Segera lakukan pertolongan pertama


dan hubungi rumah sakit terdekat ketika melihat seseorang diduga mengalami
syok. Jika tidak segera ditangani, syok dapat menyebabkan komplikasi bahkan
kematian.

10
Berikut adalah pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat melihat penderita
yang dicurigai mengalami syok:

 Baringkan penderita secara perlahan.


 Jangan gerakkan penderita jika tidak diperlukan.
 Kendurkan atau buka pakaian yang ketat.
 Periksa denyut nadi dan jantung.
 Jika penderita tidak bernapas atau tidak ada denyut nadi, lakukan resusitasi
jantung-paru (CPR).
 Untuk menghindari ketakutan yang dapat memperburuk kondisi, berikan
pasien selimut.
 Jangan beri pasien minum atau makan.
 Jika syok disebabkan oleh alergi (syok anafilaktik), segera
berikan epinephrine dalam bentuk autoinjector, jika ada. Penderita alergi
parah biasanya selalu membawa suntikan ini.
 Jika pasien mengalami perdarahan, tutupi dan sumbat area yang berdarah
dengan handuk atau kain.
 Jika pasien mengalami muntah dan mulai mengeluarkan darah dari mulut,
ubah posisinya menjadi menyamping untuk menghindari tersedak.

Ketika pasien sudah ditangani petugas medis, pasien akan diberikan infus
cairan agar tekanan darah yang ada kembali normal. Beberapa penanganan
yang akan berbeda, tergantung dari tipe syok dan penyabab timbulnya syok,
yaitu:

 Syok hipovolemik. Dalam mengatasi penyebab syok hipovolemik,


tindakan medis yang dapat dilakukan dapat berupa transfusi darah, baik sel
darah merah mau pun faktor-faktor pembekuan darah (seperti trombosit).
 Syok kardiogenik. Syok ini akan ditangani dengan menggunakan obat-
obatan yang berfungsi untuk memperbaiki pompa jantung. Obat-obatan
tersebut di antaranya adalah dopamine atau dobutamin.

11
 Syok anafilaktik. Dalam mengatasi syok anafilaktik, pasien akan
diberikan epinephrine suntik yang berfungsi untuk meredakan syok akibat
reaksi alergi.
 Syok neurogenik. Syok tipe ini juga akan ditangani dengan memberikan
obat-obat seperti epinephrine, norepinephrine, atau dopamine, untuk
meningkatkan tekanan darah. Jika pasien mengalami penurunan denyut
jantung, dokter akan memberikan atropin.
 Syok sepsis. Dalam mengatasi syok sepsis, dokter akan memberikan obat
golongan vasopressor, seperti norepinephrine, untuk meningkatkan
tekanan darah. Untuk mengatasi infeksi, dokter dapat memberikan
antibiotik, antivirus, atau antijamur, tergantung jenis infeksinya. Operasi
juga dapat dilakukan untuk mengatasi sumber infeksi.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Syok adalah penurunan perfusi oksigen didalam darah dan zat gizi dalam
sel-sel tubuh. Syok terdiri dari beberapa jenis yaitu syok hipovolemik, syok
kardiogenik, syok septik akibat infeksi, syok neurogenik, syok anafilatik, Jenis
syok penting lainnya seperti penggunaan obat berlebihan, hipoglikemi, syok
insulin.
Tanda-tanda syok adalah pernapasan cepat, kulit pucat dingin, membran
mukosa serta palung kuku mungkin sinosis, kulit basah, denyut nadi lemah dan
cepat sering hampir tidak teraba, kesadaran menjadi berkabut, penderita konfusi
serta gelisah. Terkadang pasien merasa haus.
Mekanisme terjadinya shock yaitu tahap progresif, tahap progresif, tahap
irreversible.  Penderita syok harus mendapatkan pengobatan segera seperti
amankan saluran pernapasan yang adekuat , amati TTV, jika penderita
hipovolemik tinggikan tungkai sampai sudut 45 derajat untuk mendapatkan aliran
balik darah vena yang cepat dan tungkai ke jantung, mulai infus cepat cairan,
pasangkan sadapan kardioskopi ke pasien, memasang kateter urina dan pakaian
antisyok. Pemantauan tekanan darah, frekuensi, denyut jantung, irama jantung
serta frekuensi dan kedalaman pernapasan harus diteruskan.

3.2 Saran

Dengan adanya  makalah  ini, semoga dapat digunakan  sebagai pedoman


bagi  pembaca baik tenaga kesehatan khususnya perawat dalam
pemberian  asuhan keperawatan secara profesional. Selain itu pembaca
diharapkan dapat mengaplikasikan tindakan pencegahan dan penanggulangan
untuk menghindari penyakit miastenia gravis ini.
Makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal penulisan maupun isi. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penyusunan
makalah ini.

13
3.3 Daftar Pustaka

http://makalahsyokkeperawatan.blogspot.com/2016/01/makalah-syok-d-iii-
keperawatan.html

https://www.alodokter.com/syok

http://kumpulanmakalah-kedokteran-psikologi.blogspot.com/2013/09/makalah-
patofisiologi-shock.html

14

Anda mungkin juga menyukai