I. PENDAHULUAN
PT. Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II
atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan
pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa
Pura II telah mendaptkan kepercayaan dari pemerintah Republik Indonesia
untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta
Cengkereng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta
Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 agustus 1984.
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan
dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar
udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang
dimiliki dan penerapan praktis tata kelola perusahaan yang baik. Hal
tersebut diharapkan agar dapat menghasilkam produk dan layanan jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Kiprah Angkasa Pura II telah
menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa
kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana dan prasarana
peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.
Angkasa Pura II telah mengelola 14 Bandara, antara lain yaitu
Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta),
1
Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan
Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru),
Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja
Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir
(Pangkal Pinang), Silangit (Tapanuli Utara), dan Banyuwangi (Jawa Timur).
Aktivitas Angkas Pura II mencakup pelayanan Jasa Penerbangan
(Aeronautika), serta Pelayanan Jasa Penunjang Bandar Udara ( Non
Aeronautika). Pertumbuhan industry angkutan udara Indonesia telah
meningkatkan pendapatan Angkasa Pura II sebagai salah satu BUMN yang
handal. Angkasa Pura II telah beberapa kali berhasil meraih tingkat
kesehatan perusahaan dengan kategori “Sehat AAA” meliputi aspek
Keuangan, Operasi dan Administrasi. Manajemen PT. Angkasa Pura II
(persero) mengimplementasikan konsep Transformasi Digital dalam
memberikan pelayanan di 15 Bandara yang dikelola.
Sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi “ The Best Smart
Connected Airport Opretaor in The Region”, Angkasa Pura II berkeyakinan
bahwa diperlukan tranformasi budaya kerja secara menyeluruh dalam proses
pengelolaan kebandarudaraan. Dalam menjawab tuntutan perubahan
industrial yang mengedepankan teknologi berbasis digital, manajemen
Angkasa Pura II mengadopsi dan mengimplementasikan digital
transformation
Direktur PT Angkasa Pura II Awaluddin mengatakan bahwa program
Trasformasi Digital merupakan tantangan dan bukanlah hambatan, karena
pada era sebelumnya para pendahulu hanya focus kepada Hard
infrastructure saja Kalau melihat perjalanan bandara itu, pada era sebelum
abad 20 sampai sekarang, era ini merupakan era kombinasi antara hard dan
soft infrastructure.
Bandara yang sudah bagus ini harus diperkaya dengan soft
infrastructure, sehingga bisa memberi nilai tambah yang berlipat. Angkasa
Pura II memilih digitalisasi infrastruktur, itulah mengapa Awaluddin hadir
dengan konsep itu.
2
Gambar 1. Pergerakan pesawat , Penumpang dan Kargo PT. Angkasa Pura II
3
Namun dalam menjalankan aktivitasnya tentu saa perusahaan pasti
memilik hambatan atau kendala dalam proses pengelolaan perusahaan
dimana direksi dan karyawan PT Angkas Pura telah bekerja keras untuk
menyelesaikan kendala tersebut.
4
II. PEMBAHASAN
II.1 Diagnosa
a. Tujuan
i. Formal
Manajemen PT. Angkasa Pura II (persero)
mengimplementasikan konsep Transformasi Digital dalam
memberikan pelayanan di 15 Bandara yang dikelola.
Sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi “ The Best Smart
Connected Airport Opretaor in The Region”, Angkasa Pura II
berkeyakinan bahwa diperlukan tranformasi budaya kerja secara
menyeluruh dalam proses pengelolaan kebandarudaraan. Dalam
menjawab tuntutan perubahan industrial yang mengedepankan
teknologi berbasis digital, manajemen Angkasa Pura II mengadopsi
dan mengimplementasikan digital transformation.
Smart airport artinya mencoba mengalihkan para pengguna
bandara yang biasa menggunakan cara konvensional manjadi berbasis
informasi teknologi, untuk progresnya sedniri masih berjalan seperti
contohnya di Bandara Soekarno Hatta, penumpang sudah bisa
melakukan check in sendiri baik itu lewat self check in maupun lewat
smartphone.
Melalui Smartphone, Angkasa Pura II meluncurkan aplikasi
Indonesia airport yang bisa diunduh lewat android maupun IOS. Ini
adalah salah satu bentuk layanan yang pengembangannya terus
dilakukan. Yang mana pengembangan ini dinamakan soft
infrastructure.
5
ii. Informal
Mewujudkan sebuah Visi Smart Airport Connected yang
dibangun bersama dengan waktu yang singkat tentu tidak mudah,
yang diterapkan untuk mendapatkan dukungan dari para pegawai itu
sendiri dengan menanamkan nilai-nilai transformasi bahwa “kami”
harus berubah. Karena sebagian besar SDM Angkasa Pura II usia
milenial. Kemudian konsep visi Smart Airport Connected memang
sangat cocok dilakoni oleh pegawai pegawai yang muda dan dibawah
umur 40 tahun.
b. Struktur
Untuk struktur sendiri yang mendukung terciptanya smart
airport connected Angkasa Pura II telah mengalokasikan dana yang
bisa dikatakan cukup besar dalam peningkatan sarana dan prasarana
serta infrastruktur digital untuk meningkatkan pelayanan. Salah satu
yaitu pemberian tablet kepada personil pelayanan dan operasioanl di
Bandara-bandara guna melayani penumpang pesawat secara lebih baik
dan cepat. Dimana table tersebut digunakan oleh Quality control,
terminal services (customer services), aviation Security dan Safety
risk. Yang mana pemberian tablet ini juga salah satu program digital
Officer (with) Digital Device (DODD). Yang mana program ini
membuat permasalahan yang muncul tiba-tiba dilapangan dapat
diselesaikan lebih cepat.
Gadget dan tablet yang digunakan personil di bandara telah
dilengkapi seluruh aplikaasi pendukung kerja yaitu i-perform, i-Mate
6
App, flight management module, dan aplikasi lainnya yang
dibutuhkan untuk proses operasional. Hal ini membuat para pegawai
merasa pekerjaan mereka semakin mudah dan para costumer merasa
senang.
c. Penghargaan
PT Angkasa Pura II berhasil meraih tiga penghargaan pada
ajang Stevie Award 2018. Capain ini melanjutkan catatan positif
manajemen Angkasa Pura II tahun lalu di ajang yang sama. Stevie
Award sendiri merupakan ajang penghargaan bisnis tertinggi di dunia
yang memiliki misi memberikan apresiasi terhadap capaian kinerja
perusahaan,
Capain ini boleh dibilang sebagai kado manis bagi Angkasa
Pura II. Penghargaan ini bukti nyata bahwa Angkasa Pura II mampu
bersaing secara global. Penghargaan itu berupa: "Best New Product or
Services Of The Year-Content Media and Monitoring Solution".
Aplikasi ini platform mobile terkait operasional bandara seperti data
angkutan udara, dashboard operasional yang terintegrasi serta layanan
yang memudahkan seluruh karyawan untuk dapat memperbarui
informasi di wilayah kerjanya secara live yang salah satunya adalah
"attendance system" untuk memudahkan karyawan melakukan "clock-
in" dan "clock-out" waktu kerja.
Penghargaan yang kedua adalah Bronze Stevie Winner untuk
platform aplikasi digital Indonesia Airports Apps dalam kategori "Best
New Product or Services Of The Year-Business To Business
Category". Aplikasi ini dapat diunduh secara bebas oleh para
pengguna jasa bandara. Didalamnya terdapat sejumlah layanan yang
memudahkan pengguna jasa untuk memperoleh informasi pelayanan
di bandara-bandara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II seperti
7
Flight Information Display System untuk melihat jadwal penerbangan
sampai dengan untuk reservasi taksi bandara.
Disamping itu, penghargaan individual juga berhasil diperoleh
Angkasa Pura II. Muhammad Awaluddin selaku Presiden Direktur
Angkasa Pura II berhasil mencatatkan namanya dalam kategori
"Chairman Of The Year-Transformation From The CEO" dengan
raihan Silver Stevie Winner.
Capaian-capaian ini akan semakin memotivasi Angkasa Pura II
utnuk selalu berinovasi dengan gebrakan-gebrakan layanan terbaru
dan terbaik bagi para pengguna jasa bandara.
d. Model Kerja
Diferensiasi terjadi pada seluruh bandara PT Angkasa Pura II
karena adanya pengajakan agar setiap bandara memiliki keunikan dan
clear strategic positioning. Misalnya bandara udara di Banyunwangi
dan Silangit diposisikan sebagai badnara turisme. Sebanyak 50% lalu
lintas penumpang di banyuwangi adalah para wisatawan. Bila sudah
memiliki positioning yang unik, maka kebijakan operasionalnya
berbeda.
Di Bandar Udara Soekarno Hatta, setiap karyawan
menggunakan pakaian yang formal dan rapi, lengkap dengan dasi. Hal
ini tidak akan terlihat di bandara Udara Banyuwangi. Disana,
mayoritas karyawan menggunakan polo shirt dan celana jeans.
Badanara udara banyuwangi juga diposisikan sebagai rute alternative
semisal ketika terdapat kendala di bandara Bali, Lomnok, dan
Surabaya.
e. Tata Hubungan
PT Angkasa Pura II senantiasa membina hubungan industrial
sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Setiap
perselisihan hubungan industrial diselesaikan dengan mengacu
8
perundang-undangan yang berlaku. Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Perusahaan senantiasa memperhatikan setiap pengaduan atau
keluhan keryawan yang berkaitan dengan hubungan kerja dan praktik
kepegawaian.
Untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis,
dinamis, dan berkeadilan antara perusahaan dan karyawan, perusahaan
membuat kesepakatan bersama dalam bentuk Perjanjian Kerja
Bersama (PKB).
f. Kepemimpinan
Sosok Muhammad Awaluddin identic dengan dunia digital.
Bahkan, predikat digital yang muncul di era broadband sempat
melekat di pundak pria kelahiran 15 januari 1968. Baginya,
digitalisasi adalah sebuah keniscayaan.
Bagi Awaluddin, dalam mengemban peran kepemimpinan,
seorang pemimpin harus bisa menjalankan tiga hal. Pertama,
menunjukkan arah (giving the direction) ke mana perusahaan akan
dibawa. Ia mengingatkan, jangan sampai seorang pemimpin tidak
pernah memberikan arah, para pengikut (followers/karyawan) bisa-
bisa tidak paham mau dibawa ke mana. Dan, jangan sampai ada yang
berlawanan arah, karena itu akan menimbulkan entropi
(penyimpangan).
Kedua, menginspirasi pengikutnya (inspiring the people).
Menurutnya, menginspirasi itu berbeda dengan memberikan perintah.
Menginspirasi itu bisa dengan memberikan proyeksi, sebuah rencana
masa depan (future plan), dan semacamnya. Misalnya, bagaimana ia
memproyeksikan terwujudnya konsep Smart Airport. Bagaimana
kemudian meminta mereka untuk mewujudkannya, itu soal
manajemen.
9
Ketiga, memotivasi orang (motivating the people). Menurutnya,
kemampuan memotivasi ini penting. Terutama saat timnya bekerja
tidak maksimal atau gagal mencapai target, sang pemimpin harus bisa
memotivasi. Supaya tidak melulu melihat hambatan, tetapi juga
peluang di baliknya.
Selama sekitar dua tahun kepemimpinannya di AP II (sejak
2016), Awaluddin mengaku cukup bersyukur dengan kinerja bisnis
dan kemajuan manajemen perusahaan yang dipimpinnya. Ukurannya
antara lain revenue tahun ini ditargetkan mencapai Rp 9,5 triliun, atau
diperkirakan tumbuh 18-19% dibandingkan revenue 2017 yang
sebesar Rp 8,2 triliun.
Ia merupakan tokoh dibalik kesuksesan program flagship seperti
smartcity nusantara, indipreneur, indischool, UKM Goes Digital yang
mana program-program tersebut memberi banyak kesempatana bagi
pelaku industry kreatif digital loal untuk meningkatkan produktivitas
dan daya saing.
Virus digitalisasi juga ditularkan di Angkasa Pura II. Salah
satunya dengan mengembangkan platform smart airport mobile
application beruapa Indeonesia Airport. Aplikasi ini merupakan tools
customer untuk mengetahui segala informasi seputar bandara yang
dapat diakses melalui gadget.
Dibawah kepemimpinan Awaluddin, Angkasa Pura II berhasil
mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata dunia. Bila industry global
biasa mencatatkan pertumbuhan sekitar 5% - 5,5%, maka Angkasa
Pyra II berhasil tumbuh hingga 10%-11%. Sumber (marketeers.com)
10
mengoprimalisasikan pendayagunaan Sumber Daya Manusia
yang ada jumlah karyawan pada tahun 2017 mencapai 5133
orang, dalam hal kesempatan ekra, baik penempatan karyawan
maupun pengembangan karir karyawan dituangkan dalam
perjanjian kerja Bersama (PKB),
Peningkatan sumber daya mansuia Angkasa Pura II
melalui Pendidikan dan pelatihan yang diadakan tahun 2017
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembanagan bisnis
yang semakin meningkat tiap tahunnya. Pengembangan sumber
daya mansuia dilakukan secara menyeluruh baik proses seleksi ,
penilain kinerja, serta pelatihan dan Pendidikan.
Untuk mencapai peningkatan kinera yang telah
ditargetkan, Angkasa Pura II mempunyai komitmen untuk terus
mengembangkan potensi karyawan secara konsisten dan
berkesinambungan melalui proses pembelajaran, antara lain
workshop baik secara internal maupun eksternal bekerjasama
dengan Lembaga Pendidikan.
11
diselenggaran pelatihan dalam bentuk inhouse training dan
public training.
2) Proses Konsultasi
Perusahaan senantiasa berupaya untuk menciptkana
lingkungan yang terbuka dengan komunikasi yang jujur. Oleh
karena itu, jika insan PT Angkasa Pura II memiliki
kekhawatiran tentang persoalan perilaku, insan PT angkasa Pura
II dapat meminta bantuan atau nasihat dari :
Atasan dari atasan langsung
Serikat karyawan Angakasa Pura II
Unit pengembangan SDM
Kelompok pemeriksa pelanggaran disiplin karyawan
(KP2DK) .
12
3) Intervensi Pihak Ketiga
Penggunaan pihak ketiga sebagai perantara peredaman
konflik yang terjadi di PT Angkasa Pura II apabila terjadi
perselisihan maka yang mengalami perselisihan diupayakan
untuk berdamai melalui perantara, misalnya dapat meminta
bantuan dari Unit Pengembangan SDM atau dari kelompok
pemeriksa pelanggaran disiplin karyawan.
4) Pembentukan Tim
Angkasa Pura II telah menetapkan kebijakan pengelolaan
SDM dalam rangka mendukung strategi pengelolaan SDM.
Angkasa Pura II telah memiliki dan menyusun Man Power
Planning sebagai dasar pertimbangan kebutuhan tenaga
kerjamdengan mempertimbangkan rencana jangka pendek dan
jangka Panjang Angkasa Pura II. Selain itu dengan
mempertimbankan perkembangan usaha, Angkasa Pura II
menerapkan strategi pemenuhan SDM yang tepat, akurat,dan
cepat, dengan tetap memperhatikan kualitas ataupun kompetensi
dasar para kandidat.
13
Apabila terjadi keluh kesah karyawan, maka sedapat
mungkin diselesaikan dengan seadil-adilnya secara
musyawarah.
Apabila terjadi perselisiahn ketenagarakerjaan yang tidak
dapat diselesaikan secara musyawarah, maka persoalan
tersebut diselesaikan bersam sama secara Bipartit.
b. Strategic Interventions
1) Rencana Strategis
PT Angkasa Pura II memiliki Rencana sesuai dengan
visinya yaitu “Be Smart connected airport operator in the
region” angkasa Pura II telah menciptakan apps yang dapat
memudahkan kinerja perusahaan.
Aplikasi Indonesia Airport tersebut berisis semua informasi
yang berkaitan dengan kebutuhan maupun layanan . kalua
dulu penumpang mau cari jadwal informasi keberangkatan
harus ke bandara, tetapi sekarang konsepnya airport in your
hand.
Aplikasi internal yaitu i-perform yaitu aplikasi untuk internal
perusahaan.
Pengembangan bisnis digital berupa airport big data, airport
e-commerce, airport e-advertising, airport e-community dan
yang paling besar airport e-payment.
14
2) Aliansi
Gambar 5. Aliasi PT Angkasa Pura II
15
3) Perubahan Budaya
Transformasi budaya sangat digencarkan di PT Angkasa
Pura II (persero), banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh PT.
Angkasa Pura II ini salah satunya adalah :
Festival budaya dan inovasi Angkasa pura II yang merupakan
ajang untuk mendorong para karyawan menjadi insan
angkasa pura II yang berprestasi dengan menerapkan budaya
kera yang inovatif dalam seharian bekerja.
Think merupakan program transformasi budaya perusahaan
berupa event kompetitif tahunan APII yang bertujuan
menstimulasi karyawan untuk berpikir kreatif dan
menghasilkan karya yang inovatif. Think! Menjadi media
APII guna menjawab tantangan kompetisi bisnis melalui
penciptaan karyakarya inovasi yang berorientasi pada
peningkatan pelayanan kepada stakeholder & passenger
experiences.
Aksi ku adalah wadah atau media yang digunakan untuk
mengakselerasi implementasi The Perform way dalam
perilaku kerja sehari-hari. Topik Kegiatan AKSIKU Tahun
2017 Mendorong untuk melakukan internalisasi core value
kepada seluruh karyawan , sehingga diharapkan dapat
merubah perilaku karyawan untuk memberikan pelayanan
terbaik bagi customer eksternal maupun internal (customer
experience) melalui simplifikasi proses dan pengurangan
birokrasi (be more lean).
16
4) Merancang bentuk organisasi
Dalam annual report PT Angkasa Pura II Indonesia 2017
dijelaskan bahwa dalam memperkuat usaha perusahaan yaitu
dengan memanntapkan penataan struktur organisasi dengan
menepatkan orang-orang yang tepat pada posisi yang tepat.
Penempatan porsonel ini dibarengi dengan berbagai upaya untuk
meningkatkan kapasitasn dan kemampuan sumber daya
manusia.
17
c. Technostruktural intervention
1) Desain struktur
Sesuai dengan surat keputusan Nomor
PD.01.01/12/2017/007 tentang organisasi dan tata kerja PT
Angkasa Pura II (persero) maka struktur organisasi PT Angkasa
Pura II (pesero) adalah sebagaimana bagan dibawah ini:
2) Downsizing (perampingan)
Pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan sesuai
ketentuan dan prosedur yang telah diatur dalam undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003, pemutusan hubungan kerja dapat
dilakukan karena:
Karyawan mencaoai usia pension
Karyawan meninggal dunia
18
Karyawan dikenakan hukuman disiplin tingkat berat berupa
pemutusan hubungan kerja
Karyawan tidak dapat menjalankan tugas karena menderita
sakit lebih dari 18 (eelapan belas) bulan secara terus menerus,
kecuali sakit karena kecelakaan kerja atau hubungan kerja
Karyawan dijatuhi hukuman pidana
Karyawan mengaukan permohonan pengunduran diri
19
Outstanding Service : we always take and perspektif of our
customers in everything we do
(Layanan Luar Biasa : Kami selalu mengambil perspektif
pelanggan kami dalam segala hal yang kami lakukan)
Respectful : we treat everyone with respect
(Hormat : Kami memperlakukan semua orang dengan
hormat)
Meritoractic : we recognize and reward achievements
(meritokratis : Kami mengenali dan mengahrgai pencapaian )
2) Penilaian Kinerja
Sistem manajemen penilaian kinerja dituangakan dalam
aplikasi SAP yang disebut sebagai Performance Management
Sistem (PMS). PMS adalah sarana untuk menyelaraskan
langkah kebijakan dan sasarn perusahaan dengan sasaran
individu sehingga terjadi kesepakatan besrama antara karyawan
yang dinilai dengan atsaan langsung/pejabat penilai mengenai
20
KPI individu. PMS adalah aplikasi yang berbasis internet yang
dapat diakses oleh semua orang.
Kepada setiap karyawan dilakukan penilaian Key
Performance Indicator (KPI) individu yang dilaksanakan secara
obyektif dan bersifat kuantitatif serta terukur yang digunakan
sebagai salah satu kriteria dari pola karir. Ketentuan mengenai
tata cara penilaian key performance indicator (KPI) individu
diatur lebih lanjut dengan keputusan Direksi.
3) Sistem Upah
Sistem upah pada PT Angkasa Pura II sebagai berikut:
Perusahaan menaikkan gaji dasar karyawan pada setiap awal
bulan januari sekurang-kurangnya sebesar 5%
Karyawan yang mendapat pengakuan tingkat Pendidikan
yang lebih tinggi dari tingkat Pendidikan terkahir, gaji
dasarnya langsung disesuaikan dengan besaran gaji sesuai
golongan Pendidikan yang baru
Insentif prestasi
Tunjangan uang transportasi
Tunjangan uang makan
Tunjangan license & rating
Tunjnagan kesejahteraan keluarga
Tunjangan khusus
Tunjangan cuti
Sumbangan uang sewa rumah dan tunjangan perumahan
akhir masa tugas
Jaminan social tenaga kerja (Jamsostek) atau badan
penyelenggara jaminan social (BPJS) ketenagakerjaan
Tunjangan hari tua dan manfaat pension
Insentif produksi
21
Pakaian seragam dinas dan pakaian olahraga
Sumbangan perkawinan, kelahiran, dan kematian
22
Selain itu, juga mengikutsertakan seluruh karyawan
beserta keluarga pada program Jaminan Kesehatan Nasional
pada BPJS Kesehatan pemberian fasilitas-fasilitas bagi setiap
karyawan, bantuan biaya , bantuan beaasiswa, bantuan musibah
dan bencana alam, rekreasi dan tanda penghargaan.
2) Proses Konsultasi
Proses konsultasi yang dilakukan oleh perusahaan
sangatlah baik karena proses yang dilakukan secara
kekeluargaan tanpa public harus tahu, hal ini dibuktikan dengan
tidak adanya berita-berita terkait permasalahan anatara
karyawan dan perusahaan.
Siagian (2004:123) mengatakan bahwa konsultasi proses
ada kesamaannya dengan pelatihan kepekaan sebelumnya yang
telah dijelaskan, konsultasi proses jjuga berangkat dari asumsi
bahwa efektivitas sebuah organisasi masih dapat ditingkatkan
antara lain melalui penyelesaian masalah yang bersifat
interpersonal dan penekanan pda keterlibatan.
Menurut Schein (Thoha, 2003:189) proses konsultasi itu
merupakan serangkaian kegiatan sebagai bagian dari tugas
konsultan yang membantu klien memahami persoalannyan dan
23
melakukan perbaikan berdasarkan situasi lingkungan yang
dihadapi oleh klien.
4) Pembentukan Tim
Mulai dari recrutmen dan penempatan pegawai sesuai
dengan kemampuan dilakukan oleh pihak perusahaan.
24
b. Strategic inteventions
1) Rencana strategis
Rencana yang dilakukan oleh perusahaan sudah sangat
matang hal ini terbukti dari banyaknya diluncurkan aplikasi
aplikasi digital yang membantu kinerja perusahaan.
2) Aliansi
Membangun aliansi dan memperluasnya sangat penting
dilakukan dalam perjalanan sebuah organisasi.
a) Angkasa Pura II memiliki 3 (tiga) entitas anak
b) Angkasa Pura II memiliki 3 (tiga) entitas Asosiasi
3) Perubahan Budaya
Tranformasi budaya yang dilakukan oleh PT Angkasa
Pura II sudah baik dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti
Aksiku, Think, dan Festifal budaya. Menurut Peter F. Drucker
(Umam, 2010:128), budaa organisasi adlah pokok penyelesaain
masalsah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaanya
dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang
mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang
tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terhadap
masalah-masalah terkait.
25
5) Pembelajaran Organisasi dan Pengembangan Manajemen
PT Angkasa Pura II selalu melaksanakan kegiatan atau
program pelatihan kepada setiap karyawan dalam
pengembangan manajemen. Pembelajaran organisasi saat ini
dilakukan dengan modern yang berbasis teknologi.
c. Technostruktural Interventions
1) Desain Struktur
Menurut Wursanto (2005:107), struktur adalah cara
bagaimana sesuatu disusun sesuatu yang ada dalam organisasi
adalah pekerjaan-pekerjaa, dan pekerjaa-pekerjaan dalam
organisasi itu saling berhubungan.
2) Downsizing (perampingan)
Pengurangan atau perampingan jumlah karyawan atau
anggota organisasi dapat terjadi karena beberapa sebab, seperti
anggota yang meinggal dunia, resign atau pensiun. Oleh sebab
itu, dengan adanya perampinangan, sebaiknya organisasi dapat
mengganti anggota-anggota tersebut dengan anggota lain yang
sesuai dengan kreteria dengan cara seleksi atau bahkan yang
lebih baik dari anggota sebelumnya.
26
d. Human Resources Management Interventions
1) Pengaturan Tujuan
Pengaturan tujuan sama halnya seperti mengatur tujuan
organisasi dengan baik. Pengaturan tujuan berguna sebagai
pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya.
PT. Angkasa Pura dalam melaksanakan Program GCG memiliki
aturan-aturan agar pelaksanaan GCG berjalan dengan baik.
2) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan untuk melihat kinerja pada
karyawan, hal ini juga telah dilakukan oleh PT Angkasa Pura II
yang melakukan penilaian kinerja kepada setiap Karyawan
Angkasa Pura II.
3) Sistem Upah
PT. Angkasa Pura II telah memberikan Sistem upah yang
bisa dikatakn telah adil karena telah memberikan upah kepada
karyawan sesuai Tupoksi masing-masing karyawan.
27
6) Stress dan kesehatan karyawan
Hal-hal yang menyangkut karyawan sudah menjadi
prioritas perusahaan dan terbukti perusahaan dengan baik selain
melayani konsumen tetapi juga melayani karyawannya agar
karyawan dapat bekerja dengan baik Untuk kesehatan dan
keselamatan kerja, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya
bahwa Perushaan memberikan tunjangan fasilitas pelayanan
kesehatan dan mengikutsertakan seluruh karyawan beserta
keluarganya pada Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS
Ketenagakerjaan) yang meliputi Jaminan Hari Tua, Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
Selain itu, juga mengikutsertakan seluruh karyawan
beserta keluarga pada program Jaminan Kesehatan Nasional
pada BPJS Kesehatan pemberian fasilitas-fasilitas bagi setiap
karyawan, bantuan biaya , bantuan beaasiswa, bantuan musibah
dan bencana alam, rekreasi dan tanda penghargaan.
28
III. PENUTUP
Kesimpulan
PT. ANGKASA PURA II merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan
dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat yang
bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang
jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan
pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktis tata
kelola perusahaan yang baik, dengan harapan dapat menghasilkan produk
dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan masyarakat.
Dengan Visi “The Best Smart Connected Airport Operator In The
Region” yang memiliki makna bahwa bandara-bandara yang dikelola
Angkasa Pura II menjadi bandara yang terhubung ke banyak rute atau tujuan
baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai dengan status masing-masing
bandara (bandara domestik/internasional). Connecting time dan connecting
process baik untuk penumpang maupun barang harus bisa berjalan dengan
mudah dan tanpa sekat. Bandara-bandara APII juga sepenuhnya menjadi
bandara yang pintar (smart) dengan memanfaatkan teknologi modern.
Region yang dimaksud dalam visi adalah Asia. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa visi Angkasa Pura II adalah menjadi bandara dengan konektivitas
tinggi ke banyak kota atau negara dan mempergunakan teknologi modern
yang terintegrasi dalam operasional bandara dan peningkatan pelayanan
penumpang.
Manajemen PT. Angkasa Pura II (persero) mengimplementasikan
konsep Transformasi Digital dalam memberikan pelayanan di 15 Bandara
yang dikelola.
Sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi “ The Best Smart
Connected Airport Opretaor in The Region”, Angkasa Pura II berkeyakinan
bahwa diperlukan tranformasi budaya kerja secara menyeluruh dalam proses
pengelolaan kebandarudaraan. Dalam menjawab tuntutan perubahan
29
industrial yang mengedepankan teknologi berbasis digital, manajemen
Angkasa Pura II mengadopsi dan mengimplementasikan digital
transformation
Direktur PT Angkasa Pura II Awaluddin mengatakan bahwa program
Trasformasi Digital merupakan tantangan dan bukanlah hambatan, karena
pada era sebelumnya para pendahulu hanya focus kepada Hard
infrastructure saja Kalau melihat perjalanan bandara itu, pada era sebelum
abad 20 sampai sekarang, era ini merupakan era kombinasi antara hard dan
soft infrastructure.
Bandara yang sudah bagus ini harus diperkaya dengan soft
infrastructure, sehingga bisa memberi nilai tambah yang berlipat. Angkasa
Pura II memilih digitalisasi infrastruktur. Itulah mengapa Awaluddin hadir
dengan konsep itu.
30
IV. DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Moekijat. 2005.Pengembangan Organisasi. Bandung: Penerbit
Mandar Maju.
Siagian, Sondang P. 2004. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Thoha, Miftah. 2003. Pembinaan Organisasi, Proses Diagnosa dan
Intervensi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Umam, Khaerul. 2012. Perilaku Organisasi. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Wursanto.2005. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Penerbit
ANDI Yogyakarta.
Dokumen:
Annual Report PT Angkasa Pura II tahun 2017
Website:
https://www.angkasapura2.co.id
marketeers.com
31