Peningkatan Peran Perempuan Bagi Pendapa 42205ccb
Peningkatan Peran Perempuan Bagi Pendapa 42205ccb
2, September 2006
ABSTRACT
This research was aimed to analyze the economy contribution from woman workers to their family
income, and the influence of work hours, age and family burden to their income. This research was also to
find out the development strategy for woman workers in micro and small industry area, especially in Pliken
Village.
The result first, the income from woman workers give large contribution to their family income. Their
income is needed to affix their husband income. In fact, there are many woman workers who have higher
income. So it can be conclude that their income is more dominant to fulfill their family needs than their
husband income.Work hours, age and family burden have influence to the family income. Work hours and
age have positive influence, while family burden has negative influence. Work hours variable is the most
influential variable to income. The low income is caused by short work hours. It is only 2 – 3 hours a day.
It is find out also that the moulded soya bean industry is relative near with the city. It will make easier
in marketing term. But, caused of its small scale business, the business cannot get the sufficient credit
access.
Key words: economy contribution, income and small scale moulded soya bean industry
99
Peningkatan Peran Perempuan..... (Ratna S, Barokatuminalloh)
100
EKO-REGIONAL, Vol 1, No.2, September 2006
oleh pendapatan suami yang rendah, keinginan Dari tabel 12.1 dapat diketahui bahwa
untuk memperbaiki taraf hidup dan untuk pendapatan tenaga kerja perempuan relatif
membiayai anak-anak. Menurut penelitian yang dominan dalam perekonomian keluarga bahkan
dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (dalam sebanyak 22 orang atau 36,67 persen dapat
Tarmizi dan Siwar, 2002: 60), diketahui bahwa dikatakan pendapatan mereka lebih dominan dari
pendapatan suami yang rendah merupakan faktor pendapatan suami. Hal ini disebabkan karena
utama yang mendorong isteri untuk bekerja, pendapatan yang diperoleh suami juga rendah
terutama bagi wanita dari keluarga miskin. (rata-rata berada pada kisaran Rp 300.000,-
Hasil penelitian yang dilakukan oleh PBB sampai dengan Rp 400.000,- per bulan). Sebagian
sama dengan hasil penelitian ini. Berdasarkan hasil besar pekerjaan dari suami responden adalah
penelitian diketahui bahwa pendapatan tenaga sebagai buruh batu bata, yang upah hariannya
kerja perempuan sangat berarti di dalam juga rendah.
menambah atau bahkan sebagai penyumbang Dari hasil wawancara juga diperoleh hasil
terbesar pendapatan keluarga. Temuan ini bahwa yang bertanggung jawab terhadap
menunjukkan bahwa peranan isteri demikian ekonomi keluarga adalah suami dan isteri. Para
penting, mereka akan mengurangi waktu suami berpendapat bahwa apabila isteri tidak ikut
istirahatnya untuk bekerja di luar rumah. Besarnya bekerja akan terjadi penurunan pendapatan
perbandingan antara pendapatan istri dan suami sebesar 50 persen dan para isteri juga menyatakan
dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan besarnya bahwa mereka menyumbang terhadap ekonomi
sumbangan pendapatan tenaga kerja perempuan keluarga sebesar 50 persen.
terhadap pendapatan keluarga dapat dilihat pada Persepsi suami dan pendapat istri
tabel 12.1. merupakan kenyataan bahwa peranan isteri dalam
pemberdayaan ekonomi keluarga tidak dapat
Tabel 12.1. Sumbangan Pendapatan Tenaga diremehkan dan peranannya besar.
Kerja Perempuan terhadap Pendapatan
Keluarga 2. Pengaruh Jam Kerja, Umur dan Jumlah
Tanggungan terhadap Pendapatan Tenaga
Skala Jumlah Kerja Perempuan di Industri Tempe Pliken
Sumbangan Orang Persen Sebelum digunakan untuk prediksi maka
<10% 3 5,00 koefisien hasil estimasi model harus diuji
stabilitasnya. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
10-19% 3 5,00
apakah koefisien hasil estimasi bersifat stabil atau
20-29% 3 5,00 tidak sepanjang periode pengamatan. Apabila
30-39% 7 11,67 bersifat stabil maka model tersebut dapat
40-49% 4 6,67 digunakan untuk peramalan, sedangkan apabila
50-59% 4 6,67 tidak stabil maka model tersebut tidak dapat
60-69% 4 6,67 digunakan untuk peramalan. Uji ini dilakukan
70-79% 4 6,67 dengan menggunakan uji CUSUM. Hasilnya
80-89% 4 6,67 adalah sebagai mana pada gambar 12.1. Dari
90-99% 2 3,33 gambar ini dapat dikatakan bahwa koefisien hasil
>100% 22 36,67 estimasi stabil sepanjang periode pengamatan
karena garis yang menunjukkan kestabilan masih
60 100,00
berada di dalam batas.
30
20
10
-10
-20
-30
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
CUSUM 5% Significance
101
Peningkatan Peran Perempuan..... (Ratna S, Barokatuminalloh)
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dihasilkan. Mereka rata-rata bekerja hanya pada
dilakukan, diperoleh koefisien determinasi saat pekerjaan rumah tangga di rumah sudah
berganda (R2) sebesar 0,64; sedangkan koefisien selesai dikerjakan sehingga dalam bekerja tidak
korelasi (R) sebesar 0,80. Parameter a sebesar - optimal. Apabila jam kerja dapat ditambah maka
986513,9; parameter b1 sebesar 8186,109; output yang dihasilkan juga akan bertambah, yang
parameter b2 sebesar 19029,85 dan parameter b3 selanjutnya akan menambah pendapatan. Namun,
sebesar -79969,69. kebanyakan tenaga kerja perempuan yang menjadi
Parameter koefisien regresi yang bertanda responden menyatakan bahwa mereka sudah
positif (+) berarti setiap perubahan suatu variabel cukup puas dengan hasil yang didapat sekarang,
independen, dimana variabel independen lainnya dengan alasan pekerjaan yang mereka lakukan
tetap (tidak mengalami perubahan) menyebabkan tidak membutuhkan banyak waktu dan mereka
terjadinya perubahan pada variabel dependen yang merasa bahwa pekerjaan mereka hanya sebagai
searah dengan perubahan variabel independen tambahan pendapatan bagi keluarga. Walaupun
tersebut. Sebaliknya, parameter koefisien regresi pada kenyataannya pendapatan suami juga masih
yang bertanda negatif (-) berarti setiap perubahan rendah yaitu rata-rata Rp 300.000,- sampai Rp
suatu variabel independen, dimana variabel 500.000,- sebulan. Sikap menerima membuat para
independen lainnya tetap (tidak mengalami tenaga kerja perempuan ini menjadi pasrah pada
perubahan) menyebabkan terjadinya perubahan keadaan sehingga tidak peduli pada besarnya
pada variabel dependen yang tidak searah pendapatan yang diperoleh.
(berbanding terbalik) dengan perubahan variabel Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
independen tersebut. yang dilakukan oleh Yuliana (2001: 91) yaitu
Hasil regresi linear berganda dapat dilihat variabel besarnya upah berpengaruh positif
pada tabel berikut ini: terhadap jam kerja tenaga kerja perempuan di
sektor pertanian. Semakin besar waktu yang
Tabel 12.2. Hasil Regresi Linear Berganda dialokasikan untuk bekerja maka pendapatan yang
diterima akan semakin besar.
Variabel Koefisien Reg t-test Koefisien regresi umur atau usia tenaga
kerja perempuan sebesar 19029,85 yang berarti
Jam kerja 8186,109 8,77
bahwa kenaikan umur sebesar 1 satuan, dimana
Umur 19029,850 2,24
variabel independen yang lain tetap (tidak
Jmlh Tanggungan -79969,99 -1,83
mengalami perubahan) akan menyebabkan
Konstanta = -986513,9 F-statistik= 33,14
meningkatnya pendapatan sebesar 19029,85. Ini
AdjR2 = 0,64 R = 0,8
berarti bahwa usia berpengaruh positif terhadap
pendapatan. Umur dari hasil perhitungan
Berdasarkan pengolahan data diperoleh
berpengaruh secara signifikan terhadap
persamaan regresi estimasi sebagai berikut:
pendapatan yang diperoleh tenaga kerja
perempuan dengan a = 5%.
Ŷ = -986513,9 + 8186,109X1 + 19029,85X2 - 79969,69X3
Usia tenaga kerja perempuan yang menjadi
responden berada dalam rentang usia 15 sampai
Dari tabel 2, dapat dilihat bahwa koefisien 60 tahun, namun sebagian besar berusia 30-an
regresi dari jam kerja sebesar 8186,109 yang berarti tahun. Walaupun dari regresi maupun secara teori
bahwa kenaikan jam kerja sebesar 1 satuan, diperoleh hasil bahwa semakin tua usia, sejalan
dimana variabel independen yang lain tetap (tidak dengan bertambahnya pengalaman kerja, maka
mengalami perubahan) akan menyebabkan akan meningkatkan produktivitas. Peningkatan
meningkatnya pendapatan sebesar 8186,109. Ini produktivitas ini selanjutnya akan meningkatkan
berarti bahwa jam kerja berpengaruh positif pendapatan. Namun, sebenarnya usia di dalam
terhadap pendapatan. Bertambahnya jam kerja industri tempe ini tidak terlalu berpengaruh karena
akan menyebabkan naiknya pendapatan. Jam kerja sebagian besar pekerjaan responden adalah
dari hasil perhitungan berpengaruh secara sebagai pembungkus tempe sehingga tidak terlalu
signifikan terhadap pendapatan yang diperoleh diperlukan pengalaman. Apalagi pendidikan para
tenaga kerja perempuan dengan a = 5%. tenaga kerja ini juga masih rendah yaitu sebagian
Jam kerja di industri rumah tangga tempe besar hanya tamat sekolah dasar.
Pliken relatif masih rendah sehingga pendapatan Koefisien regresi jumlah tanggungan
yang diperoleh juga rendah. Rata-rata jam kerja sebesar -79969,69 yang berarti bahwa kenaikan
para tenaga kerja tersebut adalah 3 - 4 jam sehari, jumlah tanggungan sebesar 1 satuan, dimana
bahkan bagi tenaga kerja yang bertugas sebagai variabel independen yang lain tetap (tidak
pembungkus tempe hanya bekerja dalam rentang mengalami perubahan) akan menyebabkan
waktu 1 – 2 jam sehari, dengan upah per hari menurunnya pendapatan sebesar -79969,69. Ini
hanya sekitar Rp 2.000,- sampai Rp 3.000,- atau berarti bahwa jumlah tanggungan berpengaruh
tergantung pada banyaknya bungkusan yang negatif terhadap pendapatan. Semakin besar
102
EKO-REGIONAL, Vol 1, No.2, September 2006
103
Peningkatan Peran Perempuan..... (Ratna S, Barokatuminalloh)
untuk akses ke sektor perbankan turut ii. Jam kerja tenaga kerja wanita pengrajin
memberikan andil rendahnya omzet dan tempe dalam 1 bulan antara rentang 30
perluasan usaha. sampai 300 jam. Sebagian besar tenaga
ii. Pembinaan ketrampilan yang pernah kerja wanita (52%) memiliki total jam kerja
diberikan oleh lembaga dan pendidikan tinggi dalam satu bulan kurang dari 100 jam,
belum efektif. Hal ini dapat terlihat dari dengan rata-rata mean untuk total tenaga
rendahnya jumlah dan variasi produksi yang kerja wanita adalah 135 jam per bulan. Rata-
monoton serta ketidakmampuan warga rata jam kerja sehari 3,4 jam. Dilihat dari sisi
untuk mengembangkan usaha dengan lebih produktifitas, angka jam kerja ini
besar lagi. menunjukkan produktifitas kerja yang relatif
iii. Koperasi yang efisien dalam mewadahi rendah.
kebutuhan pendanaan maupun sarana iii. Rasio total penduduk berpendidikan dasar
kerjasama antar pengrajin tempe belum ada. menengah sebesar 39% dan berpendidikan
Peluang/Kesempatan tinggi 10%. Sedangkan rasio wanita
i. Adanya perhatian dari pendidikan tinggi dan berpendidikan dasar menengah 30%. Angka
lembaga atau institusi yang berminat untuk ini mencerminkan pendidikan wanita relatif
meningkatkan kemampuan usaha pengrajin lebih rendah daripada pria.
tempe Pliken. iv. Pada umumnya, tenaga kerja wanita
Strategi pengrajin tempe Pliken merupakan golongan
i. Upaya pembinaan saat ini belum cukup ekonomi lemah. Dukungan pendapatan
mampu untuk meningkatkan kemampuan keluarga dari sisi suami rendah, dimana
usaha pengrajin tempe. Pemerintah maupun sebagian besar pekerjaan suami (47%)
lembaga pendidikan tinggi dituntut untuk adalah buruh.
mengupayakan metode pembinaan yang v. Sumbangan pendapatan bagi pendapatan
lebih efektif. Informasi mengenai bantuan total keluarga keluarga antara 11% sampai
permodalan dan akses pada lembaga 100%) dengan rata-rata mean 44%, median
keuangan perlu diberikan untuk 43%, modus 50%.
meningkatkan minat pengembangan usaha. vi. Pendapatan kotor tenaga kerja wanita tidak
ii. Koperasi usaha yang mewadahi kebutuhan seragam antara tk 1 dengan yang lain,
simpan pinjam maupun sarana untuk dengan rentang antara Rp.45.000 (pekerja)
melakukan kerjasama antar pengrajin perlu sampai 7.310.000 (pemilik usaha). Rata-rata
dibentuk. pendapatan mereka Rp.495.608
(sd=969,711). Nilai median Rp 273.750.
2. SWOT pada Faktor Kependudukan dan vii. Jumlah tanggungan keluarga antara 0
Faktor Ketenagakerjaan Wanita sampai 10 orang, rata-rata mean 3 orang.
Kekuatan Dengan tingkat pendapatan yang rendah
i. Rasio penduduk usia produktif dengan total (dibawah UMK) dan tenaga kerja wanita
penduduk adalah 64%. penduduk umur memiliki tanggungan beban keluarga rata-
produktif mempunyai potensi besar dalam rata 3 orang, hal ini mencerminkan
penyediaan tenaga kerja dan dapat dijadikan kemampuan konsumsi yang rendah pula.
sebagai penggerak pengembangan Peluang/Kesempatan
perekonomian daerah. i. Perkembangan pembangunan daerah dan
ii. Sembilan puluh lima persen dari pengrajin di kemajuan dunia pendidikan menuntut
Pliken merupakan pengrajin tempe. partisipasi warga untuk meningkatkan
Penduduk yang mempunyai mata keahlian, ketrampilan dan pendidikan.
pencaharian sebagai petani dan buruh tani Kondisi ini memicu para tenaga kerja wanita
hanya sebanyak 491 jiwa dan 418 jiwa. di wilayah pliken, terutama generasi yang
iii. Jumlah suami tanpa kerja dari wanita sedang atau akan menempuh pendidikan,
pengrajin tempe cukup sedikit. Jumlah suami untuk meningkatkan kemampuannya.
menganggur tersebut sebanyak 2%. Dengan Tersedianya prasarana pendidikan dan
peran wanita sebagai istri adalah mayoritas sekolah ketrampilan yang memadai di
sebagai pendukung ekonomi keluarga, bukan wilayah Purwokerto dapat menjadi akses
sebagai sumber utama pencari nafkah untuk para tenaga kerja wanita muda untuk
keluarga. meningkatkan pendidikannya.
Kelemahan ii. Tuntutan kesetaraan gender menuntut
i. Total penduduk bekerja 2.510 jiwa (49% dari semakin tingginya peran wanita dalam
total penduduk usia produktif). Angka ini perekonomian. Bagi pekerja pliken, semakin
mencerminkan pula tingkat pengangguran terbukanya peluang kerja bagi wanita akan
tenaga kerja usia produktif mencapai 51%. membuka peluang yang lebih besar bagi
mereka dalam interaksi ekonomi untuk
104
EKO-REGIONAL, Vol 1, No.2, September 2006
105
Peningkatan Peran Perempuan..... (Ratna S, Barokatuminalloh)
106
EKO-REGIONAL, Vol 1, No.2, September 2006
Suseno, T.W., Firma Sulistyowati & Dionysius ___________, 2004, Pembangunan Ekonomi di
Desembriarto, 2005, Reposisi Usaha Mikro, Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Erlangga,
Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Jakarta.
Nasional, Penerbit Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. World Bank, 2001, Attacking Poverty, World
Development Report 2000/2001, Oxford
Tarmizi, N., & Chamhuri Siwar, 2002, Keikutsertaan University Press, New York.
Wanita dalam Ekonomi Keluarga: Kasus
Propinsi Sumatera Selatan Indonesia, Jurnal Yuliana, S., 2001, Faktor-Faktor yang
Kajian Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1, Mempengaruhi Alokasi Waktu Kerja Wanita
Februari 2002, hal 58-72. Petani (Kasus Peserta dan Non Peserta
Todaro, M.P., 2003, Economic Development, Eight Program Perhutanan Sosial), Jurnal Kajian
Edition, Addition Wesley Longman Inc, New Ekonomi dan Bisnis, Vol. 3 No. 2, hal 73-84.
York.
107