Anda di halaman 1dari 25

Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 151

URGENSI KETENTUAN ZONASI PASAR TRADISIONAL DENGAN


PASAR MODERN PADA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA
NOMOR 1 TAHUN 2010 DALAM ASPEK HUKUM PERSAINGAN
USAHA

Oleh
Oemar Moechtar*

Abstrak
Salah satu bidang usaha yang paling banyak diminati pelaku usaha saat ini adalah
bidang ritel, kenyataan tersebut ditandai dengan bermunculannya toko-toko modern
seperti minimarket, supermarket, department store dan hypermarket. Penetrasi pasar
modern di kota Surabaya membawa dampak buruk bagi pelaku usaha di pasar tradisional
dan pedagang-pedagang menengah ke bawah yang mayoritas bermodal kecil. Semakin
tinggi jumlah pasar modern di Surabaya akan menyebabkan semakin termarginalkannya
pasar tradisional di Surabaya. Diperlukan suatu aturan khusus mengenai zonasi antara
pasar modern dan pasar tradisional, agar tercipta suatu persaingan usaha yang sehat,
serta untuk mewujudkan sinergi yang saling memerlukan dan memperkuat antara pasar
tradisional dengan pasar modern agar dapat tumbuh berkembang lebih cepat sebagai
upaya terwujudnya tata niaga dan pola distribusi yang mantap, lancar, efisien dan
berkelanjutan. Pemerintah kota Surabaya telah mengatur mengenai masalah antara
pasar modern dengan pasar tradisional dalam Peraturan Daerah kota Surabaya Nomor
1 Tahun 2010, namun materi muatan dalam Peraturan Daerah kota Surabaya Nomor 1
Tahun 2010 tersebut dinilai berpihak kepada peritel besar (pasar modern) dibandingkan
dengan pelaku usaha pasar tradisional.

Keywords: Zonasi, Pasar Tradisional usaha-usaha pemanfaatan lahan. Salah satu


– Pasar Modern, Peraturan Daerah kegiatan yang produktif adalah kegiatan
Kota Surabaya Nomor 1 Tahun
2010. perdagangan. Meningkatnya kebutuhan
masyarakat dewasa ini merupakan alasan
Pendahuluan utama bagi pelaku usaha1 untuk tetap
bertahan dalam dunia bisnis. Pelaku usaha
Perkembangan suatu kota sangat
selalu mencari cara untuk dapat memiliki
erat kaitannya dengan perubahan pola
pemanfaatan lahan. Meningkatnya *
Kantor Notaris Tandyo Hasan, oemar.office@
yahoo.com
pertumbuhan penduduk mengakibatkan 1
  Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau
badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau badan
meningkatnya permintaan lahan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
untuk melakukan berbagai kegiatan, kegiatan di wilayah hukum negara Republik Indonesia,
baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian,
dimana pengguna lahan akan berusaha menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang
ekonomi. (Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang
memaksimalkan pemanfaatan lahan yang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
tercermin dari semakin meningkatnya Sehat, LN tahun 1999 No. 33, TLN No. 3817, ps. 1 ayat
5)
152 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

posisi yang menguntungkan bagi usahanya. ,department store5, hypermarket6


Pelaku usaha harus dapat bersaing secara ataupun grosir yang berbentuk perkulakan
sehat dengan pelaku usaha yang lain yang memiliki jaringan global yang berdiri
agar dapat bertahan dalam pasar yang diberbagai wilayah kota Surabaya sejak
bersangkutan. beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2009,
Tempat untuk memenuhi kebutuhan tercatat lebih dari 210 minimarket tersebar
masyarakat kebutuhan sehari-hari tersebut di 31 kecamatan di Surabaya. Artinya rata-
umumnya adalah di pasar tradisional. rata di setiap kecamatan terdapat tujuh
Pasar tradisional dengan ciri khasnya yaitu minimarket. Jumlah tersebut belum termasuk
terdapat proses tawar-menawar antara supermarket maupun hypermarket yang
penjual dengan calon pembeli walaupun mecapai 10 gerai. Pada tahun 2010, jumlah
terkadang banyak ditemukan di beberapa tersebut terus bertambah seiring semakin
wilayah di Indonesia bahwa fasilitas di pasar gencarnya pembangunan mall-mall baru di
tradisional cenderung kumuh, gerah dan kota Surabaya7.
tidak memberikan suasana yang nyaman Perlu juga dicermati pola sebaran
bagi konsumen yang berbelanja di pasar minimarket dan supermarket tersebut
tradisional. Pesatnya proses modernisasi, sangat tampak tidak terkendali. Di kawasan
industrialisasi, komersialisasi dan edukasi Surabaya Selatan, misalnya, berdiri 48
yang terpusat di kota-kota besar telah menjadi persen di antara keseluruhan pasar modern
faktor penggerak perubahan dan penarik di Surabaya. Hal itu mengindikasikan bahwa
arus urbanisasi dan migrasi penduduk di tidak ada regulasi yang mengatur sebaran
daerah Indonesia. Kota menjanjikan bagi pasar modern agar terdistribusi secara
penduduk yang tinggal di daerah pedesaan seimbang. Dengan kata lain, pertumbuhan
atau di daerah lain di Indonesia2. pasar modern di Surabaya bergerak begitu
Perkembangan Surabaya menjadi kota tidak terkendali8.
metropolis telah menarik para pelaku usaha Tersebarnya toko-toko modern yang
untuk mengoperasikan pusat perbelanjaan tidak teratur ini, dapat menyebabkan
dan pasar modern seperti supermarket
pelayanan mandiri;
maupun hypermarket. Kenyataan itu 5
  Department Store adalah sarana atau tempat usaha
untuk menjual secara eceran barang konsumsi utamanya
ditandai dengan bermunculannya toko-toko produk sandang dan perlengkapannya dengan penataan
modern seperti minimarket3, supermarket4 barang berdasarkan jenis kelamin dan/tingkat usia
konsumen;
2 6
  Jurusan Sejarah Universitas Airlangga, Kota Lama,   Hypermarket adalah sarana atau tempat usaha untuk
Kota Baru: Sejarah kota-kota di Indonesia Sebelum dan melakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumah
Setelah Kemerdekaan, Ombak, Yogyakarta, 2005. h.31 tangga termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok secara
3
  Minimarket adalah sarana atau tempat usaha untuk eceran dan langsung kepada konsumen, yang didalamnya
melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari- terdiri atas pasar swalayan, toko modern dan toko serba ada
hari secara eceran langsung kepada konsumen dengan cara yang menyatu dalam satu bangunan yang pengelolaannya
pelayanan mandiri (swalayan); dilakukan secara tunggal;
4 7
  Supermarket adalah sarana atau tempat usaha   Saiful Arif, “Nasib Pasar Tradisional di Indonesia”,
untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan http://gagasanhukum.wordpress. com/2009/12/, 2009,
rumah tangga termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok diakses pada tanggal 22 Juli 2010.
8
secara eceran dan langsung kepada konsumen dengan cara   Ibid.
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 153

persaingan yang tidak seimbang antara dalam penghitungan tingkat pertumbuhan


pasar tradisional dengan pasar modern yang ekonomi baik pada skala lokal, regional
ternyata pasar modern menjual produk maupun nasional.
yang hampir sama dengan produk dalam Disamping fungsi ekonomi diatas,
pasar tradisional dan bahkan harga produk pasar tradisional juga memiliki beberapa
yang dijual di pasar tradisional relatif lebih fungsi sosial antara lain: pertama, pasar
murah dibawah harga pasaran. Jumlah tradisional merupakan ruang penampakan
pasar tradisional di Surabaya saat ini wajah asli masyarakat yang saling tergantung
tercatat 81 unit pasar, namun semakin hari karena saling membutuhkan. Kedua, pasar
jumlah pedagang dan pembeli dalam pasar tradisional adalah tempat bagi masyarakat
tradisional relatif terus menurun. terutama dari kalangan bawah untuk
Pasar tradisional jika dikaji secara melakukan interaksi sosial dan melakukan
jernih, memang memiliki beberapa fungsi diskusi informal atas segenap permasalahan
penting yang tidak dapat digantikan begitu yang sedang mereka hadapi.
saja oleh pasar modern. Setidaknya ada Kehadiran pasar modern di wilayah
empat fungsi ekonomi yang sejauh ini perkotaan di Indonesia memberikan
dapat diperankan oleh pasar tradisional implikasi negatif dari aspek fisik,
yaitu pertama pasar tradisional merupakan lingkungan, transportasi, sosial dan ekonomi9
tempat dimana masyarakat berbagai lapisan . Keberadaan pasar modern ternyata mampu
memperoleh barang-barang kebutuhan munyulut gejolak sosial dari pedaganng
harian dengan harga yang relatif terjangkau, pasar tradisional akibat menurunnya minat
karena memang sering kali relatif lebih masyarakat untuk berbelanja di pasar
murah dibandingkan harga yang ditawarkan tradisional. Keberadaan pasar tradisional
pasar modern. Dengan kata lain pasar di perkotaan dari waktu ke waktu semakin
tradisional merupakan pilar penyangga terancam dengan semakin maraknya
perekonomian masyarakat kecil. Kedua, pembangunan pasar modern. Pangsa
pasar tradisional merupakan tempat yang pasar dan kinerja usaha pasar tradisional
relatif lebih bisa dimasuki oleh pelaku menurun, sementara pada saat yang sama
ekonomi lemah yang menempati posisi pasar modern mengalami peningkatan.
mayoritas dari sisi jumlah. Pasar tradisional
Melihat kenyataan tersebut, pasar
jelas jauh lebih bisa diakses oleh sebagian
tradisional dengan pasar modern tidak layak
besar pedagang terutama yang bermodal
disebut sebagai sebuah persaingan, tapi
kecil dari pada pasar modern. Ketiga, pasar
lebih pada praktek dominasi pasar modern
tradisional merupakan salah satu sumber
terhadap pasar tradisional, meskipun kedua
Pendapatan Asli Daerah lewat retribusi
jenis pasar tersebut tetap diangggap sebagai
yang ditarik dari para pedagang tradisional.
persaingan, persaingan tersebut harus
Keempat, akumulasi aktivitas jual beli di
9
  Direktur Jenderal Cipta Karya, Departemen
pasar tradisional merupakan faktor penting Pekerjaan Umum. 2006.
154 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

disebut sebagai persaingan yang sama sekali pasar tradisional dari serangan pasar
tidak sehat (persaingan usaha tidak sehat). modern yang membabi buta sekarang ini.
Indikator dikatakan bahwa persaingan usaha Diantaranya, pertama, menciptakan regulasi
itu tidak sehat yaitu, kembali kepada definisi untuk mengendalikan keseimbangan pasar
persaingan usaha tidak sehat yang diberikan tradisional dengan pasar modern, perizinan
oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 merupakan poin penting dalam hal berdirinya
khususnya Pasal 1 angka 6: suatu pasar. Regulasi perizinan berkaitan
“Persaingan usaha tidak sehat adalah dengan pemenuhan dokumen-dokumen
persaingan antar pelaku usaha dalam administrasi yang meliputi Surat Izin Usaha
menjalankan kegiatan produksi dan Perdagangan (SIUP), Izin Mendirikan
atau pemasaran barang dan atau jasa Bangunan (IMB), Izin Gangguan (Hinder
yang dilakukan dengan cara tidak jujur Ordonantie) serta perizinan khusun lain.
atau melawan hukum atau menghambat Kedua, regulasi penataan. Regulasi
persaingan usaha” ini harus diterapkan bersamaan dengan
Dengan demikian persaingan usaha dokumen-dokumen perizinan. Termasuk
tidak sehat itu adalah setiap kegiatan dalam penataan ini adalah regulasi zonasi
usaha yang mengandung unsur-unsur pasar modern dengan pasar tradisional.
10
: Kebijakan zonasi kawasan saat ini
1. Ada cara yang tidak jujur dalam banyak diterapkan di negara-negara Eropa
kegiatan usaha, baik di bidang seperti Finlandia, Swiss, Swedia dan Bulgaria
produksi maupun pemasaran; yang efektif untuk mereduksi gesekan
antara pasar tradisional dan pasar modern11
2. Cara yang dilakukan itu merupakan
. Terdapat kawasan-kawasan tertentu yang
perbuatan melawan hukum;
memang diperuntukkan bagi pasar modern
3. Perbuatan melawan hukum itu dan pasar tradisional. Namun di Surabaya,
bertujuan untuk meniadakan zonasi kawasan itu tidak diterapkan secara
persaingan; baik. Karena itu tidak heran, banyak
4. Ada unsur perbuatan restrictive trade minimarket di tengah-tengah perkampungan,
practice atau barrier to entry; bahkan langsung berhadap-hadapan dengan
pasar tradisional.
5. Perbuatan itu dilakukan antar sesama
pelaku usaha; Zonasi rasio penduduk perlu juga
dipertimbangkan dalam pemberian izin
pasar modern. Tidak adanya zonasi ini
Pemerintah harus segera melakukan mengakibatkan banyak pasar modern yang
langkah-langkah strategis untuk melindungi menumpuk di wilayah tertentu, sehingga
10
  Elyta Ras Ginting, Hukum Anti Monopoli tidak sebanding dengan pangsa pasar yang
Indonesia(Analisis dan Perbandingan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999), Citra Aditya Bakti, Bandung,
11
2001.   Saiful Arif, op.cit.
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 155

otomatis mematikan pangsa pasar tradisional pasar tradisional.


yang lebih dahulu ada. Proporsi rasio yang Pemerintah dalam hal ini Presiden
dapat dilakukan misalnya: dalam setiap 500 Republik Indonesia telah memberikan
ribu penduduk, hanya dapat dibangun satu solusi untuk mengatasi masalah ini, yaitu
supermarket atau hypermarket dan dua ritel dengan mengeluarkan regulasi pada
minimarket. Tidak seperti yang terjadi saat tanggal 27 Desember 2007 berupa Peraturan
ini, dalam satu kecamatan bisa berdiri empat Presiden Nomor 112 Tahun 2007 Tentang
supermarket atau hypermarket dan 10 hingga Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
15 minimarket, padahal penduduknya tidak Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern.
lebih dari 350 ribu jiwa12. Serta Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Ketiga, regulasi pengawasan dan Presiden tersebut adalah Peraturan Menteri
penegakkan hukum. Ketentuan perizinan Perdagangan Republik Indonesia Nomor:
dan penataan tersebut merupakan konsep 53/M-DAG/PER/12/2007 Tentang Pedoman
normatif yang harus direalisakan di Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
lapangan secara konsisten dan berwibawa. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Pemerintah kota harus memiliki instrument Namun, keberadaan Peraturan Presiden
pengawasan dan penegakan hukum semata- Nomor 112 Tahun 2007 serta Peraturan
mata untuk menciptakan persaingan usaha Menteri Perdagangan Republik Indonesia
yang sehat, adil dan manusiawi. Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2007 yang
Keempat, regulasi pembinaan pasar- diharapkan dapat memberikan “angin segar”
pasar tradisional, dimana pasar tradisional bagi para pelaku ritel tradisional ternyata
harus diberi treatment khusus agar mampu tidak sesegar yang didengungkan, Pasalnya
berkembang dan bersaing dengan pasar isi dari Peraturan Presiden dan Peraturan
modern. Pemerintah harus mempunyai Menteri Perdagangan tersebut masih abu-
program-program pembinaan, misalnya abu, kedua regulasi tersebut tidak mengatur
mengupayakan sumber-sumber alternatif tentang jarak antara toko modern dengan
pendanaan untuk pemberdayaan pasar pasar tradisional secara spesifik.
tradisional sesuai peraturan perundang- Keberadaan Peraturan Presiden
undangan yang berlaku, meningkatkan Nomor 112 Tahun 2007 serta Peraturan
kompetensi pedagang dan pengelola Menteri Perdagangan Republik Indonesia
pasar tradisional, memprioritaskan Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2007 juga
memperoleh tempat usaha bagi pedagang belum mampu memberikan iklim usaha
pasar tradisional yang telah ada sebelum yang kondusif bagi keberlangsungan pasar
dilakukan renovasi atau relokasi pasar tradisional, sehingga banyak ditemukan
tradisioanl, serta mengevaluasi pengelolaan bangunan-bangunan toko modern yang
12
  Apriana Anna, “Pasar Tradisional vs Pasar tidak teratur dan menyebar di berbagai
Modern”, http://apriana-anna.blogspot.com/2010/05/
pasar-tradisional-vs-hypermart.html, diakses pada tanggal wilayah tanpa memperhatikan Rencana
24 Juni 2010.
156 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya yang Bupati Bantul Nomor 34 Tahun 2010,
berlaku selama ini. karena materi muatan dalam Peraturan
Sebagai tindak lanjut dari terbitnya Bupati Bantul Nomor 12 Tahun 2010 juncto
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun Peraturan Bupati Bantul Nomor 34 Tahun
2007 serta Peraturan Menteri Perdagangan 2010 tersebut dapat dinilai lebih pro kepada
Republik Indonesia Nomor: 53/M- pasar tradisional dibandingkan dengan
DAG/PER/12/2007, Pemerintah Kota pasar modern yang ada di kabupaten bantul
Surabaya menerbitkan Peraturan Daerah dan pengaturan mengenai zonasi pasar lebih
Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 terperinci dibadingkan peraturan daerah
tentang Penyelenggaran Usaha di Bidang kota lain yang mengatur hal serupa.
Perdagangan dan Perindustrian, sebagai Arti Penting Zonasi Bagi Persaingan
regulasi untuk mengatasi masalah antara Usaha
pasar tradisional dengan pasar modern.
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Bila kita membicarakan zonasi, pasti
Tahun 2010 tetap tidak dapat mengakomodir yang terlintas dalam pikiran kita adalah jarak.
kepentingan pelaku usaha khususnya pelaku Zonasi berasal dari kata zona, zona adalah
usaha dalam pasar tradisional. Peraturan kawasan atau area yang memiliki fungsi
Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 dan karakteristik lingkungan yang spesifik13
dirasa masih belum memihak kepada rakyat, . Zonasi dalam bahasa Inggris adalah zoning.
sama halnya dengan Peraturan Presiden Zoning merupakan pembagian kawasan ke
Nomor 112 Tahun 2007 serta Peraturan dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi
Menteri Perdagangan Republik Indonesia dan karakteristik semula atau diarahkan
Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2007. bagi pengembangan fungsi-fungsi lain14.

Bertolak dari keberadaan Peraturan Peraturan Zonasi (Zoning Regulation)


Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun dapat didefinisikan sebagai ketentuan
2010, kabupaten bantul juga memiliki yang mengatur tentang klasifikasi, notasi
peraturan daerah serupa atas tindak lanjut dan kodifikasi zona-zona dasar, peraturan
dari diterbitkannya Peraturan Presiden penggunaan, peraturan pembangunan
Nomor 112 Tahun 2007, yaitu Peraturan dan berbagai prosedur pelaksanaan
Bupati Bantul Nomor 12 Tahun 2010 juncto pembangunan15. Peraturan zonasi merupakan
Peraturan Bupati Bantul Nomor 34 Tahun ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang
2010, dimana materi yang terkandung di dan unsur-unsur pengendalian yang disusun
dalam Peraturan Bupati Bantul tersebut lebih untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan
spesifik dan lebih terperinci dibandingkan rencana rinci tata ruang.
dengan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Berdasarkan penjelasan Pasal 36 ayat
Tahun 2010. Penulis dalam hal ini memilih 13
  Ismail Marzuki, “Zoning”, http://imazu.wordpress.
untuk meneliti Peraturan Bupati Bantul com/zoning/, diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.
14
  Ibid
Nomor 12 Tahun 2010 juncto Peraturan 15
  Ibid
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 157

1, Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 . Sedangkan yang dimaksud dengan


tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara persaingan sehat merupakan suatu perjuangan
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor yang dilakukan oleh seseorang atau
68, Tambahan Lembaran Negara Republik kelompok tertentu (kelompok sosial), agar
Indonesia Nomor 4725), menyebutkan memperoleh kemenangan atau hasil secara
bahwa: kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman
Peraturan zonasi berisi ketentuan atau benturan fisik di pihak lawannya.
yang harus, boleh dan tidak boleh Porter menjelaskan cakupan persaingan
dilaksanakan pada zona pemanfaatan yang dapat menjadi landasan fundamental
ruang yang dapat terdiri atas ketentuan bagi kinerja (performance) di atas rata-rata
tentang amplop ruang (koefisien dasar untuk jangka panjang dan dinamakannya
ruang hijau, koefisien dasar bangunan, keunggulan bersaing yang lestari
koefisien lantai bangunan, dan garis (sustainable competitive advantage) dan
sempadan bangunan), penyediaan dapat diperoleh melalui tiga srategi generik17
sarana dan prasarana, serta ketentuan .
lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan Adanya persaingan bagi Pakpahan
ruang yang aman, nyaman, produktif, akan menghindarkan terjadinya konsentrasi
dan berkelanjutan. kekuatan pasar (market power) pada satu atau
Peraturan zonasi mengenai pasar dalam beberapa perusahaan. Ini berarti konsumen
hukum positif di Indonesia antara lain diatur mempunyai banyak alternatif dalam memilih
dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun barang dan jasa yang dihasilkan produsen
2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar yang begitu banyak sehingga harga benar-
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko benar ditentukan oleh pasar permintaan dan
Modern dan Peraturan Menteri Perdagangan penawaran, bukan oleh hal-hal lain.
Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pasar persaingan sempurna (perfect
Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar competition) adalah sebuah jenis pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan dengan jumlah penjual dan pembeli yang
Toko Modern sebagai juklak (Petunjuk sangat banyak dan produk yang dijual
Pelaksanaan) dari Peraturan Presiden Nomor bersifat homogen. Harga terbentuk melalui
112 Tahun 2007. mekanisme pasar dan hasil interaksi antara
Persaingan adalah usaha penawaran dan permintaan sehingga
memperlihatkan keunggulan penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat
masing-masing yang dilakukan oleh mempengaruhi harga dan hanya berperan
17
  Johnny Ibrahim, Hukum Persaingan Usaha,
perseorangan (perusahaan, negara) Filosofi, Teori, dan Imlikasi Penerapannya di Indonesia,
Bayumedia Publishing, Malang, 2006, h.103, dikutip dari
pada bidang perdagangan, produksi Michael E. Porter, Competitive Advantage, Creating
dan persenjataan dan sebagainya16 and Sustaining Superior Performance Edisi Indonesia:
Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan
16
  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Kinerja Unggul, alih bahasa: Agus Dharma dkk., Erlangga,
Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1989, h.767. Jakarta, 1993, hlm. 10-11.
158 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

sebagai penerima harga (price taker). Barang Hal inilah yang menjadi pertimbangan
dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat investor asing untuk masuk kedalam
homogen dan tidak dapat dibedakan, semua jalur perdagangan di Indonesia, sehingga
produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat banyak bermunculan toko modern berupa
membedakan apakah suatu barang berasal minimarket, supermarket, department store
dari produsen A, produsen B atau produsen dan hypermarket. Toko modern ini jumlahnya
C, oleh karena itu, promosi dengan iklan semakin tahun semakin bertambah dan
tidak akan memberikan pengaruh terhadap tersebar hampir diluruh pelosok daerah.
penjualan produk. Untuk mengatasi masalah ini, pada
Dengan adanya zonasi ini bagi akhir tahun 2007 pemerintah melakukan
persaingan usaha adalah seolah-olah intervensi kebijakan melalui Peraturan
tiap pelaku usaha memiliki “wilayah Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang
pasar”nya sendiri, agar pelaku usaha dalam Penataan dan Pembinaan pasar tradisional,
menjalankan usahanya dapat menjadi mitra pusat perbelanjaan dan toko modern. Pasal 3
usaha yang baik dan antar pelaku usaha dapat ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun
menjalankan usahanya dengan persaingan 2007 menyebutkan bahwa lokasi pendirian
yang sehat (fair trade) tanpa adanya unsur toko modern wajib mengacu pada Rencana
saling mematikan antar pelaku usaha. Dari Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan
adanya persaingan sehat ini diharapkan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota,
akan terciptanya pasar persaingan termasuk peraturan zonasinya. Dalam hal ini
sempurna (perfect competition) yang jauh Pemerintah Pusat menyerahkan kewenangan
dari usaha pelaku usaha menguasai pasar mengenai kewilayahan kepada Pemerintah
yang bersangkutan dengan cara yang non- Daerah. Propinsi Jawa Timur menerbitkan
fair. Mengenai pentingnya zonasi dalam Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2008
suatu persaingan usaha dapat diilustrasikan tentang Perlindungan, Pemberdayaan Pasar
dengan bagan di bawah ini: Tradisional dan Penataan Pasar Modern di
Jawa Timur. Isinya antara lain mengatur
Ketentuan Persaingan Pasar Persaingan
yang sehat sempurna
mengenai
zonasi Pasar (fair Trade) (perfect tentang lokasi pendirian pasar modern yang
competition)
wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang
Bagan I: Ilustrasi Pentingnya Zonasi bagi Wilayah Kabupaten/Kota dan Rencana
Persaingan Usaha Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota,
Penerapan Peraturan Zonasi dalam termasuk peraturan zonasinya. Dalam hal
Peraturan Daerah ini pemerintah Propinsi Jawa Timur member
kewenangan kepada pemerintah kabupaten/
Keberadaan kegiatan perdagangan
kota.
skala besar seperti pasar modern sudah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan Pesatnya perkembangan toko modern
dalam kehidupan masyarakat perkotaan. tampaknya tidak diimbangi dengan upaya
menanggulangi dampak yang ditimbulkan
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 159

baik dari aspek fisik maupun aspek nonfisik. Surabaya. Peraturan Daerah Kota Surabaya
Apabila melihat dalam ketentuan Peraturan Nomor 1 Tahun 2010 ini pada intinya
Daerah kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2007 diterbitkan untuk memperketat Surat Izin
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah kota Usaha Perdagangan (SIUP) yang selama
Surabaya (Lembaran Daerah Kota Surabaya ini dimiliki oleh toko modern dengan
Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran ketentuan baru harus memiliki Izin Usaha
Daerah Kota Surabaya Nomor 3, selanjutnya Toko Modern (IUTM) sebagai pengganti
disebut RT/RW Surabaya), toko modern SIUP. Apabila masa berlaku SIUP berakhir,
boleh berdiri dimana saja asalkan lokasinya pemilik SIUP harus segera menggantinya
di kawasan perdagangan dan jasa. Namun dengan IUTM. Kepala Dinas Perindustrian
dalam praktek sekarang banyak toko modern dan Perdagangan kota Surabaya, Endang
yang melanggar ketentuan ini, masih ada Tjatur Rahmawati menjelaskan bahwa
toko modern yang berdiri di luar kawasan untuk mendapatkan IUTM, tidak gampang,
perdagangan dan jasa. Pola perkembangan pengusaha harus melengkapi syarat-syarat
toko modern sudah semakin berkembang, antara lain izin peruntukan, Izin Mendirikan
toko modern tersebut distribusinya tidak Bangunan (IMB) dan izin gangguan (Hinder
merata dan dibangun di kawasan-kawasan Ordonantie). Penerbitan surat-surat izin ini
strategis. Toko modern memperoleh juga tidak mudah, harus sesuai peruntukan
kemudahan memperoleh ijin lokasi akibat lahan dan lokasi18.
belum tepatnya sebuah pengaturan perijinan Namun sangat disayangkan, Peraturan
lokasi dan aturan zonasi yang mengatur Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010
secara lebih spesifik kebutuhan lokasi toko ini belum memberikan keterangan yang
modern dalam RT/RW. Jika tidak segera spesifik mengenai berapa jarak minimal
diatur melalui penataan zonasi toko modern pendirian sebuah toko modern dengan
di Surabaya, jelas dapat menjadi dampak toko modern lain maupun jarak antara toko
baik dari segi fisik, lingkungan, tata ruang modern dengan pasar serta ritel tradisional.
maupun transportasi. Dalam Pasal 37 Peraturan Daerah Kota
Pada tahun 2010, tepatnya pada Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 ini hanya
tanggal 22 Maret 2010 Pemerintah menyebutkan:
Kota Surabaya menerbitkan Peraturan Lokasi untuk pendirian Toko Modern
Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun wajib memperhatikan:
2010 tentang Penyelenggaran Usaha di
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;
Bidang Perdagangan dan Perindustrian
(Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun b. Rencana Detail Tata Ruang
2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Wilayah Kota, termasuk peraturan
Daerah Kota Surabaya Nomor 1) untuk zonasinya;
mengatasi masalah toko modern yang 18
  Endang Tjatur Rahwati, “Minimarket Terancam
Tutup, Tanpa Izin Usaha Toko Modern”, Surya, 7 Mei,
semakin marak perkembangannya di 2010, h. 3-4.
160 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

c. Kondisi sosial ekonomi masyarakat blok/zona peruntukan yang penetapan


dan keberadan Pasar Tradisional, zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pada Penjelasan Pasal 36 Undang
yang ada di wilayah yang Undang Nomor 26 Tahun 2007,
bersangkutan; dan disebutkan:
d. Jarak antara Toko Modern yang akan
Peraturan zonasi merupakan ketentuan
didirikan dengan Pasar Tradisional
yang mengatur pemanfaatan ruang dan
yang telah ada sebelumnya;
unsur-unsur pengendalian yang disusun
Ketidakjelasan ketentuan Pasal 37 untuk setiap zona peruntukan sesuai
huruf d Peraturan Daerah Kota Surabaya dengan rencana rinci tata ruang.
Nomor 1 Tahun 2010 ini yang menyebabkan
Peraturan zonasi berisi ketentuan
banyak toko modern dan Pemerintah Daerah
yang harus, boleh dan tidak boleh
kota Surabaya yang menerbitkan Izin Usaha
dilaksanakan pada zona pemanfaatan
Toko Modern mengalami pelanggaran,
ruang yang dapat terdiri atas ketentuan
sehingga banyak ditemukan hampir di
tentang amplop ruang (koefisien dasar
setiap sudut kota Surabaya toko modern
ruang hijau, koefisien dasar bangunan,
yang pola penyebarannya tidak merata dan
koefisien lantai bangunan dan garis
bahkan antara toko modern satu dengan
sempadan bangunan), penyediaan
toko modern lain saling berhadap-hadapan
sarana dan prasarana, serta ketentuan
dan yang lebih parah lagi, toko modern
lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan
tersebut berjarak sangat berdekatan dengan
ruang yang aman, nyaman, produktif
pasar tradisional serta ritel tradisional, yang
dan berkelanjutan.
berakibat melemahnya perekonomian para
pedagang di pasar dan ritel tradisional. Peraturan zonasi merupakan suatu
perangkat peraturan yang dipakai sebagai
Dalam bab ketentuan umum Undang
landasan dalam menyusun rencana tata ruang
Undang Nomor 26 Tahun 2007 (Lembaran
mulai dari jenjang rencana yang paling tinggi
Negara Republik Indonesia Tahun 2007
(rencana makro) sampai kepada rencana
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
yang sifatnya operasional (rencana mikro)
Republik Indonesia Nomor 4725),
disamping juga akan berfungsi sebagai alat
pengertian peraturan zonasi sama sekali
kendali dalam pelaksanaan pembangunan
tidak disebutkan. Namun dalam penjelasan
kota. Peraturan zonasi adalah buku manual
umum angka 6 Undang Undang Nomor 26
bagi para planner dalam penyusunan
Tahun 2007 , dijelaskan sebagai berikut:
rencana kota19. Ketiadaan zoning dapat
Peraturan Zonasi merupakan ketentuan membuat rencana kota yang bersifat
yang mengatur tentang persyaratan multi tafsir sehingga bisa dimanfaatkan
pemanfaatan ruang dan ketentuan untuk tujuan-tujuan yang menyimpang.
pengendaliannya dan disusun untuk setiap
19
  Ismail Zubir, loc.cit.
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 161

Tanpa adanya peraturan zonasi juga akan provinsi; dan


sangat sulit menyiapkan suatu rencana c. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
kota yang sifatnya operasional dan dapat untuk peraturan zonasi
dipertanggung jawabkan secara hukum. Karena wilayah yang dibahas dalam
Rencana Umum Tata Ruang meskipun telah tulisan ini adalah wilayah kota Surabaya,
ditetapkan sebagai peraturan daerah, tetapi maka peraturan zonasi yang dimaksud
karena kandungan materinya masih sangat nantinya akan diterbitkan dalam Peraturan
bersifat umum dan konsepsional, belum Daerah Kota Surabaya.
dapat dijadikan dasar dalam penerbitan
berbagai macam perizinan yang menyangkut Keterkaitan Zonasi dalam Undang-
pembangunan kota. Undang Nomor 5 Tahun 1999

Peraturan zonasi (zoning regulation) Adanya Undang-Undang Nomor 5


terdiri dari dua unsur yaitu20: Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
1. Zoning Text/Zoning Statement Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat merupakan rambu-rambu dan batasan
Zoning Text berisi aturan-aturan yang
dalam mengakses “kue” pembangunan
menjelaskan mengenai tata guna
sehingga si besar tidak dengan seenaknya
lahan dan kawasan, pemanfaatan
mengambil bagian si kecil. Batas-batas yang
yang diizinkan dan diizinkan dengan
jelas merupakan pagar agar salah satu pihak
syarat, standar pengembangan,
melihat pihak lain bukan sebagai saingan
minimum lot requirement, dll.
melainkan sebagai mitra untuk bekerja
2. Zoning Map sama21.
Zoning Map berisi pembagian blok Dalam Bab Ketentuan Umum Pasal 1
peruntukan dengan ketentuan aturan angka 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
untuk tiap blok peruntukan. Selain 1999 disebutkan bahwa:
itu, zoning map menggambarkan
Persaingan usaha tidak sehat adalah
mengenai tata guna lahan dan lokasi
persaingan antar pelaku usaha dalam
tiap fungsi lahan dan kawasan.
menjalankan kegiatan produksi dan
Dalam ketentuan Pasal 36 ayat (3) atau pemasaran barang dan atau jasa
Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007, yang dilakukan dengan cara tidak jujur
disebutkan bahwa peraturan zonasi itu atau melawan hukum atau menghambat
ditetapkan dengan: persaingan usaha.
a. Peraturan Pemerintah untuk arahan Maksud dari kata melawan hukum
peraturan zonasi sistem nasional; (lebih tepatnya dikatakan melanggar
b. Peraturan Daerah provinsi untuk hukum), jika dikaitkan dengan zonasi yaitu
arahan peraturan zonasi sistem 21
  Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Seri Hukum
Bisnis: Anti Monopoli, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
20
  Gede Budi, loc.cit. 2000, h. 6.
162 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

Izin Usaha Toko Modern (IUTM) yang rakyat kebanyakan, yang merupakan
telah diterbitkan oleh pejabat dalam hal ini cerminan dari ekonomi kerakyatan dan
walikota Surabaya tersebut sebenarnya telah demokrasi kerakyatan sebagaimana
melanggar ketentuan dari produk hukum diamanatkan dalam Pasal 34 Undang
diatasnya yaitu: Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1. Undang Undang Dasar Negara Tahun 1945. Di pasar tradisional, masih
Republik Indonesia Tahun 1945 banyak orang yang menggantungkan
hidupnya, dari mulai para pedagang kecil,
2. Undang Undang Nomor 26 Tahun
kuli panggul, pedagang asongan, hingga
2007 tentang Penataan Ruang
tukang becak. Manfaat yang dihasilkan dari
3. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun pembangunan pasar tradisional sangat besar
2007 tentang Penataan dan Pembinaan kepada perekonomian daerah, baik melalui
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan penyerapan tenaga kerja, stabilitas harga
dan Toko Modern bahan pokok, pemberdayaan usaha mikro
4. Peraturan Menteri Perdagangan kecil dan menengah, maupun peningkatan
Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 kesejahteraan masyarakat. Sudah banyak
tentang Pedoman Penataan dan kios di pasar tradisional yang harus
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat tutup karena sulit bersaing dengan pasar
Perbelanjaan dan Toko Modern modern. Data dari Asosiasi Pedagang Pasar
Tradisional Seluruh Indonesia (APPSI)
5. Peraturan Daerah kota Surabaya
pada tahun 2005 seperti dikutip website
Nomor 3 Tahun 2007 tentang Rencana
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil
Tata Ruang Wilayah kota Surabaya
Menengah menyebutkan, bahwa sekitar 400
Akibat dari adanya peraturan yang toko di pasar tradisional harus tutup usaha
dilanggar ini, berdasarkan asas hukum Lex setiap tahunnya. Jumlah ini kemungkinan
Superiori Derogat Legi Inferiori dimana akan terus bertambah seiring kehadiran
peraturan hukum yang kedudukannya lebih pasar modern yang kian marak.
tinggi dapat mengalahkan peraturan hukum
Dengan adanya pelanggaran
yang lebih rendah. Izin yang diterbitkan
pembangunan pasar modern ini
oleh walikota ini jelas-jelas telah melanggar
menyebabkan tujuan dari Undang Undang
peraturan hukum diatasnya, sehingga dapat
Nomor 5 Tahun 1999 khususnya Pasal
dibatalkan oleh pihak yang merasa dirugikan.
mengenai asas dan tujuan (Pasal 2 dan Pasal
Tanpa adanya gugatan pembatalan dari
3 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999)
pihak yang berkepentingan, maka peraturan
belum dapat tercapai. Salah satu tujuan yang
perundang-undangan tersebut dinyatakan
belum tercapai adalah “meciptakan iklim
masih tetap berlaku.
usaha yang kondusif melalui pengaturan
Pasar tradisional sebenarnya lebih persaingan usaha yang sehat sehingga
menggambarkan denyut nadi perkonomian menjamin adanya kesempatan berusaha
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 163

yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku Dikhawatirkan dengan selalu
usaha menengah dan pelaku usaha kecil”. diterbitkannya Izin Usaha Toko Modern
Tidak adanya aturan yang jelas (IUTM) yang tiada hentinya ini di kota
mengenai zonasi antara pasar tradisional Surabaya, akan timbul persaingan usaha
dengan pasar modern dalam Peraturan yang tidak sehat, karena pasar tradisional
Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun kalah jumlah dengan pasar modern, lambat
2010, menyebabkan pelaku usaha khususnya laun pasar tradisional akan tersingkir dari
pendiri toko modern dapat dengan sesuka hati permukaan dan terjadinya konsentrasi
memilih lokasi pendirian toko modernnya kekuatan pasar (market power) atau
tanpa memperhatikan jika disekitar proyek pemusatan kekuatan ekonomi22 pada satu
tersebut telah terdapat pasar tradisional dan/ atau beberapa perusahaan (toko modern).
atau pasar modern. Kondisi inilah yang Jika terjadi konsentrasi kekuatan pasar,
menyebabkan semakin terpuruknya pasar berarti konsumen tidak punya pilihan
tradisional tidak hanya di kota Surabaya, dalam memilih produk. Akibat dari adanya
namun juga pasar tradisional di seluruh kota konsentrasi kekuatan pasar ini, pelaku usaha
di Indonesia. pada pasar modern dapat menentukan harga
dengan sesuka hati karena harga benar-
Permasalah selanjutnya adalah pejabat
benar ditentukan oleh pasar permintaan dan
selaku penerbit izin usaha bagi pelaku usaha
penawaran, bukan oleh hal-hal lain. Tidak ada
yang hendak mendirikan toko modern, dalam
pelaku usaha pesaing dalam relevan market
hal ini adalah Walikota Surabaya. Walikota
yang bersangkutan, tidak ada persaingan
Surabaya sebelum menerbitkan izin usaha
maka akan terjadi pemusatan kekuatan
bagi toko modern, tidak memperhatikan
pasar yang menyebabkan kesempatan
kondisi di lapangan yang menjadi lokasi
berusaha menjadi semakin menyempit, dan
dalam permohonan penerbitan izin usaha
dikhawatirkan dari adanya fenomena ini
toko modern (IUTM) apakah melanggar
akan menimbulkan tindakan monopoli23
ketentuan dalam RT/RW, Peraturan Daerah
sebagaimana diatur dalam Undang Undang
Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010, aspek
Nomor 5 Tahun 1999.
sosial masyarakat di sekitar lokasi, aspek
lingkungan dan aturan-aturan lain yang Dampak lain yang ditimbulkan dari
bersangkutan. Dalam prakteknya Walikota pemusatan kekuatan ekonomi oleh pasar
22
Surabaya hanya dapat menerbitkan   Pemusatan kekuatan ekonomi adalah penguasaan
yang nyata atas suatu pasar bersangkutan oleh satu atau
izin usaha toko modern tersebut, tanpa lebih pelaku usaha sehingga dapat menentukan harga
barang dan atau jasa. (Undang-Undang No.5 Tahun 1999
melakukan survey terhadap lokasi yang tentang Larangan praktek monopoli dan persaingan usaha
dimohonkan, sehingga apabila toko modern tidak sehat, LN Tahun 1999 No. 33, TLN 3817, ps. 1 ayat
3)
tersebut telah selesai dibangun, maka akan 23
  Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan/atau
pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa tertentu
menimbulkan masalah, “mengapa bisa ada oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.
toko modern di lokasi ini?”. (Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan
praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, LN
Tahun 1999 No. 33, TLN 3817, ps. 1 ayat 1)
164 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

modern adalah masalah pengangguran. Di agama) sesuai dengan peraturan perundang


pasar tradisional terlibat jutaan pedagang, undangan yang berlaku.
pemasok, pembeli kulakan dan penyedia Pergantian sistem pemerintahan
jasa lainnya. Eksistensi pasar tradisional tersebut berdampak positif terhadap penataan
didukung secara padat karya beserta ruang, diantaranya adalah Pemerintahan
keragamannya. Berubahnya karakter pasar Daerah dapat mengawasi pembangunan di
dari tradisional ke modern, berpotensi daerahnya secara bertanggungjawab penuh
untuk menciptakan pengangguran dan sehingga pembangunan sesuai dengan
kemiskinan baru. Karena berapa juta orang aspirasi masyarakatnya. Penataan Ruang
terlibat dalam jaringan pasar tradisional dalam Undang Undang Nomor 26 Tahun
akan kehilangan mata pencahariannya bila 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
pasar tradisional hancur. Kehancuran pasar Negara Republik Indonesia Tahun 2007
tradisional akan menyebabkan ratusan Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
juta jiwa penduduk Indonesia terancam Republik Indonesia Nomor 4725) memiliki
kehilangan penghidupannya dan jatuh 3 (tiga) unsur yang saling terintegrasi,
dalam kemiskinan absolut. yaitu:
Pengaturan Zonasi Berdasarkan 1. Perencanaan Tata Ruang
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2. Pemanfaatan Ruang
1 Tahun 2010
3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Amanat dari Undang-Undang Nomor
Yang penulis tekankan disini adalah
32 Tahun 2004 adalah membentuk suatu
unsur pengendalian pemanfaatan ruang.
daerah otonom24 bagi tiap daerah. Pergantian
Unsur ini sebagaimana disebutkan dalam
sistem pemerintahan tersebut berdampak
Pasal 1 angka 15 Undang Undang Nomor
positif khususnya terhadap Pemerintah
26 Tahun 2007 bahwa “Pengendalian
Daerah, dimana Pemerintah Daerah
Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk
melalui Otonomi Daerahnya (menurut asas
mewujudkan tetib tata ruang”. Dalam upaya
otonomi) berwenang untuk mengatur dan
pengendalian pemanfaatan ruang perlu
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
ditindaklanjuti melalui pengaturan zona
kepentingan masyarakat setempat seluas-
(zoning regulation). Peraturan zonasi (zoning
luasnya (kecuali urusan pemerintahan
regulation) adalah ketentuan yang mengatur
yang menjadi urusan pemerintah pusat,
tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih
seperti: politik luar negeri, pertahanan,
lanjut mengenai pemanfaatan lahan, dan
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal serta
prosedur pelaksanaan pembangunan. Suatu
24
  Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat zona mempunyai aturan yang seragam (guna
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
lahan, intensitas, massa bangunan), namun
dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa satu zona dengan zona lainnya bisa berbeda
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dan sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia ukuran dan aturan.
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 165

Oleh karena itu Pemerintah Kota a. Kawasan Lindung/Konservasi


Surabaya melalui Otonomi Daerahnya, Laut
pada tanggal 12 Januari 2007, Pemerintah b. Kawasan Lindung Mangrove
Kota Surabaya menerbitkan Peraturan 3. Kawasan Budidaya26 Wilayah Darat;
Daerah kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2007 meliputi:
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah kota
a. Kawasan Pemerintahan
Surabaya (Lembaran Daerah Kota Surabaya
Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran b. Kawasan Perumahan
Daerah Kota Surabaya Nomor 3) sebagai c. Kawasan Fasilitas Umum
implementasi dari terbitnya Undang Undang d. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan e. Kawasan Industri dan
Ruang. Peraturan Daerah kota Surabaya Pergudangan
Nomor 3 Tahun 2007 ini diterbitkan sebagai
f. Kawasan Pariwisata
upaya Pengendalian Pemanfaatan Ruang di
g. Kawasan Khusus
Surabaya agar berdayaguna, berhasilguna,
serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan h. Ruang untuk Prasarana dan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Sarana Transportasi dan utilitas
masyarakat dan pertahanan keamanan. i. Ruang untuk Jaringan
Pematusan
Melalui Peraturan Daerah kota Surabaya
Nomor 3 Tahun 2007 ini, Pemerintah Kota 4. Kawasan Budidaya Wilayah Laut;
Surabaya membagi wilayah Kota Surabaya meliputi:
menjadi beberapa kawasan, antara lain: a. Kawasan Pengembangan Pantai
1. Kawasan Lindung25 Wilayah Darat; b. Kawasan Penangkapan Ikan
meliputi: c. Kawasan Pariwisata Laut
a. Kawasan yang memberikan d. Kawasan Alur Pelayaran
perlindungan pada kawasan Dalam hal pembagian wilayah atau
bawahannya kawasan perdagangan dan jasa, Peraturan
b. Kawasan Perlindungan Setempat Daerah kota Surabaya Nomor 3 Tahun
c. Kawasan Cagar Budaya 2007 mengatur dalam Bab V Rencana
Pemanfaatan Wilayah, bagian keempat:
d. Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Budidaya Wilayah Darat, yaitu:
2. Kawasan Lindung Wilayah Laut;
meliputi:
25 26
  Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan   Kawasan Budidaya adalah kawasan yang
dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumber
buatan (Peraturan Daerah kota Surabaya Nomor 3 Tahun daya manusia dan sumber daya buatan (Peraturan Daerah
2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah kota Surabaya, kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata
LD kota Surabaya Tahun 2007 No.3, TLD kota Surabaya Ruang Wilayah kota Surabaya, LD kota Surabaya Tahun
No.3, ps. 1 angka 18.) 2007 No.3, TLD kota Surabaya No.3, ps. 1 angka 19.)
166 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

Pasal 50 b. Kawasan perdagangan dan


jasa dengan skala pelayanan
(1) Kawasan Perdagangan dan Jasa,
lingkungan sampai dengan
merupakan kawasan yang dominansi
kota tersebar pada setiap Unit
pemanfaat ruangnya untuk kegiatan
Pengembangan terutama pada
komersial perdagangan dan jasa
pusat-pusat pertumbuhan dengan
pelayanan;
memperhatikan daya dukung dan
(2) Pembangunan fasilitas perdagangan daya tamping ruang serta lingkup
dan jasa dilakukan dalam rangka pelayanannya;
mewujudkan kota Surabaya sebagai c. Kawasan perdagangan dan jasa
sentra perdagangan dan jasa dalam direncanakan secara terpadu
skala nasional maupun internasional; dengan kawasan sekitarnya
(3) Kawasan perdagangan dan jasa dan harus memperhatikan
ditetapkan tersebar pada setiap kepentingan semua pelaku sektor
Unit Pengembangan kota Surabaya perdagangan dan jasa termasuk
terutama di sekitar lokasi pusat- pedagang informal ata pedagang
pusat pertumbuhan sehingga dapat sejenis lainnya;
mengurangi kepadatan dan beban d. Pada pembangunan fasilitas
pelayanan di pusat kota. perdagangan berupa kawasan
(4) Pembangunan di kawasan perdagangan terpadu,
perdagangan dan jasa dilakukan pelaksanaan pembangunan/
sebagai berikut: pengembangan wajib
menyediakan prasarana
a. Pusat kawasan komersial dan
lingkungan, utilitas umum, area
jasa dengan lingkup pelayanan
untuk pedagang informal dan
skala Nasional, Regional
fasilitas sosial dengan proporsi
dan Kota, berada di wilayah
40% (empat puluh persen) dari
Unit Pengembangan (UP) VI
keseluruhan luas lahan dan
Tunjungan yaitu di kawasan
selanjutnya diserahkan kepada
Basuki Rahmat, Embong
Pemerintah Daerah;
Malang, Blauran, Praban,
e. Pembangunan fasilitas
Bubutan, Pahlawan, Pasar Turi,
perdagangan dan jasa harus
Kapas Krampung dan Tunjungan
memperhatikan kebutuhan
di wilayah UP V Tanjung Perak
luas lahan, jenis-jenis ruang
yaitu di kawasan Jalan Perak
dan fasilitas pelayanan publik
Barat dan Timur, jalan Jembatan
yang harus tersedia, kemudahan
Merah dan jalan Kembang
pencapaian dan kelancaran
Jepun;
sirkulasi lalu lintas dari dan
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 167

menuju lokasi; didalam regulaasi tersebut belum jelas,


Dalam kaitan dengan masalah hanya mengatur mengenai pokok bab saja,
persaingan yang tidak seimbang antara kepentingan rakyat tidak dapat diakomodir
pelaku usaha pasar modern dengan pasar oleh kedua regulasi tersebut. Pada saat
tradisional yang marak terjadi di kota- menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 112
kota besar di Indonesia, akhirnya Presiden Tahun 2007, Presiden Republik Indonesia,
Republik Indonesia angkat bicara untuk Susilo Bambang Yudhonoyo, mengatakan
menaggulangi masalah ini. Salah satu cara bahwa presiden hanya mengatur mengenai
yang diterapkan adalah dengan menerbitkan hal umum persaingan antara pasar modern
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 dengan pasar tradisional dan pedagang kecil
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar lainnya, harapan ke depannya adalah menjadi
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko tanggungjawab pemerintah daerah melalui
Modern. Para pelaku usaha pada pasar otonomi daerahnya untuk menerbitkan
tradisional banyak menaruh harapan akan peraturan daerah yang berkaitan dengan
nasib kelangsungan hidup mereka terhadap masalah pasar tradisional dengan pasar
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun modern yang gencar terjadi saat ini di
2007 tersebut. Pada tahun 2008, Menteri hampir seluruh wilayah di tanah air.
Perdagangan Republik Indonesia juga Pertumbuhan toko modern khususnya
menerbitkan Peraturan menteri Perdagangan minimarket di Surabaya bagai cendawan di
Republik Indonesia Nomor: 53/M-DAG/ musim hujan, cenderung tidak terkendali.
PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan Data yang direkam Pemerintah Kota
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Surabaya dan Dewan Pengurus Daerah
Perbelanjaan dan Toko Modern. Peraturan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
menteri Perdagangan Republik Indonesia (APRINDO) berbeda. Dinas Perdagangan
Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2008 ini dan Perindustrian Kota Surabaya mencatat
merupakan tindak lanjut dari diterbitkannya sampai akhir 2009 terdapat 346 minimarket
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun di Surabaya. Sedangkan, Dewan Pengurus
2007. Daerah APRINDO Jawa Timur mencatat
Harapan para pelaku usaha pada pasar ada 475 minimarket di kota Surabaya27.
tradisional harus berakhir, karena bila Pertumbuhan minimarket memang sangat
ditelaah lebih lanjut ketentuan yang termuat pesat di Jawa Timur maupun secara
dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun nasional. Di Jawa Timur ada 300-400
2007 dan Peraturan menteri Perdagangan izin baru minimarket. Sampai akhir 2009,
Republik Indonesia Nomor: 53/M-DAG/ terdapat 4.250 minimarket di Jawa Timur,
PER/12/2008, senyatanya lebih memihak naik 677 (18,62%) dari tahun 2008 yang
kepada peritel bermodal besar, kedua 3.633 minimarket.
regulasi tersebut dapat dikatakan masih 27
  Amril Amarullah, “Ritel Modern Surabaya Tidak
Terkendali, ini Persoalan Pelik Bagi Kota Terbesar Kedua
bersifat abu-abu, karena aturan-aturan di Indonesia”, Surabaya Post, 24 Mei, 2010, h. 17.
168 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

Bisnis minimarket di Indonesia minimarket:


memang sangat menggiurkan. Pada 1. Indomaret (PT Indomarco
tahun 2008, APRINDO Jawa Timur Prismatama)
mencatat total omzet minimarket di
2. Alfamart (PT Sumber Alfaria Trijaya
Jawa Timur mencapai Rp.9.41 triliun.
Tbk)
Tahun 2009, jumlah omzet naik 20,03
persen menjadi Rp.11,49 triliun. 3. Alfamidi (PT Midi Utama Indonesia,
Sedangkan tahun 2010, diprediksi anak perusahaan dari PT Sumber
peningkatan omzet berkisar 21,61 Alfaria Trijaya Tbk)
persen atau menjadi Rp.13,97 triliun28. 4. Alfa Express (anak perusahaan dari
Menggiurkannya bisnis minimarket PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk)
inilah yang membuat pertumbuhannya
5. Circle K (PT Circle K Indonesia)
makin tidak terkendali, termasuk di
Surabaya. Dari 346 minimarket di Menyikapi amanat dari Peraturan
Surabaya (berdasarkan data versi Presiden Nomor 112 Tahun 2007
Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan Peraturan menteri Perdagangan
Kota Surabaya), 40 persennya tidak Republik Indonesia Nomor: 53/M-
memiliki izin, baik itu izin zonasi, izin DAG/PER/12/2008, Pemerintah Kota
gangguan (Hinder Ordonantie) maupun Surabaya menerbitkan Peraturan Daerah
izin mendirikan bangunan (IMB). Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010
tentang Penyelenggaran Usaha di Bidang
Pertumbuhan fenomenal toko modern
Perdagangan dan Perindustrian (Lembaran
salah satunya diakibatkan gencarnya
Daerah Kota Surabaya Tahun 2010 Nomor
penetrasi ritel asing ke Indonesia. Data
1, Tambahan Lembaran Daerah Kota
BisInfocus 2008 menyebutkan, jika pada
Surabaya Nomor 1). Peraturan Daerah
1970-1990 pemegang merek ritel asing
Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 ini
yang masuk ke Indonesia hanya lima,
merupakan tindak lanjut pemerintah kota
dengan jumlah 275 gerai, tahun 2004
Surabaya atas diterbitkannya Peraturan
sudah 14 merek ritel asing yang masuk,
Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang
dengan 500 gerai. Tahun 2008, merek ritel
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
asing sudah 18, dengan 532 gerai. Namun
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, dan
yang perkembangannya terbilang sangat
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
cepat di Kota Surabaya yaitu Franchise29
53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman
28
  Ibid. Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
29
  Franchise atau waralaba adalah hak khusus
yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka sebagai peraturan pelaksanaannya. Memang
memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti
berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh benar materi yang diatur dalam Peraturan
pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba (Undang-
Undang Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, ps. 1 Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010
angka 1.)
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 169

tersebut mengatur masalah pasar modern dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Presiden
dan pasar tradisional, namun bila dianalisis Nomor 112 Tahun 2007, yang berbunyi:
lebih jauh Peraturan Daerah Kota Surabaya Pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko
Nomor 1 Tahun 2010 ini masih dapat Modern wajib:
dikatakan bersifat abu-abu, karena aturannya
a. Memperhitungkan kondisi sosial
belum jelas, hanya mengatur mengenai
ekonomi masyarakat, keberadaan
pokok bab saja, sama halnya dengan kedua
Pasar Tradisional, Usaha Kecil dan
peraturan diatasnya yang menjadi rujukan
Usaha Menengah yang ada di wilayah
dibuatnya Peraturan Daerah Kota Surabaya
yang bersangkutan;
Nomor 1 Tahun 2010 yaitu Peraturan
Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang b. Memperhatikan jarak antara
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, hypermarket dengan pasar tradisional
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan yang telah ada sebelumnya;
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor c. Menyediakan areal parkir paling
53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman sedikit seluas kebutuhan parkir 1
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, (satu) unit kendaraan roda empat
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. untuk setiap 60 m2 (enam puluh meter
per segi) luas lantai penjualan Pusat
Jika dikaitkan dengan masalah zonasi
Perbelanjaan dan/atau Toko Modern;
pasar antara pasar tradisional dengan pasar
dan
modern, Peraturan Daerah Kota Surabaya
Nomor 1 Tahun 2010 mengaturnya dalam d. Menyediakan fasilitas yang menjamin
Pasal 37 yang berbunyi: Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
yang bersih, sehat (hygienis), aman,
Lokasi untuk pendirian Toko Modern
tertib dan ruang publik yang nyaman.
wajib memperhatikan:
Kedua peraturan diatas dapat dinilai
a. Rencana Tata Ruang Wilayah kota; kurang spesifik mengatur hal mengenai jarak
b. Rencana Detail Tata Ruang Wilayah antara toko modern dengan pasar tradisional.
Kota, termasuk peraturan zonasinya; Ketidakjelasan mengenai berapa jarak yang
c. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan harus dipatuhi oleh pelaku usaha yang
keberadaan Pasar Tradisional, Usaha akan mendirikan pasar modernnya, akan
Mikro, Kecil dan Menengah yang ada menyebabkan eksistensi pasar tradisional
di wilayah yang bersangkutan; dan semakin termarginalkan, sebab pemerintah
d. Jarak antara Toko Modern yang akan kota Surabaya sendiri belum dapat
didirikan dengan Pasar Tradisional melindungi kepentingan rakyat. Peraturan
yang telah ada sebelumnya. daerah yang diterbitkan oleh wakil rakyat
Materi muatan Pasal 37 Peraturan seharusnya dapat melindungi kepentinga
Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 rakyatnya, bukan pihak lain. Norma dalam
diatas, hampir sama dengan materi muatan Pasal 37 Peraturan Daerah kota Surabaya
170 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

Nomor 1 Tahun 2010 telah nyata merugikan Daerah kota Surabaya ini. Masalah lain
kepentingan para pedagang dalam pasar yang ditimbulkan oleh Peraturan Daerah
tradisional, dimana banyak pasar tradisional Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010
di Surabaya yang di sekitarnya juga berdiri adalah pendirian toko modern khususnya
pasar modern, misalnya: minimarket vs minimarket yang jaraknya
a. Pasar Kembang Vs Giant saling berdekatan. Contoh dari masalah ini
Diponegoro adalah jarak antara minimarket Alfamart
dengan minimarket Indomaret, masalah
b. Pasar Blauran Vs Carefour BG
ini tidak hanya terjadi di kota Surabaya,
Junction
namun juga terjadi di kota-kota di Pulau
c. Pasar Pacar Keling Vs Indomaret dan
Jawa. Persaingan antar minimarket tersebut
Alfamart
tidak tanggung-tanggung, minimarket yang
d. Pasar Pagesangan Vs Indomaret menurut ketentuan pasal 5 ayat 4 Peraturan
Hal ini terjadi karena Pemerintah Presiden Nomor 112 Tahun 2007 berbunyi:
Kota Surabaya belum mampu memberikan “Minimarket boleh berlokasi pada setiap
aturan yang jelas mengenai berapa jarak sistem jaringan jalan, termasuk sistem
minimal yang harus dipenuhi oleh toko jaringan jalan lingkungan pada kawasan
modern sebelum mendirikan suatu toko pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam
modern dengan pasar tradisional. Akibanya kota/perkotaan”. Atas dasar inilah banyak
sudah nampak seperti yang penulis minimarket yang mendirikan bangunannya
contohkan diatas, banyak toko modern di dalam perumahan, hingga masuk ke dalam
yang pendiriannya berdekatan dengan perkampungan-perkampungan, dimana pada
pasar tradisional. Praktisi pasar di Surabaya saat mendirikan bangunan tersebut, owners
dari PD Pasar Surya, menerangkan dalam minimarket tersebut tidak memperhatikan
sebuah diskusi di radio di Surabaya, bahwa berapa jumlah toko pedagang kecil yang
menurunnya pasar tradisional, salah satunya ada disekitarnya, dan berapa jarak antar
disebabkan oleh ekspasi besar-besaran yang toko pedagang kecil tersebut dengan
dilakukan oleh pelaku ritel modern dalam minimarket-nya. Sehingga disadari atau
industri ritel30. Juru bicara PD Pasar Surya tidak, lambat laun toko pedagang kecil
mengharapkan regulasi pemerintah yang tersebut mengalami kebangkrutan akibat
melindungi pasar tradisional dari serbuan dari perubahan gaya hidup masyarakat di
ritel modern yang kian terjepit. sekitar yang dahulu belanja dari toko kecil
Masalah utama dari Peraturan kini beralih ke minimarket.
Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun Dengan tidak adanya aturan yang lebih
2010 adalah mengenai zonasi, namun detail mengenai minimarket, maka banyak
tidak menutup kemungkinan ada masalah pengusaha minimarket yang menggunakan
lain yang ditimbulkan oleh Peraturan dalil dalam Peraturan Presiden Nomor
30
  “Pasar Tradisional vs Pasar Modern”, Suara
Surabaya, diskusi, 26 Februari 2010
112 Tahun 2007 dan/atau Peraturan
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 171

Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/ air mineral, dengan belanja Rp 150.000


PER/12/2008, dimana Peraturan Presiden akan mendapatkan hadiah langsung payung,
Nomor 112 Tahun 2007 mengatur tentang dan seterusnya. Kemudian cara lain yang
minimarket dalam pasal 5 ayat 4 yang digunakan adalah dengan memberikan
berbunyi: “minimarket boleh berlokasi pada iming-iming hadiah kendaraan bermotor
setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem atau rumah dengan cara berbelanja produk
jaringan jalan lingkungan31 pada kawasan di minimarket tersebut minimal Rp 50.000
pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam akan mendapatkan satu kupon undian.
kota/perkotaan”. Dalil ini yang digunakan Minimarket juga sering memberikan diskon
sebagai alasan pembenar bahwa minimarket atau potongan harga pada produk-produk
dapat berdiri di lokasi manapun bahkan tertentu agar konsumen berbelanja di
di dalam perkampungan-perkampungan, minimarket. Strategi lain yang digunakan
padahal lokasi di perkampungan tersebut dapat juga dengan cara menerapkan prinsip
telah ada pedagang kecil yang menjajakan pembelian kedua, misalnya harga minyak
dagangan. Namun dengan berdirinya goreng pembelian pertama Rp 20.000,
minimarket di dalam perkampungan ini, pembelian kedua produk yang sama hanya
telah diyakini dapat menyebabkan pedagang- dengan membayar Rp 10.000, biasanya
pedagang kecil di sekitar minimarket dibatasi maksimal 2 produk perhari
tersebut mengelami penurunan omzet, perkonsumen. Padahal bila dihitung-hitung
dan menyebabkan pedagang kecil tersebut dan lebih meneliti lagi, harga produk yang
tidak dapat menjalankan lagi usahanya dijual di toko pedagang kecil jauh lebih
karena kalah bersaing dengan minimarket murah dari pada produk yang dijual di
yang merubah pola hidup masyarakat minimarket. Modus lain yang digunakan
perkampungan untuk beralih belanja dari oleh pasar modern adalah dengan cara
semula ke pedagang kecil kemudian beralih melakukan promosi midnight sale dimana
ke minimarket. konsumen melakukan transaksi jual beli
Strategi yang digunakan oleh minimarket pada pukul 21.00 keatas dengan iminng-
untuk membuat konsumen beralih berbelanja iming harga diskon 50%-75% produk
ke minimarket juga beragam. Dari awal tertentu dengan melakukan pembayaran
berdiri minimarket, memberikan promosi dengan credit card atau member card pasar
hadiah langsung dengan pembelian dengan modern yang bersangkutan.
nominal tertentu, misal dengan belanja Rp Toko modern melakukan beberapa
25.000 akan mendapatkan hadiah langsung strategi harga dan nonharga untuk menarik
piring cantik, dengan belanja Rp 50.000 pembeli. Berdasarkan penelitian yang
akan mendapatkan hadiah langsung tumblr dilakukan oleh SMERU mereka melakukan
berbagai strategi harga seperti strategi
31
  Jalan lingkungan adalah merupakan jalan umum
yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri limit harga, strategi pemangsaan lewat
perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Peraturan Presiden No.112 Tahun 2007, ps.5 ayat 9
pemangkasan harga (predatory pricing)
172 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

dan diskriminasi harga antarwaktu (inter- konsumen memang merasa diuntungkan


temporal price discrimination), misalnya dengan harga yang murah dengan kualitas
memberikan diskon harga pada akhir minggu tinggi, namun disuatu sisi apabila misalnya
dan pada waktu tertentu. Sedangkan strategi Aflamart kalah bersaing dengan Indomaret,
nonharga antara laindalam bentuk iklan, dan Indomaret menjadi satu-satunya pelaku
membuka gerai lebih lama, khususnya pada bisnis dalam bidang ritel produk, maka
akhir minggu, bunding/tying (pembelian Indomaret akan menguasai pasar dan
secara gabungan) dan parkir gratis32. Indomaret dapat mengatur harga dengan
Setelah “mengalahkan” pesaing sesuka hatinya, karena tidak ada pesaing
bisnisnya yaitu pedagang kecil, muncul bisnis dan mau tidak mau konsumen akan
masalah lain bagi minimarket tersebut membayar barang tersebut dengan harga
yaitu di sekitar minimarket-nya berdiri yang mahal sebab konsumen membutuhkan
toko modern minimarket dengan nama produk tersebut.
perusahaan yang berbeda. Jarak antar Maka dari itu, Peraturan Daerah Kota
minimarket tersebut juga sangat berdekatan, Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 memerlukan
ada yang berhadap-hadapan langsung, aturan mengenai dimana saja lokasi yang
bahkan ada yang berdiri berdampingan, diperbolehkan minimarket didirikan agar
hanya dibatasi oleh tembok toko. Pendirian tidak “mengusik” pedagang kecil yang
minimarket kedua perusahaan tersebut ada di perkampungan-perkampungan di
telah menyebar hampir diseluruh pelosok Surabaya. Juga perlu diatur mengenai jarak
kampung-kampung di Surabaya, akses untuk minimal dengan pedagang kecil dan atau
mengcapai minimarket tersebut juga mudah dengan minimarket lain yang harus dipenuhi
ditempuh oleh karena terlalu banyaknya sebelum mendirikan minimarket di lokasi
pendirian minimarket ini. Fenomena ini tersebut.
terjadi oleh dua pengusaha minimarket Masalah lain yang ditimbulkan oleh
ternama di Indonesia, yaitu Alfamart Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1
dan Indomaret. Masyarakat sudah dapat Tahun 2010, adalah mengenai jam kerja atau
menerka bahwa,”dimana ada Indomaret, waktu operasional toko modern khususnya
pasti tidak jauh dari minimarket tersebut minimarket di Surabaya, Peraturan Daerah
ada Alfamart”. Persaingan antar minimarket tersebut tidak mengatur mengenai waktu
tersebut dari hari ke hari semakin menjadi. operasional toko modern sebagaimana telah
Mulai dari persaingan pelayanan terbaik, diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 112
kebersihan hingga persaingan harga. Perang Tahun 2007 pasal 7 yang berbunyi:
harga inilah yang mengkhawatirkan, disuatu
Pasal 7
  “kebijakan Publik Oleh Pemerintah Terhadap
32

Pasar Tradisional dan Pasar Modern”, http://asaad36.


(1) Jam kerja hypermarket, Department
blogspot.com/2010/11/kebijakan- publik-oleh-
pemerintah.html, diakses pada tanggal 3 November Store dan Supermarket adalah sebagai
2010.
berikut:
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 173

a. Untuk hari Senin sampai dengan seperti Alfamart, Indomaret dan Cicle-K
jumat, pukul 10.00 sampai dengan melakukan perubahan jam kerja yang
pukul 22.00 waktu setempat. semula jam buka dari jam 10.00-22.00, kini
b. Untuk hari Sabtu dan Minggu, waktu operasionalnya 7hari/24 jam non-
pukul 10.00 sampai dengan pukul stop. Inovasi yang dilakukan minimarket ini
23.00 waktu setempat. telah jelas-jelas melanggar ketentuan dalam
(2) Untuk hari besar keagamaan, libur Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007
nasional atau hari tertentu lainnya, pasal 7.
Bupati/Walikota atau Gubernur untuk Masalah lainnya adalah masalah
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus infrastruktur yang hingga kini masih
Ibukota Jakarta dapat menetapkan menjadi masalah serius di pasar tradisional
jam kerja melampaui 22.00 waktu yang kurang populer di kalangan pembeli,
setempat. kebersihan dan tempat pembuangan sampah
Melihat dari ketentuan diatas sudah yang kurang terpelihara, kurangnya lahan
jelas bahwa pasal 7 ayat 1 Peraturan parkir dan buruknya sirkulasi udara. Belum
Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tidak lagi ditambah semakin menjamurnya
dapat disimpangi oleh siapapun, dalam pedagang kaki lima (PKL) yang otomatis
artian aturan ini adalah aturan baku yang merugikan pedagang yang berjualan
tidak dapat dirubah-rubah. Namun jika di dalam lingkungan pasar yang harus
melihat ketentuan pasal 7 ayat 2 Peraturan membayar penuh sewa dan retribusi. PKL
Presiden Nomor 112 Tahun 2007, Bupati/ menjual barang dagangan yang hampir sama
Walikota atau Gubernur untuk Pemerintah dengan seluruh produk yang dijual di dalam
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pasar, dengan demikian pembeli tidak perlu
dapat menyimpanginya dengan mengatur masuk ke dalam pasar untuk berbelanja
jam kerja toko modern dapat melebihi pukul karena mereka dapat membeli dari PKL di
22.00 waktu setempat tergantung kebijakan luar pasar.
yang nanti akan dikeluarkan. Maka dari itu, ini merupakan tugas
Peraturan Daerah Kota Surabaya berat bagi PD Pasar Surya untuk segera
Nomor 1 Tahun 2010 tidak mengatur me-revitalisasi pasar-pasar tradisional yang
mengenai jam kerja bagi toko modern di ada di kota Surabaya untuk meningkatkan
Surabaya. Ketatnya persaingan ritel di kota kenyamanan di pasar tradisional agar tidak
Surabaya menyebabkan pelaku bisnis ritel terkesan becek, bau, kotor dan banyak terjadi
melakukan berbagai inovasi agar bisnis pencurian, agar konsumen dapat betah
ritelnya dapat bertahan ditengah derasnya berbelanja di pasar tradisional. Pedagang
persaingan usaha di Surabaya. Inovasi yang di pasar tradisional juga mempunyai tugas
dilakukan oleh pelaku bisnis ritel ini yang untuk meningkatkan kepuasan konsumen
berupa toko modern khususnya minimarket melalui peningkatan kualitas produk yang
dijajakan, pelayanan kepada konsumen
174 Yuridika: Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

dan juga yang paling penting mengenai 53/M-DAG/PER/12/2008 menimbulkan


harga yang ditentukan oleh pedagang pasar suatu perbedaan interprestasi bagi setiap
tradisional, agar tidak kalah bersaing dengan pemerintah daerah, sehingga produk hukum
pasar modern. Dengan adanya tempat yang dihasilkan tiap pemerintah daerah
berbelanja yang nyaman dan pelayanan yang salah satunya pemerintah kota surabaya
ramah oleh pedagang pasar tradisional, maka yang menerbitkan Peraturan Daerah Kota
dengan sendirinya konsumen akan beralih Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 dirasa hanya
kembali berbelanja di pasar tradisional. memihak kepada peritel besar, seharusnya
Jadi dengan adanya solusi ini, konsumen peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah
sekarang dapat memilih apakah tetap harus memihak kepada rakyat khususnya
berbelanja di pasar modern ataukah akan pelaku usaha dalam pasar tradisional yang
beralih kembali kepada pasar tradisional. mayoritas menjalankan usahanya dengan
Sebuah penelitian di sebuah media modal kecil dibandingkan dengan pasar
cetak33 menyebutkan bahwa dengan modern yang disokong oleh pengusaha
memilih pasar tradisional sebagai tempat dengan modal kuat.
berbelanja kebutuhan sehari-hari, maka Aturan hukum yang diatur di Peraturan
konsumen telah berjasa dalam penghematan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010
penggunaan bahan bakar. Sayur dan buah- belum mampu meng-cover kepentingan
buahan di pasar tradisional adalah produksi pelaku usaha khususnya pelaku usaha dalam
dari daerah yang terdekat. Sedangkan pasar tradisional, karena norma di dalam
di supermarket, banyak produk-produk Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1
yang merupakan hasil impor. Selain selalu Tahun 2010 kurang mengikat bagi pelaku
tersaji segar, harga di pasar tradisional pun usaha pasar modern, dimana hanya mengatur
lebih murah dibandingkan di supermarket. mengenai ketentuan untuk memperhatikan
Bayangkan berapa banyak energi yang keberadaan pasar tradisional, tanpa diatur
dibutuhkan untuk mengirim produk-produk mengenai berapa jarak minimal yang harus
itu ke supermarket. Selain berguna bagi dipatuhi oleh calon pelaku usaha pasar
lingkungan, berbelanja di pasar tradisional modern untuk mendirikan bangunan pasar
juga turut memajukan perekonomian modern. Akibat dari tidak adanya aturan
daerah. yang lebih konkrit lagi mengenai zonasi
pasar tradisional dengan pasar modern,
Kesimpulan
menyebabkan posisi pasar tradisional
Ketidakjelasaan pengaturan yang lebih semakin termarginalkan.
umum mengenai zonasi dalam Peraturan
Presiden Nomor 112 Tahun 2007 dan
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

33
  Aisyah, “Mendukung Pasar Tradisional”, Jawa
Pos, edisi 12 April 2009
Oemar Moechtar: Urgensi Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional 175

DAFTAR PUSTAKA “Kebijakan Publik Oleh Pemerintah


Terhadap Pasar Tradisional dan Pasar
Arif, Saiful, “Nasib Pasar Tradisional di Modern”, http://asaad36.blogspot.
Indonesia”, http://gagasanhukum. com/2010/11/kebijakan- publik-oleh-
wordpress. com/2009/12/, 2009, pemerintah.html, diakses pada tanggal
diakses pada tanggal 22 Juli 2010. 3 November 2010.
Aisyah, “Mendukung Pasar Tradisional”, Marzuki, Ismail, “Zoning”, http://imazu.
Jawa Pos, edisi 12 April 2009. wordpress.com/zoning/, diakses pada
tanggal 10 Oktober 2010.
Amarullah, Amril, “Ritel Modern
Surabaya Tidak Terkendali, ini
Persoalan Pelik Bagi Kota Terbesar Peraturan Presiden No.112 Tahun 2007.
Kedua di Indonesia”, Surabaya Post,
24 Mei, 2010. Ras Ginting, Elyta, Hukum Anti Monopoli
Indonesia(Analisis dan Perbandingan
Anna, Apriana, “Pasar Tradisional vs Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Pasar Modern”, http://apriana- 1999), Citra Aditya Bakti, Bandung,
anna.blogspot.com/2010/05/pasar- 2001.
tradisional-vs-hypermart.html,
diakses pada tanggal 24 Juni 2010. Rahmawati, Tjatur Endang, “Minimarket
Terancam Tutup, Tanpa Izin Usaha
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Toko Modern”, Surya, 7 Mei, 2010.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, 1989, h.767. Suara Surabaya, “Pasar Tradisional vs Pasar
Modern”, diskusi, 26 Februari 2010
Ibrahim, Johny, Hukum Persaingan
Usaha, Filosofi, Teori, dan Imlikasi Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang
Penerapannya di Indonesia, Larangan Praktek Monopoli dan
Bayumedia Publishing, Malang, Persaingan Usaha Tidak Sehat,
2006, h.103, dikutip dari Michael
E. Porter, Competitive Advantage, Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2007
Creating and Sustaining Superior tentang Waralaba.
Performance Edisi Indonesia: Yani Ahmad dan Gunawan Widjaja, Seri
Keunggulan Bersaing Menciptakan Hukum Bisnis: Anti Monopoli, Raja
dan Mempertahankan Konerja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Unggul, alih bahasa: Agus Dharma
dkk., Erlangga, Jakarta, 1993.

Jurusan Sejarah Universitas Airlangga, Kota


Lama, Kota Baru: Sejarah kota-kota
di Indonesia Sebelum dan Setelah
Kemerdekaan, Ombak, Yogyakarta,
2005

Anda mungkin juga menyukai