Anda di halaman 1dari 3

Nama : RHOHIS KURNIAWAN

Jurusan : Manajemen Dakwah-B/1

ISI KANDUNGAN AL-QUR’AN YANG BERHUBUNGAN DENGAN


AKHLAK DAN MUAMALAH

A.Pengertian Akhlak dan Pembagiannya


1. Pengertian Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata khuluq yang artinya budi pekerti. Pengertian akhlak menurut
istilah di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali , Ibrahim Anis, dan Abdul Karim Zaidan. Menurut Al-Ghazali akhlak adalah
suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seseorang manusia yang dapat melahirkan  suatu indakan dan kelakuan dengan mudah
dan spontan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sedangkan menurut Ibrahim Anis akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-
macam  perbuatan baik / buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Dan menurut Abdul Karim Zaidan adalah
nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan pertimbangan seseorang dapat menilai
perbuatannya baik / buruk untuk kemudian memilih melakukan / meninggalkannnya.
  

2. Pembagian Akhlak

Akhlak dibagi menjadi dua macam :

1.      Akhlakul Karimah
Akhlakul karimah adalah akhlak yang mulia atau terpuji. Akhlak yanh baik itu dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik pula yaitu
sesuai dengan ajaran Allah SWT dan rasul-rasulnya
2.      Akhlakul Madzmumah
Akhlakul madzmumah adalah akhlah tercela / akhlak yang tidak terpuji. Akhlakul madzmumah (tercela) ialah akhlak yang
lahir  dari sifat-sifat yang tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT dan Rasulnya.

B. Ayat-ayat Al-qur’an Tentang Akhlak


Di dalam Al-Quran ada banyak ayat yang memerintahkan kita agar menghiasi diri dengan akhlak-akhlak yang terpuji, dan
menjanjikan balasan kebaikan di dunia serta pahala yang sangat besar di akhirat. Allah berfirman:

ِ َّ‫اَل تَ ْعبُ ُدونَ إِاَّل اللَّـهَ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن إِحْ َسانًا َو ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِكي ِن َوقُولُوا لِلن‬
‫اس ُح ْسنًا‬
“Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia” (QS. Al-Baqarah [2]: 83)

Demikianlah Allah memerintahkan para hamba-Nya agar bersikap santun dan berlaku baik kepada setiap orang; kawan
maupun lawan, Mukmin atau kafir.  Dalam ayat lain, Allah berfirman kepada Nabi Musa dan Nabi Harun:

‫فَقُواَل لَهُ قَوْ اًل لَّيِّنًا لَّ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر أَوْ يَ ْخ َش ٰى‬
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lenbut, mudah-mudahan dia sadar
atau takat.” (QS. Thaha [20]: 44)

Allah mendorong setiap hamba-Nya agar tidak membalas keburukan dengan keburukan yang sama, karena tidaklah sama
antara kebaikan dan keburukan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َ َ‫َوال تَتَ َوىـ أَ َح َسنَةً َو ْالبَ ْيتَهُ أَ َرفَ َع بأَلَتي ِه َي أَحْ َسنُ فَإِ َذا الَّ ِذي بَ ْين‬
)۳۰( ‫ك وبينه عدوةً كأنه ولى حيي‬
“Dan tidaklah sana kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang
ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akam seperti teman yang setia.” (QS. Fushshilat [41]: 34)

Seiring dengan itu, janganlah kebencian mendorong kita berlaku zhalim kepada sesama, sehingga kita meninggalkan akhlak
yang mulia.

Allah berfirman:

َ‫َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآنُ قَوْ ٍـم َعلَ ٰى أَاَّل تَ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا ه َُو أَ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا اللَّـهَ ۚ إِ َّن اللَّـهَ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
“Dan janganlah kebencianmu terbadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena
(adil) itu lebih dekat kepada takwa.” QS. Al-Maidah [5]: 8)

Maka itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mendorong hamba-Nya agar memiliki sifat pemaaf atas kezhaliman orang lain yang
menimpa dirinya. Hal itu terangkum dalam firman-Nya:

ِ ْ‫ُخ ِذ ْال َع ْف َو َو ْأ ُمرْ بِ ْالعُر‬


َ‫ف َوأَ ْع ِرضْ ع َِن ْال َجا ِهلِين‬
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” QS. Al-
A’raf [7]: 199)

C. Prinsip-Prinsip Muamalah Dalam Al-qur’an


Adapun prinsip-prinsip utama dalam muamalah adalah sebagai berikut

Prinsip pertama adalah Harta adalah milik Allah salah satu diantara sekian banyak anugrahNya yang diberikan kepada
manusiaunt kemanfaatan dan kemaslahatan manusia.

Prinsip kedua adalah : Allah memberi kewenangan kepada manusia untuk mengelola harta ( istikhlaf al maal). Sehingga ia
akan mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah oleh karena itu didalam penggunaan harta dan cara mendapatkannya
harus tunduk kepada ketentuanNya
Prinsip ketiga adalah : Kepemilikan harta bukan tujuan namun ia sarana untuk menikmati perhiasan dunia yang Allah
berikan kepada hambaNya melalui rizki yang baik serta sarana untuk mewujudkan maslahah umum.
Prinsip keempat adalah : Kebolehan mengembangkan harta dan larangan memonopoli dan menimbunnya. Prinsip
tersebut menjelaskan tentang memperluas cakupan manfaat harta sehingga maslahatnya dirasakan oleh orang banyak.

Prinsip kelima adalah : Pencatatan proses transaksi. Diantara upaya penjagaan dalam sebuah transaksi dari terjadinya
sengketa, lupa, kehilangan dan lainnya maka syariah memerintahkan otentifikasi (tautsiq) melalui pencatatan, kesaksian,
jaminan gadai guna menjaga setiap hak dari pemiliknya.

Prinsip keenam adalah: Mencari harta dan mendistribusikannya dengan cara yang halal. Islam mengharamkan setiap usaha
mendapatkan harta yang akan menimbulkan kedengkian, merusak hubungan sesama manusia, bertindak culas,
curang (menipu) . Sebagaimana Islam memerintahkan untuk berbuat adil dalam muamalah dan akad sehingga masyarakat
terhindar dari kerusakan sosial dan mental.

Prinsip ketujuh adalah : Haramnya riba dan mendapatkan harta dengan cara batil. Keharaman riba dikarenakan penguasaan
haq orang lain tanpa cara yang benar dan dilarangnya mengambil harta dengan cara batil karena menimbulkan permusuhan
dan kebencian didalam masyarakat.

Prinsip kedelapan adalah: Proposional dan adil dalam pedistribusian. Seorang muslim dilarang berlebihan dalam
penggunaan hartamya, tepat guna dan tepat sasaran serta jauh dari sikap ifroth (berlebihan) atau tafrith(menyepelekan)
Prinsip kesembilan adalah: Jujur dan amanah dalam transaksi muamalah. Sikap jujur dan amanah ini implementasi adalah
tidak mengambil haknya melebihi apa yang seharusnya dan tidak mengurangi hak orang lain dari porsi yang seharusnya.
Prinsip kesepuluh adalah: Intervensi Negara dalam menciptakan keseimbangan distribusi sumber daya (resources). Islam
melarang terpusatnya kekayaan pada sebagian orang kaya saja sehingga masyarakat luas terhalang untuk menikmati
kemanfaatan dan kemaslahatannya.
Prinsip kesebelas adalah: Berta‟awun dengan sesama dalam muamalah. Sehngga harta harta menjadi unsur kebaikan yang
dirasakan maslahatnya untuk semua.

D. Ayat-ayat Al-qur’an Tentang Muamalah


Dalam melakukan perniagaan, Allah SWT. Juga telah mengatur adab yang perlu  dipatuhi dalam perdagangan, dimana
apabila telah datang waktunya untuk beribadah, aktivitas perdagangan perlu ditinggalkan untuk beribadah kepada Allah
SWT seperti firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:

1. Q.S. Al-Jumu’ah: 11
۬ ۚ
ِ ‫ك قَٓا ِٕٕٮِـ ۬ ًما‌ قُ ۡل َما ِعن َد ٱهَّلل ِ خ َۡي ٌر ِّمنَ ٱللَّ ۡه ِو َو ِمنَ ٱلتِّ َج ٰـ َر ِۚ‌ة َوٱهَّلل ُ خ َۡي ُر ٱلر‬
)١١( َ‫َّٲزقِين‬ َ ‫َوإِ َذا َرأَ ۡو ْا تِ َج ٰـ َرةً أَ ۡو لَ ۡه ًوا ٱنفَضُّ ٓو ْا إِلَ ۡيہَا َوتَ َر ُكو‬

Artinya “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka
tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan
perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki.” (Q.S. Al-Jumu’ah: 11).
Dan dalam ayat lain seperti surat An-Nur: 37, dijelaskan bagaimana orang tidak lalai dalam mengingat Allah SWT hanya
karena perniagaan dan jual beli.

2. Q.S. An-Nur: 37

)٣٧( ‫ص ٰـ ُر‬ َّ ‫يہمۡ تِ َج ٰـ َر ۬ةٌ َواَل بَ ۡي ٌع عَن ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ِ َوإِقَ ِام ٱل‬
َ ‫صلَ ٰو ِة َوإِيتَٓا ِء ٱل َّزك َٰو ِۙ‌ة يَخَافُونَ يَ ۡو ۬ ًما تَتَقَلَّبُ فِي ِه ۡٱلقُلُوبُ َوٱأۡل َ ۡب‬ ۡ ۬
ِ ‫ِر َجا ٌل اَّل تُل ِه‬

Artinya  “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari)
mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.” 

3. Surah Al-Hasyr Ayat 7

‫َي اَل يَ ُكونَ دُولَةً بَ ْينَ اأْل َ ْغنِيَا ِء ِم ْن ُك ْم ۚ َو َما آتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم‬ ِ ‫ُول َولِ ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِك‬
ِ ِ‫ين َواب ِْن ال َّسب‬
ْ ‫يل ك‬ ِ ‫َما أَفَا َء هَّللا ُ َعلَ ٰى َرسُولِ ِه ِم ْن أَ ْه ِل ْالقُ َر ٰى فَلِلَّ ِه َولِل َّرس‬
ِ ‫هَّللا َ ۖ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬ ‫َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا ۚ َواتَّقُوا‬
‫ب‬

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari
penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-
orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang
diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.

4. Surah Al-Maidah Ayat 2

‫ي َواَل ْالقَاَل ئِ َد َواَل آ ِّمينَ ْالبَيْتَ ْال َح َرا َم يَ ْبتَ ُغونَ فَضْ اًل ِم ْن َربِّ ِه ْم َو ِرضْ َوانًا ۚ َوإِ َذا َحلَ ْلتُ ْم فَاصْ طَادُوا ۚ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم‬
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تُ ِحلُّوا َش َعائِ َر هَّللا ِ َواَل ال َّش ْه َر ْال َح َرا َم َواَل ْالهَ ْد‬
‫ب‬ َ ْ ُ َ ‫هَّللا‬ َّ ‫هَّللا‬
ِ ‫ان ۚ َواتقوا َ ۖ إِن َ ش ِديد ال ِعقا‬ ُ َّ ِ ‫ْج ِد ْال َح َر ِام أَ ْن تَ ْعتَدُوا ۘ َوتَ َعا َونُوا َعلَى البِرِّ َوالتق َوى ۖ َو ت َعا َونوا َعلى ا ِ ث ِم َوال ُعد َو‬
ْ ْ ْ ‫إْل‬ َ ُ َ ‫اَل‬ ٰ ْ َّ ْ ِ ‫صدُّو ُك ْـم ع َِن ْال َمس‬
َ ‫َشنَآنُ قَوْ ٍم أَ ْن‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan
bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan
apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada
sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka).
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. 

Anda mungkin juga menyukai