Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CRYPTOGAMAE
(ABKC-2303)
Disusun Oleh:
Ahmad Saufi
(1910119110014)
Asisten Dosen:
Abdul Majid
Pipin Widyawati
Dosen Pengasuh:
Dra. Sri Amintarti, M. Si.
Dra. Aulia Ajizah, M. Kes.
Nurul Hidayati Utami, S. Pd., M. Pd.
Ahmad Saufi
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. LatarBelakang...............................................................................................
B. RumusanMasalah..........................................................................................
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. .....................................................................................................................
B. .....................................................................................................................
C. .....................................................................................................................
D. .....................................................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
ii
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
2. Urutkan cara kerja untuk mengamati bakteri dan alga hijau biru!
Jawab :
A. Cara kerja untuk mengamati bakteri
1. Membersihkan kaca benda dengan menyemprotkan alkohol 70%.
2. Meratakan alkohol yang sudah disemprotkan tadi menggunakan tisu.
3. Membersihkan kaca benda yangsudah disapu dengan alkohol
menggunakan tisu.
4. Melewatkan kaca benda diatas lampu Bunsen.
5. Mengencerkan bahan daulu dengan meneteskan aquadest diatas kaca
benda, jika bahan yang digunakan untuk melakukan pengamatan bakteri
berupa bahan padat.
6. Melewatkan jarum ose dengan hati-hati diatas lampu bunsen (spritus)
hingga besinya berwarna kemerahan.
7. Mengambil bahan (makanan basi) dengan jarum ose dan digoreskan
menggunakan jarum ose bahan tersebut diatas kaca benda.
1
8. Memberikan pewarna berupa methylen blue.
9. Meratakan warnanya agar menyebar secara merata.
10. Menutup kaca benda dengan kaca penutup.
11. Membersihkan cairan yang keluar dari kaca penutup dengan tisu.
12. Mengamati preparat yang telah dibua dibawah mikroskop yang
dimulai dari perbesaran yang paling lemah (kecil).
13. Memindahkan perbesaran lebih lanjut jika objek sudah ditemukan
yang diperkirakan sebagai bakteri untuk memperjelas strukturnya,
agar mendapatkan hasil pengamatan yang paling jelas (baik).
B. Cara kerja untuk mengamati alga hijau biru
1. Mengambil sampel kiambang menggunakan ember kecil.
2. Memotong bagian ujung akar kiambang.
3. Meletakkan ujung akar yang telah dipotong diatas kaca benda yang
telah diberi setetes aquadest.
4. Menutup kaca benda dengan kaca penutup.
5. Menggerus akar tersebut dengan menggunakan pulpen/pensil bulat
secara hati-hati hingga halus.
6. Mengamati alga hijau biru dibawah mikroskop.
7. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat!
1 2
2
3
Jawab :
3
2. Diplococcus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang tersusun berpasangan.
Contoh bakteriyang berbentuk diplococcus yaitu Diplococcus
pneumoniae.
3. Streptococcus, yaitu bakteri yang berbentuk bulat dengan susunannya
membentuk rantai. Contoh bakteri berbentuk streptococcus yaitu
Streptococcus thermophillus, S. lactis, S. pyogenes, S. mutans.
4. Sarcina atau tetrad, yaitu bakteriyang berbentuk bulat dengan susunannya
seperti kubus. Contoh bakteri yang berbentuk sarcina atau tetrad yaitu
Sarcina sp, Micrococcus luteus.
5. Staphylococcus, yaitu bakteri yang berbentuk bulat dengan susunannya
seperti kubus. Contohnya yaitu Staphylococcus aureus.
C. Spirillum (spiral), merupakan bakteri yang berbentuk spiral (lengkung).
Bakteri berbentuk spiral dibedakan menjadi beberapa bentuk, anatara lain:
1. Vibrio, yaitu bakteri berbentuk koma. Contohnya Vibrio cholera.
2. Spirillum, yaitu bakteri yang berbentuk lengkung lebih dari setengah
lingkaran. Selain itu spirillum memiliki bentuk spiral yang tebal, dinding
sel yang kaku dan memiliki flagella sebagai alat gerak.
3. Spiroseta, yaitu bakteri yang berbentuk mirip dengan spiral, hanya saja
lebih berkelok dengan ujung yang lebih runcing. Spiroseta berbentuk
spiral yang tipis, dinding sel fleksibel , tetapi tidak memiliki flagella.
Contohnya Spirochaeta pallidum.
2. Buatlah kesimpulan mengenai bentuk dan ciri-ciri bakteri yang kalian amati
sesuai gambar tersebut!
Jawab :
a. Pada gambar 1, terlihat jelas dari gambar tersebut bahwa bakterinya
berwarna ungu tua yang memiliki bentuk batang. Dari satu bentuk ke bentuk
lainnya pun ada yang berdekatan atau saling berlekatan, namun ada juga
yang terpisah-pisah.
b. Pada gambar 2, terlihat jelas dari gambar diatas bahwa bakterinya berwarna
merah yang memiliki bentuk spiral. Dalam artian bahwa bentuknya ada
4
yang berbentuk panjang, bulat, serta bentuk-bentuk lainnya. Dan bakteri
tersebut saling berlekatan antara satu sama lainnya walaupun ada juga yang
terpisah, tetapi tetap lebih banyak yang saling berlekatan.
c. Pada gambar 3, terlihat jelas dari gambar diatas bahwa bakterinya ada yang
berwarna ungu terang dan ada yang warnanya ungu agak tua. Bentuk dari
bakteri ini bulat, dan juga saling berlekatan antara satu sama lain.
Oscillatoria sp.
5
JAWAB :
Oscillatoriaceae, hidup dalam air atau diatas tanah yang basah , sel-selnya
bulat, merupakan benang-benang dan akhirnya membentuk koloni yang
berlendir. Pada jarak-jarak tertentu pada benang-benang itu terdapat sel-sel
yang dindingnya tebal, kehilangan zat-zat warna yang berguna untuk
asimilasi, hingga kelihatan kekuning-kuningandan dinamakan heterosista.
Heterosista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi bennag baru,
tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati.
b. Apa yang dimaksud dengan heterokist dan akinet pada alga hijau biru
(cyanophyceae)? Kedua struktur ini bisa ditemukan pada jenis alga hijau
biru yang mana?
Jawab :
Bentuk satu sel atau koloni seperti benang, yang berbentuk benang punya
sel kusut disebut heterokista, akinet berfungsi dalam perkembangbiakan.
Dan kedua struktur ini bisa ditemukan pada jenis alga hijau biru yaitu
nostoc, anabaena azollae, dan spirulina.
6
Bersel satu (uniseluler)bhidup di dasar kolam atau tembok yang
basah. Tubuhnya diselubungi lender. Bereproduksi dengan
pembelahan biner. Sering terdapat sel yang begandengan dua atau
empat. Sel tersebut merupakan sel yang yang gagal berpisah dengan
sel lain.
b. Nostoc
7
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
CARA KERJA
1. Simaklah video yang telah dibagikan.
2. Pahamilah langkah-langkah pada setiap pengerjaan yang dipaparkan pada
video.
3. Jawabalah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
BAHAN DISKUSI
1. Pada praktikum ini, digunakan berbagai jenis air dan Spirogyra sp.
Jelaskan mengapa digunakan berbagai jenis air tersebut? Apa perbedaannya?
JAWAB :
Memakai jenis air yang berbeda karena untuk mengetahui berbagai macam
alga mikroskopis. Seperti pada video praktikum bahwa digunakan air kolam
dan air praktikum. Digunakannya dua jenis air ini agar kita bisa mengetahui
alga apa saja yang ada pada air kolam tersebut, dan alga apa saja yang ada pada
air sungai tersebut. Dan juga mungkin untuk mengetahui apakah alga yang
diamati pada air berbeda tersebut akan memiliki atau mempunyai jenis yang
berbeda juga. Kemudian, perbedaan antara air itu mungkin hanya pada
kebersihan dan kejernihan air tersebut. Karna biasanya misalnya kita
mengambil air comberan untuk dijadikan sampel, suah pasti air comberan
tersebut bau, berwarna kehijauan atau bisa seperti menghitam juga. Sehingga
8
alga yang didapat pun mungkin akan berbeda pada alga yang diamati dengan
air yang lain. Begitu pula pada air kolam dan air sungai yang dijadikan sampel
pada video tersebut.
2. Pada saat pengamatan alga di air selokan, Dinda menemukan 2 jenis dari alga
ini.
a b
9
Adapun ciri-ciri dari alga pada gambar b yaitu Phacus sp. Antara lain:
1. Pada jenis alga Phacus sp. Ini juga memiliki warna yang hijau dan juga
mengandung klorofil.
2. Alga ini memiliki bentuk seperti daun serta datar.
3. Pada alga ini memiliki satu flagel yang memanjang sepanjang tubuhnya.
4. Memiiki pigmen seperti bitnik yang bertempat diarea flagella yang
panjang tersebut.
5. Pada alga ini juga bersifat seperti fleksibel dan pada punggungnya yang
datar itu membuatnya terlihat oleh mikroskop.
c. Perbedaan yang terlihat dari kedua jenis alga ini seperti warnanya yang
mungkin sama-sama hijau, namun pada alga jenis Euglena sp. Ini warnanya
terlihat hijau tua diibandingkan dengan alga jenis Phacus sp. Kemudian
pada bentuknya pun sudah jelas jauh berbeda, karena pada alga Euglena sp.
Bentuknya oval dan agak membengkok. Sedangkan pada alga Phacus sp.
Ini bentuknya seperti daun yang datar serta bersifat fleksibel.
10
a b
11
c. Sebagai bahan baku dari pembuatan agar
d. Sebagai bahan bahan pupuk
e. Sebagai bahan makanan ternak
f. Sebagai antibiotik dan obat-obatan
g. Sebagai penelitian biologi
h. Sebagai penanggulangan limbah
12
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
CARA KERJA
1. Simaklah video yang telah dibagikan.
2. Pahamilah langkah-langkah pada setiap pengerjaan yang dipaparkan pada
video.
3. Jawabalah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
BAHAN DISKUSI
2. Pada topik sebelumnya, kita mengamati alga mikroskopis, dimana kita perlu
menggunakan alat berupa mikroskop untuk dapat melihatnya. Sedangkan pada
topik ini kita mengamati alga makroskopis, dimana kita lebih mudah dalam
mengamatinya. Dari segi morfologinya, tubuh makroalga umumnya disebut
“tallus”, apa yang dimaksud dengan thallus?
Jawab :
13
Yang dimaksud dengan tallus adalah tubuh dari tumbuhan yang tidak
berdiferensiasi, dimana tallus ini salah satunya terdapat pada alga. Dan juga
tallus ini tidak memiliki akar, batang, dan daun.
a.
b.
c.
14
udara; dan untuk jenis alga hijau bandingkan letak globul (anteridium) dan
nukul (oogonium).
Jawab :
a. Pada gambar (a) diatas menurut hasil pengamatan yang saya lakukan,
Padina sp. Memiliki warna coklat hingga kekuningan karena memiliki
pigmen warna berupa fikosianin, B protein, dan xantofil. Tekstur yang
dimiliki pada alga ini adalah seperti lebaran dan juga seperti ada garis-
garis pada pada alga tersebut dan terlihat juga seperti transparan serta
bentuknya seperti kipas. Habitat dari alga ini biasanya bisa ditemukan
dipinggiran pantai dan juga kebanyakan di air laut. Dikarenakan alga ini
berwarna coklat, maka alga ini disebut dengan alga coklat. Pada alga
coklat ini sesuai dengan yang saya amati, tidak memiliki gelembung udara,
namun memiliki percabangan saja.
Menurut literatur yang saya dapat, Padina sp. Menunjukkan ciri utama
yaitu thalli berukuran besar, membentuk kipas dengan lebar 2 – 8 cm, dan
terdapat segmen-segmen lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis
berambut radial. Warna utamanya adalah coklat muda kekuning-kuningan,
tetapi terkadang warnanya memutik karena adanya pekapuran dibagian
daun (Ode, 2014).
b. Pada gambar (b) diatas menurut hasil pengamatan yang saya lakukan,
Gigartina papillata ini memiliki warna merah pada seluruh bagian
tubuhnya. Tekstur yang dimiliki pada Gigartina papillata ini seperti kertas
yang agak kesat apabila dipegang. Habitat dari alga ini biasanya terdapat
dibatu terumbu karang. Alga ini termasuk ke dalam alga merah dan
memiliki talus yang pipih dan percabangannya talus dikotom.
Menurut literatur yang saya dapat, merupakan salah satu anggota
Rhodophyta dengan bentuk thallus pipih melebar, dan bercabangan thallus
dikotom. Spesies ini memiliki kandungan zat pektin, disamping memiliki
zat floridean. Memiliki alat reproduksi berupa tonjolan-tonjolan kecil
(papil) yang muncul sewaktu-waktu. Dengan bentuk thalus yang pipih
15
melebar serta keberadaan tonjolan-tonjolan pada permukaannya (Utami
dkk, 2016).
c. Pada gambar (c) diatas menurut hasil pengamatan yang saya lakukan,
Eucheuma spinosum ini memiliki warna merah seperti ada coklat-
coklatnya. Tekstur yang dimiliki alga ini kenyal seperti jelly, permukaan
kulit luarnya agak kasar karena mempunyai gerigi dan bintik-bintik kasar.
Habitat dari alga ini ada pada pedalaman air laut. Alga ini termasuk alga
merah dan talusnya berbentuk silindris dan percabangannya memanjang
dan melengkung seperti tanduk.
Menurut literatur yang saya dapat, Eucheuma spinosum ini memiliki
bentuk thallus bulat tegak, dengan ukuran panjang 5-30 cm, transparan,
warna coklat kekuningan sampai merah kekuningan. Permukaan thallus
tertutup oleh tonjolan yang berbentuk seperti duru-duri runcing yang tidak
beraturan, duri tersebut ada yang memanjang seolah berbentuk seperti
cabang. Tanaman tegak karena percabangannya yang rimbun dapat
membentuk rumpun. Percabangan thallus tumbuh pada bagian yang tua
ataupun muda tidak beraturan (Agustiyana, 2013).
d. Pada gambar (d) diatas menurut hasil pengamatan yang telah dilakukan,
Corallina sp. Ini memiliki warna merah. Tekstur yang dimiliki pada alga
ini seperti batu koral karena memiliki zat kapur pada alga tersebut. Habitat
pada alga ini bisa ditemukan dilaut dan menempel pada batu karang
diperairan pantai. Alga ini termasuk alga merah yang memiliki talus
gepeng yang terlihat pada gambar diatas dan memiliki segmen pendek-
pendek. Percabangannya seperti membentuk rumpun yang rimbun dan
bertumpuk-tumpuk.
Menurut literatur yang saya dapat, Corallina sp. Ditemukan pada substrat
karang dan pasir. Talus berukuran 3-4 cm, talus gepeng bersegmen
pendek, membentuk rumpun dengan rumpun yang rimbun dan bertumpuk.
Talus berwarna merah mudah hingga kuning kemerahan. Substansi talus
keras mengandung kapur, rapuh. Percabangan segmen tidak teratur.
Bentuk segmen tidak teratur dengan lebar <3mm. irisan melintang dari
16
talus tidak begitu jrlas karena substansi kapur yang banyak. Irisan
membujur dari talus menunjukkan sel berbentuk polygonal (Oryza, 2017).
5. Pada saat pengamatan, Riska mengamati awetan alga Corallina sp. dan
menganalisis lebih lanjut tentang alga Corallina sp. ini. Riska menemukan
bahwa warna alga Corallina sp. pada habitatnya di alam berbeda denga awetan
yang telah diamatinya. Mengapa warna alga Corallina sp. mengalami
perubahan warna setelah diawetkan?
Jawab :
Perubahan warna yang terjadi pada alga Corallina sp. Yang telah diawetkan
tersebut disebabkan karena, penggunaan larutan berupa pengawet ini
berpengaruh pada warna dan lamanya proses perendaman menggunakan bahan
pengawet tersebut. Sehingga dengan begitu, warna alga Corallina sp. Tersebut
bisa berubah dan berbeda dengan alga Corallina sp. Yang pada biasanya
habitatnya dialam yang berbeda.
17
B
18
F
Jawab :
a. Pada gambar A diatas yang sudah saya amati dengan nama alga Chara
sp. , warna yang terlihat pada alga tersebut ialah hijau karena alga ini
megandung klorofil untuk alga ini berfotosintesis. Alga ini termasuk
dalam alga hijau dan yang memiliki bentuk talus silindris. Terdapat
juga garis-garis panjang dibagian seperti batang alga tersebut. Pada alga
hijau ini memiliki globul (anteridium) dan nukul (oogonium). Dimana
masing-masing memiliki letak yang berbeda. Namun sama-sama
terdapat pada ruas-ruas tubuh yang mirip batang.
b. Pada gambar B diatas dengan nama alga Padina sp. Memiliki warna
coklat agak kekuning-kuningan dan juga warnanya terang serta
transparan. Memiliki talus yang berbentuk lembaran tipis yang
menyerupai kipas. Alga ini termasuk ke dalam alga coklat, karena
warnanya yang kecoklatan. Pada alga ini seperti yang terlihat pada
19
gambar diatas, tidak memiliki yang namanya gelembung udara. Pada
gambarpun terlihat jelas tidak nampak adanya gelembung udara.
c. Pada gambar C diatas dengan nama alga Corallina sp. Memiliki warna
merah seperti pada gambar diatas. Sehingga alga ini termasuk ke dalam
alga merah. Memiliki bentuk talus gepeng dan bersegmen pendek.
Talusnya membentuk rumpun-rumpun yang rimbun dan bertumpuk.
Pada alga ini memiliki bentuk percabangan talusnya adalah dikotomus.
d. Pada gambar D diatas dengan nama alga Macrocystis sp. Memiliki
warna coklat dengan perpaduan adanya warna hijau pada bagian yang
seperti atau menyerupai daun. Walaupun begitu alga ini termasuk dalam
alga coklat. Bentuk talus pada alga ini seperti balon dengan ujung yang
ukurannya lebih besar dan semakin mengecil ke bagian pangkalnya.
Bentuk talus pada alga ini juga melengkung seperti pada gambar diatas
mirip pada gada yang melengkung dengan bagian pangkal yang sangat
mengecil. Alga ini juga memiliki gelembung udara yang lumayan besar,
gelembung udara ini gunanya sebagai pelampung agar bisa mengapung
didalam air. Letak gelembung udara ini ada pada pangkal yang kecil
tersebut.
e. Pada gambar E diatas dengan nama alga Sargassum sp. Memiliki warna
coklat diseluruh bagiannya. Sehingga alga ini termasuk dalam alga
coklat. Pada alga ini memiliki bentuk talus silindris dengan cabang
yang rimbun. Dari gambar yang terlihat, ada gelembung udara yang
berukuran kecil-kecil yang letaknya ada yang di pangkal dan ada yang
dibagian mirip batang tersebut.
f. Pada gambar F diatas dengan nama alga Gigartina papillata memiliki
warna merah pada seluruh bagian-bagiannya. Sehingga alga ini
termasuk dalam alga merah. Memiliki bentuk talus yang pipih melebar
seperti pada gambar diatas. Pada alga ini juga memiliki perbangan talus
yaitu dikotomus.
g. Pada gambar G diatas dengan nama alga Laminaris sp. Memiliki warna
coklat yang agak pekat diseluruh bagian-bagiannya. Sehingga pada alga
20
ini termasuk pada alga coklat yang sesuai dengan warnanya. Memiliki
bentuk talus yang dimiliki alga ini menyerupai daun atau mempunyai
lembaran-lembaran yang menjari. Pada alga ini tidak terlihat adanya
gelembung udara pada bagiannya, dengan begitu alga ini tisak
memiliki gelembung udara.
Sumber : https://www.algaebase.org/
Codero (1980), Padina australis warna utamanya adalah coklat muda
kekuning-kuningan, tetapi bisa juga memutih karena pekapuran. Bagian atas
lobus agfak melebar dengan pinggiran rata dan holdfast berbentuk cakram
kecil beserabut. Padina memiliki thallus berbentuk lembaran yang
menyerupai kipas. Padina tumbuh menempel di bau pada daerah rataan
terumbu, alat pelekatnya terdiri dari cakram pipih, biasanya terbagi menjadi
cuping-cuping pipih (Mursal, 2018).
2. Bostrychia moritziana
21
Sumber : https://www.algaebase.org/
Termasuk ordo Ceramiales, spesies ini memiliki warna merah
kecoklatan, talus silinder, terdapat percabangan primer dan sekunder, ujung
talus alternate. Pada cabang utama terdapat sel polysiphonus dengan 3
deretan sel perisentral. Tingkatan deretan sel perisentral ke 5-6 akan
terbentuk percabangan samping, karakteristik dari spesies ini terdapat
pembangkakan pada percangan dikotom serta ujung talus alternate dengan
sedikit melengkung kedalam (Mursal, 2018).
3. Bostrychia radicans
Sumber : https://www.algaebase.org/
22
Talus silinderis, percabangan monopodial, memiliki cabang utama dan
cabang sekunder, bagian apical talus bercabang dikotom. Holdfast serabut,
terlihat 4 deret sel perisentral, cabang sekunder terbentuk setiap 5-6
tingkatan sel perisentral, ujung talus polyshiponous yaitu memiliki sel lebih
dari 1 terlihat ada 3 deret sel perisentra (Mursal, 2018)l.
4. Catenella sp.
Sumber : https://www.algaebase.org/
Talus silinder panjang dan tebal, percabangan tidak beraturan kesegala
arah, warna pada spesies ini ungu muda terdapat percabangan lateral yang
merupakan tempat terbentuknya spora, spora menyebar pada subapical
cabang lateral, holdfast pada Catenella sp. Serabut menyatu menempel
dekat dengan talus (Mursal, 2018).
5. Catenella nipae
23
Sumber : https://www.algaebase.org/
Bentuk talus silinder, memiliki warna ungu, setiap holdfast terbentuk
percabangan, genus Catenella ini menempel sangat kuat pada substratnya.
Percabangan lateral tidak ada, biasanya terdapat percabangan pada ujung
talus, terlihat seperti lingkaran pada bagian apical talus, ujung percabangan
terdapat 3 tonjolan-tonjolan kecil. Holdfast serabut menyatu menempel
dekat dengan talur (Mursal, 2018) .
6. Caloglossa intermedia
Sumber: https://www.google.com/search?
q=gambar+Caloglossa+intermedia&safe=strict&rlz=1C1CHBF_enID924ID
924&sxsrf=ALeKk00l_h49lSBG1jSuAQ8TGwirnjX4SA:1605154887497&
source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjhi4P3k_zsAhVMbysKHX
24
_kDUYQ_AUoAXoECAUQAw&biw=1366&bih=625#imgrc=ttoFYAjnLH
eWKM
Talus menyerupai blade yang datar, percabangan ujung talus dikotom,
terdiri dari 3 deret sel perisental yang panjang dan tebal dibagian tengah,
terlihat bagian sel lateral melebar kearah samping dengan bentuk sel
terputus-putus dengan sederetan sel. Holdfast terpisah, muncul pada setiap
percabangan. Spora berkumpul rapat di ujung talus (Mursal, 2018).
7. Caloglossa leprieurii
Sumber : https://www.algaebase.org/
Hampir semua spesies dari Caloglossa memiliki bentuk talus seperti
blade yang lebar dan tipis, terdiri dari 3 deret sel perisental menebal seperti
pelepah, sel laterall melebar, karakter pada spesies Caloglossa leprieurii
bentuk seperti tanaman hias kecil, dengan holdfast terpisah dekat dengan
talus, terlihat jelas antara gametofit jantan dan betina. Gametofit jantan
ditandai dengan tidak adanya percabangan pada ujung talus, sedangkan
untuk gametofit betina terdapat percabangan dikotomus kecil pada bagian
ujung talus (Mursal, 2018).
8. Caloglossa continua
25
Sumber : https://www.algaebase.org/
Talus menyerupai daun atau blade, holdfast tidak menyatu muncul
disetiap cabang dikotom, sel perisentral seperti pelepah kemudian melebar
kearah samping. Percabangan ujung talus pada spesies ini dikotomus,
karakteristik terdapat titik tumbuh talus baru berada pada bagian tengah
percabangan dikotom talus (Mursal, 2018) .
9. Stictoshiponia gracilis
Talus silinder sampai membentuk lempeng, percabangan monopodial,
memiliki 4 sel perisentral, terdapat percabangan primer dan percabangan
sekunder, percbangan primer terbentuk dari 2 sel perisentral. Pada
percabangan primer terdapat 3 sel perisentral, sedangkan percabangan
sekunder muncul diantara 6-9 tingkatan sel perisentral, pada percabangan
primer dengan 2-3 sel perisentral, stichidia terbentuk pada bagian ujung
talus yang melengkun. Holdfast terbentuk dari 2 deret sel perisentral
cabang primer (Mursal, 2018).
10. Bostrychia tenella
26
Talus prostate dengan percabangan pinnate alternate, memiiki 5
deretan sel perisentral, pada setiap percabangan lateral polyshiponous
sedangkan semua percabangan sekunder monosiphonous, tetraspora pada
spesies ini belum matang, akan tetapi tetraspora terbentuk pada ujung
talus sel monoshiponous. Holdfast langsung dari cabang utama, warna
talus merah pekat (Mursal, 2018).
27
DAFTAR PUSTAKA
Oryza, Diandra, dkk. 2017. Identifikasi Rhodophyta Sebagai Bahan Ajar di
Perguruan Tinggi. Diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/211922-none.pdf
pada tanggal 12 November 2020.
Ode, Inem, dkk. 2014. Jenis-jenis Alga Coklat potensial di Perairan Pantai
Desa Hutumuri Pulau Ambon. Diakses melalui
https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/arti
cle/download/83/76 pada tanggal 12 November 2020.
Ghazali, Mursal, dkk. 2018. Diversitas fdabn Karakteristik Alga Merah
(Rhodophyta) Pada Akar Mangrove di Teluk Serewe
Kabupaten Lombok Timur. Diakses melalui
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JBT/article/downloa
d/732/682 pada tanggal 12 November 2020.
Utami, Fadillah, dkk. 2016. Rhodophyta. Diakses melalui
https://www.academia.edu/36305693/RHODOPHYTA pada
tanggal 12 November 2020.
Agustiyani, D. 2013. Rumput Laut Eucheuma spinosum. Diakses melalui
http://repository.unpas.ac.id/30093/1/II%20TINJAUN
%20PUSTAKA.pdf pada tanggal 12 November 2020.
28
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
CARA KERJA
BAHAN DISKUSI
Sebutkan bagian-
bagian dari tubuh
jamur tersebut!
29
Jawab :
1. Sporangiofor
2. Sporangium
3. Spora
4. Hifa rhizoid
3. Hifa jamur, terbagi menjadi 2 yaitu hifa yang tidak bersekat (senositik) dan hifa
yang bersekat (monositik). Perhatikan gambar jamur berikut ini:
Perhatikan hifa pada jamur tersebut, apakah termasuk hifa senositik atau
monositik? Jelaskan mengapa!
Jawab :
Pada jamur diatas merupakan jamur tempe (Rhizopus oryzae) yang termasuk
dalam hifa senositik atau tidak bersekat. Termasuk ke dalam hifa senositik
karena pada jamur tempe ini pada hifanya mengandung banyak inti dan tidak
mempunyai sekat melintang. Sehingga hifanya berbentuk satu tabung halus
yang mengandung protoplast yang memiliki banyak inti. Seperti pada gambar
di atas, terlihat bahwa pada jamur tempe ini tidak bersekat.
30
4. Pada kegiatan pengamatan berdasarkan video yang telah ditampilkan,
diantaranya yaitu pengamatan pada tempe segar dan tempe yang telah busuk.
Berikut hasil pengamatan yang didapat di bawah mikroskop pada perbesaran
100x.
a. Hasil pengamatan jamur yang ditemukan pada tempe yang masih segar
b. Hasil pengamatan jamur yang ditemukan pada tempe yang telah busuk
31
pembuatan tempe termasuk kelompok jamur Zygomycota yang memiliki
benang-benang hifa yang bersekat. (Diakses melalui
https://mardinata.com/jamur-pada-tempe/ )). Rhizopus oryzae koloni
berwarna keputihan dan menjadi abu-abu kecoklatan dengan
bertambahnya usia biakan, serta mencapai tinggi kurang lebih 10 mm.
stolon berdinding halus atau agak kasar, dan hampir tidak berwarna
hingga coklat kekuningan. Rhizoid berwarna kecoklatan, bercabang
berlawanan arah dengan sporangiofor, atau sporangiofor dapat muncul
langsung dari stolon tanpa adanya rhizoid. Sporangiofor dapat tunggal
atau berkelompok hingga 5, kadang-kadang membentuk struktur sperti
percabangan garpu, berdinding halus, memiliki panjang 150-2000 µm
dan berdiameter 6-14 µm. sporangia berbentuk bulat hingga semi bulat,
dinding berduri, berwarna coklat gelap hingga coklat kehitaman, dan
berdiameter 50-200 µm. Kolumela berbentuk avoid atau berbentuk bulat,
avoid atau tidak teratur, sering kali berbentuk polygonal, bergaris-garis
pada permukaannya, dan memiliki panjang sekitar 4-10 µm.
khlamidiospora berbentuk bulat, berdiameter 10-35 µm, atau berbentuk
elips atau silindris dan berukuran (8-13)x(16-24) µm (Gandjar, 2006).
(Diakses melalui https://savana-
cendana.id/index.php/SC/article/download/487/219/
b. Jamur yang ditemukan pada tempe yang telah busuk adalah Rhizopus
oligosporus. Karakteristik Rhizopus oligosporus adalah :
1) Mempunyai koloni berwarna putih
2) Hifa yang bercabang membentuk miselium serta membentuk
sporangium yang berisi spora
3) Bentuknya rhizoid (meyerupai akar)
4) Hifanya tidak memiliki sekat
5) Sporangiopora tumbuh dari stolon dan menghdap ke udara (Diakses
melalui https://mardinata.com/jamur-pada-tempe/ )
32
Koloni berwarna putih abu-abu, dan mencapai tinggi sekitar 1 mm.
Sporangiofor dapat tunggal atau berkelompok hingga 4 (6), berwarna
subhialin hingga kecoklatan, muncul berlawanan arah dengan rhizoid yang
sangat pendek, berdinding halus atau agak kasar, panjang hingga 1000 µm
dan berdiameter 10-18 µm. sporangia berbentuk bulat, berwarna hitam
kecoklatan pada saat matang, dan berdiameter (50) 100-180 µm. kolumela
berbentuk bulat hingga semi bulat dengan bentuk apofise menyerupai
corong. Sporangiaspora berbentuk bulat, elips, atau tidak teratur, memiliki
panjang7-10 (24) mm, membentuk massa berwarna kecoklatan, bila tunggal
berwarna subhialin, dan berdinding halus. Khlamidiospora banyak, dapat
tunggal atau membentuk rantai pendek, tidak berwarna, mengandung butir-
butir granular, terdapat pada daerah hifa dan sporangiofor, berbentuk bulat
elips atau silindris dan berukuran 7-30 µm atau (2-45) x (7-35) µm. spesies
ini memiliki suhu pertumbuhan optimum 30°- 35°C, minimum 12°C, dan
maksimum 42°C. (Diakses melalui https://savana-
cendana.id/index.php/SC/article/download/487/219/ ).
5. Spora jamur dapat diproduksi secara seksual maupun aseksual. Pada saat
pengamatan pada air tape, ditemukan fase berikut ini:
33
Perhatikan bagian pengamatan yang dilingkari. Fase tersebut merupakan fase
pembentukan spora secara aseksual yaitu terbentuknya klamidospora.
a. Apa yang dimaksud dengan klamidospora?
b. Kapan klamidospora terbentuk?
c. Bagaimana klamidospora terbentuk?
Jawab :
a. Klamidospora adalah spora aseksual bersel satu yang berdinding tebal dan
sangat resisten teradap keadaan lingkungan yang buruk. Spora ini terbentuk
dari penebalan bagian.-bagian tertentu dari suatu hifa somatik. Spora
aseksual yang ditemukan pada sel-sel ragi disebut blastopora. Blastopora
merupakan tunas atau kuncup yang terdapat pada sel ragi tersebut.
b. Fungsi klamidospora sebagai resting cell. Klamidospora dapat bergerminasi
menjadi hifa apabila keadaan lingkungan membaik (sumber: Pelczar,1986).
c. Klamidospora umumnya dibentuk pada bagian hifa yang tua. Sel-sel hifa
tertentu memperoleh ekstra nutrien , membesar, dan dindingnya menebal.
Ukuran sel tersebut menjadi lebih besar daripada sel-sel hifa yang lainnya.
Letak sel-sel tersebut dapat pada ujung hifa (klamidospora terminal)
maupun diantara sel-sel hifa (klamidospora interkalar) (sumber:
Pelczar,1986).
34
6. Perhatikan gambar berikut ini :
a b
7. Mengapa ketika roti yang ingin kita makan, walaupun ditumbuhi sedikit jamur
sebaiknya tidak kita konsumsi?
Jawab :
35
Pada roti yang sudah ditumbuhi sedikit jamur akan lebih baik tidak dikonsumsi
lagi, karena itu dapat membahayakan kesehatan yang ada di dalam tubuh kita.
Jamur roti yang paling umum didapati adalah Rhizophus, Penicilium,
Aspergilus, Mucor, dan Fusarium. Beberapa jamur tersebut akan menghasilkan
mycotoxins yang merupakan racun berbahaya untuk kita konsumsi atau
dihirup. Mycotoxins dapat menyebar melalui seluruh roti, itulah sebabnya
mengapa kita harus membuang seluruh roti jika melihat sedikit saja ada jamur
pada permukaan roti tersebut . Jamur tersebut dapat mengganggu perut kita dan
bisa menyebabkan masalah pencernaan. Bahkan jamur itu dapat mengganggu
bakteri di usus, sehingga kekebalan tubuh kita melemah dan resiko penyakit
lainnya. Terlebih lagi dari beberapa mycotoxins seperti aflatoksin dapat
meningkatkan resiko kanker tertentu jika kita mengkonsumsinya dalam jumlah
yang besar.
36
37
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
CARA KERJA
1. Simaklah video yang telah dibagikan.
2. Pahamilah langkah-langkah pada setiap pengerjaan yang dipaparkan pada
video.
3. Jawabalah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
BAHAN DISKUSI
1. Perhatikan foto-foto hasil pengamatan yang telah dilakukan.
a b
c d
37
a. Pada gambar (a) terlihat bahwa morfologi dari Ganoderma sp
yaitu, seluruh bagian pada jamurnya berwarna orange yang
lumayan cerah. Permukaan pada jamur tersebut tidak licin,
tapi seperti ada bintik-bintik, garis-garis, serta bengkokan-
bengkokan. Jamur ini melakat pada kayu yang sudah kering
atau sudah mati. Letak tangkainya berada ditepi.
b. Pada gambar (b) terlihat bahwa morfologi dari jamur krikit
(Schizophyllum commune) yaitu, jamur krikit ini bentuknya
seperti corong, pada bagian belakangnya terlihat seperti ada
bulu-bulu halus, letak tangkainya dibagian tepi. Bisa
menempel pada kayu-kayu yang dipakai untuk bangunan
seperti pada gambar tersebut. Serta warna pada jamjur ini
ialah putih.
c. Pada gambar (c) terlihat bahwa morfologi dari jamur tiram
(Pleurotus ostreatus) yaitu, pada bagian depannya halus,
warnanya putih bersih seperti pada gambar tersebut. Pada
jamur tiram ini tudungnya berbentuk melengkung, lonjong,
dan membulat yang menyerupai karang atau cangkang pada
tiram dengan bagian tepi yang bergelombang.
d. Pada gambar (d) terlihat bahwa morfologi dari jamur kancing
(Agaricus bisporus) yaitu, memiliki permukaan yang halus,
sama seperti pada jamur tiram. Bentuk pada jamur kancing
ini cembung melebar, batangnya pun pendek melebar. Warna
jamur kancing ini putih agak kecoklatan.
38
1 1
(a) 2 (b )
39
tidak terlalu jelas. Penampakan permukaan jamur pada saat mengamati
menggunakan lup sama seperti tidak menggunakan alat apapun, hanaya saja
jamur terlihat lebih besar dari yang biasa karena memakai lup. Kemudian pada
mikroskop stereo, penampakan permukaan jamur atau lamella pada jamur
sudah mula terlihat, contohnya pada jamur tiram. Pada jamur tiram saat diamati
menggunakan mikroskop stereo lamella atau bilah terlihat jelas dengan
lembaran-lembarannya yang rapat serta bergelombang. Lalu pada mikroskop
cahaya, penampakan dari lamella atau bilah pada jamur (contohnya jamur
tiram) pada perbesaran 400x terlihat jelas pada hal yang mungkin tidak bisa
dilihat menggunakan mata tanpa bantuan alat apapun seperti mikroskop bahwa
terdapat tonjolan-tonjolan yang disebut basidium dan pada ujung-ujungnya
terdapat spora. Sehingga dari pernyataan diatas, perbedaan antara lup,
mikroskop stereo, dan mikroskop cahaya memiliki perbedaan yang lumayan
jauh. Karena memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing pada alat
tersebut. Tetapi memiliki fungsi yang sama, karena sama-sama membantu
untuk pengamatan pada benda-benda yang kecil atau bahkan benda yang tidak
nampak jika dilihat dengan menggunakan mata saja.
a)
b)
Salah satu bagian dari struktur jamur adalah adanya himenofor. Himenofor
terletak pada sisi bawah tubuh buah. Sebutkan jenis himenofor pada foto a) dan
b).
Jawab :
a. Pada gambar (a) terlihat adanya himenofor pada jamur Ganoderma sp,
dimana himenofor pada jamur ini merupakan buluh-buluh atau pori yang
dapat dilihat dari luar berupa lubang-lubang kecil.
40
b. Pada gambar (b) memiliki himenofor yang mungkin biasanya disebut dengan
lamella atau bilah, dimana lamella ini berupa lembaran-lembaran atau yang
berlapis-lapis serta rapat dan bergelombang yang menyerupai insang ikan.
41
1. Tudung (pileus) : bagian yang ditopang oleh stipe dan di bagian bawahnya
mengandung bilah-bilah. Pada jamur muda, pileus dibungkus oleh selaput
(vileum universal) dan menjelang dewasa pembungkus tersebut akan
pecah. Pda bagian dalam tudung terdapat bilah yang didalamnya terdapat
basidiospora (spora yang terdapat di dalam basidium).
2. Bilah (lamella/gills) : bagian di bawah tudung berbentuk helaian berbilah-
bilah.
3. Cincin / Annulus : bagian yang melingkari tangkai, berbentuk seperti
cincin.
4. Tangkai tubuh buah (stipe) : massa miselium yang sangat kompak dan
tumbuh tegak.
5. Volva : bagian sisa pembungkus yang terdapat pada dasar tangkai.
6. Micelial threads : serabut-serabut akar untuk melekat pada substrat.
Sumber : http://pengetahuanbahanpanganb.blogspot.com/2017/06/jamur-
kancing.html?m=1
42
a b
c d
Jawab :
a. Struktur pada bagian jamur gambar (a) merupakan perbesaran jamur
dengan menggunakan lup, sehingga hasil perbesarannya hanya memberikan
gambaran tentang bilah/lamella pada jamur tiram yang berbentuk Crisped
yaitu beralur seperti bentuk aliran arus sungai.
b. Struktur pada bagian jamur gambar (b) merupakan perbesaran jamur
dengan menggunakan mikroskop stereo dengan perbesaran 4x, sehingga
hasil perbesaran lamellanya lebih jelas jika dibandingkan dengan
menggunakan lup.
c. Struktur pada bagian jamur gambar (c) merupakan perbesaran jamur
dengan menggunakan mikroskop cahaya yang dengan perbesaran 100x
akan menghasilkan struktur basidium spora tetapi belum terlihat jelas.
43
d. Struktur pada bagian jamur gambar (d) merupakan perbesaran jamur
dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x akan
menghasilkan struktur basidium spora yang sudah terlihat jelas dan terletak
pada setiap ujung sisi dari lamella tersebut berbentuk kumpulan atau
gerombolan bulat-bulat.
Jamur Pertama
44
b. Foto jamur pada kertas milimeter block (kertas/latar hitam)
1
2
3
4
45
Keterangan:
1. Tudung (Pileus)
2. Tangkai tubuh buah (Stipe)
3. Micelial threads
4. Bilah (Lamella/gills)
e. Morfologi
Jamur Marasmiaceae mempunyai morfologi yang berbentuk seperti
membulat lalu melengkung. Jika kita mengamati bagian atas atau tudung
dari jamur ini terlihat seperti jamur tiram yang membulat dan melengkung
pada bagian ujungnya. Ketika melihat atau mengamati pada bagian
bawahnya terlihat jamur ini memiliki bilah (lamella/gills) yang berbentuk
lembaran-lembaran yang rapat seperti insang ikan yang lurus. Pada bagian
atasnya jamur ini memiliki warna yang agak kekuning-kuningan, sedangkan
pada bagian bawah atau bagian yang terdapat lamella ini berwarna putih
bersih. Pada tangkai buah jmur ini tidak terlihat adanya cincin/annulus pada
bagian tengah tangkainya. Serta memiliki akar yang melekat pada kayu-
kayu yang basah dan lembab dan sudah rapuh. Dan pada jamur ini terlihat
tidak memiliki volva dimana volva ini merupakan bagian sisa pembungkus
yang tedapat pada tangkai. Serta pada bagian tepi jamur ini seperti
bergelombang.
Jamur kedua
a. Foto jamur pada substrat
46
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)
b. Foto jamur pada kertas milimeter block (kertas/latar hitam)
1 2
47
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)
Keterangan :
1. Tudung (Pileus)
2. Bilah (Lamella/Gills)
3. Tangkai tubuh buah (Stipe)
e. Morfologi
Jamur kerikit (Schizophyllum commune) mempunyai morfologi yang
berbentuk seperti setengah lingkaran. Jika melihat atau mengamati bagian
atas jamur terlihat seperti menyerupai bentuk kerrang, namun jika
mengamati pada bagian bawahnya atau dibaliknya terlihat adanya bilah
(lamella/gills) yang berbentuk lurus serta berupa lembaran-lembaran yang
berlapis-lapis dan seperti menyerupai insang ikan dan tidak bergelombang.
Pada tepi dari tudung jamur ini seperti ada belahan-belahan yang
membentuk seperti kipas. Pada permukaan jamur bagian tudung, terlihat
seperti ada bulu-bulu halus yang menempel pada tudung jamur. Bulu-bulu
halus tersebut berwarna putih dan ada jua yang sedikit berwarna kecoklatan.
Pada bagian belakang atau jika jamur kerikit ini dibalik terlihat adanya
lamella yang berwaena putih bersih. Warna keseluruhan dari jamur ini ialah
putih. Pada jamur kerikit ini juga memiliki akar yang menempel pada
substratnya, hanya saja pada saat di foto atau saat diamati tidak terlihat dan
pada saat pencabutan jamur dari substrannya kurang berhati-hati sehingga
akar yang menempel tersebut tidak bisa terlihat. Pada jamur kerikit ini jika
dilihat tidak menggunakan alat seperti lup dan mikroskop, terlihat jamur ini
kecil. Sehingga agak sulit jika ingin melihat bagian-bagian dari jamur
kerikit.
48
49
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
CARA KERJA
1. Simaklah video yang telah dibagikan.
2. Pahamilah langkah-langkah pada setiap pengerjaan yang dipaparkan pada
video.
3. Jawabalah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
BAHAN DISKUSI
1. Perhatikan gambar berikut ini:
49
Pada gambar yang pertama diatas termasuk lichenes usnea atau yang
sering dikenal dengan sebutan lumut kerak jenggot. Pada lichenes usnea
ini memiliki thallus berupa fruticose, dimana warnanya putih kehijauan,
berambut kasar dan hidup secara epifit dipohon-pohon yang kering.
Dari gambar yang kedua diatas yang sudah saya identifikasi, pada
gambar tersebut terlihat bahwa tipe thallus lichens ini termasuk tipe
thallus foliose yang berbentuk datar dan agak melebar, serta pada gambar
tersebut tipe thallusnya seperti ada daun-daun yang mengkerut karena
bentuknya memang seperti daun dan warnanya pun hijau.
Adapun dibawah ini merupakan tipe-tipe thallus pada lichenes, antara lain :
a. Crustose
Adapun contoh gambar dari Lichenes yang memiliki tipe crustose :
. Lichenes Lepraria incana
50
contoh-dan-manfaatnya) .
b. Foliose
Adapun contoh gambar dari Lichenes yang memiliki tipe foliose :
Lichenes Parmelia plumbea
51
Sumber :
https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Cladonia_coccifera_(81053
38591).jpg
Fruticose bentuk talusnya berupa semak dengan banyak cabang dengan
bentuknya yang seperti pita. Talus fruticose tumbuh tegak atau
menggantung pada batu, dedaunan atau cabang pohon. Tidak terdapat
perbedaan antara permukaan atas dan bawah dari fruticose ini. (Diakses
melalui http://biomedia.begotsantoso.com/teori-biologi/lichenes-lumut-
kerak-pengertian-cara-hidup-ciri-jenis-reproduksi-struktur-klasifikasi-
contoh-dan-manfaatnya).
d. Squamulose
Adapun contoh gambar dari Lichenes yang memiliki tipe squamulose :
Cladonia pyxidata
Sumber : http://www.lichens.lastdragon.org/Cladonia_pyxidata.html
Lichen jenis squamulose ini memiliki lobus–lobus seperti sisik yang
disebut squamulus dengan ukuran yang lebih kecil dan saling bertindih
serta sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut dengan podetia.
52
(Diakses melalui http://biomedia.begotsantoso.com/teori-
biologi/lichenes-lumut-kerak-pengertian-cara-hidup-ciri-jenis-
reproduksi-struktur-klasifikasi-contoh-dan-manfaatnya).
2. Pada saat pengamatan, dapat diukur ukuran Lichen yang tumbuh pada
substratnya, biasanya ukurannya tidak terlalu besar dan terletak pada
tempat-tempat dengan kondisi polusi udara yang minim. Dengan
demikian, saat mengambil sampel Lichene, usahakan hanya mencongkel
sesuai keperluan saja hal ini disebabkan sebagian besar lichens tumbuh
secara ekstrim lambat, untuk tumbuh 2 cm saja, bisa menempuh waktu
bertahun-tahun. Pengukuran pertumbuhan lichens, berkisar antara 1 mm
per tahun tetapi tidak lebih 3 cm/tahun tergantung dari organisme yang
bersimbiosis dan keadaan lingkunganya.
Jawab :
Lumut kerak atau lichen adalah salah satu organisme yang digunakan
sebagai bioindikator pencemaran udara. Hal ini disebabkan lichen sangat
sensitif terhadap pencemaran udara, memiliki sebaran geografis yang luas
(kecuali di daerah perairan), keberadaannya melimpah, sesil, perennial,
memiliki bentuk morfologi yang relatif tetap dalam jangka waktu yang lama
53
dan tidak memiliki lapisan kutikula sehingga lichen dapat menyerap gas dan
partikel polutan secara langsung melalui permukaan talusnya. Penggunaan
lichen sebagai bioindikator dinilai lebih efisien dibandingkan menggunakan
alat atau mesin indikator ambien yang dalam pengoperasiannya memerlukan
biaya yang besar dan penanganan khusus (Loopi et.al 2002). (Diakses
melalui
https://pdfs.semanticscholar.org/b64d/1f5b77823a4324105464207d00d16b6
735d3.pdf)
Jenis lichen yang toleran dapat bertahan hidup di daerah dengan kondisi
lingkungan yang udaranya tercemar. Sementara itu, jenis lichen yang
sensitif biasanya tidak dapat ditemukan pada daerah dengan kualitas udara
yang buruk. Perbedaan sensitifitas lichen terhadap polusi udara berkaitan
erat dengan kemampuannya mengakumulasi polutan (Conti dan Ceccheti
2000). (Diakses
melaluihttps://pdfs.semanticscholar.org/b64d/1f5b77823a4324105464207d0
0d16b6735d3.pdf)
54
a
Jawab :
a. Korteks atas
Korteks atas berupa jalinan yang bentuknya padat yang disebut
pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini akan saling mengisi dengan
material yang bentuknya seperti gelatin dan berfungsi sebagai
pelindungnya.
b. Medulla
Medulla terdiri dari lapisan hifa yang bentuknya berjalinan yang
membentuk suatu bagian tengah yang luas dan juga longgar. Hifa jamur
pada medulla tersebar ke segala arah dengan dinding yang tebal.
Sedangkan hifa pada bagian yang lebih dalamnya lagi tersebar di
sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan lebih tipis pada bagian
ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian
hubungan anatara dua pembuluh.
c. Korteks bawah
55
Lapisan korteks bawah ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertical terhadap permukaan dari thallus atau sejajar
dengan kulit bagian luar. Korteks bagian bawah ini sering berupa sebuah
akar atau disebut juga rhizines. Terdapat beberapa jenis lichenes yang
tidak mempunyai korteks bawah dan bagian ini digantikan oleh lembaran
tipis yang bagiannya terdiri dari hypotallus yang berfungsi sebagai proteksi.
(Diakses melalui http://biomedia.begotsantoso.com/teori-biologi/lichenes-lumut-
kerak-pengertian-cara-hidup-ciri-jenis-reproduksi-struktur-klasifikasi-contoh-
dan-manfaatnya).
Jawab :
56
mikrobion ini dari kelompok ascomycota.
Jawab :
a. Pada bagian gambar (a) terdapat struktur-struktur seperti :
Korteks bagian atas
Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa
jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin.
Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.
Daerah alga
Merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak dibawah korteks
atas. Bagian initerdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa
itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc, Rivularia, dan
Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesis disebut lapisan
gonidial sebagai organ reproduksi.
Medulla
Medulla terdiri dari lapisan hifa yang bentuknya berjalinan yang
membentuk suatu bagian tengah yang luas dan juga longgar. Hifa jamur
57
pada medulla tersebar ke segala arah dengan dinding yang tebal.
Sedangkan hifa pada bagian yang lebih dalamnya lagi tersebar di
sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan lebih tipis pada
bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu
untaian hubungan anatara dua pembuluh.
Lapisan empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk
menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan.
Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan perdu
(fruticose)memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan
korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada
substrata tau dikenal sebagai rizoid.
Korteks bawah
Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang
secara vertical terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit
bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
(Diakes melalui
https://www.academia.edu/19329978/Diskripsi_Lichen) .
b. Pada gambar (b) terdapat struktur-struktur seperti :
Korteks atas
Korteks atas berupa jalinan yang bentuknya padat yang disebut
pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini akan saling mengisi
dengan material yang bentuknya seperti gelatin dan berfungsi sebagai
pelindungnya.
Daerah alga
58
(Diakses melalui
https://www.academia.edu/19329978/Diskripsi_Lichen).
Medulla
Medulla terdiri dari lapisan hifa yang bentuknya berjalinan yang
membentuk suatu bagian tengah yang luas dan juga longgar. Hifa jamur
pada medulla tersebar ke segala arah dengan dinding yang tebal.
Sedangkan hifa pada bagian yang lebih dalamnya lagi tersebar di
sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan lebih tipis pada
bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu
untaian hubungan anatara dua pembuluh.
Korteks bawah
Lapisan korteks bawah ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat
dan membentang secara vertical terhadap permukaan dari thallus atau
sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bagian bawah ini sering
berupa sebuah akar atau disebut juga rhizines. Terdapat beberapa jenis
lichenes yang tidak mempunyai korteks bawah dan bagian ini
digantikan oleh lembaran tipis yang bagiannya terdiri dari hypotallus
yang berfungsi sebagai proteksi. (Diakses melalui
http://biomedia.begotsantoso.com/teori-biologi/lichenes-lumut-kerak-
pengertian-cara-hidup-ciri-jenis-reproduksi-struktur-klasifikasi-contoh-
dan-manfaatnya).
59
60
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
Cara kerja :
1. Simakalah video yang telah dibagikan
2. Pahami cara kerja praktikum melalui video tersebut
3. Jawablah diskusi dibawah ini dengan benar!
DISKUSI
1. Perhatikan foto hasil pengamatan berikut ini!
A
B
60
Identifikasilah jenis lumut yang ditemukan:
a. Deskripsikanlah morfologi dari lumut-lumut tersebut.
b. Berdasarkan hasil deskripsi diatas maka, identifikasilah jenis dari lumut
tersebut!
Jawab :
a. Berdasarkan gambar bagian A pada lumut hati terdapat adanya lembaran-
lembaran dan terlihat adanya batang dikotomi yang masih menempel pada
substratnya. Pada lumut hati ini pada bagian atasnya berbentuk sepertri cawan.
Pada bagian tepinya tidak rata karna adanya lekukan-lekukan yang membelah
juga pada bagian tengah seperti berbentuk hati. Berdasarkan gambar bagian B
pada lumut daun pada bagian bawahnya terdapat percabangan serta terlihat
adanya tangkainya. Pada lumut daun ini juga pada bagian atasnya yang terlihat
bentuknya lancip seperti jarum-jarum kemudian pada bagian bawah dari bagian
yang lancip tersebut merupakan kapsul dari lumut daun
b. Pada gambar A merupakan lumut hati karena bentuk pada bagian atasnya
membelah pada bagian tengahnya sehingga berbentuk seperti hati. Kemudian
pada gambar B merupakan lumut daun karena bentuk dari lumut ini seperti
daun.
61
Bagaimanakah kedudukan pada lumut yang memiliki daun, batang, dan akar
seperti hasil pengamatan yang dilakukan ?
Jawab :
Pada gambar diatas, merupakan bagian tumbuhan tidak berpembuluh dan
tumbuhan berspora yang termasuk kelas terbesar dalam divisi tumbuhan lumut
atau Bryophyta lebih dikenal dengan lumut sejati. Hal ini berarti pada lumut daun
ini memiliki kedudukan sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya yang kecil,
memiliki bagian menyerupai akar, batang, dan daun.
2
1
62
Jawab :
a. Pada bagian no 1 merupakan sporogonium yaitu pada sporogonium dewasa
akan menghasilkan spora dalam bentuk sporangium (kotak spora)
b. Pada bagian no 2 merupakan kaliptra yaitu tutup kecil atau topi kecil yang
terdapat pada jaringan induk dengan kromosom 1N, yang menutupi bagian atas
sporofit (2N) selama perkembangannya.
c. Pada bagian no 3 merupakan kapsul yaitu tangkai yang mendukung
arkegonium dan antheridium.
d. Pada bagian no 4 merupakan daun, bagian yang menyerupai daunnya tersusun
atas sel 1 lapis yang cukup tebal, akan tetapi pada ibu tulang daun tersusun atas
lebih dari1 sel lapis yang tebal. Karakteristik dari sel penyusun tersebut
diantaranya bentuknya kecil, memanjang, selnya cukup sempit atau tidak
longgar serta terdapat kloroplas yang digunakan untuk proses fotosintesis pada
tanaman yang bentuknya menyerupa jala.
e. Pada bagian no 5 merupakan batang, pada batang yang terdapat pada lumut ini
tidak memiliki jaringan xylem dan floem yang bertugas mengangkut serta
menyebarkan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
f. Pada bagian no 6 merupakan rizoid atau akar merupakan tanaman yang sangat
penting yang dimiliki oleh setiap tanaman. Pada lumut ini memiliki akar untuk
menyerap air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. (Sumber d, e,
dan f diakses melalui https://dosenbiologi.com/tumbuhan/bagian-bagian-
tumbuhan-lumut).
A B
63
Berdasarkan dua foto diatas, pada bagian B kapsulnya telah terlihat gigi
peristomnya sedangkan pada bagian A masih tertutup oleh kaliptra.
a. Jelaskan perbedaan kaliptra dan gigi peristom?
b. jelaskan apa yang membedakan 2 fase tersebut?
Jawab :
a. Perbedaan dari kaliptra dan gigi peristom ini yaitu kaliptra berfungsi untuk
sporangium. Sedangkan pada gigi peristom melemparkan spora pada saat udara
kering, sehingga spora tersebar. Spora pada lumut dilindungi oleh
sporopolenin. Spora ini bersifat homospor atau isospor atau berumah satu,
karena memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
b. Pada 2 gambar tersebut memiliki fase yang berbeda yaitu pada gambar A
adalah sporangium yang dewasa (kapsul) dan seta yang akan memiliki struktur
anatomi yang lebih kompleks seperti dinding epidermis yang lebih tebal,
adanya lapisan kutikula, adanya stomata, adanya bagian korteks, serta adanya
jaringan pendukung lainnya. Ketika mencapai umur dewasa, seta akan
mencapai ukuran yang tinggi dan siap untuk masuk ke tahap penyebaran spora.
Sedangkan pada gambar B yaitu kapsul yang mengering dan membentuk
struktur seperti lidah yang disebut operkulum. Operkulum dikelilingi oleh gigi
peristom yang berfungsi untuk melindungi spora dan akan terbuka apabila
lingkungan mendukung. Ketika berada pada lingkungan dengan kelembaban
tinggi, gigi peristome akan melipat ke dalam untuk melindungi spora,
sedangkan pada lingkungan yang kering gigi peristom akan meluruskan bentuk
mereka dan mengeluarkan sebagian spora dengan bantuan angin. Dengan
demikian, spora yang terbang dan jatuh ke lingkungan baru akan tumbuh
menjadi individu baru jika keadaan lingkungannya mendukung.
5. Perhatikan foto hasil pengamatan berikut ini, Bryophyta mengalami 2 fase dalam
siklus hidupnya.
64
A B
65
serta rizoid yang tersusun rapih secara spiral. Masing-masing protonema akan
menghasilkan populasi gametofit berdaun identik secara genetik.
Ketika membahas tentang reproduksi seksual, maka perlu adanya proses
fertilisasi antara sel sperma dan sel telur. Pada lumut sel sperma dihasilkan
oleh antheridia (bentuk jamak dari antheridium) dan sel telur dihasilkan oleh
arkegonia (bentuk jamak dari arkegonium). Saat masuk ke tahap reproduksi
seksual, lumut akan memproduksi gametangia pada ujung batang gametofit
dimana gametangia terdiri dari arkegonia dan antheridia.
Antheridia akan melepaskan sel-sel sperma yang matang ketika kondisi
lingkungan berada pada keadaan basah. Masing-masing sel sperma dibantu
oleh dorongan dua flagella. Antheridia memiliki struktur seperti kelopak bunga
yang mekar untuk membantunya dalam mendorong sel sperma supaya bisa
terlepas pada jarak yang jauh. Di sisi lain, arkegonium memiliki struktur leher
yang panjang dengan bagian seperti corong yang cukup tebal. Bagian corong
tersebut berperan dalam melindungi sel telur yang ada di dalamnya.
Ketika sel telur telah matang, bagian lehernya akan terbuka dan membentuk
sebuah kanal atau jalur yang akan berperan saat proses fertilisasi. Sel sperma
akan dikeluarkan ketika adanya sinyal kimiawi yang diberikan oleh sel telur di
dalam arkegonium. Sel sperma akan dilepaskan dari anteridium ke arkegonium
melalui struktur yang ada dan sel sperma akan masuk melalui kanal yang
sebelumnya telah dibuat di dalam arkegonium. Apabila sel sperma telah
mencapai sel telur maka akan terjadi proses fertilisasi yang menghasilkan sel
zigot. (diakses melalui https://sainspop.com/blog/2020/09/08/siklus-
pertumbuhan-lumut/). Sehingga pada fase sporofit pada gambar tersebut
merupakan fase kehidupan tumbuhan lumut yang menghasilkan spora. Sporofit
ada yang berwarna kecokelatan, kekuningan, kemerahan, atau keunguan.
Sporofit menumpang di atas gametofit, bertangkai, dan berbentuk seperti
terompet atau kapsul. Sedangkan pada fase gametofit pada gambar tersebut
merupakan fase kehidupan tumbuhan lumut yang tampak berwarna hijau,
berbentuk lembaran (seperti tumbuhan kecil), dan membentuk alat kelamin
(gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
66
6. Berdasarkan fase dalam siklus hidup Bryophyta, sebutkan bagian-bagian yang
ditunjukkan dalam siklus hidup Bryophyta berikut ini:
Jawab :
Bagian-bagian yang bernomor pada siklus hidup dari Bryophyta, antara lain :
1) Meiosis
2) Spora
3) Protonema
4) Gametofit betina
5) Gametofit jantan
6) Antheridium
7) Sel sperma
8) Arkegonium
9) Fertilisasi
10) Sel telur
67
11) Zigot
12) Rhizoid
13) Sporofit
14) Kapsul
15) Seta (tangkai)
16) Kapsul
Siklus hidup dari Bryophyta ini diawali dengan adanya meiosis, kemudian
membentuk yang namanya spora setelah membentuk spora selanjutnya terbsentuk
protonema seperti bercabang-cabang, kemudian membentuk gametofit betina
seperti kuncup, lalu ada juga gametofit jantan. Pada gametofit jantan terdapat
antheridium yang memiliki sel sperma, sel sperma tersebut keluar menuju ke
arkegonium yang kemudian difertilisasi pada sel telur. Setelah itu terbentuklah
zigot yang ada dibagian tengah seperti biji tersebut, kemudian terbentuk rizoid
pada bagian bawahnya yang kemudian tumbuh menjadi besar dan terbentuk lah
sporofit, dimana sporofit unni terbagi menjadi dua, yaitu kapsul dan seta (tangkai)
dan bagian paling atasnya tersebut adalah kapsul yang memecah kembali menjadi
meiosis seperti diawal, dan proses tersebut berlanjut sampai seterusnya.
68
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020
Pada gambar diatas merupakan gambar lumut daun. Pada lumut ini tidak melekat
pada substratnya, karena lumut ini memiliki rizoid yang melekat pada tempat
tumbuhnyalumut tersebut. Dan terlihat juga yang menyerupai dengan batang
dimana seperti tumbuh tegak, serta terlihat jelas ada juga daun dari lumut tersebut
yang berbentuk seperti lembaran-lembaran dan tersusun. Serta terlihat juga
adanya kapsul pada bagian atas dari lumut daun tersebut.
SELAMAT BEKERJA
69
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
CARA KERJA
1. Simaklah video yang telah dibagikan.
2. Pahamilah langkah-langkah pada setiap pengerjaan yang dipaparkan pada
video.
3. Jawabalah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
BAHAN DISKUS
70
b. Apa fungsi dari bagian tersebut?
c. Mengapa bagian tersebut dapat menjadi salah satu ciri dari tumbuhan paku-
pakuan?
Jawab :
a. Nama bagian pada gambar tumbuhan paku tersebut merupakan pucuk muda
yaitu fiddlehead
b. Fungsi dari bagian pada gambar daun tumbuhan paku muda yang
menggulung tersebut yaitu sebagai organ fotosintetik seperti daun biasa.
c. Karena itu merupakan ciri dari tumbuhan paku yang masih muda, sehingga
daun tersebut menggulung. Dan ental paku sejati yang masih muda selalu
menggulung seperti gagang biola dan tidak berbunga, sehingga menjadi satu
ciri khas dari tumbuhan paku. Ental disini ialah daun yang tumbuh dengan
proses yang khas pada tumbuhan paku, seperti pucuknya tumbuh dari
rimpang (rizoma) dalam keadaan tergulung ke dalam. Perlahan-lahan
gulungan ini akan membuka kea rah punggung daun sampai akhirnya daun
terbuka sempurna.
71
b
72
kering, ditempat terbuka tanpa naungan atau tempat terbuka dengan
naungan.
3. Pada saat mengamati Lygodium sp. ditemukan adanya suatu bagian yang
menonjol pada ujung-ujung tepian daunnya. Apa nama bagian dari tepi daun
tersebut? dan apa peran dari bagian tersebut?
Jawab :
- Bagian yang menonjol pada ujung-ujung tepian daun tersebut ialah
kumpulan sorus atau yang disebut dengan sori, yang berbentuk seperti
kerucut dan seperti anyaman.
- Kumpulan sorus ini memiliki peranan penting unutk melindungi kotak-
kotak spora tumbuhan paku sampai spora itu siap untuk dilepaskan
(Gembong, 2007) dikutip dalam (Mardiyah, dkk. 2016)
Pada tumbuhan Paku jenis Nephrolepis sp. tersebut diketahui bahwa daunnya
bertindak sebagai daun sporofil dan daun tropofil.
73
a. Apa yang dimaksud dengan sporofil dan tropofil?
b. Pada tumbuhan paku, ada yang memiliki sporofil dan tropofil pada daun
yang sama dan ada yang memiliki sporofil dan tropofil pada daun yang
berbeda. Sebutkan contoh jenis paku dari masing-masing tipe tersebut
beserta foto masing-masing daun yang dapat membuktikan hal tersebut!
Jawab :
a. Sporofil pada tumbuhan paku adalah daun yang berperan dalam suatu
fotosintesis yang dapat menghasilkan spora. Sedangkan tropofil pada
tumbuhan paku adalah daun yang tidak menghasilkan spora dan berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis (Gembong, 2007) dikutip dalam
(Mardiyah, dkk. 2016).
b. Tumbuhan paku yang memiliki sporofil dan tropofil pada daun yang sama,
antara lain:
Nephrolepis sp.
74
(Sumber : https://uforest.org/Species/S/Stenochlaena_palustris.php )
5. hatikan hasil pengamatan sorus Nephrolepis sp. berikut ini di bawah mikroskop
pada perbesaran 100x10 berikut ini. Perhatikan bagian yang diberi lingkaran
pada gambar (a) dan (b).
(a) (b)
75
a. Identifikasilah bagian-bagian dari struktur tersebut? (Gambar pada kertas
lalu tunjukkan bagian-bagian dari sorus tersebut, kemudian sisipkan pada
file jawaban kalian)
b. Jelaskan perbedaan fase dari keadaan pada gambar (a) dan (b).
Jawab :
a.
b. Pada fase gambar (a) spora yang ada didalamnya sudah keluar dari kotak
sporanya. Pecahan dari spora tersebut berada di area lip cell. Cincin
annulus tersebut tertarik ke belakang sampai benar-benar tertarik ,
kemudian melemparkan sporanya ke luar. Mekanisme dari fase ini seperti
pegas. Sehingga tersisa dinding lateral yang terlihat transparan setelah
sporanya keluar dari kotak spora tersebut.
Kemudian pada fase gambar (b) sporangium dikelilingi oleh sederetan sel
yang membentuk bangunan seperti cincin yang disebut annulus yang
memiliki fungsi untuk mengatur pengeluaran spora. (Diakses melalui
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/230/3/BAB%20II%20kajian
%20pustaka%20%28NS%29.pdf). Pada fase ini sporanya masih ada
didalam kotak spora tersebut. Dan belum mengeluarkan spora yang ada
pada gambar (a).
76
6. Jelajahnya disekitar tempat tinggal kalian, dokumentasikan dan
deskripsikanlah 3 tumbuhan paku yang kalian temukan dengan tepat ! (cukup
satu jenis paku saja, namun memiliki organ yang lengkap dan
didokumentasikan dengan baik)
Jawab :
77
belakang dari tumbuhan paku ini daunnya memiliki lubang-lubang kecil
yang berisi sorus jika dilihat dari jauh seperti berwarna coklat, apabila
dilihat menggunakan lup sorus tersebut berwarna kekuningan. Dan sorus
tersebut berada ditengah-tengah bagian daun serta seperti butiran-butiran
kecil.
b. Pada gambar (b) ialah paku tender brake yang memiliki daun pada bagian
depaannya berwarna hijau, memiliki tepi daun yang bergerigi, daun ini
mirip seperti tumbuhan cemara, pada bagian depan daun ini tidak ada
tonjolan apapun, tetapi licin seperti yang terlihat digambar. Pada bagian tepi
daun pada tumbuhan paku ini terdapat sorus yang berwarna jingga. Sorus
pada tumbuhan paku ini terletak pada bagian paling pinggir daun. Seingga
pada bagian tepi daun ini seperti ada tonjolan-tonjolan kecil.
c. Pada gambar (c) ialah kelakai (Stenochalaena palustris) ialah tumbuhan
paku yang tidak memiliki sorus pada bagian depan, belakang, dan tepi pada
daun ini. Pada daun ini memiliki warna yang tercampur antara warna hijau
dengan warna merah. Tepi pada daunnya rata dan tidak bergelombang serta
pada bagian ujungnya lancip. Pada bagian depan dan belakang dari dau
tersebut licin. Tipe daun pada tumbuhan paku ini menyirip. serta memiliki
batang yang berwarna hijau dan lumayan keras.
78
79
DAFTAR PUSTAKA
Mardiyah, Ainol, dkk. 2016. Karakteristik Warna Sorus Tumbuhan Paku Di
Kawasan Gunung Paroy Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar.
Banda Aceh : Program Studi Pendidikan Biologi FTK UIN Ar-
Raniry Banda Aceh. Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016.
Diakses melalui https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/download/2573/1832 pada
tanggal 17 Desember 2020.
80
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
B. Cara Kerja
1. Simaklah video yang ditayangkan!
2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat!
3. Identifikasi dan deskripsikanlah masing-masing jenis paku epifit dibawah ini
(meliputi bentuk daun, keberadaan daun fertil dan steril, letak sorus dan
bentuknya, dan bagian-bagiannya)!
PAKU A
80
Paku B
81
Paku C
Paku D
Jawab :
a. Pada gambar (A) merupakan paku sarang burung dengan bentuk yang seperti
daun pisang yang melebar dan besar . memiliki daun tunggal yang tersusun
pada batangnya yang pendek serta melingkar seperti membentuk keranjang.
Pada ujungnya meruncing atau membulat. Letak sorus pada paku sarang
burung melekat pada garis-garis anak tulang daun dibawah daun. Sorusnya
berbentuk garis, tersusun rapat dipermukaan bawah daun fertile dekat ibu
tulang daun, berwarna coklat. Bagian-bagian pada paku sarang burung ada akar
yang besar dan rambut berwarna coklat, kemudian ada daunnya yang lebar
82
seperti daun pisang, memiliki sorus yang ada pada permukaan bawah
daun,tulang daun yang menonjol di permukaan atas daun yang biasanya hampir
rata ke bawah berwarna coklat. Keberadaan dari daun fertil ada pada daun yang
lebih tua, kemudian untuk keberadaan daun steril ada pada daun muda.
b. Pada gambar (B) merupakan paku picis dengan bentuk daun agak bulat yang
mirip dengan sisik dengan tekstur yang berair dan berwarna hijau. Memiliki
ukuran daun yang berbentuk bulat sampai jorong hampir sama dengan uang
logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan dengan picisan. Memiliki sorus
yang bentuknya bulat danj sedikit oval, letak dari sorus pada paku picis ini
bergerombol berada di bagian tepi daun dan mengelilingi hingga mencapai
dasar kedua sisi daunnya. Bagian-bagian pada paku picis ini yaitu ada daun
yang memiliki tekstur yang tebal dan berdaging, daunnya yang berbentuk bulat
dengan ujung yang tumpul atau membundar kemudian pagkal daun yang
meruncing dan tepi daun yang rata, lalu ada batang rhizom yang menjalar,
memiliki akar rimpang yang memanjang dan memiliki diameter yang kecil
serta akar tanaman paku ini melekat kuat pada batang dan tangkai pohon lain,
lalu ada sorus yang terlihat dibagian tepi daunya. Keberadaan daun fertil ada
pada daun yang panjang, lalu keberadaan daun steril ada pada daun yang
pendek dan membulat.
c. Pada gambar (C) merupakan Pyrrosia sp. dengan bentuk daun yang oval atau
memanjang, ujung daun bulat dan memiliki tulang daun dibagian tengah. Daun
yang satu dengan yang lainnya tumbuh membentuk rumpun. Tanaman paku ini
memiliki bentuk sorus yang bulat dan berwarna coklat serta sorusnya yang
rapat, letak sorus pada tanaman paku ini ada dibawah daun kemudian
bergerombol pada sebagian daun bagian atas yang berwarba coklat. Memiliki
bagian-bagian seperti daun yang oval atau memanjang, kemudian ada batang
rhizom menjalar yang memanjang dan menyatu dengan akarnya, ada pangkal
daun yang meruncing, lalu ada akar rimpang yang berserabut, serta memiliki
sorus dibawah daunnya. Keberadaan daun fertile pada tanaman paku ini ada
pada daun yang panjang serta ujungnya yang meruncing, kemudian
83
keberadaan daun steril pada tanaman paku ini ada pada daun yang agak pendek
serta ujung daunnya yang membulat serta berbulu-bulu halus.
d. Pada gambar (D) merupakan paku tanduk rusa yang memiliki bentuk daun
seperti perisai dengan tekstur yang agak kering serta berbentuk seperti tandung
rusa yang terbalik. Tanaman paku ini juga memiliki sorus yang berbentuk
macam-macam yang terletak pada sisi bagian bawah daun yang bercabang dan
menggarpu pada ujungnya dan terdapat pula urat-urat yang berbentuk garis
memanjang. Pada tanaman paku ini memiliki bagian-bagian seperti daunnya
yang menjuntai ke bawahdan bergantung, lalu ada akarnya berbulu dan
berwarna coklat kekuningan yang biasanya langsung mengakar pada batang
tanaman yang ditumbuhinya serta memiliki akar yang serabut, lalu pada
tanaman paku ini seperti tidak memiliki batang karena daunnya yang langsung
tumbuh dari akar tanpa perantara, dan ada sorus pada bagian bawah daun yang
bercbang dan menggarpu pada bagian ujungnya. Kemudian keberadaan dari
daun fertil biasanya bergantungan, bercabang-cabang menggarpu pada bagian
ujungnya dan urat-urat yang saling berdekatan, dan keberadaan daun steril
terletak dibagian pangkal daun fertil yang berwarna hijau dan berubah
kecoklatan bila tua dan tidak berspora.
4. Gambarlah secara skematis 4 jenis paku epifit yang telah disajikan dan berilah
keterangan untuk dapat membedakan bagian-bagian organ paku tersebut!
Jawab :
a. Paku Sarang Burung (Asplenium nidus)
84
c. Pyrrosia sp.
85
Paku picis juga biasanya disebut dengan paku sisik naga, paku ini memiliki
daun yang ujungnya membulat dan pada bagian tepi dari daun nya rata,
tidak bergelombang ataupun berkelok-kelok. Memiliki tepian yang rata,
pangkal pada daunnya meruncing, pada permukaan daunnya terlihat mulus,
bagian bawah daunnya seperti ada bulu-bulu halus yang berwarna putih.
Daunnya termasuk daun tropofil karena tidak ada sori atau sorus pada
bagian bawah daunnya sehingga tidak menghasilkan spora. Memiliki
batang yang menjalar pada batang tumbuhan yang di tumpanginya.
Menempel pada batang tumbuhan yang ditumpanginya, memiliki akar yang
rhizom.
b. Davalia sp.
86
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020
Pada paku jenis ini dapat ditemukan di batang pohon sawit, karena
pada batang pohon sawit banyak ditumbuhi jenis paku seperti gambar
diatas. Tumbuhan paku ini biasanya tumbuh mengelilingi batang pohon
sawit. Pada tanaman paku ini memiliki daun yang membentuk runcing
pada bagian ujungnya, memiliki tepi daun yang beringgit, daun-daunnya
kaku dan kuat, daunnya berwarna hijau muda dan ada juga yang berwarna
hijau tua. Akar pada tumbuhan paku ini menempel pada batang yang di
tempelinya.
c. Pteris vittate
Pada paku jenis ini merupakan jenis paku yang memiliki spora,
hidup pada batang pohon yang sudah tua atau yang sudah rapuh. Warna
87
pada daun ini hijau agak kecoklatan, terlihat pada gambar bagian bawah
daunnya memiliki sorus yang berbentuk bulat dan berwarna coklat. Sorus
pada tumbuhan paku ini berada pada seluruh bagian daun atau pada bagian
bawah daun dipenuhi dengan sorusnya. Pada ujung daunnya runcing,
memiliki tepi daun yang rata, memiliki daun yang kecil dan tidak lebar,
batangnya berwarna hijau. Akar pada tanaman paku ini tidak dapat terlihat
karena pada batang pohon yang di tempelinya banyak ditumbuhi
tumbuhan lainnya yang rimbun, sehingga akarnya tidak dapat terlihat.
Pada paku ini menempel pada batang pohon sawit, serta akarnya yang
menempel pada batang sawit tersebut. Memiliki daun yang menyirip,
memiliki tepi daun yang berkelok-kelok. Bagian ujung daunnya runcing,
serta daunnya memanjang ke atas mengikuti batangnya. Memiliki pangkal
daun yang tumpul serta langsung menempel pada batangnya. Memiliki
daun yang berukuran tidak terlalu lebar dan tidak terlalu kecil. Akar pada
tanaman paku ini tidak dapat terlihat juga karena tertutup oleh tumbuhan-
tumbuhan lain yang juga menempel pada batang pohon sawit tersebut.
88
e. Lygodium sp.
89
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
CARA KERJA
1. Simaklah video yang ditayangkan!
2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat!
BAHAN DISKUSI
1. Perhatikan gambar berikut!
90
serta rimbun di atas permukaan air, memiliki batang yang bercabang dan
daun bersatu menjadi karangan tiga yang rapat sehingga terlihat rimbun.
Daun - daun mengapung di permukaan air dengan tangkai daun pendek
dan berambut-rambut halus, tidak berbagi dan tepi daun rata serta pada
bagian atas daunnya memiliki bulu-bulu halus yang nampak, daun ketiga
menggantung dalam air dan serupa akar. Kiambang memiliki akar, daun
dan batang yang bercabang serta ditumbuhi trikoma, Permukaan daun
terdapat trikoma dengan tangkai multiseriate dan bagian atas terdiri dari 4
uniserat yang menyatu pada ujung, sedangkan pada bagian bawah daun
terdapat trikoma uniseriate. Trikoma pada permukaan atas daun kiambang
dilapisi oleh lapisan lilin, sehingga daun bersifat hidrophobik dan dapat
mempertahankan udara untuk mengapung di air. Air yang jatuh di
permukaan daun akan membentuk butiran air diatas trikoma. Butiran air
ini tidak dapat mengalir ke ruang antar trikoma sehingga daun tidak
mudah membusuk.
Kata “Kiambang” berasal kata dari ki: pohon, tumbuhan dan
ambang: mengapung merupakan nama umum bagi paku air dari genus
Salvinia. Tanaman kiambang hidup dengan mengapung pada permukaan
air. Kiambang merupakan tanaman remediator yang sangat baik dalam
meremediasi limbah organik maupun anorganik karena memiliki sifat
hiperakumulator yang tinggi dan pertumbuhan yang sangat cepat
(Rahmawati et al., 2016; Simatupang, Iwan, 2015). Kiambang (Salvinia
natans) dapat menyebabkan blooming yaitu tumbuh sangat rapat sampai
menutupi permukaan sungai atau danau.
2. Perhatikan gambar berikut!
91
Pada bagian daun Salvinia sp. terdapat bagian yang ditunjukkan oleh
gambar diatas. Disebut apakah bagian tersebut dan jelaskan fungsinya
pada tumbuhan Salvinia sp.!
Jawab :
Pada bagian yang ditunjukkan oleh gambar diatas merupakan papilla yang
di ujungnya terdapat bulu. Memiliki fungsi pada tumbuhan paku air
Salvinia sp. agar bisa mengapung di permukaan air.
Menurut literatur, tumbuhan pakis air ini saat dewasa menghasilkan
kantung spora berbentuk telur yang mengandung spora tidak subur. Meski
tidak memiliki akar sejati namun daunnya yang terendam berfungsi
sebagai akar. Daunnya ada tiga gelungan (dua mengambang dan satu
terendam). Daun mengambang posisinya berlawanan satu sama lain
dengan bentuk bulat sampai lonjong. Di permukaan atas daun-daun
tersebut memiliki barisan papila silindris. Masing-masing papilla memiliki
empat bulu pada ujung distalnya (masing-masing terdiri dari satu baris
sel). Struktur seperti sangkar di ujung rambut merupakan perangkap udara
yang efektif yang memberi daya apung di air. Papila di ujung rambut dan
permukaan bagian atas tanaman merupakan penolak air, sedangkan yang
ada di permukaan bawah daun menarik air. Perbedaan daya tolak dan tarik
air inilah yang menjaga posisi tanaman pada permukaan air. Daun salvinia
berwarna hijau muda, sering dengan tepi kecoklatan pada tanaman dewasa,
92
dan dengan lipatan khas di tengahnya. (Diakses melalui
https://bromotenggersemeru.org/article/mengenal-salvinia-molesta) .
3. Salvinia sp. Merupakan tumbuhan air yang sangat mudah untuk hidup dan
berkembang sangat cepat dan rapat bahkan dapat menutupi permukaan air.
Prediksilah apa yang akan terjadi jika dalam perairan ditutupi oleh
Salvinia sp.? Analisislah peristiwa yang akan terjadi!
Jawab :
Ketika perairan tersebut ditutupi oleh tumbuhan Salvinia sp. maka
suatu perairan ditumbuhi atau dipenuhi oleh tumbuhan Salvinia sp.
sehingga menyebabkan perairan menjadi tertutupi oleh tanaman tersebut,
maka peristiwa yang akan terjadi adalah blooming Salvinia sp.. Apabila
suatu perairan terjadi peristiwa blooming, maka hal yang terjadi adalah
banyak muncul dampak negatif dari peristiwa tersebut, tetapi berbeda
dengan peristiwa blooming dari Salvinia sp. karena tanaman ini
merupakan salah satu tanaman yang dapat hidup di daerah perairan yang
memiliki pencemaran tingkat tinggi, selain memiliki kemampuan
adapatasi yang tidak biasa yaitu dapat hidup di perairan dengan
pencemaran yang tingggi tanaman ini juga memiliki kemampuan
berkembang biak yang relatif sangat cepat jika dibandingkan dengan
tanaman blooming lainnya. Akar dari tanaman kiambang memiliki
kemampuan untuk menyerap limbah-limbah berupa logam berat seperti
limbah timbal (Cu), sehingga semakin panjang akar dari tanaman
kiambang atau Salvinia sp. maka semakin cepat penyerapan limbah logam
berat yang berbahaya sehingga dapat menstrelikan perairan yang awalnya
sudah tercemar berbagai logam berat dapat menjadi bersih tanpa adanya
kandungan logam berat dan dapat dimanfaatkan kembali seperti awal
sebelum terjadi pencemaran dari perairan tersebut.
Pada analisis kadar awal ion tembaga dalam media tumbuh hari ke-
0 diperoleh kadar ion logam Cu (II) untuk tiap bak adalah sebesar
22,8788; 22,7694; 22,8267; 22,8143 dan 22,8363 mg/L, selanjutnya terus
mengalami penurunan kadar ion logam Cu (II) pada hari ke-3 hingga hari
93
ke-21 tersisa 19,5051; 2,2621; 1,3142; 1,2136; dan 1,2636. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya tanaman kiambang (Salvinia molesta) pada
tiap bak dapat menurunkan konsentrasi ion logam Cu (II) pada media
tumbuh. Selain analisis terhadap air sebagai media tumbuh kiambang
(Salvinia molesta), dilakukan juga analisis terhadap tanaman kiambang
(Salvinia molesta). Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kadar ion logam Cu (II) dapat terserap oleh kiambang (Salvinia molesta).
Tanaman kiambang (Salvinia molesta) memiliki kemampuan menyerap
ion logam Cu (II) dalam air, sehingga dapat digunakan untuk menurunkan
konsentrasi ion logam Cu (II) baik dalam perairan maupun air limbah.
Semakin banyak jumlah tanaman kiambang (Salvinia molesta) yang
digunakan dalam media tumbuh, maka semakin besar pula konsentrasi ion
logam Cu (II) yang terserap melalui akar tanaman tersebut. Akibatnya,
konsentrasi ion logam Cu (II) tersisa dalam tiap bak mengalami
penurunan. Semakin lama waktu penyerapan antara tanaman kiambang
(Salvinia molesta) dengan air sebagai media tumbuhnya, maka konsentrasi
ion logam Cu (II) yang dapat terserap oleh tanaman juga semakin besar.
Akibatnya, konsentrasi ion logam Cu (II) tersisa dalam tiap bak
mengalami penurunan.
(Diakses melalui
http://jurnal.kimia.fmipa.unmul.ac.id/index.php/JKM/article/download/33/
39)
a. b.
94
a. Identifikasilah masing-masing jenis paku tersebut!
b. Jelaskan perbedaan dari kedua jenis paku tersebut!
Jawab :
a. Pada gambar (a) merupakan Salvinia sp. (tanaman kiambang) karena
memiliki bentuk morfologi seperti gambar di atas yaitu memiliki
warna hijau karena mengandung klorofil, memiliki daun yang
berbentuk bulat dan ukurannya relatif kecil-kecil. Pada tanaman paku
ini habitatnya berada di perairan dan biasanya terlihat mengambang di
atas permukaan air, memiliki batang yang bercabang dan daun bersatu
menjadi karangan tiga yang rapat. Daun - daun mengapung di
permukaan air dengan tangkai daun pendek dan berambut, tidak
berbagi dan tepi daun rata, daun ketiga menggantung dalam air dan
serupa akar. Kiambang memiliki akar, daun dan batang yang
bercabang serta ditumbuhi trikoma, Permukaan daun terdapat trikoma
dengan tangkai multiseriate dan bagian atas terdiri dari 4 uniserat yang
menyatu pada ujung, sedangkan pada bagian bawah daun terdapat
trikoma uniseriate. Trikoma pada permukaan atas daun kiambang
dilapisi oleh lapisan lilin, sehingga daun bersifat hidrophobik dan
dapat mempertahankan udara untuk mengapung di air. Air yang jatuh
di permukaan daun akan membentuk butiran air diatas trikoma.
Butiran air ini tidak dapat mengalir ke ruang antar trikoma sehingga
daun tidak mudah membusuk.
Pada gambar (b) merupakan Azolla sp. (tanaman kayu apu dadak)
karena memiliki bentuk morfologi seperti gambar di atas yaitu terdiri
dari rimpang utama, bercabang menjadi rimpang sekunder, yang
semuanya memiliki daun kecil bergantian secara bergantian. Akar
tumbuhan ini tidak bercabang dan bersifat adventif, menggantung ke
dalam air dari nodus (ruas batang) pada permukaan ventral
(permukaan bawah) dari rimpang. Setiap daun terdiri dari dua lobus
(bagian): lobus dorsal udara, yang merupakan klorofillous (daun
95
berklorofil), dan lobus ventral terendam sebagian, yang tidak berwarna
dan berbentuk cangkir dan menyediakan daya apung.
Tumbuhan paku air (Azolla pinnata) dapat tumbuh mencapai panjang
berkisar dari 1 cm hingga 2,5 cm. Struktur tumbuhan ini terdiri dari
rimpang utama, bercabang menjadi rimpang sekunder, yang semuanya
memiliki daun kecil bergantian secara bergantian. Akar tumbuhan ini
tidak bercabang dan bersifat adventif, menggantung ke dalam air dari
nodus (ruas batang) pada permukaan ventral (permukaan bawah) dari
rimpang. Setiap daun terdiri dari dua lobus (bagian): lobus dorsal
udara, yang merupakan klorofillous (daun berklorofil), dan lobus
ventral terendam sebagian, yang tidak berwarna dan berbentuk cangkir
dan menyediakan daya apung (Wagner, 1997).
(Diakses melalui http://eprints.umm.ac.id/51484/3/BAB%20II.pdf)
b. Perbedaan dari kedua paku air tersebut adalah memiliki bentuk daun
yang berbeda satu sama lain, jika daun Salvinia sp. ini berbentuk bulat
maka daun dari Azolla sp. memiliki bentuk daun kecil yang
membentuk sebuah rimpang dengan pola segitiga. Serta akar pada
Salvinia sp. ini berbentuk bercabang ke segala arah serta terdapat
trikoma sedangkan pada akar Azolla sp. akarnya tidak bercabang.
96
97
“CRYPTOGAMAE”
(ABKC-2303)
LAMPIRAN NILAI
Tabel Lampiran Nilai :
No Topik Praktikum Nilai
.
1. Schizophyta (bakteri dan Cyanophyceae)
2. Alga Mikrospopis
3. Alga Makroskopis
4. Jamur Mikroskopis
5. Jamur Makroskopis
6. Lichenes
7. Lumut
8. Paku Terestrial
9. Paku Epifit
10. Paku Air
97