Anda di halaman 1dari 5

KD 3.11.

Memahami Bisnis Ritel

Bisnis Ritel

Ritel modren Ritel Tradisional

1. Pengertian Bisnis Ritel

Bisnis retail adalah suatu usaha yang kegiatanya menjual produk atau jasa mereka langsung
kepada konsumen, bukan pada bisnis lain. Proses transaksi pun bisa dilakukan di mana saja, baik
melalui toko fisik maupun toko online.

Apa Itu Ritel?

Retail atau ritel adalah aktivitas perniagaan yang melibatkan penjualan barang atau penawaran
jasa secara langsung kepada konsumen akhir. Barang yang dibeli dari bisnis ritel akan digunakan
konsumen sebagai konsumsi pribadi atau keperluan keluarga dan rumah tangga, bukan untuk
dijual kembali.

Dikenal pula dengan istilah bisnis eceran, ritel berperan sebagai perantara pemasaran yang
menghubungkan produsen utama atau grosir besar dengan konsumen yang membeli dalam
jumlah kecil atau bentuk satuan. Setelah membeli sejumlah barang dari kelompok bisnis yang
lebih besar, pengecer atau retailer akan menjual kembali barang tersebut dengan menetapkan
tambahan harga tertentu untuk memperoleh keuntungan.
2. Fungsi Ritel
Berikut adalah beberapa fungsi dan manfaat ritel dalam siklus distribusi pemasaran:

a. Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa yang


dibutuhkan

Kehadiran ritel akan membuat konsumen lebih mudah untuk mendapatkan barang dan jasa yang
diinginkan. Tanpa adanya ritel, konsumen akan kesulitan memenuhi kebutuhan mereka karena
harus membelinya secara langsung pada produsen utama.

b. Memberikan keuntungan bagi produsen dan grosir

Bisnis ritel tidak hanya menguntungkan konsumen dalam hal kemudahan berbelanja, tetapi juga
bisa memberikan keuntungan finansial bagi produsen dan grosir. Pengecer biasanya membeli
stok barang dengan jumlah yang cukup banyak dari produsen. Dana yang diterima dari pengecer
selanjutnya dapat dijadikan modal bagi produsen dan diputarkan kembali dalam proses produksi
barang.

c. Berperan secara langsung dalam mempromosikan produk

Retailer yang telah membeli sejumlah produk dari produsen akan mempromosikan produk
tersebut kepada konsumen melalui beragam cara promosi dan strategi iklan. Aktivitas ini tentu
bisa membantu meningkatkan popularitas produk yang dikeluarkan oleh produsen.

d. Menawarkan aneka jenis barang dengan harga yang beragam

Umumnya, retailer akan membeli stok bermacam-macam barang dari sejumlah produsen yang
berbeda. Harga yang ditawarkan pun sangat beragam. Hal ini menciptakan variasi pasar yang
akan berbanding lurus dengan peningkatan kepuasan konsumen.

3. Klasifikasi Bisnis Ritel

Bisnis retail dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:

1. Berbasis toko: transaksi berlangsung melalui perantara toko retail. Klasifikasi ini terbagi dua
lagi; toko berdasarkan kepemilikan dan toko berdasarkan barang yang dijual.
2. Berbasis non-toko: Retail berbasis non-toko biasanya lebih berfokus pada kontak langsung
dengan konsumen. Kontak dapat dilakukan secara personal melalui penjualan langsung
(direct selling) atau non-personal melalui TV, Internet, email marketing, telepon, atau
katalog.
3. Berbasis layanan: menawarkan berbagai jenis layanan atau servis pada konsumen. Servis
tersebut bisa berupa perbankan, penyewaan, jasa servis elektronik, dsb. Faktor -faktor seperti
kualitas layanan, fitur yang ditawarkan, keunikan layanan, dan waktu yang dibutuhkan
menjadi hal-hal yang menentukan kesuksesan dari bisnis retail berbasis layanan

Jenis-Jenis Retail
Secara umum, bisnis retail dapat dibedakan menjadi 5 jenis. Adapun beberapa jenis retail adalah
sebagai berikut:

1. Berdasarkan Kepemilikan
 Independent Retail Firm, yaitu pengecer yang beroperasi secara independen dan
tanpa adanya afiliasi (penggabungan). Misalnya warung, toko kelontong, pasar inpres,
ruko, dan lain-lain.
 Franchising/ Waralaba, yaitu sistem pemasaran dimana suatu perusahaan
(franchisor) memberikan hak kepada pengusaha lain (franchisee) untuk melakukan
sistem usaha dengan cara yang telah ditentukan.
 Corporat Chain, yaitu kelompok usaha yang saling terkait dalam satu manajemen dan
dimiliki oleh beberapa pemegang saham. Contohnya Department Store, Superstore,
Spacialty Store, Pasar Swalayan.

2. Berdasarkan Produk yang Dijual

A. Product Retailing

 Department Store (Toserba), yaitu perusahaan pengecer yang memiliki pegawai


setidaknya 25 orang dan menjual pakaian dan peralatan rumah tangga sebanyak 20%
atau lebih dari total penjualan.
 Specialty Store, yaitu perusahaan pengecer yang fokus menjual jenis produk tertentu.
Misalnya toko komputer, toko mainan anak, toko sepatu olah raga.
 Catalog Showroom, yaitu pengecer yang menjual merek lokal dengan harga rendah
dimana area perbelanjaannya kecil dan berdekatan dengan tempat pajangan
ecerannya.
 Food and Drug Retailer, yaitu pengecer yang menjual produk makanan/ minuman
dan juga obat-obatan dalam jumlah besar dengan harga rendah.

B. Service Retailing

 Rented Goods Service, yaitu pengecer yang menyewakan produk-produk tertentu


kepada konsumen dimana kepemilikan produk tetap ada pada retailer. Misalnya
penyewaan apartemen, mobil, carpet cleaner, dan lainnya.
 Owned Goods Service, yaitu pengecer yang menjual jasa reparasi/ perbaikan dan
perawatan barang-barang tertentu. Misalnya jasa perbaikan (jam tangan, mobil,
sepeda motor, komputer, dan lainnya), jasa perawatan taman, cuci mobil, dry
cleaning, dan lainnya.
 Non Goods Service, yaitu pengecer yang menjual jasa personal yang sifatnya
intangible (tidak berbentuk produk fisik). Misalnya supir, tour guide, baby sitter, dan
lainnya.

3. Non Store Retailing


 Telephone & Media Retailer, yaitu pengecer yang menggunakan kontak melalui
telepon (telemarketing) dan media periklanan seperti surat kabar, radio, televisi, dalam
memberikan informasi dan membujuk konsumen untuk membeli produknya.
 Mail Order, yaitu pengecer yang menawarkan produk-produknya melalui pos surat.
 Vending Machines, yaitu alat yang digunakan untuk menjual produk tertentu.
Misalnya mesin penjual minuman yang banyak terdapat di pasar swalayan, hotel, dan
kantor-kantor.
 Electronic Shopping, yaitu penjualan yang dilakukan pengecer dengan menggunakan
perangkat TV, Komputer, dan jaringan internet.
 Direct Selling, yaitu metode penjualan yang dilakukan pengecer secara langsung ke
orang-orang tertentu melalui transaksi yang diawali dan diakhiri oleh tenaga penjual.
4. Berdasarkan Strategi Penetapan Harga
Masing-masing retailer menawarkan produknya dengan harga yang bervariasi, mulai dari yang
murah hingga yang mahal. Untuk setiap merek barang yang sama, setiap retailer bisa saja
menawarkan harga yang berbeda.

Beberapa pengecer menawarkan suatu produk dengan harga tinggi dan disertai pelayanan khusus
yang menarik. Umumnya Specialty dan Department Store menerapkan cara seperti ini dalam
memasarkan produknya.

Namun, beberapa pengecer lebih memilih menjual produk yang sama dengan harga yang lebih
murah. Umumnya Discount Store menerapkan metode pemasaran seperti ini, yaitu menjual
barang-barang rumah tangga dengan harga diskon.

5. Berdasarkan Lokasi
Retailer juga dapat dibedakan berdasarkan lokasinya. Beberapa diantaranya adalah;

 Strip development (mal strip), yaitu lahan komersial yang dikembangkan sehingga
semua orang memiliki akses langsung ke jalan dan area parkir.
 Downtown central business districts, yaitu pusat bisnis dan komersial di suatu kota.
Di kota-kota besar, kawasan ini biasanya identik dengan “distrik keuangan” (atau
“kawasan finansial”) di kota tersebut.
 Shopping center, suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan eceran
atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek.

Anda mungkin juga menyukai