1105315101-3-Bab 2
1105315101-3-Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan
tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan
menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
semula. Monitoring dilaksanakan dengan maksud agar proyek dapat mencapai tujuan
secara efektif dan efisien dengan menyediakan umpan balik bagi pengelola proyek
comes) (Hogwood and Gunn, 1989). William N. Dunn (1994), menjelaskan bahwa
a. Compliance (kesesuaian/kepatuhan)
10
11
b. Auditing (pemeriksaan)
c. Accounting (Akuntansi)
Menentukan perubahan sosial dan ekonomi apa saja yang terjadi setelah
d. Explanation (Penjelasan)
kebijakan publik.
dari monitoring yang digunakan dalam melihat kontribusi program yang berjalan
untuk dievaluasi.
adalah sebagai suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu objek,
keadaan, peristiwa atau kegiatan tertentu yang sedang diamati. Pengertian tersebut
juga dikemukakan oleh Soumelis (1983) yang mengartikan evaluasi sebagai proses
terhadap suatu obyek. Diartikan oleh Seepersad dan Henderson (1984) mengartikan
12
dan penilaian terhadap sesuatu obyek berdasarkan pedoman yang telah ada.
pikiran yang terkandung dalam pengertian “evaluasi” sebagai kegiatan terencana dan
Dikembangkan oleh Sutjipta (2009), ada lima ciri dalam evaluasi meliputi (1)
kualitas: apakah program baik atau tidak baik, kualitas isi program, kegiatan
menyulitkan atau membebani masyarakat, sesuai dengan tingkat teknis, sosial dan
ekonomis masyarakat, (3) keefektifan: seberapa jauh tujuan tercapai, (4) efisiensi:
penggunaan sumber daya dengan baik, dan (5) kegunaan (importance): kegunaan
evaluasi yang dilaksanakan terhadap program atau kegiatan yang telah dirumuskan,
sebelum program atau kegiatan itu sendiri dilaksanakan. Sedangkan evaluasi sumatif,
Dikemukakan oleh Sanders & Sullins (dalam Mardikanto, 2009), bahwa suatu
evaluasi internal, yang diadakan secara internal oleh staf yang bekerja pada program
feedback pada aspek program yang ditinjau dan kemungkinan revisi sedang
berlangsung.
meskipun inisiatif dilakukannya evaluasi dapat muncul dari kalangan orang luar, atau
justru diminta oleh organisasi pemilik atau pelaksana program yang bersangkutan
(Mardikanto, 2009).
Dampak (impact) ialah hasil yang diperoleh dari efek proyek. Dampak ini
merupakan kenyataan yang sesungguhnya dihasilkan oleh proyek pada tingkat yang
lebih luas dan menjadi tujuan jangka panjang proyek. Dampak juga dapat diartikan
1. Teknis KRPL
seberapa jauh volume kegiatan telah dapat diselesaikan, seberapa jauh persyaratan
teknis telah ditepati, berapa jumlah orang yang terlibat atau terjangkau oleh program
yang dilaksanakan, bagaimana kualitas bahan yang digunakan, atau kualitas fisik
KRPL.
a. Kebun Bibit
Kebun bibit merupakan salah satu sumber bibit dalam pengembangan KRPL,
sebagai upaya menuju terciptanya rumah pangan lestari (RPL). RPL adalah rumah
sayuran, pangan, ternak dan ikan, menggunakan teknologi hemat lahan secara
berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi sehari hari, serta
anggota dan keuntungan ekonomi bagi kelompok melalui usaha penjualan bibit dan
tanaman. Kebun bibit adalah lahan untuk pembibitan yang dilengkapi dengan
beberapa peralatan dan dikelola atas partisipasi aktif masyarakat untuk memproduksi
bibit agar dapat memenuhi kebutuhan bibit tanaman bagi peserta RPL dan warga
15
masyarakat di kawasan yang selanjutnya disebut kebun bibit desa (KBD). Lahan
untuk kebun bibit sebaiknya merupakan lahan terbuka, dan banyak mendapat cahaya
matahari langsung, berdekatan dengan sumber air dan lahan cukup luas di sekitarnya
bibit tergantung pada volume bibit yang akan di produksi dan ukuran luas bangunan
rumah bibit.
lokal bernilai ekonomis tinggi yang dibutuhkan dan disukai oleh masyarakat di
bunga kol, selada, sawi, pare, gambas, labu siam, terong atau lainnya. Tanaman
rempah dan obat yaitu jahe, kencur, temulawak, kunyit atau lainnya. Buah-buahan
meliputi pepaya, jambu, belimbing, srikaya, sirsak atau lainnya. Demikian juga
pangan lokal berupa ubi jalar, singkong, ganyong, garut atau lainnya. Sumber pangan
hewani yang banyak dikonsumsi sehari hari dan dikembangkan antara lain, ayam
c. Media tanam
Media tanam adalah suatu media atau bahan yang digunakan untuk tempat
tumbuh dan berkembangnya akar tanaman, media tanam juga merupakan komponen
keharusan, karena media yang akan digunakan untuk menanam harus disesuaikan
dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis
tanaman memiliki habitat yang sama. Untuk mendapatkan media tanam yang baik
dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam, kita harus memiliki pemahaman
d. Sarana produksi
1) Pupuk
dan lingkungan di lakukan agar tanaman memberikan kinerja yang lebih baik.
Dengan bantuan hasil tanaman tersebut, unsur yang semula berada dalam tanah
Obat-obatan pengendali hama meliputi pestisida alami dan pestisida kimia, namun
merusak tanaman.
3) Benih
Pemilihan benih juga merupakan hal penting bagi petani dan pelaku usahatani,
karena benih yang baik dan sehat merupakan dasar bagi pertumbuhan tanaman
agar dapat tumbuh dan dan berkembang serta berproduksi secara optimum.
e. Pemeliharaan
berkaitan dengan upaya menjaga kelangsungan hidup tanaman agar tetap hidup sehat
terhadap pengerahan sumber daya juga harus terukur seimbang dengan solusi
pemecahan masalah serta hasil yang dicapai. Dalam jangka pendek ke depan, peluang
dan aksesibilitas kesempatan kerja nonpertanian bagi sebagian besar rumah tangga
18
petani di pedesaan akan tetap terbatas. Pilihan yang dinilai cukup relevan adalah
pendapatan rumah tangga dengan sasaran akhir peningkatan Pola Pangan Harapan
(PPH).
bahwa “ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun
mutunya, aman, merata dan terjangkau”. Terpenuhinya pangan bagi setiap rumah
pekerjaan sekarang, Sedangkan pendidikan lebih berorientasi kepada masa depan dan
tidak semua anggota mampu memahami secara benar budidaya tanaman. Program
KRPL mengadakan pembinaan dalam bentuk pelatihan dan sekolah lapangan tentang
dihadapi petani dan memberikan pemecahan yang mungkin bisa dilakukan oleh
anggota.
dilakukan dalam program KRPL diantaranya, teknik budidaya tanaman pangan, buah
dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan, dan ternak, perbenihan dan pembibitan,
pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan limbah rumah tangga.
d. Pendampingan
antara keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat, sehingga tidak ada
batasan antara atasan dan bawahan. Hal ini membawa implikasi bahwa peran
20
pendampingan hanya sebatas pada memberikan alternatif dan tidak pada pengambilan
telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, berapa presentase realisasi
pengeluaran yang telah dilaksanakan, berapa nilai manfaat yang diperoleh program
yang telah dilaksanakan dibanding dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Adapun
1. Persepsi pendapatan
merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan. Bagi
merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan
deskripsi kualitatif.
21
2. Tabungan
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat
3. Aset
Aset adalah nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan, dan dapat
dimasukkan ke dalam kolom asset adalah gedung. Selain gedung, merk dagang, paten
teknologi, uang kas, mobil, benda elektronik, dll. Menurut Soelaiman Sukmalana
(2007), menyatakan bahwa asset (harta, aktiva) adalah harta yang dimiliki
perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva
4. Mitra usaha
dua atau lebih organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuan bisnis tertentu
yang tidak asing untuk diterapkan, karena bangsa ini sudah mengenal kemitraan sejak
22
berabad-abad, meskipun dalam skala yang sederhana, seperti gotong royong, sambat
sinambat, partisipasi, mitra cai, mitra masyarakat desa hutan, dan mitra lingkungan.
Pengertian jaringan bisnis dalam hal ini adalah mitra usaha. Semakin banyak mitra
langsung dalam kemitraan harus memiliki dasar-dasar etikan bisnis yang dipahami
semua konsekuensi sosial dan budaya atas suatu kelompok manusia tertentu yang
diakibatkan setiap tindakan publik atau swasta yang mengubah cara-cara bagaimana
menjadi anggota masyarakat yang layak (Forest trend, 2012). Dampak sosial yang
Disebutkan oleh Syarifudin (2007), kearifan lokal merupakan tata nilai atau
hidup secara arif. Kearifan lokal tidaklah sama pada tempat dan waktu yang berbeda
dan suku yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan
lingkungan dan sosial. Untuk melihat dampak sosial dalam masyarakat maka dilihat
melalui dua nilai kearifan lokal yang ada di masyarakat, yaitu menyama braya dan
a. Menyama braya
kita adalah bersaudara. Sebagai satu kesatuan sosial persaudaraan maka sikap
dan prilaku dalam memandang orang lain sebagai saudara yang patut diajak
sama dipikul, ringan sama dijinjit, adalah sutu nilai sosial tentang perlunya
kebersamaan dan kerjasama yang setara antara satu dengan yang lainnya sebagai
2010).
2. Norma
Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat dan digunakan sebagai panduan, tatanan, serta kendali tingkah laku yang
sesuai dan diterima masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015). Norma juga
merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku
seseorang. Norma yang digunakan sebagai patokan didalam melihat dampak sosial
24
KWT Tunas Sejahtera meliputi norma agama, norma kesusilaan, dan norma
kesopanan.
a. Norma agama
yang bersumber dari Tuhan. Norma agama bersumber dari Tuhan yang terdapat
dalam kitab suci agama tertentu. Norma agama bertujuan untuk mewujudkan
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah laku yang baik dan
buruk, yang berupa “bisikan-bisikan” atau suara batin yang berasal dari hati
baik, karena hati kecilnya menganggap baik, atau bersumber dari hati nuraninya,
c. Norma Kesopanan
25
Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku yang
baik dan tidak baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku dalam suatu
dari adat istiadat, budaya, atau nilai-nilai masyarakat. Ini sejalan dengan
tentang tata susila dan tata sopan santun. Tata sopan santun mendorong berbuat
baik, tidak bersumber dari hati nurani, tapi sekedar menghargai orang lain dalam
kelas secara bertingkat (hierarkis) dengan perwujudannya adalah kelas tinggi dan
kelas yang lebih rendah. Ukuran yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan
ke dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk
ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati,
mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, masih banyak dijumpai pada
bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar
kesarjanaannya.
Pada dasarnya pengertian kelompok wanita tani tidak bisa dilepaskan dari
pengertian kelompok itu sendiri. Kelompok adalah gabungan atau suatu kumpulan
dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama, dimana
interaksi yang terjadi bersifat tetap dan memiliki struktur tertentu. Maksud struktur
sebuah kelompok adalah susunan dari pola antar hubungan intern yang agak stabil,
yang terdiri atas: (1) suatu rangkaian status-status atau kedudukan-kedudukan para
anggotanya yang hirarkis; (2) persamaan sosial yang berkaitan dengan status-status
Kelompok Wanita Tani adalah kumpulan istri petani atau para wanita yang
27
1993) kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang
terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan
kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pimpinan seorang kontak tani. Dalam
tugas anggota atau pengurus dalam kegiatan usaha tani kelompok di hamparan
kebun.
3. Besaran kelompok tani disesuaikan dengan jenis usaha tani dan kondisi di
Disebutkan oleh Perry dan Perry (dalam Rusdi, 1987), beberapa hal yang
menjadi ciri-ciri kelompok adalah (1) ada interaksi anggota yang berlangsung secara
kantinyu untuk waktu yang relatif lama; (2) setiap anggota menyadari bahwa ia
mengenai norma-norma yang berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau
kepentingan yang akan dicapai; (4) adanya struktur dalam kelompok, dalam artian
dalam suatu kawasan (kelompok, RT, dusun, desa, dst) dengan menerapkan prinsip
RPL dengan menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan
fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka hijau, serta
kebun bibit desa. M-KRPL juga merupakan himpunan dari Rumah Pangan Lestari
yaitu rumah tangga dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan
dan dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversivikasi
pangan berbasis sumber daya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan,
Model KRPL dilengkapi dengan kelembagaan Kebun Bibit Desa, unit pengolahan
buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan,
pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan,
Berdasarkan tujuan tersebut, sasaran yang ingin dicapai dari Model KRPL ini
sosial dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga
Penelitian ini menganalisa aspek dampak teknis, ekonomis, dan sosial dalam
keterlibatan KWT Tunas Sejahtera pada program KRPL. Kelompok wanita tani
Tunas Sejahtera merupakan unit yang terlibat langsung dalam program kawasan
rumah pangan lestari. Sebagai unit terdepan KWT Tunas Sejahtera berupaya
banyak tantangan. Konsentrasi pada program KRPL yang dilaksanakan oleh KWT
kelompok sasaran yang diakibatkan (sepenuhnya atau sebagiannya) oleh para pelaku
program. Dampak muncul ketika program telah berakhir atau terjadi perubahan yang
sebuah program khususnya pada KWT Tunas Sejahtera. Dampak yang terjadi timbul
pada sebuah program akan membantu para anggota atau pelaku didalamnya untuk
yang sempit perlu memanfaatkan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang
untuk ketahanan dan kemandirian pangan. Diversifikasi pangan berbasis sumber daya
ketahanan pangan rumah tangga anggota. Namun, setelah kegiatan KWT Tunas
Sejahtera berjalannya selama dua tahun terjadi penurunan jumlah keanggotaan aktif
Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan secara internal (BPTP) dan eksternal
(kalangan umum). Evaluasi secara internal belum dilakukan oleh BPTP, sehingga
dua tahun berjalan. Dampak yang dilihat dalam penelitian ini terdiri dari aspek teknis,
KRPL, yang ke dua aspek ekonomis yaitu persepsi pendapatan, tabungan, aset, mitra
31
usaha, dan yang ketiga aspek sosial dimana indikator yang dipakai adalah nilai,
Program KRPL adalah tindakan yang merinci sifat hubungan antara beberapa
ekonomis dari segi pendapatan anggota KRPL selama tiga musim atau 18 bulan, dan
analisis deskripsi kualitatif pada aspek teknis, aspek ekonomis, aspek sosial, sehingga
menghasilkan sebuah simpulan. Hasil dari penelitian tersebut akan dijadikan sebuah
program kawasan rumah pangan lestari yaitu KWT Tunas Sejahtera. Kerangka
Simpulan
Rekomendasi
Gambar 2.1
Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Pada Kelompok
Wanita Tani Tunas Sejahtera di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Keterangan :
: Garis/alur koordinasi
: Garis/alur dasar pemikiran penelitian