Anda di halaman 1dari 11

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), KECERDASAN


EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN SPIRITUAL (SQ), DAN
PERILAKU BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja dan Mahasiswa S1 Universitas Udayana
Denpasar)

1
Made Buda Artana,
1
Nyoman Trisna Herawati, 2Ananta Wikrama Tungga Atmadja

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {Budha19Artana@gmail.com, aris_herawati@yahoo.co,id.


anantawikrama_t_atmadja@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi secara
parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Penelitian ini
termasuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan jenis penelitian kausal.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi yang sudah mengambil
semua mata kuliah dan sedang menyusun skripsi pada perguruan tinggi negeri Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja dan Universitas Udayana Denpasar, dengan jumlah sampel 100
responden, sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regressi linier berganda dengan menggunakan
program statistical package for social sciences (SPSS) for windows versi 19.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kecerdasan intelektual berpengaruh
positif terhadap pemahaman akuntansi dengan nilai signifikansi 0,015 < 0,05, kecerdasan
emosional berpengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi dengan nilai signifikansi 0,013 <
0,05, kecerdasan spiritual berpengaruh negatif terhadap pemahaman akuntansi dengan nilai
signifikansi 0,025 < 0,05, dan perilaku belajar berpengaruh positif terhadap pemahaman
akuntansi dengan nilai signifikansi 0,002 < 0,05. Secara simultan kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar berpengaruh positif terhadap
pemahaman akuntansi dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

Kata kunci: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, perilaku


belajar, dan pemahaman akuntansi

Abstract
The study was carried out in order to find out the effect of intellectual quotient (IQ),
emotion quotient (EQ), spiritual quotient (SQ), and the learning behavior on the understanding
of accountancy concept both partially as well as simultaneously. This study utilized a primary
and secondary data sources. This was a quantitative causal type of study involving 100
accountancy students completing all their subjects and those undergoing their writing of the final
report in the state tertiary education of Ganesha University of Education, and Udayana
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

University Denpasar as the samples. Those samples were determined by using purposive
sampling. The data were analyzed by using multiple regression supported by SPSS (Statistical
package for social science) program version 19.
The results of the study indicated that the intellectual quotient (IQ) had a positive effect
on understanding of accountancy concept with the significant value of 0.015<0.05, the emotion
quotient (EQ) had a positive effect on understanding of accountancy concept with the significant
value of 0.013<0.05, the spiritual quotient (SQ) had a positive effect on understanding of
accountancy concept with the significant value of 0.025<0.05, and the learning behavior had a
positive effect on understanding of accountancy concept with the significant value of
0.002<0.05. The intellectual quotient (IQ), emotion quotient (EQ), spiritual quotient (SQ), and
the learning behavior had a simultaneous positive effect on the understanding of accountancy
concept with the significant value of 0.000<0.05.

Keywords: intellectual quotient (IQ), emotion quotient (EQ), spiritual quotient (SQ), the learning
behavior, the understanding of accountancy concept

PENDAHULUAN sangat mempengaruhi bagaimana suatu


Dunia pendidikan banyak hal yang materi yang disajikan dapat dipahami dan
harus diperhatikan untuk menciptakan diminati, terutama kecerdasan intelektual,
mahasiswa yang berkualitas yang dapat kecerdasan emosional dan kecerdasan
memahami pelajaran yang diberikan oleh spiritual (Wismandari, 2012) dalam Zakiah
dosen, terutama dalam hal sistem (2013).
pengajaran yang disampaikan oleh pengajar Pendidikan akuntansi khususnya
diruangan dalam bobot pelajaran yang pendidikan tinggi akuntansi yang
disampaikan. Konsentrasi belajar merupakan diselenggarakan di perguruan tinggi ditujukan
suatu kefokusan diri pribadi mahasiswa untuk mendidik mahasiswa agar dapat
terhadap mata kuliah ataupun aktivitas bekerja sebagai seorang akuntan profesional
belajar serta aktivitas perkuliahan. Dalam yang memiliki pengetahuan di bidang
aktivitas perkuliahan seharusnya dibutuhkan akuntansi. Untuk dapat menghasilkan lulusan
konsentrasi penuh, untuk mendapatkan hasil yang berkualitas maka perguruan tinggi
yang memuaskan dengan konsentrasi penuh harus terus meningkatkan kualitas pada
kita akan mengerti dan memahami mata sistem pendidikannya (Mawardi, 2011) dalam
kuliah yang diajarkan. Faktor dari Zakiah (2013). Hal ini mendasar pemikiran
permasalahan tersebut diantaranya adalah akan perlunya dalam meningkatkan
kurangnya manajemen waktu, kondisi kecerdasan intelektual, kecerdasan
kesehatan, kurang minat terhadap mata emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku
kuliah, adanya masalah pribadi atau masalah belajar.
keluarga, dan cara penyampaian materi oleh Kecerdasan Intelektual Menurut
dosen. Karena adanya faktor penyebab Robins dan Judge (2008: 57) dalam
tersebut pasti juga adanya dampak negatif Dwijayanti (2009) mengatakan bahwa suatu
untuk mahasiswa sendiri (Wismandari, 2012) kemampuan yang di butuhkan untuk
dalam Zakiah (2013). melakukan berbagai aktivitas mental berpikir,
Masalah dalam penelitian ini menalar dan memecahkan masalah. Menurut
diantaranya adalah kurangnya pemahaman Binet dan Simon dalam Dwijayanti (2009)
terhadap mata kuliah yang khususnya kecerdasan intelektual sebagai suatu
akuntansi, tidak memperhatikan pemaparan kemampuan yang terdiri dari tiga ciri yaitu:
materi di kelas, sikap cuek dengan situasi (a) kemampuan untuk mengarahkan pikiran
kelas, tidak memperhatikan tugas yang atau mengarahkan tindakan. (b) kemampuan
diberikan, dan juga ditambah dengan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan
seringnya nilai mata kuliah tertentu yang itu telah dilakukan. (c) kemampuan untuk
sering membuat IPK (indeks prestasi mengkritik diri sendiri.
kumulatif) mahasiswa menurun. Oleh karena Goleman (2005) dalam Zakiah (2013)
itu kecerdasan yang dimiliki oleh mahasiswa mendefinisikan kecerdasan Emosional
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

adalah kemampuan mengenali perasaan diri Empiris Mahasiswa Jurusan Akuntansi


sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi Angkatan Tahun 2009 di Universitas
diri sendiri, serta mengelola emosi dengan Jember). Perbedaanya dalam penelitian ini
baik pada diri sendiri dan dalam hubungan yaitu penambahan variabel perilaku belajar.
dengan orang lain. Goleman (2002) dalam Penelitian ini dilakukan pada Universitas
Nugraha (2013) membagi kecerdasan Pendidikan Ganesha Singaraja dan
emosional menjadi lima bagian yaitu tiga Universitas Udayana Denpasar. Berdasarkan
komponen berupa kompetensi emosional uraian latar belakang di atas, maka peneliti
(pengenalan diri, pengendalian diri dan tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
motivasi) dan dua komponen berupa judul “PENGARUH KECERDASAN
kompetensi sosial (empati dan keterampilan INTELEKTUAL (IQ), KECERDASAN
sosial). EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN
Danah Zohar dan Ian Marshall (dalam SPIRITUAL (SQ), DAN PERILAKU BELAJAR
Agustian; 2001) mendefinisikan kecerdasan TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI”.
spiritual sebagai kecerdasan untuk Intelektual adalah kemampuan
menghadapi persoalan makna atau value, kognitif yang dimiliki organisme untuk
yaitu kecerdasan untuk menempatkan menyesuaikan diri secara efektif pada
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna lingkungan yang kompleks dan selalu
yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup (Galton, dalam Joseph, 1978: 20) dalam
seseorang lebih bermakna dibandingkan Zakiah (2013). Menurut Robins dan Judge
dengan yang lain. (2008) dalam Dwijayanti (2009) mengatakan
Suwardjono (2004) dalam Rachmi bahwa kecerdasan intelektual adalah
(2010) menyatakan bahwa belajar di kemampuan yang di butuhkan untuk
perguruan tinggi merupakan suatu pilihan melakukan berbagai aktivitas mental berpikir,
srategik dalam mencapai tujuan individual menalar dan memecahkan masalah. Dalam
seseorang. Semangat, cara belajar, dan penelitian ini kecerdasan intelektual
sikap mahasiswa terhadap belajar sangat mahasiswa di ukur dengan indikator sebagai
dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya berikut: (Stenberg, 1981) dalam Dwijayanti
tujuan individual dan tujuan lembaga (2009), yaitu: (1) kemampuan memecahkan
pendidikan yang jelas. Dalam semua aspek masalah, (2) intelegensi verbal, (3)
ini, pengukuran prestasi akademik intelegensi praktis.
merupakan hal hal yang sangat penting Kecerdasan emosional adalah
untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang kemampuan lebih yang dimiliki seseorang
dicapai mahasiswa dalam belajar. Dalam dalam memotivasi diri, ketahanan dalam
proses belajar diperlukan perilaku belajar menghadapi kegagalan, mengendalikan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan, emosi dan menunda kepuasan, serta
dimana dengan perilaku belajar tersebut mengatur keadaan jiwa (Goleman, 2003).
tujuan pendidikan dapat dicapai secara Goleman (2002) dalam Nugraha
efektif dan efisien, sehingga prestasi (2013) membagi kecerdasan emosional
akademik dapat ditingkatkan. menjadi lima bagian yaitu tiga komponen
Perilaku belajar sering juga disebut berupa kompetensi emosional (pengenalan
kebiasaan belajar yaitu merupakan proses diri, pengendalian diri dan motivasi) dan dua
belajar yang dilakukan individu secara komponen berupa kompetensi sosial (empati
berulang-ulang sehingga menjadi otomatis dan keterampilan sosial).
atau spontan. Perilaku ini yang akan Ginanjar (2005: 47) kecerdasan
mempengaruhi prestasi belajar (Hanifah dan Spiritual adalah kemampuan untuk memberi
Syukriy, 2001:65) dalam Nugraha (2013). makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku
Penelitian ini merujuk pada penelitian dan kegiatan, serta mampu menyinergikan
sebelumnya yang dilakukan oleh Farah IQ, EQ dan SQ secara komprehensif. Danah
Zakiah (2013) yang berjudul Pengaruh Zohar dan Ian Marshall (dalam Agustian;
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan 2001) mendefinisikan kecerdasan spiritual
Emosional Dan Kecerdasan Spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi
Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi persoalan makna atau value, yaitu
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

kecerdasan untuk menempatkan perilaku penalaran dalam menciptakan prinsip,


dan hidup kita dalam konteks makna yang prosedur, teknis, dan metoda tertentu.
lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk Nuraini (2007) dalam Hanum (2011)
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup menyatakan bahwa pemahaman akuntansi
seseorang lebih bermakna dibandingkan merupakan suatu kemampuan seseorang
dengan yang lain. Ciri-ciri orang yang untuk mengenal dan mengerti tentang
memiliki kecerdasan spiritual berdasarkan akuntansi.
teori Zohar dan Marshall (2001) dan Sinetar Tingkat pemahaman akuntansi ini
(2001) dalam Rachmi (2010), yaitu: (1) dapat diukur dari nilai mata kuliah akuntansi
memiliki kesadaran diri, (2) memiliki visi, (3) yang meliputi nilai pengantar akuntansi 1,
bersikap fleksibel, (4) berpandangan holistik, pengantar akuntansi 2, akuntansi keuangan
(5) melakukan perubahan, (6) sumber 1, akuntansi keuangan 2, akuntansi
inspirasi, (7) refleksi diri. manajemen, sistem informasi akuntansi,
Wingkel (1987: 12) dalam Septian akuntansi biaya, teori akuntansi, perpajakan,
dan Edy (2011) yang mengertikan bahwa akuntansi lanjutan 1, akuntansi lanjutan 2,
prestasi adalah bukti keberhasilan usaha akuntansi sektor publik, auditing 1, auditing
yang tercapai. Jadi, jika prestasi akademik 2, praktikum auditing, akuntansi manajemen
mahasiswa baik, maka dikatakan bahwa sektor publik, seminar akuntansi sektor
mahasiswa tersebut telah memperoleh hasil publik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
yang baik dari serangkaian proses belajar pemahaman akuntansi yaitu merupakan
yang ditempuhnya. Belajar merupakan tingkat kemampuan seseorang untuk
kegiatan yang di pengaruhi oleh berbagai mengenal dan mengerti tentang akuntansi.
macam faktor. Secara umum faktor-faktor Suwardjono (1999) dalam Hanum
yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan (2011) tujuan pemahaman akuntansi adalah
atas dua kategori (Baharuddin dan Wahyuni, memahamkan pengetahuan akuntansi tanpa
2007) dalam Rachmi (2010), yaitu: (1) Faktor menimbulkan kekeliruan tentang arti
internal, (2) Faktor eksogen atau eksternal. akuntansi, menanamkan sikap positif
Suwardjono (2004) dalam Nugraha terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup
(2013) perilaku belajar yang baik terdiri dari: luas lingkupnya khususnya untuk mereka
(1) Kebiasaan Mengikuti Pelajaran, (2) yang tidak mengambil jurusan akuntansi,
Kebiasaan Membaca Buku, (3) Kunjungan ke memotivasi agar pengetahuan akuntansi
Perpustakaan, (4) Kebiasaan Menghadapi dimanfaatkan dalam praktik bisnis atau
Ujian. Suwardjono (1992) dalam Septian dan organisasi lainnya yang keberhasilannya
Edy (2011) menyatakan terdapat aspek sebenarnya ditentukan oleh informasi
dalam belajar diperguruan tinggi, yakni : keuangan.
makna kuliah, pengalaman belajar atau nilai, Hipotesis pada penelitian ini adalah
konsepsi dosen, kemandirian dalam belajar, sebagai berikut:
konsep memiliki buku, dan kemampuan H1 : Kecerdasan intelektual berpengaruh
berbahasa. Dalam semua aspek ini, terhadap pemahaman akuntansi.
pengukuran prestasi akademik merupakan H2 : Kecerdasan emosional berpengaruh
hal hal yang sangat penting untuk terhadap pemahaman akuntansi.
mengetahui tingkat keberhasilan yang H3 : Kecerdasan spiritual berpengaruh
dicapai mahasiswa dalam belajar. terhadap pemahaman akuntansi.
Suwardjono (1991) dalam Zakiah H4 : Perilaku belajar berpengaruh terhadap
(2013) menyatakan akuntansi merupakan pemahaman akuntansi.
seperangkat pengetahuan yang luas dan H5 : Kecerdasan intelektual, kecerdasan
kompleks. Kesalahan dalam pendefinisian emosional, kecerdasan spiritual, dan
akuntansi dapat menyebabkan kesalahan perilaku belajar berpengaruh terhadap
pemahaman arti sebenarnya akuntansi. pemahaman akuntansi.
Akuntansi sering diartikan terlalu sempit
sebagai proses pencatatan yang bersifat METODE
teknis dan prosedural dan bukan sebagai Penelitian ini dilakukan pada
perangkat pengetahun yang melibatkan Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja dan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas responden dari Universitas Pendidikan


Udayana Denpasar. Penelitian ini termasuk Ganesha Singaraja dan 50 responden dari
dalam penelitian dengan pendekatan Universitas Udayana Denpasar. Data yang
kuantitatif karena data yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
berbentuk angka-angka. Jenis penelitian ini data primer. Data primer secara khusus
merupakan penelitian kuasal. Menurut dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
sugiyono (2013:37) hubungan kuasal adalah pertanyaan penelitian (Indriantoro dan
hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi Supomo, 1999:146) dalam Nugraha (2013).
akan ada variabel independen (variabel yang Data primer ini merupakan data pokok dalam
mempengaruhi) dan variabel dependen penelitian ini yang dikumpulkan oleh
(variabel yang dipengaruhi). Dari variabel penelitian dengan menggunakan metode
penelitian tersebut dapat ditentukan indikator, survey melalui penyebaran kuesioner kepada
instrumen penelitian, disain, dan sampel responden. Penyebaran kuesioner dilakukan
yang digunakan. Langkah selanjutnya adalah untuk memperoleh data diri responden dan
mengumpulkan data dengan instrumen penilaian kecerdasan intelektual, kecerdasan
penelitian berupa kuisioner. Data yang emosional, dan perilaku belajar kecerdasan
terkumpul kemudian diuji terlebih dahulu spiritual terhadap pemahaman akuntansi.
dengan uji validitas dan uji realibilitas. Teknik Sebelum dapat melakukan analisis data
analisis kuantitatif yang digunakan adalah Multiple Regression Analysis dengan
teknik analisis Uji Regresi Linier Berganda. menggunakan bantuan program SPSS, maka
Hasil analisis data selanjutnya disajikan serta terlebih dahulu dilakukan pengujian kualitas
diinterpretasikan dan langkah terakhir adalah data meliputi uji validitas yaitu sejauh mana
penarikan kesimpulan dan saran. ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
Subjek dari penetian ini adalah (dalam hal ini kuesioner) melakukan fungsi
mahasiswa S1 akuntansi yang sedang ukurnya. Pengujian validitas dalam penelitian
menyusun skripsi. Sedangkan objek dari ini dilakukan dengan melihat skor tiap item
penelitian ini adalah Pengaruh Kecerdasan dikorelasikan dengan skor total, karena data
Emosional, Kecerdasan Intelektual, penelitian menggunakan skala likert maka
Kecerdasan Spiritual, dan perilaku belajar digunakan metode pearson correlation
Terhadap Pemahaman Akuntansi. Populasi dengan bantuan alat ukur SPSS versi 19.0.
dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 nilai probabbilitas yang digunakan untuk
akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha menerima atau menolak signifikansi item
Singaraja dan mahasiswa S1 Universitas lebih besar dari pada probabilitasnya, maka
Udayana Denpasar yang sudah mengambil item tersebut tidak valid atau sebaliknya.
semua mata kuliah dan sedang menyusun Setelah tingkat validitas ditentukan maka
skripsi karena mahasiswa tersebut dianggap dapat dilanjutkan dengan melakukan uji
telah mendapat manfaat penuh atas realibilitas. Tujuan pengujian ini adalah untuk
pengajaran akuntansi. Tehnik pengambilan menilai kekonsistenan suatu informasi yang
sampel (sampling) yang digunakan dalam akan digunakan sebagai data penelitian.
penelitian ini adalah purposive sampling Suatu data dapat dikatakan reliabel, apabila
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel data tersebut konsisten atau stabil dari waktu
yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. ke waktu. Uji relibilitas dilakukan dengan
Purposive sampling yaitu tipe pemilihan menggunakan koefesien Cronbach Alpha.
sampel secara tidak acak berdasarkan Keandalan item pertanyaan dianggap cukup
pertimbangan tertentu yang ditentukan jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih
dengan tujuan atau permasalahan dalam besar dari 0,05. Selanjutnya pengujian
penelitian (Indriantoro dan Supomo, 1999: asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji
131) dalam Zakiah (2013). Responden multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji
penelitian ini mengambil sampel mahasiswa heterokesdastisitas. Hal ini bertujuan agar
S1 akuntansi dari Universitas Pendidikan dalam model regresi memenuhi syarat BLUE
Ganesha Singaraja dan mahasiswa S1 (Best Linier unbiased estimator). Uji
akuntansi Universitas Udayana Denpasar. normalitas menggunakan metode dengan
Jumlah responden dalam penelitian ini melihat distribusi normal probability plot yang
sebanyak 100 Mahasiswa, diantaranya 50 membandingkan distribui kumulatif dari
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

distribusi normal (Gozhali, 2005). Uji emosional, kecerdasan spiritual, perilaku


Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah belajar, dan pemahaman akuntansi
dalam model regresi ada korelasi antara mempunyai nilai signifikansi < 0,05. Hal ini
kesalahan penggangu pada periode t dengan berarti indikator-indikator kecerdasan
kesalahan penggangu pada periode t-1 intelektual dalam variabel penelitian ini
(sebelumnya). Dalam penelitian ini uji dinyatakan valid dan layak digunakan
autokorelasi menggunakan uji Durbin- sebagai pengumpul data.
Watson (DW test) yang menggunakan titik Pengujian reliabilitas ini dilakukan
kritis yaitu batas bawah (dL) dan batas atas untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
(dU) Gozhali (2005). Uji Multikolinearitas pengukuran relatif konsisten. Suatu
menggunakan metode VIF (Variance Inflation pernyataan yang baik adalah pernyataan
Factor). dengan melihat (1) nilai tolerance yang jelas mudah dipahami dan memiliki
dan lawannya (2) VIF (variance inflation interpretasi yang sama meskipun
factor). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk disampaikan kepada responden yang
menunjukkan adanya multikolonieritas berbeda dan waktu yang berlainan.
adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama Hasil pengujian reliabilitas variabel
dengan VIF > 10 (Gozhali, 2005). Uji kecerdasan intelektual, kecerdasan
heteroskedastisitas digunakan untuk emosional, kecerdasan spiritual, perilaku
mengetahui ada atau tidaknya belajar, dan pemahaman akuntansi
penyimpangan asumsi klasik menunjukkan bahwanilai Cronbach Alpha >
heteroskedastisitas yaitu adanya 0,60, yaitu masing-masing sebesar 0,655;
ketidaksamaan varian dari residual untuk 0,649; 0,631; 0,612 dan 0,715, sehingga
semua pengamatan pada model regresi. dapat dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan
Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan
atau tidaknya heterokedastisitas digunakan emosional, kecerdasan spiritual, perilaku
metode grafik Scatterplot antara nilai prediksi belajar, dan pemahaman akuntansi dalam
variabel dependen yaitu ZPRED dengan keadaan reliabel.
residualnya SRESID menurut Gozhali (2005). Hasil uji normalitas pada penelitian ini
Langkah selanjutnya dilakukan uji analisis dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
koefisien regresi untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan uji analisis regresi
linier berganda/analisis regresi berganda
(Multiple Regression Analysis). Alasan
menggunakan metode analisis regresi
berganda adalah untuk mengetahui
pengaruh suatu variabel bebas (variabel
bebas lebih dari satu) terhadap variabel
terikat.Uji analisis regresi linier berganda
pada penelitian ini mengandung unsur
interaksi uji koefisien determinasi R2, uji
simultan (f), uji parsial (t). Gambar 1. Normal Probabilitty Plot

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1 di atas menunjukkan hasil


Validitas mempunyai arti sejauh mana dari uji normalitas yang mempunyai arti
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur bahwa hasil uji normalitas dengan Normal
(dalam hal ini kuesioner) melakukan fungsi Probabilitty Plot terlihat bahwa data
ukurnya. Pengujian validitas dalam penelitian menyebar di sekitar garis diagonal, maka
ini dilakukan dengan korelasi Pearson model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Validity dengan teknik product moment yaitu Autokorelasi adalah gejala
skor tiap item dikorelasikan dengan skor terdapatnya korelasi diantara kesalahan
total. penggangu dari suatu observasi lainnya. Uji
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
bahwa masing-masing indikator dari variabel model regresi ada korelasi antara kesalahan
kecerdasan intelektual, kecerdasan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

penggangu pada periode t dengan kesalahan Hasil uji heteroskedastisitas pada


penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 di
Hasil dari uji autokorelasi pada penelitian ini bawah ini.
dapat diketahui bahwa nilai dari Durbin-
Watson yang diperoleh dalam penelitian ini
sebesar 1,113. Karena nilai Durbin Watson
Berkisar antara -2 sampai +2 hal ini
menunjukkan bahwa model regresi tidak
terjadi autokorelasi.
Uji multikolonieritas, pendeteksian
multikolinearitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode VIF. Apabila
terhadap variabel independen yang memiliki
nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF
kurang dari 10, maka dapat disimpulkan Gambar 2. hasil uji heteroskedastisitas
bahwa tidak ada multikolonieritas antar
Gambar di atas menunjukkan hasil
variabel bebas dalam model regresi. Hasil
dari uji heteroskedastisitas yang mempunyai
dari uji multikolinearitas pada penelitian ini
arti bahwa hasil uji hiteroskedastisitas
dapat diketahui sebagai berikut. Hasil uji
dengan adanya pola tertentu seperti titik-titik
multikolinearitas dengan metode VIF
yang ada membentuk pola tertentu yang
memperoleh nilai VIF < 10 dengan nilai VIF
teratur, maka telah terjadi heteroskedasitas.
kecerdasan intelektual (X1) sebesar 1,485,
Sebaliknya jika tidak terjadi pola yang jelas,
kecerdasan emosional (X2) sebesar 1,756,
serta titik-titik menyebar maka tidak terjadi
kecerdasan spiritual (X3) sebesar 1,634, dan
heteroskedasitas.
perilaku belajar (X4) sebesar 1,643, yang
Hasil perhitungan dengan
berarti bahwa semua variabel bebas tidak
menggunakan program statistik komputer
terjadi multikolinearitas, sehingga tidak
SPSS Statistics 19 diproleh hasil dari analisis
membiaskan interpretasi hasil analisis
regresi linier berganda yang dapat dilihat
regresi.
pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Regresi Linear Berganda


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 32.133 6.593 4.874 .000
KecerdasanIntelektual .389 .156 .264 2.494 .015
KecerdasanEmosional .620 .244 .293 2.540 .013
KecerdasanSpiritual -.376 .164 -.254 -2.285 .025
PerilakuBelajar .592 .183 .360 3.231 .002
a. Dependent Variable: PemahamanAkuntansi
Sumber: Data Diolah, 2014

Tabel 1 menunjukkan hasil dari koefisien regresi tersebut adalah sebagai


analisis regresi linear berganda tersebut berikut: (1) b0 = 32,133 Artinya, apabila
dapat ditulis sebagai berikut: kecerdasan intelektual, kecerdasan
Y = 32,133 + 0,389 X1 + 0,620 X2 + (-0,376) emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku
X3+ 0,592 X4 +e belajar sama dengan 0 (nol), maka
Pada persamaan di atas ditunjukkan pemahaman akuntansi sebesar 32,133, (2)
pengaruh variabel independen (X) terhadap b1 = 0,389 Artinya, apabila kenaikan
variabel dependen (Y). Adapun arti dari kecerdasan intelektual sebesar 1, maka
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

pemahaman akuntansi naik sebesar 0,389 Determinasi) sebesar 0,429 artinya variabel
dengan asumsi variabel lain adalah konstan dependen (Y) dalam model yaitu manajemen
(ceteris paribus), (3) b2 = 0,620 Artinya, laba dijelaskan oleh variabel independen
apabila kenaikan kecerdasan emosional yaitu asimetri informasi dan ukuran
sebesar 1, maka pemahaman akuntansi naik perusahaan sebesar 42,9% sedangkan
sebesar 0,620 dengan asumsi variabel lain sisanya sebesar 67,1% dijelaskan oleh faktor
adalah konstan (ceteris paribus), (4) b3 = - lain di luar model.
0,376 Artinya, apabila kenaikan kecerdasan Hasil perhitungan dengan
spiritual sebesar 1, maka pemahaman menggunakan program statistik komputer
akuntansi turun sebesar 0,376 dengan SPSS Statistics 19 diproleh hasil uji statistik
asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris secara simultan untuk variabel bebas
paribus), (5) b4 = 0,592 Artinya, apabila kecerdasan intelektual (X1), kecerdasan
kenaikan perilaku belajar sebesar 1, maka emosional (X2), kecerdasan Spiritual (X3),
pemahaman akuntansi naik sebesar 0,592 dan Perilaku Belajar (X4) terhadap variable
dengan asumsi variabel lain adalah konstan terikat Pemahaman Akuntansi (Y) diperoleh
(ceteris paribus). hasil sebagai berikut:
Hasil regresi yang diperoleh pada
pengujian statistik komputer R2 (Koefisien

Tabel 2. Hasil Uji F


ANOVAb

Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 709.145 4 177.286 13.017 .000a
Residual 1089.608 80 13.620
Total 1798.753 84
a. Predictors: (Constant), PerilakuBelajar, KecerdasanIntelektual,
KecerdasanSpiritual, KecerdasanEmosional
b. Dependent Variable: PemahamanAkuntansi

Sumber: Data Diolah, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan nilai thitung 2,494 dan nilai signifikansinya


statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,015 tersebut, menunjukkan bahwa
(signifikansi) sebesar 0,000 karena nilai nilai thitung positif dan nilai signifikansinya lebih
signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan kecil dari taraf signifikan 0,05. Hal ini
H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel menunjukkan bahwa pada taraf 5%,
bebas Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan kecerdasan intelektual berpengaruh positif
Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
Perilaku Belajar secara bersama-sama mahasiswa. (2) Pengaruh variabel
berpengaruh terhadap variabel terikat Kecerdasan Emosional (X2) terhadap
Pemahaman Akuntansi. Pemahaman Akuntansi (Y) secara parsial
Hasil perhitungan uji t dengan diperoleh nilai thitung 2,540 dan nilai
menggunakan program SPSS for Windows signifikansi sebesar 0,013. Berdasarkan nilai
dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan tabel thitung 2,540 dan nilai signifikansinya sebesar
tersebut dapat diketahui besarnya 0,013 tersebut, menunjukkan bahwa nilai
pengaruhmasing-masing variabel bebas thitung positif dan nilai signifikansinya lebih
terhadap variabel terikat sebagai berikut: (1) kecil tersebut lebih kecil dari taraf signifikan
Pengaruh variabel Kecerdasan Intelektual 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf
(X1) terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) 5%, kecerdasan emosional berpengaruh
secara parsial diperoleh nilai thitung 2,494 dan positif terhadap tingkat pemahaman
nilai signifikansi sebesar 0,015. Berdasarkan akuntansi mahasiswa. (3) Pengaruh variabel
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

Kecerdasan Spiritual (X3) terhadap tingkat pemahaman akuntansi. hal ini


Pemahaman Akuntansi (Y) secara parsial ditunjukkan dari hasil uji hipotesis secara
diperoleh nilai thitung -2,285 dan nilai individu menunjukkan bahwa kecerdasan
signifikansinya sebesar 0,025. Berdasarkan emosional memiliki tingkat signifikan 0,025 <
nilai thitung -2,285 dan nilai signifikansi sebesar 0,05 dan nilai thitung yang negatif, karena
0,025 tersebut, menunjukkan bahwa nilai tingkat signifikansi lebih kecil daripada 0,05.
thitung negatif dan nilai signifikansinya lebih Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa
kecil tersebut lebih kecil dari taraf signifikan hipotesis ketiga (H3) ditolak yang berarti
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf kecerdasan spiritual mempunyai pengaruh
5%, kecerdasan spiritual berpengaruh negatif yang signifikan negatif terhadap pemahaman
terhadap tingkat pemahaman akuntansi akuntansi.
mahasiswa. (4) Pengaruh variabel Perilaku Berdasarkan hasil analisis data
Belajar (X4) terhadap Pemahaman Akuntansi diketahui bahwa perilaku belajar
(Y) secara parsial diperoleh nilai thitung 3,231 berpengaruh positif signifikan terhadap
dan nilai signifikansi sebesar 0,002. tingkat pemahaman akuntansi. hal ini
Berdasarkan nilai thitung 3,231 dan nilai ditunjukkan dari hasil uji hipotesis secara
signifikansinya sebesar 0,002 tersebut, individu menunjukkan bahwa perilaku belajar
menunjukkan bahwa nilai thitung positif dan memiliki tingkat signifikan 0,002 < 0,05 dan
nilai signifikansinya lebih kecil tersebut lebih nilai thitung yang positif, karena tingkat
kecil dari taraf signifikan 0,05. Hal ini signifikansi lebih kecil daripada 0,05. Hasil
menunjukkan bahwa pada taraf 5%, perilaku pengujian tersebut menunjukkan bahwa
belajar berpengaruh positif terhadap hipotesis keempat (H4) diterima yang berarti
pemahaman akuntansi mahasiswa. perilaku belajar mempunyai pengaruh yang
Berdasarkan hasil analisis data signifikan positif terhadap pemahaman
diketahui bahwa kecerdasan intelektual akuntansi.
berpengaruh positif signifikan terhadap Berdasarkan hasil analisis data
tingkat pemahaman akuntansi. hal ini diketahui bahwa kecerdasan intelektual,
ditunjukkan dari hasil uji hipotesis secara kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual,
individu menunjukkan bahwa kecerdasan dan perilaku belajar berpengaruh positif
intelektual memiliki tingkat signifikan 0,015 < signifikan terhadap tingkat pemahaman
0,05 dan nilai thitung yang positif, karena akuntansi. hal ini ditunjukkan dari hasil uji
tingkat signifikansi lebih kecil daripada 0,05. hipotesis secara simultan menunjukkan
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa bahwa kecerdasan intelektual, kecerdasan
hipotesis pertama (H1) diterima yang berarti emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku
kecerdasan intelektual mempunyai pengaruh belajar memiliki tingkat signifikan 0,000 <
yang signifikan terhadap pemahaman 0,05, karena tingkat signifikansi lebih kecil
akuntansi. daripada 0,05. Hasil pengujian tersebut
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa hipotesis kelima (H5)
diketahui bahwa kecerdasan emosional diterima yang berarti kecerdasan emosional
berpengaruh positif signifikan terhadap mempunyai pengaruh yang signifikan
tingkat pemahaman akuntansi. hal ini terhadap pemahaman akuntansi.
ditunjukkan dari hasil uji hipotesis secara
individu menunjukkan bahwa kecerdasan SIMPULAN DAN SARAN
emosional memiliki tingkat signifikan 0,013 < Berdasarkan analisis yang telah
0,05 dan nilai thitung yang positif, karena dilakukan pada bab sebelumnya, maka
tingkat signifikansi lebih kecil daripada 0,05. kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa penelitian tersebut adalah: (1) Pengujian
hipotesis kedua (H2) diterima yang berarti statistik secara parsial variabel Kecerdasan
kecerdasan emosional mempunyai pengaruh Intelektual (X1) terhadap Pemahaman
yang signifikan terhadap pemahaman Akuntansi (Y) diperoleh nilai thitung 2,494 dan
akuntansi. tingkat signifikansi sebesar 0,015 < 0,05. Hal
Berdasarkan hasil analisis data ini berarti kecerdasan intelektual memiliki
diketahui bahwa kecerdasan spiritual pengaruh positif signifikan terhadap
berpengaruh negatif signifikan terhadap pemahaman akuntansi. (2) Pengujian
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

statistik secara parsial variabel Kecerdasan DAFTAR PUSTAKA


Emosional (X2) terhadap Pemahaman Agustian, A. G. 2005. Rahasia Sukses
Akuntansi (Y) diperoleh nilai thitung 2,540 dan Membangun Kecerdasan Emosi dan
tingkat signifikansi sebesar 0,013 < 0,05. Hal Spiritual: ESQ (Emotional Spiritual
ini berarti kecerdasan emosional memiliki Quotient), The ESQ Way 165.
pengaruh positif signifikan terhadap Jakarta: Arga.
pemahaman akuntansi. (3) Pengujian
statistik secara parsial variabel Kecerdasan Dwijayanti, A. P. 2009. Pengaruh
Spiritual (X3) terhadap Pemahaman Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Akuntansi (Y) diperoleh nilai thitung -2,285 dan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, Dan
tingkat signifikansi sebesar 0,025 < 0,05. Hal Kecerdasan Sosial Terhadap
ini berarti kecerdasan spiritual memiliki Pemahaman Akuntansi. Skripsi.
pengaruh negatif signifikan terhadap Fakultas Ekonomi, Universitas
pemahaman akuntansi. (4) Pengujian Pembangunan Nasional“Veteran”:
statistik secara parsial variabel Perilaku Jakarta.
Belajar (X4) terhadap Pemahaman Akuntansi
(Y) diperoleh nilai thitung 3,231 dan tingkat Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
signifikansi sebesar 0,002 < 0,05. Hal ini Multivariate dengan program SPSS.
berarti perilaku belajar memiliki pengaruh Tegal: Universitas Diponegoro.
positif signifikan terhadap pemahaman Goleman, Daniel. 2003. Emotional
akuntansi. (5) Pengujian statistik secara Intelligence. Jakarta: PT Gramedia
simultan variabel kecerdasan intelektual (X1), Pustaka Utama.
kecerdasan emosional (X2), kecerdasan
spiritual (X3), dan perilaku belajar (X4) Hanum, Shieva. 2011. Pengaruh Atribut
terhadap pemahaman akuntansi (Y) Kecerdasan Emosional Dan Perilaku
diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini Belajar Terhadap Tingkat
berarti kecerdasan intelektual, kecerdasan Pemahaman Akuntansi Pada
emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku Mahasiswa Akuntansi Stie Perbanas
belajar berpengaruh positif signifikan Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu
pemahaman akuntansi. Ekonomi Perbanas. Surabaya.
Berdasarkan pembahasan dan
kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian Hariyoga, Septian dan Supriyanto, Edy.
ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan 2011. Pengaruh Kecerdasan
untuk hasil penelitian mengenai Pengaruh Emosional, Perilaku Belajar, Dan
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Budaya Terhadap Tingkat
Emosional, Kecerdasan Spiritual, Dan Pemahaman Akuntansi Dengan
Perilaku Belajar terhadap Tingkat Kepercayaan Diri Sebagai Variabel
Pemahaman akuntansi adalah sebagai Pemoderasi. Simposium Nasional
berikut: (1) Dalam penelitian ini hanya Akuntansi XIV Aceh. Universitas
menggunakan 2 perguruan tinggi yaitu Syiah Kuala Banda Aceh.
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
dan Universitas Udayana Denpasar. Oleh Nugraha, A. P. 2013. Pengaruh Kecerdasan
karena itu peneliti selanjutnya dapat Emosional Dan Perilaku Belajar
memperluas populasi. (2) Peneliti selanjutnya Terhadap Tingkat Pemahaman
agar menambah variabel-variabel bebas Akuntansi (Studi Empiris Pada
lainnya yang memiliki pengaruh terhadap Mahasiswa Akuntansi Universitas
pemahaman akuntansi selain variabel- Jember). Skripsi. Jurusan Akuntansi,
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Fakultas Ekonomi, Universitas
(3) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat Jember.
menggunakan sampel yang lebih banyak
dengan melihat pengaruh kecerdasan Rachmi, Filia. 2010. Pengaruh Kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, Emosional, Kecerdasan Spiritual, Dan
kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar Perilaku Belajar Terhadap Tingkat
pada mahasiswa yang ada pada Universitas. Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

Pada Mahasiswa Akuntansi


Universitas Diponegoro Semarang
Dan Universitas Gajah Mada
Yogyakarta). Skripsi. Fakultas
Ekonomi, Universitas Diponegoro:
Semarang.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.

Zakiah, Farah. 2013. Pengaruh Kecerdasan


Intelektual, Kecerdasan Emosional
Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris
Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Angkatan Tahun 2009 di Universitas
Jember). Skripsi. Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas
Jember.

Anda mungkin juga menyukai