Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA
DI RUANG KIA
PUKESMAS SENDURO
PERIODE TANGGAL 1-14 FEBRUARI 2021

Oleh :

NAMA : ADAM MALIK


NIM : 192303101126

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Peyakit
A. Definisi
Keluarga berencana (KB) merupakan suatu pilihan untuk mencegah terjadinya
kehamilan dan untuk mengontrol waktu dan jumlah kehamilan (McCan,
2004).Kontrasepsi adalah pencegahan terjadinya konsepsi, menggunakan metode atau
menghalangi terjadinya fertilisasi ovum.Namun, kontrasepsi masih memiliki implikasi
dari segi etik, fisik, emosi, agama, dan legal.KB dapat menggunakan berbagai metode
seperti tidak melakukan hubungan seksual, metode alami, penghalang mekanik, agen
farmakologi, penghalang kimiawi, dan pembedahan.

B. Jenis-jenis
1. Pil Kombinasi.
2. Pil Progestin
3. Suntik Progestin
4. Suntik 1 Bulan
5. Implan
6. Metode Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
7. Metode Kontrasepsi Mantap MOW
8. Metode Amenore Laktasi (MAL)
9. Metode Kalender
10. Metode Suhu Basal
11. Metode Lendir Serviks
12. Kontrasepsi Barier Kondom
13. Metode Kontrasepsi Barier Diafragma
14. Metode Kontrasepsi Barier Spermisida

C. Tanda dan Gejala/Manifestasi Klinis, Klasifikasi


1. Pil Kombinasi
Pil yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, sangat efektif (bila di minum
setiap hari) (Sri Handayani, 2010)
Efek samping dan cara penanganan :
a. Amenorea(tidak ada perdarahan atau sponting)
Penanganannya adalah periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak
hamil dan klien minum pil dengan benar, tenanglah.Tidak datang haid
kemungkinan besar karena kurang adekuatnya efek estrogen terhadap
endometrium.
b. Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilatik)
Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidakhamil,
sarankan minum pil saat makan malam, atau sebelum tidur
c. Perdarahan pervaginam/ spotting
Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan minum pil
pada waktu yang sama.
2. Pil Progestin
Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintetis
progesteron.Pil ini disebut sebagai pil masa menyusui dikarenakan mengandung
hormone progestin karena tidak mempengaruhi produksi ASI.
Efek samping
a. Amenorhea
b. Spotting
c. Perubahan berat badan
3. Suntik Progestin
Suntik progestin merupakan kontrasepsi suntikan yang berisi hormon
progesteron.
Efek samping suntikan progestin antara lain amenorhea, perdarahan hebat atau
tidak teratur, pertambahan atau kehilangan berat badan.
4. Suntik 1 Bulan
Kontrasepsi suntik satu bulan merupkan metode suntik yang pemberiannya tiap
bulan dengan jalan penyuntikkan secara intramuskuler sebagai usaha pencegahan
kehamilan berupa hormon progesteron dan strogen pada wanita usia subur.
Efek samping dan penangannya
a. Amenorea (tidak mengalami haid)
b. Mual atau pusing atau muntah
c. Mual atau pusing atau muntah
5. Implan
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis
karet silastik yang berisi hormon dan dipasang pada lengan atas.
Efek samping
a. Amenorhea.
b. Perdarahan bercak (spotting) ringan yang terjadi pada tahun pertama
pemasangan.
c. Pertambahan atau kehilangan berat badan sebanyak 1-2 Kg dapat saja
terjadi.
d. Ekspulsi.
e. Infeksi pada daerah insisi.
6. Metode Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang
sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduktif.
Waktu kunjungan ulang
a. 1 bulan setelah pemasangan
b. 3 bulan kemudian
c. Setiap 6 bulan berikutnya
7. Metode Kontrasepsi Mantap MOW
Metode Kontrasepsi Mantap (MOW) adalah setiap tindakan pada kedua
saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak
akan mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka waktu yang
panjang dan sering disebut sterilisasi.
Kekurangan MOW
a. Risiko dan efek samping pembedahan
b. Kadang-kadang sedikit merasakan nyeri saat operasi
c. Infeksi mungkin saja terjadi, bila prosedur operasi tidak benar
d. Kesuburan sulit kembali, karena MOW merupakan kontrasepsi permanen.
8. Metode Amenore Laktasi (MAL)
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif,
artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minum, MAL akan
dipakai sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh, lebih efektif apabila
pemberian 8x sehari, sebelum haid, umur bayi
Keterbatasan
a. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui 30 menit
pasca persalinan.
b. Mengikuti sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
c. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk viruss hepatitis B atau HBV dan
HIV/AIDS
9. Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala adalah metode kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi(BKKBN, 2015).
Kerugian
a. Memerlukan kerja sama yang baik antara suami istri.
b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam pasangannya.
c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap hari.
d. Pasangan suami istri harus tau masa subur dan masa tidak subur.
e. Harus mengamati siklus menstruasi minimal 6 kali siklus.
f. Siklus menstruasi yang tidak teratur menjadi penghambat.
g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
10. Metode Suhu Basal
Metode suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat(tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan
pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas
lainnya. Ibu dapat mengenali masa subur ibu dengan mengukur suhu badan secara
teliti, menggunakan thermometer khusus yang bisa mencatat perubahan suhu
sampai 0,1 °C untuk mendeteksi bahkan suatu perubahan kecil suhu tubuh
(BKKBN,2015).
Kerugian
a. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri
b. Memerlukan subur konseling dan KIE dari tenaga medis.
c. Suhu basal dapat dipengaruhi oleh penyakit gangguan tidur, merokok,
alcohol, stress, pengguna narkoba, maupun selimut elektrik.
d. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada wanita yang sama.
e. Tidak mendeteksi awal masa subur.
f. Membutuhkan awal masa subur.
11. Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks atau metode ovulasi merupakan metode alamiah (KBA)
dengan cara mengenali masa subur dan siklus menstruasi dengan mengamati lendir
serviks dan perubahan pada vulva menjelang ovulasi. Lendir serviks adalah lendir
yang dihasilkan oleh aktif bisintetik sek sekretori serviks dan mengandung 3
komponin penting yaitu:
a. Molekul lender
b. Air
c. Senyawa kimia dan biokimia (natrium klirida, rantai protein, enzim dll)
Kekurangan
a. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya di rekomendasikan dengan
metode kontrasepsi lain, (misal metode simptothermal)
b. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
c. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-
tanda kesuburan
d. Wanita yang tidak menghasilkan tanda-tanda kesuburan.
12. Kontrasepsi Barier Kondom
Kondom adalah selubung atau sarung karet terbuat dari lateks (karet), plastik
(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual (Irianto, 2014).
. Kerugian Kondom
a. Efektifitasnya tidak terlalu tinggi karna bergantung pada pemakaian
kondom yang benar.
b. Tumpahan atau bocoran sperma dapat terjadi jika kondom disimpan atau
dilepaskan secara tidak benar.
c. Adanya pengurangan sensitifitas pada penis, sehingga bisa sedikit
mengurangi kenikmatan saat berhubungan seksual
d. Harus selalu bersedia setiap kali berhubungan
e. Perasaan malu membeli ditempat umum
f. Masalah pembuangan kondom bekas pakai.
13. Metode Kontrasepsi Barier Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks (Irianto, 2014).
Keterbatasan
a. Efektif sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-16
kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
b. Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti
cara penggunaan
c. Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannnya setiap
berhubungan seksual.
d. Pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk
memastikan ketepatan pemasangan.
e. Pada beberapa pengguna menjadi infeksi saluran uretra
f. Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berada diposisinya
14. Metode Kontrasepsi Barier Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk Aerosol (busa),
tablet vaginal, supposutoria, dan dalam bentuk krim (Irianto, 2014).Tidak
mempunyai pengaruh sistemic dan Mudah digunakan

D. Komplikasi
1. Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular.
2. Peningkatan berat badan.
3. Dapat mengganggu produksi ASI.
4. Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi.
E. Patofisiologi terjadinya maslah keperawatan (pohon masalah)

Nyeri akut

Resiko infeksi

Ansietas
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Riwayat menstruasi
Frekuensi, siklus dan lama haid terahir

2. Riwayat kontrasepsi
Metode yang pernah digunakan dan penghentian
Metode yang terahir digunakan dan pemakaian terahir

3. Riwayat obstetric
Tipe kelahiran gender
Lama gastasi komplikasi
Lama persalinan berat lahir
Kesehatan anak-anak saat ini dan tempat tingglnya
Perasaan tentang kehamilan terdahulu atau pengalaman melahirkan

4. Riwayat pembedahan
Masalahgynekologi termasuk HPV, herpes, gonorhoe, sifilis, penyakit organic,
pembedahan, kecelakaan, hospitalisasi, masalah psikiatri, termasuk penyakit jiwa,
depresi, ansietas, anemia, serangan panik obat-obat (saat dimasalalu)

5. Riwayat keluarga
Termasuk riwayat keguguran, kembar, preeklamsi hubungan kekerabatan

6. Kebiasaan tidak sehat


Merokok, mengkonsumsi alcohol, obat-obatan

7. Setatus perkawinan
Tempat lahir, situasi hidup, pekerjaan, Pendidikan, sumber setress
B. Diagnosa Keperawatan Utama
1. Definisi/Pengertian
Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai
kerusakan(international association for the study of pain) ;awitan yang tiba-tiba atau
lambat dengan intensitas ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diantisipasi
atau diprediksi, dan dengan durasi kurang dari 3 bulan.
2. Batasan Karakteristik
a. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang
tidak dapat mengungkapannya
b. Ekspresi wajah nyeri (misal: mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
c. Fokus menyempit (misal: persepsi waktu, proses berpikir, interaksi dengan orang
dan lingkungan)
d. Fokus pada diri sendiri
e. Keluhan tentang intensitas menggunakan standars kala nyeri
f. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrumen nyeri.
g. Laporan tentang perilaku nyeri/ perubahan aktivitas
h. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri Putus asa
i. Sikap melindungi area nyeri
3. Faktor Yang Berhubungan
a. Agen cidera biologis
b. Agen cidera fisik
c. Agen cidera kimiawai

C. Planning/Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, pasien mioma uteri
mampu mengontrol nyeri dibuktikan dengan kriteria hasil:
1. Menggambarkan faktor penyebab nyeri
2. Menggunakan tindakan pencegahan nyeri
3. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri (nyeri) tanpa analgesik
4. Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
5. Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada profesional kesehatan
6. Melaporkan gejalah yang tidak terkontrol pada profesional kesehatan
7. Menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menangani nyeri
8. Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri
9. Melaporkan nyeri yang terkontrol
10. Mengenali kapan nyeri terjadi

2. Intervensi dan Rasional


a. Kaji lokasi dan karakteristik dari tingkat ketidaknyamanan/ nyeri
b. Rasional : Untuk menentukan intervensi keperawatan sesuai skala nyeri
Instruksikan ibu dalam melakukan teknik relaksasi tarik napas dalam.
Rasional : Mengalihkan perasaan nyeri dan menurunkan ketidaknyamanan.
c. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan mengalihkan nyeri
Rasional : Dapat membantu dalam menurunkan ketidaknyamanan.
d. Berikan kompres hangat lokal menggunakan handuk kecil
Rasional : Kompres hangat membantu meningkatkan sirkulasi pada area yang sakit
dan meningkatkan kenyamanan lokal.
e. Kolaborasi pemberian analgetik atau antipireutik
Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan akibat nyeri.

D. Masalah Keperawatan Lain Yang Bisa Terjadi (Disertai Rencana Tindakan


Keperawatan sampai intervensi lengkap untuk 1 diagnosa keperawatan
tambahan)
A. Diagnosa
1. Defisiensi aktifitas
Definisi
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic
spesifik.
2. Batasan Karakteristik
- Memverbalisasikan adanya masalah
- Ketidak akuratan mengikuti instruksi
- Perilaku tidak sesuai
3. Faktor Yang Berhubungan
- Keterbatasan kognitif
- Interpretasi terhadap informasi yang salah
- Kurangnya keinginan untuk mencari informasi
- Tidak mengetahui sumber-sumber informasi

B. Planning/Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan dan Kriteria hasil
- Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan progam pengobatan
- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apayang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
Hasil NOC
- Kowlwdge : disease process
- Kowledge : health behavior
2. Intervensi dan Rasional
NIC
- Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik
- Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
- Sediakan nformasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
- Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang
tepat
- Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

A. Diagnosa
1. Ansietas
Definisi
Perasaan tidaknyaman atau kekawatiran yang samar disertai respon
autonomy (sumber seringkali tidak sepesifik atau tidak diketahui oleh
individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal
ini merupaka isyarat kewaspadaan yang mempengaruhi individu akan adanya
bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak menghadapi ancama.
2. Batasan karakteristik
Prilaku :
- Gelisah
- Mengekspresikan kekawatiran
- Tampak waspada
Affektif :
- Gelisah, distress
- Kesedihan yang mendalam
- Ketakutan
- Persaan tidak adekuat
- Berfokus pada diri sendiri
- Peningkatan kewaspadaan
- Bingung, menyesal
Kognitif :
- Bloking fikiran, konfusi
- Penurunan lapang persepsi
- Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah
3. Faktor yang berhubungan dengan :
- Perubahan dalam (setatus ekonomi, lingkungan, fungsi peran, status pran)
- Teknik keluarga
- Herediter
- Infeksi/kontaminasi interpersonal
B. Planning/Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC
- Axiaty self control
- Aciaty level
- coping
Krikteria hasil :
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk
mengontrol cemas
- Vital sign dalam batas normal
- Postur tubuh, ekspresi wajah, Bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya pernafasan.
2. Intervensi Keperawatan
NIC
Anxety reduction (penurunan kecemasan)
- Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
- Pahami prespektif pasien terhasap situasi setres
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk mengugkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Sunarsih dan Harnato, Addi Mardi.2016. KEPRAWATAN MATERNITAS.


Jakarta: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Madya, Lieya. 2012. Laporan Pendahuluan .URL :


https://id.scribd.com/doc/114602217/Laporan-Pendahuluan-Keluarga-
Berencana. Diakses tanggal 01 Feb 2021

Ikhsan, Muhammad. 2015, Lp Teori Askep KB URL :


https://id.scribd.com/doc/289230725/Lp-Teori-Askep-Kb Diakeses tanggal 01
Feb 2021

Nurarif dan Kusuma. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarka Diagnosa


Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Yamama nur. 2020. AUSAHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA


KELUHAN BERENCABA (KB). Jember: Progam setudi diploma III
kebidanan sekolah tinghi ilmu kesehatan dr.SOEBANDI JEMBER 2020

Anda mungkin juga menyukai