Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003:114).
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan seluruh
badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit. Definisi sehat menurut Undang-
Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, menyatakan sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Jamban adalah suatu bangunan yang di pergunakan untuk membuang
kotoran manusia bagi suatu keluarga yang lazim yang disebut kakus atau WC
(Madjid, 2009). Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya (Abdullah, 2010).
Setelah dilakukan penelitian makan di dapatkan masalah yaitu rumah Tuan
M. Terlihat kotor dan tidak terurus karena kurangnya kesadaran anggota
keluarga untuk membersihkannya sehingga WC/Jamban terlihat kotor atau
kumuh.

B. Rumusan Masalah

1
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga pada
masyarakat di Desa Natai Raya, Kecamatan Arut Selatan?

C. Tujuan
Diketahuinya tingkat pengentahuan keluarga Tuan M. Mengenai Prilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Desa Natai Raya Kecamatan Arut Selatan

D. Manfaat
1. Manfaat Akademis
a. Memberikan informasi mengenai pengetahuan ibu rumah tangga
tentang PHBS di lingkungan rumahnya.
b. Sebagai penambah referensi mengenai upaya kesehatan yang dilakukan
dinas kesehatan
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai usaha kapa ibu rumah tanggga di Desa Natai Raya, Kecamatan
Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat untuk meningkatkan
penerapan prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
b. Digunakan sebagai data penelitian selanjutnya

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perilaku
1. Definisi Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003:114).
2. Pembentukan Perilaku
Perilaku manusia sebagian besar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat
dipelajari. Berikut adalah cara terbentuknya perilaku seseorang (Walgito
dalam Luthviatin 2012:66) :
a. Kebiasaan, terbentuknya perilaku karena kebiasaan yang dilakukan.
Misal menggosok gigi sebelum tidur, bangun pagi dan sarapan pagi.
b. Pengertian (insight), terbentuknya perilaku ditempuh dengan
pengertian.
c. Penggunaan Model, pembentukan perilaku melalui contoh atau model.
Model yang dimaksud adalah pemimpin, orangtua dan tokoh panutan
lainnya. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif :
1. Pengetahuan
Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003:121) merupakan
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan terbagi
dalam 6 tingkatan, yaitu (Notoatmodjo,2003:122) :

3
a. Tahu (Know). Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali
(recall). Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Contoh dapat menyebutkan cara mencuci tangan dengan benar.
b. Memahami (Comprehension). Diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menafsirkan secara benar materi tersebut.
Contohnya dapat menjelaskan bagaimana cara pencegahan dan
penanggulanngan diare.
c. Aplikasi (Application). Diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi ril (sebenarnya). Misalnya kegiatan buang air besar di
jamban, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
dan sesudah makan.
d. Analisis (Analysis). Diartikan sebagi suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih dalam satu struktur dan berkaitan.
e. Sintesis (Synthesis). Diartikan sebagai kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru, menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi lama yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation). Diartikan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek.
Misalnya dengan diketahui bahaya diare bagi kesehatan
manusia maka seseorang menempatkan diare sebagai masalah
serius.

B. Sehat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan seluruh
badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit. Definisi sehat menurut Undang-
Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, menyatakan sehat adalah

4
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut WHO sehat adalah suatu keadaan sehat jasmani, rohani (mental)
dan sosial, yang bukan hanya bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.

C. Perilaku Kesehatan
1. Definisi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan.
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
(Notoatmodjo dalam Luthviatin, 2012:66-67)
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance), adalah perilaku
atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh
sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek:
1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit
serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
2. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan
sehat
3. Perilaku gizi (makanan) dan minuman.
b. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior), adalah upaya
atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan.
Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri sampai
mencari pengobatan ke luar negeri
c. Perilaku kesehatan lingkungan, adalah upaya seseorang merespons
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan
sebagainya sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya. Dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan lingkungan
adalah upaya-upaya yang dilakukan seseorang dalam mengelola
lingkungannya sehingga telah menyebabkan sakit baik bagi dirinya

5
sendiri ataupun anggota keluarga yang lain serta masyarakat sekitar.
Misalnya, bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat
pembuangan sampah, pembuangan limbah dan sebagainya.

D. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga


1. Rumah Tangga
Rumah Tangga adalah suatu kumpulan dari masyarakat terkecil yang
terdiri dari pasangan suami istri, anak-anak, mertua dan sebagainya.
Terwujudnya rumah tanggga yang syah setelah akad nikah atau
perkawinan, sesuai dengan ajaran agama dan undang-undang. Rumah
tangga terdiri dari satu atau lebih orang yang tinggal bersama-sama di
sebuah tempat tinggal dan juga lebih orang yang tinggal bersama-sama di
sebuah tempat tinggal dan juga berbagi makanan atau akomodasi hidup,
dan bisa terdiri dari satu keluarga atau sekelompok orang.
2. Jenis Rumah Tangga
a. Keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan anak.
Keluarga inti atau disebut juga dengan keluarga batih ialah yang
terdiri atas ayah, ibu dan anak. Keluarga inti merupakan bagian dari
lembaga sosial yang ada pada masyarakat. Keluarga merupakan
lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga lainnya berkembang
karena kebudayaan yang makin kompleks menjadikan lembaga-
lembaga itu penting (Paul,1987:266).
b. Keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah)
dan anak mereka yang terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu
atau dua pihak orang tua (Richard,2003:58)
c. Keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga
aslinya (Anita,2004:349). Keluarga luas meliputi hubungan antara
paman, bibi, keluarga kakek dan keluarga nenek.
3. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Sehat Tatanan Rumah Tangga
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadara
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di

6
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola
hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan
seluruh anggota keluarga. PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat. Mencegah lebih baik dari pada
mengobati, prinsip kesehatan inilah yang menjadi dasar pelaksanaan
Program PHBS.
2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga
Tujuan umum dari PHBS adalah meningkatnya rumah tangga sehat di desa
Natai Raya dan tujuan khususnya untuk meningkatkan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS
serta berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat (Depkes RI, 2007).
3. Manfaat Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga
Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi rumah tangga
adalah setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit,
anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas kerja anggota keluarga
meningkat dan dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga
maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan
untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga
dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
4. Sasaran Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga
Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara
keseluruhan dan terbagi dalam :
a. Sasaran Primer
Sasaran primer adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan
dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu
dalam keluarga yang bermasalah)
b. Sasaran sekunder

7
Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu
dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu,
orangtua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat,
petugas kesehatan dan lintas sektor.
c. Sasaran tersier
Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur
pembantu dalam tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa,
lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, dan tokoh masyarakat

E. Jamban
1. Pengertian
Jamban adalah suatu bangunan yang di pergunakan untuk membuang
kotoran manusia bagi sautu keluarga yang lazim yang disebut kakus atau
WC (Madjid, 2009). Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya
(Abdullah, 2010).
Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan No. 852 Tahun 2008
tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, jamban
Sehat adalah suatu fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk
memutuskan mata rantai penularan penyakit.
2. Jenis-jenis Jamban
Menurut Chayatin (2009), jenis-jenis jamban dibedakan berdasarkan
kontruksi dan cara menggunakannya yaitu:
a. Jamban Cemplung
Bentuk jamban ini adalah yang paling sederhana. Jamban
cemplung ini hanya terdiri atas sebuah galian yang di atasnya diberi
lantai dan tempat jongkok. Lantai jamban ini dapat dibuat dari bambu
atau kayu, tetapi dapat juga terbuat dari batu bata atau beton. Jamban
semacam ini masih menimbulkan gangguan karena baunya.

8
b. Jamban Plengsengan
Jamban semacam ini memiliki lubang tempat jongkok yang
dihubungkan oleh suatu saluran miring ke tempat pembuangan kotoran.
Jadi tempat jongkok dari jamban ini tidak dibuat persis di atas
penampungan, tetapi agak jauh. Jamban semacam ini sedikit lebih baik
dan menguntungkan daripada jamban cemplung, karena baunya agak
berkurang dan keamanan bagi pemakai lebih terjamin.
c. Jamban Bor
Dinamakan demikian karena tempat penampungan kotorannya
dibuat dengan menggunakan bor. Bor yang digunakan adalah bor
tangan yang disebut bor auger dengan diameter antara 30-40 cm.
Jamban bor ini mempunyai keuntungan, yaitu bau yang ditimbulkan
sangat berkurang. Akan tetapi kerugian jamban bor ini adalah
perembesan kotoran akan lebih jauh dan mengotori air tanah.
d. Angsatrine (Water Seal Latrine)
Di bawah tempat jongkok jamban ini ditempatkan atau dipasang
suatu alat yang berbentuk seperti leher angsa yang disebut bowl. Bowl
ini berfungsi mencegah timbulnya bau. Kotoran yang berada di tempat
penampungan tidak tercium baunya, karena terhalang oleh air yang
selalu terdapat dalam bagian yang melengkung. Dengan demikian dapat
mencegah hubungan lalat dengan kotoran.
e. Jamban di Atas Balong (Empang)
Membuat jamban di atas balong (yang kotorannya dialirkan ke
balong) adalah cara pembuangan kotoran yang tidak dianjurkan, tetapi
sulit untuk menghilangkannya, terutama di daerah yang terdapat banyak
balong. Sebelum kita berhasil menerapkan kebiasaan tersebut kepada
kebiasaan yang diharapkan maka cara tersebut dapat diteruskan dengan
persyaratan sebagai berikut:
1. Air dari balong tersebut jangan digunakan untuk mandi
2. Balong tersebut tidak boleh kering
3. Balong hendaknya cukup luas

9
4. Letak jamban harus sedemikian rupa, sehingga kotoran selalu jatuh
di air
5. Ikan dari balong tersebut jangan dimakan
6. Tidak terdapat sumber air minum yang terletak sejajar dengan jarak
15 meter
7. Tidak terdapat tanam-tanaman yang tumbuh di atas permukaan air
f. Jamban Septic Tank
Septic tank berasal dari kata septic, yang berarti pembusukan
secara anaerobic. Nama septic tank digunakan karena dalam
pembuangan kotoran terjadi proses pembusukan oleh kuman-kuman
pembusuk yang sifatnya anaerob. Septic tank dapat terdiri dari dua bak
atau lebih serta dapat pula terdiri atas satu bak saja dengan mengatur
sedemikian rupa (misalnya dengan memasang beberapa sekat atau
tembok penghalang), sehingga dapat memperlambat pengaliran air
kotor di dalam bak tersebut. Dalam bak bagian pertama akan terdapat
proses penghancuran, pembusukan dan pengendapan. Dalam bak
terdapat tiga macam lapisan yaitu:
1. Lapisan yang terapung, yang terdiri atas kotoran-kotoran padat
2. Lapisan cair
3. Lapisan endap
Banyak macam jamban yang digunakan tetapi jamban pedesaan di
Indonesia pada dasarnya digolongkan menjadi 2 macam yaitu:
a. Jamban tanpa leher angsa. Jamban yang mempunyai bermacam cara
pembuangan kotorannya yaitu:
1. Jamban cubluk, bila kotorannya dibuang ke tanah
2. Jamban empang, bila kotorannya dialirkan ke empang
3. Jamban leher angsa. Jamban ini mempunyai 2 cara pembuangan
kotorannya yaitu :
a. Tempat jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan
bowl langsung di atas galian penampungan kotoran.

10
b. Tempat jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan
bowl tidak berada langsung di atas galian penampungan
kotoran tetapi dibangun terpisah dan dihubungkan oleh
suatu saluran yang miring ke dalam lubang galian
penampungan kotoran (Warsito, 1996).

3. Syarat-Syarat Jamban Sehat


Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak
10-15 meter dari sumber air minum
b. Tidak berbau, bersih dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga
maupun tikus
c. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak
mencemari tanah di sekitarnya
d. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya
e. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna
f. Cukup penerangan
g. Lantai kedap air
h. Ventilasi cukup baik
i. Tersedia air dan alat pembersih (Depkes RI, 2004).
Menurut Arifin yang dikutip oleh Abdullah (2010) ada tujuh syarat-
syarat jamban sehat yaitu:
a. Tidak mencemari air
Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar
lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum.
Dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat
atau diplester.
b. Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
c. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor
dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

11
d. Tidak mencemari tanah permukaan
e. Jamban yang sudah penuh, segera disedot untuk dikuras kotorannya,
kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
f. Bebas dari serangga
4. Pemeliharaan Jamban
Pemeliharaan jamban, menurut Dedi (2014) pemeliharaan jamban yang
baik dengan cara :
a. Lantai jamban hendaknya selalu kering dan bersih.
b. Tidak ada sampah berserakan dan tersedia alat pembersih.
c. Tidak ada genangan air di lantai jamban.
d. Tempat duduk dalam keadaan bersih.
e. Tidak ada serangga dan hewan pada rumah jamban.
f. Tersedia air bersih pada rumah jamban.
g. Jika ada bagian jamban yang rusak segera diperbaiki.
h. Hindarkan pemasukan sampah padat yang sulit diuraikan (kain bekas,
pembalut, logam, gelas dan sebagainya) serta bahan kimia beracun
bagi bakteri kedalam lubang jamban.
5. Dampak jamban/WC kotor
a. Penyakit demam tifoid
Penyakit demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella
tyhpi. Gejalannya yakni diare, mual muntah, nafsu makan menurun,
tidak enak badan dan ruam.
Orang yang tidak memiliki akses terhadap air bersih lenih rentan
terinfeksi, sebab penyakit demam tifoit menular melalui air yang
terkontaminasi feses.
b. Disentri
Disentri terjai akibat infeksi bakteri Shigella atau arasit entameoba
histolytica pada usus. Gejalanya adalah demam, mual, muntah, BAB
berdarah.

12
Disentri menular dengan cara yang sama seerti demam tifoid.
Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan cara selalu mencuci tangan
menggunakan sabun setelah menggunakan jamban/WC.
c. Hepatitis A
Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus hepatitis A yang menular
dari makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Meski dapat sembuh dengan sendirinya, hepatitis A akan memicu
gejala yang mengganggu aktivitas penderita seperti mual, muntah, kulit
kekuningan
d. Kolera
Kolera adalah infeksi yang menyebabkan seseorang diare dengan
warna pucat seperti air cucian beras. Penyakit ini desebabkan oleh
bakteri Vibrio Cholerae yang menular melalui air yang terkontaminasi.
Tanpa penanganan, kolera dapat mengakibatkan dehidrasi parah
hingga kematian.

13
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Identitas Keluarga

Kecamatan : Arut Selatan KK : Tn. M


Kelurahan/Desa :Natai Raya Jenis Kelamin : Laki-Laki
RT : 03 Umur : 41 Th
RW/Dusun : 01 Pendidikan : SD
Alamat : Desa Natai Raya Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang Batu
Penghasilan :-
Keadaan Kesehatan : Baik
B. Anggota Keluarga

no Nama Hub. Dgn L/P Umu Pendid pekerjaan Agam Suku Kea Imunis KB
KK r ikan a /ban daan asi K
gsa kes. E
T
.
1 Tn. M Suami L 41 SMA Tukang Islam Jawa Sehat lengkap -
2 Ny. W Istri P 38 SD Batu Islam Jawa Sehat lengkap Suntik
3 An. I Anak P 16 SMA IRT Islam Jawa Sehat lengkap -
4 An. I Anak P 7 SD Pelajar Islam Jawa Sehat lengkap -
5 An. N Anak P 2 Belum Pelajar Islam Jawa Sehat lengkap -
sekolah Tdk bekerja Islam Jawa Sehat lengkap -

C. Tipe Keluarga : Adapun tipe keluarga Tuan M. Adalah inti yang mana
yang tinggal di rumah tersebut ada Tuan M. Istri serta tiga orang anaknya.

D. Sifat Keluarga : keluarga yang tinggal di rumah Tuan M. Orangnya ramah


tamah.

14
1. Pengambilan Keputusan
Ibu mengatakan pengambilan keputusan di dalam keluarganya adalah suami.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari
a. Kebiasaan Istirahat/tidur keluarga
Ibu mengatakan istirahat siang tidak menentu dan keluarga nya 6- 7 jam
b. Kebiasaan makan keluarga dan contoh menu sehari-hari (cara makan, alat
yang dipakai, db)
Ibu mengatakan keluarganya makan 3 kali sehari dengan lauk pauk, ikan,
sayur, dan ibu memasak menggunakan kompor
c. Kebiasaan dalam membersihkan diri dan anggota keluarga
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari dan anggota keluarga mandi 2 kali
sehari
d. Sarana/hiburan keluarga
ibu mengatakan hiburan di keluarganya nonton tv
e. Penggunaan waktu luang keluarga
Ibu mengatakan waktu luang di isi dengan bersantai dan menonton tv

E. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi


1. Adat istiadat dan kepercayaan
Ibu mengatakan tidak ada menganut kepercayaan
2. Interaksi dan komunikasi dalam keluarga
Ibu mengatakan komunikasi dalam keluarga baik dengan menggunakan
bahasa daerah setempat

F. Faktor Lingkungan
1. Rumah :
- Luas : 50 m2
-
Tipe : Minimalis
- Jenis rumah : kavling
- Letak : dekat
- Dinding : Papan

15
- Atap : seng
- Lantai : Keramik
- Cahaya : Cukup
- Ventilasi : Cukup
- Jumlah ruangan : 3
2. Air Minum :
- Asal : Sumber
- Nilai Air : Bersih
- Air untuk minum : Dimasak
- Konsumsi : Keluarga mengkonsumsi air minum 8 gelas/hari
3. Pembuangan sampah :
Dibakar
4. Jamban dan Kamar mandi :
- Jenis jamban : Leher angsa
- Jarak dengan sumber air : 5 m
- Kebersihan : Tidak bersih
- Kamar mandi : Ada
5. Pekarangan dan selokan :
- Pengaturan : Teratur
- Kebersihan : Bersih
- Air Limbah : Teratur
- Tanaman perdu : Ada
- Pemanfaatan pekarangan : Ada
6. Kandang ternak :
- Bangunan : tersendiri
- Letak : Dekat
- Kebersihan : bersih
7. Sarana komunikasi dan transportasi :
Ibu mengatakan untuk komunikasi menggunakan hp dan untuk transportasi
menggunakan sepeda motor
8. Fasilitas pelayanan kesehatan :

16
Ibu mengatakan memilih puskesmas sebagai pelayanan kesehatan

G. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit menurun dan penyakit
menular
2. Keluarga Berencana
- Jenis : KB Suntik 3 Bulan
- Lama : ibu mengatakan lupa
- Komplikasi : tidak ada
- Pernah ganti cara/tidak : tidak pernah
- Bila pernah;jenisnya : tidak ada

H. Pengetahuan orang tua tentang tumbuh kembang anak


Ibu mengatakan mengetahui tentang tumbuh kembang anaknya, BB anak saat
ini 9,5 kg, anaknya sudah bisa menyebutkan anaknya sendiri.

I. Harapan Keluarga terhadap petugas kesehatan


Ibu mengatakan keluarga berharap pelayanan kesehatan di daerah nya lebih di
tingkat kan

J. Data Khusus
1. Jenis penyakit yang sering diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarganya pernah flu, batuk, demam
2. Riwayat Kebidanan
a. Kehamilan
Ibu mengatakan tidak sedang hamil
b. Persalinan
Ibu mengatakan sudah pernah melahirkan 3 kali
c. Nifas
Ibu mengatakan nifasnya kurang lebih 40 hari

17
d. Imunisasi
Ibu mengatakan mendapat kan imunisasi lengkap
e. Keluarga Berencana (KB)
Ibu mengatakan selama nikah tidak menggunakan KB Suntik 3 Bulan
f. Nutrisi (ASI dan MPASI)
Ibu mengatakan anaknya diberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan

K. Skala Prioritas
1. Letak jamban Jauh dari rumah dan kotor/kumuh

KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN SKORE PEMBENARAN


1. Sifat Masalah 1 2/3 x 1 2 Kebutuhan
2. Kemungkina 2 1/2x 2 1 kebersihan
n masalah jamban sangat
dapat diubah penting bagi
3. Potensi untuk 1 3/3x1 3 seluruh anggota
mengubah keluarga yang
masalah menggunakan
4. Menonjol 1 2/2x1 2 jamban, Berikan
masalah KIE tentang
pentingnya
kebersihan
jamban
JUMLAH 5 8/10x5 8

MASALAH KESEHATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS :


1. Jamban kotor/kumuh dan banyak sarang laba-laba, letaknya di belakang
rumah dan tidak ditutup saat tidak di gunakan
2. Kandang hewan dekat dengan dapur
3. Ventilasi kurang

L. Analisa Data

18
IDENTIFIKASI MASALAH
DIAGNOSA
DATA KESEHATAN/KEBIDANAN

DS : Ibu megatakan Jamban di rumah Ny. W Rumah keluarga


jarang membersihkan terlihat kotor karena tidak Tuan. M dengan
jamban/WC sempat membersihkannya Jamban/WC
koto/kumuh tidak
terawat
DO : Jamban terlihat Jamban tidak terawat karena
kotor dan tidak terawat ibu sibuk mengurus pekerjaan
lainnya

M. Intervensi/Rencana Tindakan
1. Berikan KIE pada ibu tentang penggunaan jamban yang sehat dan pentingnya
kebersihan jamban/WC
R/ : Agar ibu mengetahui pentingnya kebersihan Jamban/WC
2. Anjurkan Pada ibu untuk menjaga kebersihan jamban/WC

R/ : Agar jamban/WC tetap bersih dan sehat

3. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan perlengkapan jamban/WC

R/ : agar tidak kotor

4. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersiha lantai dan pastikan tidak ada
genangan air

R/: Agar tetap bersih

5. Anjurkan pada ibu untuk membersihkan jamban/WC dua kali dalam


seminggu

R/ : untuk menjaga agar jamban/WC tetap bersih

19
6. Anjurkan pada ibu untuk memindah jamban/WC di dalam rumah agar
memudahkan keluarga apabila ingin BAB/BAK dan memudahkan ibu untuk
selalu membersihkan jamban/WC hal ini juga untuk mengindari agar hewan
seperti tikus atau hewan lainnya masuk kedalam Jamban/WC hal ini
menujukan bahwa jamban/WC tetap aman, bersih dan sehat.

R/ : Agar lebih mudah dibersihkan

N. Implementasi/Pelaksanaan Tindakan
1. Memberikan KIE pada ibu tentang penggunaan jamban yang sehat dan
pentingnya kebersihan jamban/WC
Hasil : ibu mengerti tentang jamban yang sehata dan dapat menjelaskan
kembali apa yang sudah di jelaskan. Jadi jamban adalah suatu ruangan yang
mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas ruang
jongkok/tempat duduk yang dilengkapi dengan penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannya. pentingnya menjaga kebersihan jamban/WC adalah
agar seluruh anggota keluarga yang berada di rumah terhindar dari berbagai
macam penyakit yang di sebabkan oleh bakteri atau kuman. Adapun penyakit
yang bisa di alami seperti diare, demam dll
Hasil : Ibu mengerti dengan yang sudah di jelaskan
2. menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan jamban/WC agar tidak
kotor dan tetap terlihat bersih dan sehat seperti : membersihkan sarang laba-
laba, membersihkan jamban/WC supaya tidak bau pesing.
Hasil : ibu sudah membersihkan sarang laba-laba dan membersihkan
jamban/WC
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan perlengkapan
jamban/WC seperti: ember untuk menampung air, sikat WC agar tidak kotor,
gayung agar tidak kotor.
Hasil : ibu sudah membersihkan perlengkapan Jamban/WC
4. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan lantai agar tidak kotor dan
selalu terlihat bersih dan tidak ada genangan air
Hasil : ibu sudah membersihkan lantai dan sudah membersihkan genangan air

20
5. Menganjurkan pada ibu untuk membersihkan jamban/WC dua kali dalam
seminggu agar wc yang digunakan tetap bersih dan sehat
Hasil : ibu mengerti dan akan membersihkan Jamban dua kali dalam
seminggu
6. Menganjurkan pada ibu untuk memindah jamban/WC di dalam rumah agar
memudahkan keluarga untuk BAB/BAK dan Memudahkan ibu untuk
membersihkan jamban/WC, hal ini juga untuk mengindari agar hewan seperti
lalat, tikus atau hewan lainnya masuk kedalam Jamban/WC hal ini menujukan
bahwa jamban/WC tetap aman, bersih dan sehat.
Hasil : ibu mangatakan untuk memnindahkan jamban tidak bisa soalnya
diperlukan biaya yang besar. ibu bisa membersihkan jamban supaya tetap
bersih.

O. Evaluasi
1. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan jamban/WC-nya
2. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan perlengkapan jamban/WC
3. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan lantai dan keset
4. Ibu bersedia untuk membersihkan jamban/WC dua kali dalam seminggu
5. Ibu mengerti dan bersedia untuk memindah jamban/WC

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

21
Dari pengkajian asuhan kebidana pada Tuan.M, maka di dapatkan
masalah, yaitu jamban kurang terawat kotor dan kumuh, sementara di dalam
rumah tersebut ada anak usia 2 tahun.
Jamban yang kotor/kumuh merupakan salah satu masalah Prilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS) dimana bisa berdampak buruk pada kesehatan, terutama
kesehatan anak, sehingga dapat disimpulkan untuk solusi pada masalah
keluarga tersebut yaitu diberikan penyuluhan bahaya dari jamban yang
kotor/kumuh dan menyarankan ibu dan anggota keluarga lainya untuk
membersihkan jamban/WC.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disampaikan beberapa saran yaitu :
1. Untuk perangkat desa
Menghimbau masyarakat di Desa Natai Raya tentang pentingnya
kebersihan Jamban/WC
2. Untuk institusi pendidikan
Menjadikan sumber penelitian ini sebagai sumber informasi bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan prilaku masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

22
Arikunto,S.,1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.edisi, Jakarta:
Rineka Cipta
Aulia, Hendramin., 2007. Pencapaian program (PHBS) di Puskesmas swakelola
Dempo Palembang tahun 2007. Artikel Penelitian, Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan. FK UNSRI

Yussiana Elza. 2004. Bisakah Pramuka Memper-cepat Pencapaian PHBS di


Masyarakat? http://www. depkes.phbs.mediafire.com

Dinkes Sulawesi Selatan, 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota


Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
http://dinkessulsel.
go.id/pdf/ Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai