Dosen pengampu;
Topan setiawan,.S.Pd.M.Pkim
OL EH
NPM : 03291811076
KELAS/SEMESTER : A/IV
KELOMPOK : IV
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
k
ecuali untuk reaksi SN2 dan E2, kebanyakan reaksi organik yang telah dibahas sejauh ini
berlangsung bertahap lewat zat-zat-antara seperti karbokation atau radikal bebas, Se jumlah
besar reaksi poliena terkonjugasi, disebut reaksi perisiklik (dari peri, "di sekitar" atau "di
sekeliling"), berlangsung dengan mekanisme serempak (concerted, tahap-tunggal) seperti
reaksi SN2 yakni ikatan-ikatan lama terputus ketika ikatan-baru terbentuk, semusnya dalam
satu tahap. Reaksi perisiklik dikarakteristikkan oleh suatu keadaan-transisi siklik yang
melibatkan ikatan-ikatan π . Energi pengaktivan untuk reaksi perisiklik disediakan oleh energi
panas (terimbas termal) atau cahaya ultraviolet (terimbas cahaya). Pelarut dan reagensia
elektrofilikatan nukleofilik umumnya stereospesifik, dan tidak luar biasa bahwa dua cara
(modus) induks menghasilkan produk-produk dengan stereokimia yang berlawanan. Misalnya
suatu reaksperisiklik yang dümbas-termal mungkin menghasilkan produk-cis, sedangkan
reaksi terim bas-cahaya dari pereak si-pereaksi yang sama, menghasilkan produk-trans
Terdapat tiga tipe utama reaksi perisiklik:
1. Reaksi sikloadisi, dalam mana dua molekul bergabung membentuk sebuah cincin. Dalam
reaksi ini dua ikatan π diubah menjadi dua ikatan sigma. Contoh reaksi sikloadısi yang
paling terkenal ialah reaksi Diels- Alder, yang dibahas dalam Sub-Bab 9.16 Rumus-rumus
"garis," seperti dalam persamaan berikut, juga dibahas dalam sub-sub itu. Ingat bahwa
suatu pereaksi harus ada dalan bentuk s-cis (bukan s-trans) yang menjalani sikloadisi
kalor
2. Reaksi elektrosiklik, reaksi-reaksi reversibel di mana suatu zat dengan ikatan rangkap
berkonjugasi dikumpulkan siklisasi. Dalam siklisasi itu, dua π elektron digunaka untuk
membentuk ikatan sigma.
Selama bertahun-tahun para ahli kimia tidak dapat menjelaskan mekanisme reaksi
perisiklik secara teoretis. Tetapi sejak 1960 beberapa teori telah dikembangkan untuk
menjelaskan reaksi-reaksi ini. R.B. Woodward dari Universitas Harvard dan R. Hoffmann
dari Universitas Cornell telah mengemukakan penjelasan berdasarkan simetri orbital molekul
dari pereaksi dan produk. Mereka memperoleh Hadiah Nobel, masing-masing pada tahun
1965 dan 1981, untuk karya mereka. Perlakuan serupa dikembangkan oleh K. Fukui (Hadiah
Nobel, 1981) dari Universitas Kyoto. Dalam buku ini akan ditekankan pendekatan Fukui,
yang disebut metode orbital garis-depan (frontier orbital method) untuk menganalisis
perisiklik. Sebelum mekanisme reaksi perisiklik dibahas, beberapa sifat orbital molekul
sistem berkonjugasi diperkenalkan. Disarankan untuk meninjau Sub-Bab 2.1-2.3 untuk
menye- garkan kembali pengertian tentang orbital molekul bonding dan antibonding.
BAB 17.1
π4*
π3*
(2 bidang simpul)
π2
(1 bidang simpul)
π1
Bila 1,3-butadiena menyerap sebuah Foton dari panjang gelombang yang sesuai, sebuah
elektron dipromosikan dari HOMO ke LUMO, yang kemudian menjadi HOMO baru.
π4*
π2
π1
5 bidang simpul
4 bidang simpul
π6*
3 bidang simpul π5*
π4* LUMO
π3 HOMO
2 bidang simpul
π2
π1
1 bidang sampul
Kecuali etilena (n=0), sistem (4n) sederhana diwakili oleh triena terkonjugasi (n]=1) seperti
1,3,5 heksatriena. Karena suatu triena mengandung suatu sistem Piyang terbentuk dari 6
Orbital p, maka dihasilkan total 6 Orbital molekul n(Pi). Orbital-orbital ini dipaparkan dalam
gambar 17.2, bersama-sama dengan diagram Orbital n(Pi) dari keadaan dasar.
Reaksi Sikloadisi
Suatu reaksi sikloadisi adalah reaksi dalam mana dua molekul tak jenuh menjadi suatu
reaksi adisi untuk menghasilkan produk siklik, misalnya
etilena siklobutana
Sikloadisi dan dua alkena sederhana apa saja yang disebut sikloadisi [2+2], karena
melibatkan dua elektron π + dua elektron π Reaksi DielsAlder (Sub-Bab 9.16) menggunakan
contoh sik siku [4 + 2] dalam sikloadisı itu, sementara itu dienofilnya mengandung dua
elektron n. (Elektron pi karbonil dalam contoh berikut ini tidak digunakan dalam bentuk
ikatan dalam reaksi dan karena itu tidak termasuk dalam klasifikası nomor dari sıkloadisi ini).
CHO CHO
kalor
Diena Dieofil
(4 elektron π) (2 elektron π)
A. Sikloadisi [2 +2]
Reaksi sikloadisi tipe (2 + 2) mudah terjadi dengan cahaya yang sesuai, tetapi tidak
mudah terjadi jika menghasilkan reaksi yang dipanaskan. Karena mudah dipicu oleh teori
orbital ektron "mengalir" dari HOMO satu molekul ke LUMO molekul lain. melaporkan
sikloadisi [2 + 2) etilena yang menghasilkan siklobutana. Etilena memiliki dua orbital
molekul π: π1 dan π2. dalam situasi dasar, pi1 merupakan ikatan orbital dan HOMO,
sedangkan pi2 adalah orbital anti ikatan dan LUMO.
π2* LUMO
π1 HOMO
*
Dalam suatu reaksi sikloadisi, HOMO dari molekul pertama harus bertumpang-tindih
dengan LUMO dari molekul kedua. (HOMO dari molekul pertama tidak dapat bertumpang -
Indih dengan HOMO molekul kedua karena orbital yang telah terhuni). Serempak dengan
orbital menyatunya orbital π, orbital-orbital ini juga meningkatkan hibridisasi menghasilkan
ikatan-ikatan sigma sp3 baru.
Bila etilena dipanaskan, elektron pi-nya tidak dipromosikan, tetapi tetap dalam kondisi
dasar π3 .Jika interaksi fase-fase HOMO keadaan-dasar dari satu molekul etilena dan LUMO
dari molekul etilena yang lain, dapat dilihat oleh siklisasi tidak dapat dipengaruhi oleh
imbasan termal.
Agar terjadi ikatan, fase-fase orbital yang bertumpang-tindih haruslah sama. Hal ini
tidak demikian untuk HOMO dan LUMO keadaan dasar dari dua molekul etilena atau Sistem
[2+2] apa saja. Karena fase-fase orbital tidak tepat untuk berikatan, maka sikloadisi (2-2)
yang terimbas termal dikatakan reaksi terlarang-simetri (symmetryforbiddenreaction) Suatu
reaksi terlarang simetri dapat terjadi pada beberapa keadaan, tetapi energi pengaktivannya
begitu tinggı mungkin sangat jauh lebih tinggi dari reaksi-reaksi lain, seperti reaksi-reaksi
radikal bebas, sehingga reaksi radikal bebas ini akan lebih dulu terjadi. Bila etilena disinari
dengan cahaya ultraviolet, maka sebuah elektron π dipromosikan dari orbital π 1 ke π2; dalam
beberapa, tetapi tidak semua. dari molekul Akan diperoleh Campuran molekul etilena
tereksitasi dan keadaan dasar. Jika diamati, HOMO suatu molekul tereksitasi (π 2*) dan
LUMO suatu molekul berkeadaan dasar (π2* juga), akan tampak bahwa sekarang fase-fase
telah sesuai untuk berikatan. reaksi semacam iniempunyai energi pengaktivan yang relatif
rendah, dan disebut terizinkan-simetris ( symmetry-allowed).
Fase-fase sesuai
untuk ikatan,
terizinkan-simetris LUMO keadaan- Keadaan transisi
dasar, π2* dalam mana
orbital π
terhibridisasi ke
orbital a
hv
O Br O
Br
74˚
80˚
B. Sikloadisi [4 + 2]
Bila suatu saat tereksitasi oleh cahaya, HOMO-nya akan menjadi orbital π 3 *
dan orbita molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan LUMO dari dienofil.
Karena itu siklisası (4 + 2) terimbas-cahaya terlarang-simetri.
Terizinkan-
LUMO, π2*
simetri
Reaksi Elektrosiklik
Suatu reaksi elektrosiklik adalah antar ubahan (interconversion) serempak dari suatu poliena
berkonjugasi dan suatu sikloalkena.Terutama akan dibahas tentang siklisasi. Reaki
kebalikannya, yaitu reaksi pembukaan cincin, berlangsung dengan mekanisme yang sama
tetapi dengan arah berlawanan.
Jika ada yang ingin tahu tentang reaksi elektrosiklik adalah stereokimia produknya diperlukan
pada reaksi terimbas termal ataukah terimbas cahaya Misalnya, jika (2E; 4Z) heksadiena
dipanaskan, diperoleh cis-dimetilsiklobutena. Namun bila diena itu disinari dengan cahaya
ultraviolet terbentuk trans-dimetilsiklobutena.
H
cis-3,4-dimetilsiklobutana
CH3 H CH3
H CH3
CH3
H
H
(2E,4Z)-heksadiena CH trans-3,4-dimetilsiklobutena
CH3 3
A. Siklisasi sistem 4n
atau
Terdapat dua cara yang berlainan agar ikatan-ikatan sigma C-C dapat berotasi
untuk mendapatkan posisi yang tepat untuk menumpang-tindihkan orbital p.
1. Kedua ikatan ma C-C dapat berotas dalam arah yang sama (keduanya searah jarum
jam atau keduanya berlawanan arah lengan jarum jam). Tipe rotasi ini dirujuk sebagai
gerakan konrotasi (conrotatorymotion).
2. kedua ikatan sigma C-C dapat berotasi dengan arah yang berlainan, satu searah dan
yang lain berlawanan arah dengan jarum jam. tipe rotasi ini disebut gerakan disrotasi
( disrotatorymotion).
keduanya searah
disrotasi
berlainan arah
2 termal
berlainan arah
terlarang simetri
hv
disrotasi
berikatan
CH3
H
hv
H
disrotasi CH3 CH
CH3 3
H H
trans
kalor
disrotasi
Bila suatu elektron dari 1,3,5-hek satriena dipromosikan oleh absorpsi-foton, n4* menjadi
HOMO dan karena itu orbital-orbital p tersebut menjadi berlawanan fase. Oleh karena itu
siklisasi termbas-cahaya berlangsung dengan gerakan konrotasi. Reaksi-reaksi yang terizinkan
kalor
konrotasi
Ringkasan dari tipe gerakan yang diharapkan dari berbagai tipe polienadibawah pengaruh
energi panas dan cahaya ultraviolet, dicantumkan dalam tabel 17.1
Reaksi elektrosiklik terimbas-termal dari (2E, 4Z, 6Z, 8E) dekatetraena memberikan contoh-
contoh reaksi elektrosiklik yang sangat bagus. Tetraena awal membentuk suatu
siklooktatriena pada temperatur yang tak jauh berbeda dari temperatur kamar. Tetraena itu
adalah suatu poliena 4n, oleh karena itu, suatu gerakan konrotasi merupakan modus (cara)
siklisası yang diharapkan. Memang trans dimetilsıklooktatriena merupakan produk siklisasi
pemulaan. Bila siklooktatriena ini dipanaskan pada temperatur yang sedikit lebih tinggi,
Terjadı suatu penutupan cincin elektrosiklik lain. Tetapi siklooktatriena adalah suatu poliena
(4n + 2) oleh karena itu, reaksi elektrosiklik terimbas termal ini terjadi dengan gerakan
disrotasi, dan terbentuklah suatu pertemuan (junction) cincin cis.
CH3 H
CH3
CH3 konrotasi disrotasi
H H CH
3
CH3
H CH3
gugus trans metil pertemuan cincin cis
SUB-BAB 17.4
KIMIA ORGANIK JILID 2 Page 15
Penataan-Ulang Sigmatropik
suatu penataan-ulang sigma tropik ialah geseran intramolekul serempak suatu atom atau
gugus atom. dua contoh khas penataan ulang sigmatropik adalah:
O O
CH2 CH2
CH CH
H 2C H 2C
alil fenil eter kedaan transisi
O OH
H CH2CH=CH2
CH2CH=CH2
o-alilfenol
bentuk keto bentuk enol
CR3
2 1 2
penomoran gugus
1 CH H2C CR3
yang berpindah 2
[1,3]
H 2C C CR'2 H2C C CR'2
H H
1 2 3
1 2 3
Baik rantai alkenil maupun gugus yang bemigrasi dinomori, dengan dimulai pada sisi
pelekatan aslınya, yang tak harus pada suatu atom karbon. (Perhatikan bahwa nomor-
nomor ini tak ada hubungan dengan nomor-nomor tata nama) Dalam contoh itu, atom
1dari gugus yang berpindah beralih ke atom 3 gugus alkenil. Oleh karena itu penatan-
1 H H
[1,7]
HCH2C C C CD2 H 2C C C CHCD2
H H H H
1 C C 7 C C
H H H H
Tidak selalu atom pertama dari gugus yang dipindahkan yang akan dipindahkan
pada rantai Akenil dalam penataan-ulang itu. Perhatıkan contoh berikut ini. Dalam hal
ini, atom 3 dari gugus bergerak menjadi ikatan pada atom 3 dari rantai alkenil. Inilah
contoh penataan- ulang sigmatropik [3,3].
gugus berpindah atom 3 gugus
berpindah menjadi
terikat pada atom 3
2 4 2 4
3 3 rantai alkenil
1 CH3 CH3
1
[3,3]
1 1 3
3
2 2
rantai alkenil
produk-produk pemaksapisahan hipotetis itu berupa sebuah atom hidrogen dan sebuah
radikal alil yang mengandung tiga elektron pi dan karena itu tiga orbital molekul pi. Orbital
molekul pi dari radikal alildıpaparkan dalam Gambar 17.3.
3 *
E 2* HOMO
1
gambar 17.3. ketiga orbital molekul dari suatu radikal alil,(perhatikan simpul pada
karbon 2
Geseran yang sebenarnya dari H + dapat berlangsung dalam salah satu dari dua arah.
Dalam hal pertama, gugus-berpindah dapat tetap pada satu sisi dari sistem orbital n.
Migrasi semacam ini disebut proses suprafasial (suprafacialprocess) Dapat dilihat bahwa
dalan sistem ini suatu perpindahan suprafasial dimungkinkan secara geometris, namun
terlarang simetri.
Perhatikan modus (cara) perpindahan yang kedua. Agar suatu geseran sigmatropik [1.3]
yang terizinkan-simetri berlangsung, gugus-berpindah (dalam contoh ini, H+) harus
bergeser dengan proses antarafasial (antarafacialprocess) yaknı, gugus itu harus berpindah
ke muka berseberangan (dari) sistem orbital.
Perpindahan antarafasial:
terizinkan-simetri,tetapi
secara geometris sukar
keadaan transisi
Sebaiknya geseran sigmatropik [1,5] sangat lazim terjadi. Sebuah contoh sederhana
adalah:
Sekali lagi jika diandaikan suatu pemaksapisahan ikatan homolitik untuk maksud analisia,
maka harus diperiksa orbital-orbital molekul dari pi suatu radikal pentadienil, yang
mengandung lima elektron pi. Orbital-orbital ini dipaparkan dalam Gambar 17.4.
H H
pemaksapisahan
HCH2C C CH2 HCH2C C CH2
H homolitik hipotetis H
C C
H H
radikal pentadienil
Jika HOMO dari radikal ini dan simetri orbitalnya diperiksa, akan ternyata bahwa geseran
[1.5) bersifat terizinkan-simetri dan suprafasial.
Reaksi perisiklik tidaklah semata mata keingntahuan secara laboratorium, tetapi reaksi ini
juga diteliti dalam proses alamiah. Sebagai satu contoh, perhatikan beberapa perubahan yang
Terjadi dalam senyawa-senyawa kelompok vitamin D.
4*
E 3* HOMO
2*
1*
Vitamin D sangat perlu agar pertumbuhan tulang dapat berlangsung dengan baik
kekurangan vitamin D mengakibatkan pertumbuhan tulang yang tak-sempurna. suatu
keadaan yang disebut penyakit tulang (rickets). Manusia memperoleh vitamin D Dengan
berbagai macam jalan. Misalnya dengan kerja cahaya matahari pada suatu steroid tertentu
yang disebut 7-dehidrokolesterol yang dijumpai dalam kulit (Steroid d.hahas dalam Sub
CH3
CH3
H3C H
H
CH3 pembukaan
cincin konrotasi H
H OH
OH H
H
pravitamin D
CH3
H
geseran [1,7] H
OH
H
vitamin D3
Sumber vitamin D lain ialah ergosterol yang disinari, yang lazim ditambahkan ke dalam susu.
Pengubahan ergosterol menjadi vitamin D3 berlangsung dengan deret tahap reaksi yang sama
seperti pengubahan 7-dehidrokolesterol.
CH3
CH3
hv H
CH3 H
H OH
OH H
H pravitamin D2
ergosterol
(kalsiferol)
dalam ragi, minyak kedelai
dan ergot (sesuai jamur)
Reaksi perisiklik merupakan reaksi serempak, terimbas termal atau terimbas cahaya, dengan
keadaan transisi siklik. Tiga tipe reaksi perisiklik adalah:
kalor
elektrosiklisasi:
kalor
atau hv
kalor
Dalam metode orbital garis-depan untuk menganalisis reaksi sikloadisi, elektron elektron
dianggap mengalir dari HOMO satu molekul ke LUMO molekul yang lain. Jika fase orbital-
obital ini sama, reaksi itu dikatakan terizinkan-simetri. Jika fase-fase orbital berlawanan dan
menunjukkan karakter antibonding, reaksi itu disebut terlarang-simetri. Siklo adisi (2 + 2]
yang terizinkan-simetri adalah terimbas-cahaya, sedangkan sikloadisi (4 + 21 terimbas-termal.
[4+2]
[2+2]
hv kalor
Dalam reaksi-reaksi elektrosiklik, komponen orbital p dari HOMO menjalani tumpang- tindih
ujung ke ujung untuk membentuk ikatan sigma baru. Untuk melakukan hal ini. komponen-
komponen itu harus menjalani gerakan konrotasi atau disrotasi, yang selanjutnya menentukan
stereokimianya Suatu ringkasan tipe gerakan yang diharapkan, dipaparkan dalam Tabel 17.1
(halaman 305) Penataan ulang sigmatropik: terjadi secara suprafasial atau antarafasial,
tergantung pada fase-fase dari orbital yang berantarakan dalam HOMO (dari) suatu sistem
radikal hipotetik. Geometri keadaan transisı akan menentukan apakah penataan-ulang itu
mudah berlangsung ataukah tidak. Klasifikast penataan ulang sigmatropik dibahas dalam Sub-
Bab 17.4A.