Anda di halaman 1dari 8

Sistem Operasi

Bios merupakan teknologi konvensional yang masih mampu bertahan dalam kurun waktu
lebih dari 25 tahun. Namun, pada akhirnya ia akan segera digantikan oleh teknologi terbaru,
yaitu UEFI. Sudah tidak asing lagi dengan kata BIOS, yang merupakan singkatan dari basic
input output system, dalam system computer IBM PC. Bios berisi kumpulan rutin software
yang mampu melakukan hal-hal berikut :

1. Inisialisasi serta pengujuan terhadap hardware dalam proses yang disebut dengan
POST.

2. Memuat dalam menjalankan system operasi

3. Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam computer (tanggal, waktu, konfigurasi


penyimpanan, kinerja)

4. Membantu system operasi dalam aplikasi dalam pengaturan hardware dengan BIOS
runtime services

UEFI. Merupakan singkatan dari Unified Extensible Firmware Interface. Perangkat lunak ini
sebenarnya perkembangan dari BIOS. Sama seperti BIOS, UEFI dijalankan saat pertama kali
menyalakan komputer. Letak perbedaannya yang mencolok ialah UEFI telah memiliki
Interface yang lebih user friendly dibandingkan dengan BIOS yaitu Graphical User Console.
Perhatikan gambar 2.7 dan gambar 2.8 sebagai contoh tampilan UEFI.

Gambar 2.7. Tampilan UEFI dari vendor motherboard ASUS

1
Sistem Operasi

Gambar 2.8. Tampilan UEFI dari vendor motherboard MSI

Jika dibandingkan dengan tampilan BIOS maka berbeda. Karena BIOS menggunakan VESA
mode yang bertugas mendefenisikan dukungan display adapter yang bergantung pada
software interrupt. Sementara, UEFI menggunakan GOP (Graphic Outputs Protocol). GOP
menggantikan VESA dengan video buffer sederhana yang dapat mendukung berbagai
resolusi. Dengan teknologi ini, UEFI dapat diakses dengan menggunakan mouse bahkan
dukungan touch screen. Selain itu, UEFI juga memiliki beberapa keunggulan lain
dibandingkan BIOS, diantaranya: Ketika harddisk berkapasitas besar hingga 3 TB (Tera
Byte) muncul, UEFI menjadi sangat penting

karena kebutuhan GPT (Guide Partition Table) pada UEFI dapat digunakan untuk
menggantikan MBR (Master Boot Record) pada BIOS yang memiliki keterbatasan
dalam membaca harddisk hingga 2 TB saja. GPT menggunakan basis 64-bit sehingga
dapat mendeskripsikan harddiskhingga 9,4 ZB (Zetta Byte). UEFI menyertakan IPv6
pada spesifikasinya sehingga network booting dan kemampuan remote jarak jauh
yang terintegrasi dapat menjadi standar baru untuk network. Aplikasi yang dapat

2
Sistem Operasi

diakses pada pre-boot adalah kelebihan lain dari UEFI. Beberapa di antaranya seperti
sistem diagnosis, memory test, live update, games, utilities dan system recovery yang
semua bergantung masing-masing manufaktur.
UEFI ( Unified Ekstensible Firmware Interface) merupakan solusi masalah
preebooting
yang selama ini menjadi kendala pada BIOS konvensional. Sebenarnya, software
yang dikembangkan dari BIOS juga. UEFI bekerja sesaat setelah computer
dinyalakan dan berisi berbagai informasi mengenai spesifikasi komputer dan interface
antara sistem operasi dan platform firmware pada saat boot dan mendukung
mekanisme arsitektur untuk menginisialisasi input/output. Sebenarnya, UEFI
bukanlah hal baru karena pada tahun 2000 Intel sudah mengembangkan teknologi ini
yang pada saat itu bernama EFI ( Ekstensible Firmware Interface ) yang berbasiskan
arsitektur Itanium(x86-64). Namun, sejak 2005 Intel menghentikan pengembangan
EFI yang berakhir pada versi 1.10 dan konsep tersebut diserahkan pada forum UEFI,
forum yang beranggotaan produsen – produsen terkenal seperti, AMD, AMI, Apple,
Dell, HP, IBM, Insyde, intel,Lenovo, Microsoft,dan Phoenix.
Pada 7 januari 2007, forum UEFI merilis versi 2.1 yang sudah dilengkapi dengan
cryptography, network authentication, dan user interface architecture. Kemudian,versi
2.3 dirilis pada mei 2009 dan digunakan hingga sekarang. Tidak ada yang salah
dengan BIOS. Buktinya BIOS mampu bertahan selama 25 tahun, mengalahkan
beberapa kompetitornyayang kemudian memodifikasi konsep dasar BIOS , sebut saja
cloneBIOS dan ARC (Advanced RISC Computing), tetapi mereka pada akhirnya
tidak berlanjut karena memiliki kelemahan pada evolutionary path, ekstensibility, dan
possible system diversity. BIOS bergantungpada arsitektur x86 dengan 16-bit
interfaces, keterbatasan ukuran kapasitas ROM execution ( 1 MB) dan ukuran image,
missing modularity, serta keterbatasan jumlah device yang dapat diinialisasi. Selain
itu, ia tidak dirancang untuk keragaman hardware yang cukup pesat saat ini.
UEFI menyediakan independent hardware dan interface yang terbagi menjadi boot
dan runtime services. Boot sevices meliputi inisialisasi boot, file services, serta textual
dan graphical user console, sedangkan runtime service meliputi tanggal, waktu, dan
NVRAM ( Non-Volatile Random access Memory) service. Untuk mengaktifkan atau
memfasilitasi komunikasi antar device, semua driver EFI dan komponen
berkomunikasi melalui protocol tertentu. UEFI tidak terbatas pada arsitektur prossesor
tertentu. Ia dapat berjalan diatasnya atau bahkan menggantikan BIOS konvensional.

3
Sistem Operasi

Ada beberapa alasan mendasar UEFI menggantikan BIOS


1. Drive size limits
Ketika harddisk berkapasitas besar hingga 3 TB muncul dipasaran, UEFI
menjadi sangat penting karena kebutuhan GPT (GUID Partition table) untuk
menggantikan MBR (Master Boot Record) yang memilikiketerbatasan dalam
membaca harddiskhingga 2 TB . GPT menggunakan basis 64-bit sehingga dapat
mendeskripsikan harddisk hingga 9,4 Zettabyte. Tidak hanya itu, GPT juga
dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan MBR, seperti intergritas data,
backup table, dan jumlah maksimum partisi.
2. Pree-Boot Networking Protocol untuk networking saat ini umumnya masih
menggunakan IPv4. Namun, IPv6 akan segera menggantikannya setelah
dikembangkan selama beberapa tahun terakhir, UEFI menyertakan IPv6 pada
spesifikasinya sehingga network booting dan kemampuan remotejarak jauh
yang terintregrasi tampaknya akan menjadi standart baru untuk networking
nantinya.
3. Pree-Boot Application Aplikasi yang dapat diakses pada pre-boot,adalah
kelebihan yang paling menonjol dari UEFI, beberapa diantaranya system
diagnosis, memory test, live update, utilities, dan system recovery, bergantung
pada manufaktur karena ia bersifat independent hardware.
Pengertian UEFI adalah penghubung antara hardware dengan sistem operasi dan
Firmware pada sebuah komputer modern sehingga dapat terjalin suatu
komunikasi.
Fungsi dari UEFI sendiri sama dengan fungsi BIOS. Fungsi UEFI yaitu
mengecek
seluruh komponen yang ada pada komputer pada setiap kali komputer akan
dijalankan. Pengaturan segala hal yang berhubungan dengan hardware dapat
diatur melalui jendela interface UEFI sama halnya seperti pengaturan hardware
dengan BIOS, pengaturan tersebut kemudian diserahkan kepada Sistem Operasi
pada proses booting.
BIOS merupakan firmware yang sudah sangat berumur, yaitu digunakan sejak
tahun 1979 dan baru melalui UEFI inilah dilakukan pembaharuan. Yang paling
menonjol daripada kelebihan UEFI dengan BIOS adalah pada kecepatan proses
bootingnya. Yang mana apabila komputer masih menggunakan teknologi BIOS

4
Sistem Operasi

diperlukan waktu booting hingga hitungan menit, namun dengan UEFI proses
booting ditempuh hanya dengan waktu kurang dari 5 detik saja.
Fungsi dan Kelebihan UEFI, yakni sebagai berikut:
1. UEFI mempunyai kemampuan yang lebih handal untuk hardware
berkomunikasi dengan firmware.
2. UEFI adalah firmware yang programmable, yang berarti si manufaktur
hardware bisa menambahkan driver hardwarenya langsung pada UEFI.
3. Tampilan visual menjadi lebih user friendly, sehingga mudah dalam
pengoperasian.
4. Security pada UEFI untuk hardware lebih kuat bila dibandingkan dengan
BIOS.
5. Dukungan pada media penyimpanan atau Hard disk yang lebih besar
hingga mampu menjalankan harddisk berkapasitas lebih dari 2.2TB.
6. UEFI memiliki kemampuan yang sangat cepat untuk menjalankan
komputer dari keadaan mati (startup) dan proses resume ketika kondisi
komputer hibernate.
7. Dukungan sempurna pada perangkat 64bit.
Adapun kelemahan UEFI adalah umurnya yang masih sangatlah muda. Jadi
hingga saat ini UEFI masih dalam proses pengembangan dan penyempurnaan.
C. Pada Router Dan Firewall. Selain pada komputer dan perangkat elektronik
lainnya, firmware juga terdapat pada perangkat jaringan seperti Router dan
Firewall. Berikut ini adalah firmware yang terdapat pada kedua hal tersebut :
- OpenWRT. OpenWrt merupakan proyek gratis dan open-source, mudah dan
bebas diakses, dan berbasiskan komunitas. OpenWrt telah lama dijadikan
sebagai best firmware solution di kelasnya. OpenWrt merupakan sistem operasi
distribusi
GNU/Linux untuk perangkat keras, biasanya untuk wireless router. OpenWrt
memiliki fitur yang lengkap dan merupakan sistem operasi yang dapat
dimodifikasi
untuk mengoptimalkan wireless router. OpenWrt dilengkapi dengan package
management.
Dengan menggunakan OpenWrt bisa lebih bebas mengatur konfigurasi dan
menyesuaikan package yang akan digunakan untuk meningkatkan kegunaan
wireless router. OpenWrt pertama kali dibuat untuk Linksys GPL WRT54G,

5
Sistem Operasi

buildroot dari uclibc project. Versi pertama ini dikenal juga sebagai OpenWrt
“stable release” dan sudah digunakan secara luas. Di awal 2005 beberapa
developer
baru bergabung dalam tim pengembang OpenWrt. Setelah beberapa bulan
kemudian, di publikasikan OpenWrt versi “experimental”.
- IPFire. IPFire adalah distribusi Linux yang fokus pada kemudahan setup,
penanganan yang baik dan level atas untuk keamanan jaringan. Ia dapat diatur
melalui antarmuka web secara intuitif dan menawarkan banyak opsi pada
konfigurasi sistem, baik untuk sysadmin pemula maupun pakar. IPFire dibangun
menggunakan Linux From Scratch (LFS) dan seperti pada Endian Firewall
adalah
merupakan fork dari IPCop. Sistem dasar IPFire telah menawarkan fitur seperti:
server Proxy dengan fungsionalitas filter konten dan caching yang mendukung
updates (misalnya Microsoft Windows Updates dan vendor Anti-Virus), sistem
deteksi intrusi (Snort) berikut addon “guardian” VPN via IPsec dan OpenVPN,
DHCP-server, Caching-nameserver, Time server, Wake-on-LAN (WOL),
Dynamic
DNS, Quality of Service, Outgoing firewall, System monitoring and Log-
Analysis
dan lainnya.
- M0n0wall (baca: MnolNNol Wall). Berikutnya adalah firmware yang mana
bermanfaat untuk penggunaan firewall dalam sebuah jaringan. M0n0wall adalah
sebuah embedded firewall software berbasiskan Sistem Operasi FreeBSD.
Berbeda dengan Linux liveCD router, m0n0wall memiliki tampilan antarmuka
yang lebih baik dengan menggunakan webGUI (Graphical User Interface)
sehingga bagi beberapa orang yang menginginkan kemudahan, m0n0wall
adalah jawabannya karena pada m0n0wall seluruh konfigurasi berbasiskan web
jauh lebih menarik dan mudah jika dibandingkan dengan Linux live CD router.
Sebelum melakukan konfigurasi pengguna lebih baik terlebih dahulu melihat
dan
mencatat konfigurasi alamat IP yang diberikan oleh pihak ISP (Internet Service
baik dengan menggunakan webGUI (Graphical User Interface) sehingga bagi
beberapa orang yang menginginkan kemudahan, m0n0wall adalah jawabannya
karena pada m0n0wall seluruh konfigurasi berbasiskan web jauh lebih menarik

6
Sistem Operasi

dan mudah jika dibandingkan dengan Linux live CD router. Sebelum


melakukan konfigurasi pengguna lebih baik terlebih dahulu melihat dan
mencatat konfigurasi alamat IP yang diberikan oleh pihak ISP (Internet Service
Provider), subnet mask, DNS server, DHCP server, Gateway, dengan cara
mengetikkan ipconfig /all atau ifconfig (Linux). Ini dimaksudkan supaya pada
saat hendak melakukan konfigurasi router, tidak ada kesalahan dalam
melakukan konfigurasi.
2.4. Perbedaan Firmware dan Software
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa firmware dan software merupakan dua hal
yang bisa dikatakan hampir sama kegunaannya dan penerapannya. Sebenarnya
firmware dan software merupakan dua hal yang sangat berbeda, baik dari
pengertian maupun fungsinya. Kedua hal itu juga merupakan perlengkapan
yang tidak bisa dipisahkan dari perangkat komputer, karena bila diibaratkan
sebuah komputer PC adalah tubuh, lalu Firmware dan Software merupakan ruh
dari tubuh komputer tersebut.
Namun, walaupun kelihatannya dua hal ini hampir sama, nyatanya ada beberapa
hal yang membedakan antara firmware dan software. Berikut ini adalah
perbedaan antara firmware dan juga software, antara lain :
A. Dari sisi Penggunaan. Hal yang pertama yang bisa membedakan antara
firmware dengan software adalah berdasarkan segi penggunaannya. Pada
dasarnya software berguna untuk menghubungkan pengguna dengan komputer,
sementara firmware bertujuan untuk mengendaikan perangkat keras. Contoh
kecilnya, tentunya kita membutuhkan software yang mana berguna untuk
mengetik sesuatu di komputer, ada interaksi antara pengguna dan komputer
yang dijembatani dengan software. Berbeda halnya dengan lampu lalu lintas
yang bekerja karena adanya firmware di dalamnya, yang mengendalikan lampu
lalu lintas agar bisa otomatis berubah warna dari merah, kuning, dan hijau.
B. Pengubahan Informasi di Dalamnya. Perbedaan berikutnya ada pada
pengubahan informasi yang ada di dalamnya. Perbedaan kedua ini terletak pada
kebebasan pengguna untuk mengubahnya. Maksudnya adalah software
memungkinkan pengguna untuk memproses data, menganalisa data,
menghasilkan data, dan lainnya dengan bebas. Pengguna bisa memberikan input
yang kemudian diolah oleh software tersebut. Namun demikian berbeda halnya

7
Sistem Operasi

dengan firmware yang cukup terbatas, pengguna tidak dapat mengubahnya,


walaupun masih bisa melakukan upgrade.
C. Memori. Perbedaan yang berikutnya terletak pada bagian memori yang
biasanya dipakai pada software dan firmware. Untuk software, biasanya
diperlukan memori yang relatif lebih besar dibandingkan firmware, hitungannya
mulai dari beberapa kB (kiloByte) hingga GB (GigaByte). Sementara itu, untuk
firmware, memori yang ditempati sangat kecil, paling besar hanya beberapa kB
saja.
D. Risiko Penggantian. Perbedaan keempat terdapat pada risiko mengganti
firmware/software. Untuk firmware tertentu, bisa saja diganti dengan update
firmware yang lebih lengkap fiturnya, namun caranya cukup sulit dan jika tidak
dilakukan dengan benar, perangkat keras bisa-bisa sama sekali tidak bekerja.
Sementara itu, untuk software, pengguna lebih fleksibel untuk menghapus,
mengupdate, mengganti dengan jenis lainnya tanpa perlu khawatir perangkat
keras bermasalah.
E. Letak Memori. Perbedaan selanjutnya terletak pada dimana memori
firmware/software disimpan. Untuk firmware, memori tertanam langsung di
dalam sebuah perangkat keras, sementara software menempati memori yang
lebih mudah diakses oleh pengguna komputer. Terakhir, software lebih sering
mengalami upgrade dan informasi di dalamnya sering berubah seiring dengan
eksekusi aplikasi. Berbeda dengan firmware yang tidak terlalu berubah banyak
ketika bekerja kecuali jika diutakatik pengaturannya.

PERTANYAAN:
1. Jelaskan pengertian tentang BIOS dan UEFI.
2. Jelaskan tentang memori baca jenis ROM, PROM, EPROM dan EEPROM.
3. Jelaskan perbedaan firmware dengan software.

Anda mungkin juga menyukai