Perwakilan diplomatik adalah petugas negara yang dikirim ke negara lain untuk menyelenggarakan
hubungan resmi antarnegara. Perwakilan diplomatik merupakan alat perlengkapan utama
dalamhubungan internasional. Perwakilan diplomatik merupakan penyambung lidah dari negara yang
diwakilinya. Kedudukan perwakilan diplomatik biasanya berada di ibu kota negara penerima. Selain itu,
semua kepala perwakilan diplomatik pada suatu negara tertentu biasanya bertempat tinggal di ibu kota
negara merupakan satu corps diplomatique. Corps diplomatique biasanya diketuai oleh seorang duta
besar yang paling lama ditempatkan di negara itu yang disebut ”Dean” atau ”Doyen”.
Menurut ketetapan Kongres Wina Tahun 1815 dan Kongres Auxla Chapella Tahun 1818 (Kongres Achen)
pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna membina hubungan dengan negara lain dilakukan
oleh beberapa perangkat perwakilan diplomatik. Perangkat perwakilan diplomatik tersebut dibedakan
atas beberapa tingkatan seperti berikut ini.
Duta Besar (Ambassador) adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai
kekuasaan penuh dan luar biasa. Ambassador ditempatkan pada negara yang menjalin banyak
hubungan timbal balik. Duta besar ini diakreditasikan kepada kepala negara.
2. Duta (Gerzant)
Duta (Gerzant)adalah wakil diplomatik yang pangkatnya setingkat lebih rendah dari duta besar. Duta
diakreditasikan kepada menteri luar negeri. Dalam menyelesaikan segala persoalan kedua negara dia
harus berkonsultasi dengan pemerintahnya.
3. Menteri residen
Seorang menteri residen dianggap bukan sebagai wakil pribadi kepala negara. Dia hanya mengurus
urusan negara. Mereka ini pada dasarnya tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala negara
tempat mereka bertugas.
Kuasa Usaha (Charge d’Affair)
Kuasa usaha (Charge d’Affair) adalah perwakilan tingkat rendah yang ditunjuk oleh menteri luar negeri
dari pegawai negeri lainnya. Kuasa usaha dibagi atas kuasa usaha tetap (Charge d’affaires en pied) dan
kuasa usaha sementara.
Pejabat Pembantu
Atase-atase adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh, yang terdiri atas atase
pertahanan (perwira militer) dan atase teknis (PNS).
c. Mempunyai wibawa yang tinggi di hadapan para petinggi negara sendiri dan orang lain.
1. Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi sesuatu utusan
perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikannya.
1. Representasi
Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 3 Ayat (1,a) Konvensi Wina 1961, fungsi perwakilan diplomatik
adalah “mewakili negara pengirim di negara penerima” (representing the sending State in the receiving
State).
Bagi Indonesia, pemerintah kita juga memberikan batasan-batasan tentang tugas atau fungsi mewakili
tersebut, yaitu “mewakili negara Repunlik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima atau
organisasi internasional”
1. Proteksi
Dalam Konvensi Wina 1961, dijelasakan bahwa perwakilan diplomatik berfungsi melindungi
kepentingan-kepentingan negara pengirim serta warga negaranya di dalam wilayah di mana ia
diakreditasikan dalam batas-batas yang diperkenankan oleh hukum internasional. Perlindungan itu juga
harus diberikan oleh negara penerima kepada para pejabat diplomatik di negara penerima, bahkan
negara ketiga pun harus memberikan perlindungan juga kepada para pejabat diplomatik jika mereka in
transit di negara ketiga tersebut.
Disamping itu, perlu juga untuk meningkatakn tindakan-tindakan pencegahan di dalam wilayah negara-
negara yang menerima wakil-wakil dan misi-misi asing. Alasannya tergantung pada langkah-langkah
yang akan diambil untuk mengatasi dan mencegah kegiatan-kegiatan dari kelompok, organisasi, maupun
perkumpulan teror yang mempersiapkan atau melakukan tindakan-tindakan agresif dan yang bersifat
teror yang dilakukan di berbagai negara terhadap perwakilan-perwakilan diplomatik dan konsuler
termasuk para pejabatnya.
1. Negoisasi
Dalam hukum internasional dikenal bentuk hubungan antar negara yang dinamakan negotiation.
Negotiation atau perundingan ini dapat diadakan antara dua negara atau lebih. Yang dapat turut serta
dalam perundingan itu pada umumnya adalah negara-negara berdaulat. Sebagai pengecualian, negara-
negara yang belum merdeka dan belum berdaulat penuh juga dapat diizinkan turut serta. Kondisi
tersebut pernah terjadi ketika perang dunia ke II, India diperkenankan turut serta dalam perundingan
konferensi “San Fransisco” pada tahun 1945.
Menurut Pasal 3 Ayat (1,c) Konvensi Wina 1961, ditentukan bahwa pejabat-pejabat diplomatik
mengadakan perundingan dengan pemerintah negara penerima (negotiating with the government of
the receiving State).
Perundingan-perundingan tersebut merupakan salah satu fungsi diplomatik dalam mewakili negaranya.
Namun biasanya perundingan mengenai masalah tertentu dilakukan oleh utusan utusan khusus,
terutama jika hal tersebut mengenai masalah teknis.
1. Pelaporan
Kewajiban membuat laporan bagi perwakilan diplomatik memang sudah ditentukan oleh Konvensi Wina
1961 yang menegaskan bahwa “memberikan laporan kepada negara pengirim mengenai keadaan-
keadaan dan perkembangan-perkembangan di negara penerima dengan cara-cara yang dapat diberikan
oleh hukum”.
Tugas pelaporan ini merupakan suatu hal yang utama bagi perwakilan diplomatik di negara penerima,
termasuk tugas observasi secara seksama atas segala peristiwa yang terjadi di negara penerima.
Perlunya demi memperlancar kepengurusan kepentingan negaranya.
Dari kewajiban seorang diplomat adalah memberikan laporan kepada pemerintahnya mengenai
kebijaksaan-kebijaksanaan politik dan peristiwa-peristiwa lain yang ada di negara di mana ia
diakreditasikan kepada pemerintah negaranya. Asalkan dalam hal membuat laporan ini wakil tersebut
bukan bertindak sebagai seorang spionase.
Dalam Konvensi Wina 1961 yang menentukan bahwa meningkatkan hubungan-hubungan persahabatan
antara negara penerima dan negara pengirim, sekaligus mengembangkan hubungan-hubungan
ekonomi, kebudayaan, serta ilmu pengetahuan di antara mereka.
Perwakilan diplomatik berkewajiban untuk selalu berusaha dan menjaga hubungan antara negara
pengirim dan negara penerima. Usaha-usaha peningkatan dilakukan dengan berbagai cara diplomasi.
Fungsi penting lain seorang wakil diplomatik dalam meningkatkan hubungan persahabatan ini adalah
meningkatkan persahabatan antar rakyat negara pengirim dan rakyat negara penerima secara luas. Hal
ini memang terbukti bahwa sekarang para pejabat diplomatik sudah sering diundang untuk berbicara di
depan umum, khususnya pada berbagai kesempatan mengenai suatu program khusus yang berkenaan
dengan kepentingan negaranya.
Ruang lingkup perwakilan diplomatic sangatlah luas dan berat, karena para perwakilan harus siap siaga
dalam melakukkan tugasnya untuk negara dari karena itu saat mereka berada di luar negaranya, mereka
akan tinggal di lingkungan yang mirip dengan negara nya sendiri walaupun dengan batasan-batasan
tertentu di tempat itu.
Perwakilan Konsuler adalah perwakilan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan non
politik dengan negara lain yang mempunyai wilayah kerja tertentu dalam wilayah negara penerima. Ada
konsuler yang bersifat tetap dan ada konsuler kehormatan. Tugas pokok konsul kehormatan adalah
menghubungkan perdagangan ke dua negara. Pejabat ini tidak mendapat gaji, melainkan mendapat
honoraruium atas jasa-jasanya itu.
2. Bersifat nonpolitik
a. Perlindungan terhadap kepentingan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di wilayah
negara penerima.
c. Pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai kondisi dan perkembangan di wilayah kerja dalam
wilayah negara penerima.
2. Melindungi kepentingan nasional negara dan warga negara yang berada dalam wilayah kerjanya.
6. Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan urusan rumah tangga
perwakilan Konsuler.
Perwakilan Konsuler dalam Memberikan Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) yang Bekerja sebagai Pembantu/Pekerja Rumah Tangga (PRT) (Analisa Yuridis terhadap Kasus
Nirmala Bonat dan Keni binti Carda), yang dilatarbelakangi dengan semakin meningkatnya TKI yang
bekerja di sektor informal sebagai PRT, dikirim bekerja di luar negeri tetapi tidak diimbangi dengan
perlindungan hukum yang memadai. Sehingga menyebabkan banyak kasus kekerasan yang menimpa
PRT. Contoh kasus PRT yang mengalami kekerasan adalah Nirmala Bonat dan Keni binti Carda.
Permasalahan yang diteliti adalah (1) tugas dan fungsi perwakilan konsuler Indonesia dalam
memberikan perlindungan hukum terhadap TKI di luar negeri dan (2) bentuk perlindungan hukum yang
dilakukan oleh perwakilan konsuler Indonesia dalam menangani kasus Nirmala Bonat di Malaysia dan
Keni binti Carda di Arab Saudi. Jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Penelitian
hukum dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan hukum dari sumber pustaka yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi konsuler. Penulis memperoleh jawaban bahwa salah satu tugas dan fungsi
perwakilan konsuler adalah melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di wilayah
penerima. Hal tersebut berlaku juga bagi TKI. Perlindungan hukum yang diberikan kepada TKI berupa
asistensi (bantuan dan penyuluhan hukum), mediasi, repatriasi, diplomasi serta citizen service. Bentuk
perlindungan hukum yang dilakukan oleh perwakilan konsuler Indonesia dalam menangani kasus
Nirmala Bonat dan Keni binti Carda adalah memfasilitasi dengan bantuan pengacara dan penampungan.
Untuk memperoleh keadilan di pengadilan negara penerima TKI, perwakilan konsuler memberikan
pengacara kepada Nirmala Bonat dan Keni binti Carda. Selama menunggu proses penyelesaian kasus di
pengadilan, Nirmala Bonat dan Keni binti Carda tinggal di penampungan yang telah disediakan oleh
perwakilan konsuler. Berdasarkan analisa tersebut maka diperlukan adanya sikap tegas dari pemerintah
melalui perwakilan konsuler yang mempunyai kemampuan untuk melakukan diplomasi-diplomasi yang
lebih aktif dalam melindungi TKI yang bekerja sebagai PRT dan pemerintah juga berkewajiban untuk
meningkatkan kualitas PRT yang akan bekerja di luar negeri sehingga kasus-kasus kekerasan terhadap
TKI yang bekerja sebagai PRT dapat diminamilisir
6. Ruang Lingkup
Ruang lingkup untuk perwakilan konsuler berada pada tingkat daerah dan juga tidak berbau politik dan
para perwakilan konsuler tidak menetap di suatu wilayah dan juga tidak selalu berada di pusat negara
saat bertugas.
1. Pengertian Atase
Atase adalah perwakilan suatu kantor pemerintahan kementerian teknis yang berada di luar negara
yang berkaitan atau bisa juga dibilang di luar negeri, atase ini juga dapat diartikan sebagai penjabat
pembantu dari duta besar yang memiliki kekuasan yang penuh.
· Atase pertahanan, atase pertahanan ini dijabat oleh seorang perwira TNI yang diabantu oleh
kementerian luar negeri dan ditugaskan di kantor duta besar. atase ini memiliki tugas memberikan
nasihat di bidang militer dan pertahanan keamanan kepada duta berkuasa penuh.
· Atase teknis, atase teknis ini dijabat oleh seorang poegawai negeri sipil atau PNS tertentu yang
berasal dari lingkungan kementerian luar negeri. atase ini ditempatkan di salah sati keduataan besar
dengfan tujuan untuk membantu tugas dari duta besar yang berkaitan. atase teknis ini memiliki
kekuasan penuh dalam menjankan tugas-tugas tentang teknis sesuai dengan tugas pokok
kementeriannya.
2. CIRI-CIRI ATASE
· Seorang pegawai negeri yang tidak berasal dari depertemen luar negeri
3. MANFAAT ATASE
Atasae pertahanan mempunyai fungsi untuk :
1. Mengamati, menelaah, dan melaporkan perkembangan berbagai masalah yang berhubungan dengan
keamanan dan pertahanan.
2. Mengumpulkan dan mengolah data serta bahan-bahan keterangan lainnya mengenai berbagai
masalah.
3. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh kepala perwakilan RI tempat ia bertugas.
5. Memberikan laporan perkembangan, saran, dan pendapat baik diminta atau tidak diminta, mengenai
segala hal yang berhubungan dengan masalah keamanan dan pertahanan, kepada perwakilan RI
setempat.
4. TUJUAN ATASE
· Untuk membantu negara dalam menanngani masalah yang ada di dalam negeri atau luar dalam
batasan tertentu.
· Dapat membantu negara dalam urusan pertahanan negara dan bidang-bidang tertentu.
5. CONTOH ATASE
Contoh dari atase adalah atase yang berada dalam bidang perikanan dapat membantu negaranya dalam
mengatasi masalah seperti bagaimana cara mengeskpor ikan agar negara dapat maju dan
berkembang,sebaliknya itu juga berlaku dengan atase yang ada di bidang yang lain.
6. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup untuk atase adalah berada dalam naungan dapertemen luat negeri dan atase terbagi dua
yaitu teknis dan pertahanan yang di mana pastinya ruang lingkupnya berbeda dengan diplomatic dan
konsuler. Kalau diplomatic mempunyai hak ekstoturial kemungkinan atse tidak mempunyai.