Anda di halaman 1dari 10

KEWIRAUSAHAAN

Dosen : I Gede Rihayana, SE.,MM

Kelompok 3
Nama Anggota :
Desak Ayu Titi Dwi Palasari (02)
Ida Ayu Gede Lingga Yoni (17)
Kadek Bayu Wedana (18)
Ni Made Juliantari (27)
Ni Pt. Eka Rosi Febby D. (30)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020
MATERI VI

PENGAMBILAN RESIKO

6.1 Pemahaman Mengenai Resiko

Resiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan


terjadinya keadaanyang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi
kebanyakan orang tidakmenginginkannya. Sedangkan menurut para ahli, resiko
dalam suatu usaha dapatdidefinisikan sebagai berikut :

a. Arthur Williams dan Richard, M H Resiko adalah suatu variasi dari


hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode terentu.
b. Abas Salim Resiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan
peristiwa kerugian.
c. Soekarto Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
d. Herman Darmawi Resiko adalah penyebaran penyimpangan hasil
aktual dari hasil yang diharapkan.

Jadi, pengambilan resiko dalam ruang lingkup kewirausahaan dapat


diartikan sebagai tindakan pengambilan keputusan yang didasarkan pada baik
buruk akibat yang mungkin saja ditimbulkan di masa mendatang demi memajukan
suatu usaha. Wirausaha merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan
resiko, dengan mengambil resiko untuk suatu kemajuan yang diimpikan resiko
sehingga seorang wirausaha harus mampu memiliki kemampuan dalam
mengambil resiko tersebut dengan perhitungan yang matang, karena pada
dasarnya segala resiko dapat di atasi.

Setiap resiko memiliki karakteristik sendiri yang berbeda satu sama lain,
setiap resiko memerlukan kebijakan manajemen tertentu atau analisisa tertentu
untuk pengelolaan dan penanganannya. Kebanyakan pengusaha hanya mengenali
resiko yang tampak jelas/terlihat atau paling jelas telihat. Misalnya seorang
pemilik restoran yang berencana pergi untuk suatu tujuan dapat dengan mudah
memprediksi resiko tentang keselamatan kerja para staffnya, dan dapat melakukan
pencegahan dengan memberikan instruksi yang cukup kepada para staff dalam
menjalankan pekerjaannya.

6.2 Dasar Pemilihan Alternatif


a. Pada tingkat bawah :
Perusahaan membutuhkan pekerja-pekerja yang terampil dalam
melaksanakan hal-hal yang rutin dan mempunyai sedikit resiko. Mereka
akan membawa kestabilan perusahaan.
b. Pada tingkat menengah :
Manajer harus dapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan
membuat
perubahan-perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi. Orang-orang yang
berada di sini dianggap sebagai pengambil resiko.
c. Pada tingkat atas :
Mereka harus mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan
menerapkan ide-ide kreatif agar berhasil dalam bisnis dan mewujudkan
ide-ide mereka menjadi kenyataan.

Pengertian manajemen menurut Prof. Die Liang Lee, adalah ilmu dan seni
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan serta
mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Fungsi manajemen :
 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Penggerakan
 Pengawasan
Contingency planning (perencanaan peristiwa tak terduga) merupakan cara
untuk mengatasi resiko tertinggal adalah membuat rencana untuk peristiwa tak
terduga rencana yang belum terjadi selain itu dengan memikirkan kemungkinan
pemecahan sebelum terjadi dengan menerapkan pendekatan rasional secara lebih
baik pada rencana tersebut maupun akibat yang dihasilkan. Pengembangan produk
sering kali dimulai dengan ‘hanya sebuah gagasan’ yang dapat datang dari
sejumlah sumber antara lain:
 Permintaan pasar
 Riset pasar
 Kemampuan teknologi baru
 Analisis terarah dari jajaran produk yang pernah dianalisis
kesenjangannya
Dengan mengambil pendekatan berfase artinya membatasi komitmen pada
waktu tertentu dan pengembangan hanya berlanjut bila resiko yang dinilai untuk
fase berikut sebanding dengan jumlah yang akan terkena resiko. Fase tersebut
dapat dipandang dari berbagai sudut yaitu:
 Aktivitas para pengembang
 Definisi konsep
 Evaluasi
 Spesifikasi
 Desain dan pengembangan produk
 Produksi
 Peluncuran produk
 Saat dipasarkan.

6.3 Langkah-Langkah Dalam Menaksir Resiko


Petunjuk mengenai tahap perencanaan resiko :
1. Kenali sumber resiko
 Mengidentifikasi sebanyak mungkin sumber resiko
 Membentuk tim kerja
 Adakan pembahasan dengan sumbang saran
 Pertimbangkan hati-hati susunan tim yang wajar agar
pembahasan lebih efektif
 Sumber potensial dikelola
 Carilah seseorang yang trampil menemukan apa-apa.
2. Hindari resiko
Hal-hal yang dapat mencegah sunber resiko secara potensial adalah :
 Pertimbangkan bagaimana potensi resiko dapat dibicarakan
 Gunakan tenaga ahli untuk pembicaraan Carilah pengalaman
baru dalam menangani masalah
 Pertimbangkan bagaimana resiko dapat dipindahkan
 Berilah imbalan kepada para ahli yang membantu memecahkan
masalah.
3. Kendalikan manajemen
Pengendalian yang baik diperlukan dalam kasus apapun dan
pimpinan
bersama staf harus memonitor kemajuan teknik proyek setiap waktu
untuk menemukan masalah sedini mungkin, sehingga dapat
mengadakan perbaikan
4. Asuransikan beberapa resiko misalnya kegagalan pemasok dan
kerusakan pada peralatan kritis. Kelayakan produk atau asuransi
jaminan profesi atau garansi pemerintah yang dapat dipakai untuk
mengurangi finansial exposure akibat ulah pelanggan yang ada di
Negara lain.
5. Resiko yang tertinggal.
Kemungkinan resiko yang dulu terjadi lagi sasarannya.
6. Perencanaan skenario
Teknik ini dilakukan dengan melihat bahaya yang mungkin terjadi
atau scenario alternative dari faktor yang menyebabkan
ketidakpastian. Setelah itu lalu merencanakan setiap scenario
dilakukan secara mendetail.
6.4 Jenis-Jenis Resiko

Dalam menjalankan suatu kegiatan pembangunan atau pengembangan


usaha tentunyaakan menghadapi beberapa resiko usaha yang dapat mempengaruhi
hasil usahanya tersebut, apabila hal tersebut tidak diantisipasi dan dipersiapkan
serta penanganannyamaka bisa saja resiko usaha tersebut terjadi.
Beberapa diantaranya contoh resikousaha tersebut dapat bersumber dari faktor
internal maupun eksternal suatu kelompokusaha kecil ataupun pada perusahaan. 

6.4.1 Menurut Sumber atau Penyebab Timbulnya Resiko


1. Resiko Internal Usaha
Dalam menjalankan usaha setiap perusahaan atau suatu kelompok usaha kecil,
dibutuhkan suatu perangkat untuk mendukung jalannya usaha tersebut
diantaranya yaitu sumber daya berupa modal dan personil yang handal sesuai
dengan kebutuhan. Selain itu juga diperlukan peraturan baku yang memuat
kewajiban dan hak hak karyawannya, sehingga dapat mengantisipasi peluang
terjadinya kesalahpahaman antara pihak manajemen perusahaan dengan para
karyawannya.
2. Resiko Eksternal Usaha
a. Resiko Buyer atau Supplier
Dalam melakukan pemasaran, hasil produksi harus lebih berkonsentrasi
kepadakualitas pelayanan dan selalu melakukan kegiatan untuk
meningkatkan kualitas dan kontinuitas kepada buyer potensial yang telah
menjadi pelanggan kita. Jika hal initidak terpenuhi maka resikonya adalah
para pelanggan akan meninggalkan kita.
b. Resiko Perekonomian
Faktor resiko ini yang berasal dari luar kegiatan usaha kita sendiri,
diantaranya disebabkan oleh kondisi perekonomian, sosial dan politik baik
lokal, nasional maupun internasional yang dapat berakibat kurang baik
terhadap dunia usaha padaumumnya. Memburuknya kondisi
perekonomian juga akan dapat mengakibatkan daya beli masyarakat
menurun terhadap produk kita.
c. Resiko Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi yang saat ini semakin pesat dapat membantu pihak
pengelola dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas produksi. Seorang
wirausahawan harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dan
menerapkannya dalam usahanya. Selain pada masalah produksi, maka
masalah ketepatan waktu pasokan dan kecepatan pelayanan dapat memberi
kepuasan bagi para konsumen kita. Apabila pihak produsen kurang
memanfaatkan perkembangan teknologi, resikonya secara tidak langsung
akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi, yang pada akhirnya
akan kalah dalam bersaing di pemasaran.
d. Resiko Penghentian Ijin Usaha
Persyaratan perijinan adalah merupakan suatu hal yang harus dipenuhi
oleh suatu kelompok usaha menengah ataupun perusahaan untuk dapat
melakukan kegiatan usaha. Hal ini berhubungan dengan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh pengusaha dalam menjalankan usahanya dan
perlindungan terhadap hak hak konsumen. Apabila perusahaan melakukan
pelanggaran atas ketentuan yang berlaku maka terdapat juga kemungkinan
sebagian atau seluruh ijin usaha perusahaan tersebut dapat dibekukan
sementara, ataupun dicabut sehingga dapat menghambat dan
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. Hal ini bisa saja terjadi
apabila lalai dalam hal mengelola perijinan usahanya.
e. Resiko Persaingan Usaha
Setiap usaha pasti tidak terlepas dari persaingan bisnis dengan lainnya
yang bergerak pada bidang yang sama. Dalam hal ini setiap bidang usaha
harus lebih mempertimbangkan masalah kualitas atau standar produk yang
ditawarkan, ketepatan waktu supplier dan tingkat harga yang ditawarkan
dipasaran merupakan faktor utama.
f. Resiko Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah
Setiap usaha berhubungan dengan konsumen dan produsen yang
mensuplai kebutuhan usahanya. Di dalam menjaga hubungan itu
pemerintah mengatur melalui berbagai peraturan. Kegagalan perusahaan
dalam mengantisipasi peraturan peraturan baru yang ditetapkan oleh
pemerintah dapat juga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan produksi dan
pemasarannya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan dan pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan juga.
g. Resiko Tidak Tercapainya Target Proyeksi
Bila proyeksi produksi dan penerimaan yang dibuat tidak tercapai, maka
akan berakibat kepada kemampuan perusahaan dalam memberikan return
atau pengembalian kepada investor maupun kepada pemegang saham serta
keterlambatan dalam melunasi kewajiban pinjamannya sesuai dengan
jadwalnya.
h. Resiko Lingkungan Usaha
Berbagai jenis usaha dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
dan dapat melahirkan dampak Iingkungan yang kompleks pula, Terutama
bidang usaha yangmempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungan
fisik atau ekosistem. Dengan demikian patut diperhatikan baik berupa
pemeliharaan, dan upaya menjalin keserasian hubungan timbal balik,
khususnya antara manusia dengan sumber daya alam lingkungan
hidupnya.

6.4.2 Menurut Sifatnya

Menurut Sifatnya jenis resiko dibedakan menjadi :

1. Resiko Murni
Resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa
sengaja, missal : kebakaran, bencana alam, pencurian.
2. Resiko Spekulatif
Resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan
keuntungan bagi pihak tertentu, misal : utang piutang, perdagangan berjangka.
3. Resiko Fundamental
Resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang
menderita cukup banyak, misal : banjir, angin topan.

6.4.3 Menurut Dapat Tidaknya Resiko Dialihkan Kepada Pihak Lain

1. Resiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan


suatuobyek yang akan terkena resiko pada perusahaan asuransi.
2. Resiko yang tidak dialihkan pada pihak lain.

6.4.4 Menurut kejadian (yang mungkin terjadi)

1. Perubahan permintaan 
2. Perubahan konjungtur
3. Persaingan
4. Perkembangan IPTEK
5. Perubahan peraturan
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Bukhari a, Kewirausahaan , Bandung; Alfabeta, 2011

Suryana, Alm dan Bayu, Kartib, Kewirausahaan pendekatan karakteristik


wirausahawan sukses Jakarta: kencana, 2010

Bukhari Alma, Kewirausahaan (Bandung; Alfabeta, 2011), 54

Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan pendekatan karakteristik


wirausahawan sukses (Jakarta: kencana, 2010), 154-161

http://menjadi-wirausaha.blogspot.com/2010/08/mengambil-resiko-dalam-
peluang-usaha.html

http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012/05/14/pengambilan-resiko-
dalam- perspektif-wirausaha/

http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012/05/14/pengambilan-resiko-
dalam-perspektif-wirausaha/

Anda mungkin juga menyukai