Anda di halaman 1dari 94

STUDI KASUS PADA PASIEN CKD, SIROSIS HEPATITIS,

ACITES MASIV, ANEMIA, DIABETES MILLETUS


DI RUANG RAWAT INAP LANTAI 6 BARAT KAMAR 607
KELAS III RSUD BUDHI ASIH
TAHUN 2018

OLEH

SRI MULYANI

1405025093

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium
akhir fibrosis yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari
artsitektur hepar dan pembentukan nodulud regenerative. Gambaran ini terjadi
nekrosis hepatoseluler. Jaringan penunjang retikulin kolaps diertai deposit
jaringan ikat, distorsi jaringan vaskuler, dan regenerasi nodularis parenkim
hati.
Sirosis dapat dijumpai di seluruh negara termasuk Indonesia dengan
kejadian yang berbeda-beda di tiap negara. Keseluruhan insiden sirosis di
Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk. Data WHO tahun 2011
mencatat sebanyak 738.000 pasien dunia meninggal akibat Sirosis Hepatis.
Menurut hasil dari Riskesdas tahun 2013 bahwa jumlah orang yang di
diagnosis sirosis hepatis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan gejala-
gejala yang ada, menunjukan peningkatan 2 kali lipat apabila di bandingkan
dari data tahun 2007 dan 2013, hal ini dapat memberikan petunjuk awal kepada
kita tentang upaya pengendalian di masa lalu, peningkatan akses, potensial
masalah di masa yang akan datang apabila tidak segera di lakukan upaya-upaya
serius. Pada tahun 2007, lima provinsi dengan prevalensi sirosis hepatis
tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Gorontalo, dan
Papua Barat sedangkan pada tahun 2013 lima provinsi dengan prevalensi
tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah, dan Maluku Utara.
2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perencanaan dan penatalaksanaan diet pada pasien ascites
massif, sirosis hepatis dengan komplikasi hipertensi , CKD dan Diabetes
miletus
3. TUJUAN UMUM
Mengetahui perencanaan dan penatalaksanaan diet untuk pasien ascites massif,
sirosis hepatis, hipertensi , CKD dan Diabetes miletus
4. TUJUAN KHUSUS
- Mahasiswa mampu melakukan anamnesa riwayat gizi pada pasien yang
mengalami ascites massif, sirosis hepatis, hipertensi, CKD dan diabetes
miletus
- Mahasiswa mampu mengkaji data dengan metode NCP
- Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan gizi pasien
- Mahasiswa mampu menentukan diagnosis pasien
- Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi meliputi : tujuan intervensi ,
syarat diet dan preskripsi diet
- Mahasiswa mampu menuyusun diet pasien sesuai dengan kebutuhan yang
telah direncanakan
- Mahasiswa mampu memberi edukasi dan konseling gizi kepada pasien
- Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi kepada pasien
- Mahasiswa mampu melakukan food wighing sisa makanan pasien selama
3 hari
5. MANFAAT
- Bagi mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan mengenai penatalaksanaan diet
- Bagi Instalasi Gizi
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
penatalaksanaan diet pada pasien yang mengalami ascites massif, sirosis
hepatis, hipertensi, CKD, DM
- Bagi Rumah sakit
Dapat memeberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
penatalaksanaan diet pada pasien yang mengalami ascites massif, sirosis
hepatis, hipertensi, CKD, DM

6. METODE PENGAMBILAN DATA


Metode yang dilakukan dalam pengambilan data studi kasus ini adalah
dengan melakukan wawancara dan observasi kepada keluarga pasien
terutama ibu serta meninjau pada buku status pasien. Wawancara dilakukan
dengan keluarga pasien mengenai identiras pasien, riwayat penyakit, recall 24
jam, kebiasaan makan, selain itu metode yang digunakan adalah food wighing
untuk menghitung sisa makanan pada pasien selama 3 hari pengamatan.

Metode yang dilakukan dalam pengambilan data studi kasus ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara langsung dengan keluarga pasien untuk mengetahui identitas
pasien, kebiasaan makan, riwayat penyakit, recall 24 jam SMRS, serta
keluhan terkait tanda klinis penyakit pasien.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat :
a. Buku status
Meninjau buku status pasien untuk melihat diagnosa medis pasien dan
perkembangan data laboratorium, data klinis serta keadaan umum
terkait penyakit yang diderita pasien
b. Menimbang sisa makanan yang diberikan selama 3 hari (27 Maret
2018 – 29 Maret 2018)
Penimbangan pemberian intervensi makanan untuk pasien dilakukan
pada saat pemberian makan sang dan makan malam. Lalu
penimbangan sisa makanan dilakukan pada setiap sisa makanan pagu,
siang dan sore pasien untuk dianalisa asupan pasien selama dirumah
sakit.
Waktu dan tempat pengamatan
Waktu : 27 Maret 2018 – 29 Maret 2018
Tempat : lantai 6 dahlia barat kamar 607 Rumah Sakit Budhi Asih
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Sirosis Hepatis
a. Pengertian
Sirosis adalah suatu keadaan patofisiologi yang menggambarkan
stadium akhir fibrosis yang berlangsung progresif yang ditandai dengan
distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulud regenerative.
Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Jaringan penunjang
retikulin kolaps diseratai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskuler,
dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Sirosis hati secara klinis dibagi menjadi sirosis hati kompensata yang
berarti belum adanya gejala klinis yang nyata dan sirosis hati
dekompensata yang ditandai gejala-gejala dan tanda klinis yang jelas.
Sirosis hati kompensata merupakan kelanjutan dari proses hepatitis
kronik dan pada satu tingkat tidak terlihat perbedaannya secara klinis.
Hal ini hanya dapat dibedakan melalui pemeriksaan biopsy hati.
b. Penyebab
1. Virus hepatitis (B,C dan D)
2. Alkohol
3. Kelainan metabolic
- Hemakhomatosis (kelebihan beban besi)
- Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga)
- Defisiensi alphal-antitripsin
- Glikonosis type-IV
- Galaktomesis
- Tirosinemia
4. Kolestasis
Saluran empedu membawa empedu yang dihasilkan oleh hati ke
usus, dimana empedu membantu mencerna lemak. Pada bayi
penyebab sirosis terbanyak adalah akibat tersumbatnya saluran
empedu yang disebut Biliary atresia. Pada penyakit ini
empedumemenuhi hati karena saluran empedu tidak berfungsi atau
rusak. Bayi yang menderita Biliary berwarna kuning (kulit kuning)
setelah berusia satu bulan. Kadang bisa diatasi dengan pembedahan
untuk membentuk saluran baru agar empedu meninggalkan hati,
tetapi transplantasi diindikasikan untuk anak-anak yang menderita
penyakit hati stadium akhir. Pada orang dewasa, saluran empedu
dapat mengalami peradangan, tersumbat, dan terluka akibat Primary
Biliary Sirosis atau Primary Sclerosing Cholangitis. Secondary
Biliary Cirrosis dapat terjadi sebagai komplikasi dari pembedahan
saluran empedu.
5. Sumbatan saluran vena hepatica
- Sindroma Budd-chiari
- Lemah jantung
6. Gangguan imunitas (hepatitis lupoid)
7. Toksin dan obat-obatan (misalnya : metotetrexat, amiodaron, INH,
dan lain-lain)
8. Operasi pintas usus pada obesitas
9. Kriptogenik
10. Malnutrisi
11. Indian childhood cirrhosis
c. Manifestasi klinis
1. Pembesaran hati
Pada awal perjalanan sirosis hati, hati cenderung membesar dan
sel-selnya dipenuhi oleh lemak. Hati tersebut menjadi keras dan
memiliki tepi tajam yang dapat diketahui melalui palpasi. Nyeri
abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati yang cepat
dan baru saja terjadi sehingga mengakibatkan regangan pada selubung
fibrosa hati (kapsula Glissoni). Pada perjalanan penyakit yang lebih
lanjut, ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut
menyebabkan pengerutan jaringan hati. Apabila dapat dipalpasi,
permukaan hati akan teraba berbenjol-benjol (noduler)
2. Obstruksi portal dan asites
Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan
fungsi hati yang kronis dan sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi
portal. Semua darah dari organ-organ digestif praktis akan
berkumpul dalam vena porta dan dibawa ke hati. Karena hati yang
sirotik tidak memungkinkan perlintasan darah yang bebas, maka
aliran darah tersebut akan kembali ke dalam limpa dan traktus
gastrointestinal dengan konsekuensi bahwa organ-organ ini
menjadi tempat kongesti pasif yang kronis; dengan kata lain, kedua
organ tersebut akan dipenuhi oleh darah dan dengan demikian
tidak dapat bekerja dengan baik. Pasien dengan keadaan semacam
ini cenderung menderita dyspepsia kronis dan konstipasi atau
diare. Berat badan pasien secara berangsur-angsur mengalami
penurunan.
Cairan yang kaya protein dan menumpuk dirongga
peritoneal akan menyebabkan asites. Hal ini ditunjukkan melalui
perfusi akan adanya shifting dullness atau gelombang cairan.
Splenomegali juga terjadi. Jaring-jaring telangiektasis, atau dilatasi
12 arteri superfisial menyebabkan jaring berwarna biru kemerahan,
yang sering dapat dilihat melalui inspeksi terhadap wajah dan
keseluruhan tubuh
2. Ascites
a. Pengertian
Ascites adalah penimbunan cairan secara abnormal dirongga
peritoneum, asites dapat disebabkan oleh banyak penyakit. Pada dasarnya
penimbunan cairan di rongga peritoneum dapat terjadi melalui mekanisme
dasar yakni transudasi dan eksudasi, asites ada hubungannya dengan
sirosis hati dan hipertensi porta adalah salah satu contoh penimbunan
cairan di rongga peritoneum yang terjadi melalui mekanisme transdusi.
b. Penyebab
Sirosis dibagi atas jenis mikronodular (poral), mikronodular
(pascanekrotik) dan jenis campuran, sedang dalam klinik dikenal 3 jenis,
yaitu portal, pascanekrotik, dan biller. Penyakit yang diduga dapat
menjadi penyebab sirosis hepatis antara lain mal nutrisi, alcohol, virus
hepatis, kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatica,
penyakit Wilson, hemokromatosis, zat toksik, dan lain- lain.
c. Patofisiologis
Terjadinya asites dapat diterangkan sebagai berikut :
 Peningkatan tekanan portal yang diikuti oleh perkembangan aliran
kolateral melaui lower pressure pathways. Hipertensi portal memacu
pelepasan nitric oxide, menyebabkan vasodilatasi dan pembesaran
ruang intavaskuler. Tubuh berusaha mengoreksi hipovolemia yang
terdeteksi (perceived hypovolemia) ini dengan memacu faktor-faktor
antinatriuretik dan vasokonstriktor yang memicu retensi cairan dan
garam, dengan demikian mengganggu keseimbangan Starling forces
yang mempertahankan hemostasis cairan. Lalu, cairan itu mengalir
(seperti berkeringat) dari permukaan hati (liver) dan mengumpul di
rongga perut (abdominal cavity).
 Bila terjadi perdarahan akibat pecahnya varises esopahagus, maka
kadar plasma protein dapat menurun, sehingga tekanan koloid
osmotic menurun pula, kemudian terjadilah asites. Sebaliknya bila
kadar plasma protein kembali normal, maka asitesnya akan
menghilang walaupun hipertensi portal tetap ada (Sujono Hadi).
Hipertensi portal mengakibatkan penurunan volume intravaskuler
sehingga perfusi ginjal pun menurun. Hal ini meningkatkan aktifitas
plasma renin sehingga aldosteron juga meningkat. Aldosteron
berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit terutama natrium,
dengan peningkatan aldosteron maka terjadi retensi natrium yang
pada akhirnya menyebabkan retensi cairan.
 Tekanan koloid plasma yang biasa bergantung pada albumin di
dalam serum. Pada keadaan normal albumin dibentuk oleh hati.
Bilamana hati terganggu fungsinya, maka pembentukan albumin
juga terganggu, dan kadarnya menurun, sehingga tekanan koloid
osmotic juga berkurang. Terdapatnya kadar albumin kurang dari 3 gr
% sudah dapat merupakan tandan kritis untuk timbulnya asites.
d. Manifestasi klinis
Asites lanjut sangat mudah dikenali pada inspeksi, akan tampak
perut membuncit pada umumnya gizi kurang, otot atrofi dan pada bagian
besar kasus dapat dijumpai stigma hati kronik. Pada saat pasien tidur
telanjang, pembesaran perut akan anampak mencolok kesamping kanan
dan kiri seperti perut kodok letak umbilikalis kiri tekanan intara abdomen
yang meninggi sedangkan otot-otot atrofi sehingga kekuatannya
berkurang. Tanda-tanda visis lain menunjukan adanya akumilasi cairan
dalam rongga perut. Perut antara lain : pekak samping (flank dullness)
pekak alih (shiffing dullness)
3. CKD (Chronic kidney disease)
a. Pengertian
Keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat
secara perlahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal atau
penyakit lain. CKD bersifat progresif dan umumnya irreversible. Gejala
penyakit ini yaitu tidak nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas,
rasa lelah, edema pada kaki dan tangan serta uremia
Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu kerusakan pada
struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung ≥3 bulan, dengan atau tanpa
disertai penurunan glomerular filtration rate (GFR). Selain itu, CKD dapat
pula didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana GFR < 60
mL/menit/1,73 m2 selama ≥3 bulan dengan atau tanpa disertai kerusakan
ginjal
b. Penyebab
Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan tekanan darah
tinggi, yaitu sekitar dua pertiga dari seluruh kasus (National Kidney
Foundation, 2015). Keadaan lain yang dapat menyebabkan kerusakan
ginjal diantaranya adalah penyakit peradangan seperti glomerulonefritis,
penyakit ginjal polikistik, malformasi saat perkembangan janin dalam
rahim ibu, lupus, obstruksi akibat batu ginjal, tumor atau pembesaran
kelenjar prostat, dan infeksi saluran kemih yang berulang
c. Patosiologi
Patofisiologi CKD pada awalnya dilihat dari penyakit yang
mendasari, namun perkembangan proses selanjutnya kurang lebih sama.
Penyakit ini menyebabkan berkurangnya massa ginjal. Sebagai upaya
kompensasi, terjadilah hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang
masih tersisa yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan
growth factor. Akibatnya, terjadi hiperfiltrasi yang diikuti peningkatan
tekanan kapiler dan 10 aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini
berlangsung singkat, hingga pada akhirnya terjadi suatu proses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Sklerosis nefron
ini diikuti dengan penurunan fungsi nefron progresif, walaupun penyakit
yang mendasarinya sudah tidak aktif lagi.
d. Manifestasi klinis CKD
1. Hipertensi : sering ditemukan dan dapat di akibatkan oleh
meningkatknya produksi renin dan angiotensin, atau akibat kelebihan
volume yang disebabkan oleh retensi garam dan air. Keadaan ini dapat
mencetuskan gagal jantung dan memercepat kemerosotan GFR bila
tidak dikendalikan dengan baik.
2. Kelainan kardiopulmoner
Gagal jantung kongestif dan edema paru-paru terjadi akibat kelebihan
volume. Aritma jantung dapat terjadi hyperkalemia. Pericarditis
uremia mungkin terjadi pada penderita uremia dan juga dapat muncul
pada pasien yang sudah mendapat dialis
3. Kelainan hematologi
Selain anemia, pasien dengan gagal ginjal memiliki waktu perdarahan
yang lebih lama dan kecenderungan untuk berdarah, meskipun waktu
protrombin, waktu tromboplastin parsial, dan hitung trombosit
normal. Mukosa gastrointestinal adalah tempat yang paling lazim
untuk perdarahan uremia.
4. Efek gastrointestinal
Anoreksia, mual, dan muntah"muntah terjadi pada uremia. $erdarahan
gastrointestinal sering ditemukan dan dapat diakibatkan oleh bgastritis
erosi! dan angiodisplasia. Kadar amilase serum dapat meningkat
sampai tiga kali kadar normal karena menurunnya bersihan ginjal
5. Osteodistrofi ginjal
Hiperparatiroidisme menyebabkan osteitis !ibrosa kistika dengan pola
radiologik yang klasik  berupa resorpsi tulang subperiostial (yang
paling mudah dilihat pada !alangs distal dan !alangs pertengahan jari
kedua dan ketiga), osteomalasia, dan kadang"kadang osteoporosis
6. Efek neuromuscular
Neuropati uremia terutama melibatkan tungkai ba'ah dapat
menyebabkan gejala “restless leg2, mati rasa, kejang, dan !oot drop
bila berat. Penurunan status jiwa, hiperrefleksia, klonus, asteriksis,
koma, dan kejang mungkin terjadi pada uremia yang telah parah.
7. Efek imunologis
Pasien dengan gagal ginjal dapat sering mengalami infeksi bakterial
yang berat karena menurunnya !ungsi limfosit dan granulosit akibat
beredarnya toksin uremia yang tidak dikenal
8. Efek dermatologis
Pruritus sering ditemukan pada pasien dengan gagal ginjal kronis

4. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka
kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi
merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama.
b. Penyebab
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik
(90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari
adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya
hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat
berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur
yang tinggi, merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain
yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan
(obesitas), pola makan, merokok.
c. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah kekorda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis keganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepi nefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
d. Manifestasi
Peninggian tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya
gejala pada hipertensi esensial. Kadang-kadang hipertensi esensial
berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi
pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung.
Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing atau migren
sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi esensial. Pada survei
hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut : 1). Pusing,
2).Mudah marah; 3). Telinga berdengung; 4). Mimisan (jarang); 5). Sukar
tidur; 6). Sesak nafas; 7). Rasa berat di tengkuk; 8). Mudah lelah; 9).
Mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah :
1). Gangguan penglihatan;2). Gangguan saraf;3). Gagal jantung;4).
Gangguan fungsi ginjal;5). Gangguan serebral (otak) yg mengakibatkan
kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan
kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma.
5. Diabetes mellitus
a. Pengertian
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu
penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi
fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
b. Penyebab
Diabetes Melitus umumnya diklasifikasikan menjadi 4 kategori dengan
penyebab yang berbeda-beda :
1. Diabetes mellitus tipe : Disebut sebagai “Diabetes Melitus yang
Tergantung pada Insulin”. Terkait dengan faktor genetik dan sistem
kekebalan tubuh, yang mengakibatkan kerusakan sel-sel yang
memproduksi insulin, sehingga sel tidak mampu untuk memproduksi
insulin yang dibutuhkan oleh tubuh. Kelompok orang yang paling
sering mengidap penyakit ini adalah anak-anak dan remaja, yang
mewakili 3% dari jumlah seluruh pasien yang ada.
2. Diabetes mellitus tipe 2 : Disebut “Diabetes Melitus yang Tidak
Tergantung pada Insulin”, yang mewakili lebih dari 90% kasus
diabetes melitus. Terkait dengan faktor pola makan yang tidak sehat,
obesitas, dan kurangnya olahraga. Sel-sel tubuh menjadi resisten
terhadap insulin dan tidak bisa menyerap dan menggunakan dekstrosa
dan kelebihan gula darah yang dihasilkan secara efektif. Jenis diabetes
melitus ini memiliki predisposisi genetik yang lebih tinggi daripada
Tipe 1
3. Diabetes mellitus gestasional : Terutama disebabkan oleh perubahan
hormon yang dihasilkan selama kehamilan dan biasanya berkurang
atau menghilang setelah melahirkan. Studi dalam beberapa tahun
terakhir ini menunjukkan bahwa wanita yang pernah mengalami
diabetes melitus gestasional memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi
untuk mengidap penyakit diabetes melitus tipe II, sehingga wanita
tersebut harus lebih memerhatikan pola makan yang sehat demi
mengurangi risiko tersebut.
c. Patofisiologi
Pankreas adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang
lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pula
dalam peta, sehingga disebut dengan pulau-pulau Langerhans pankreas.
Pulau-pulau ini berisi sel alpha yang menghasilkan hormon glukagon dan
sel beta yang menghasilkan hormon insulin. Kedua hormon ini bekerja
secara berlawanan, glukagon meningkatkan glukosa darah sedangkan
insulin bekerja menurunkan kadar glukosa darah.
Insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan
sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke
dalam sel. Dengan bantuan GLUT 4 yang ada pada membran sel maka
insulin dapat menghantarkan glukosa masuk ke dalam sel. Kemudian di
dalam sel tersebut glukosa di metabolisasikan menjadi ATP atau tenaga.
Jika insulin tidak ada atau berjumlah sedikit, maka glukosa tidak akan
masuk ke dalam sel dan akan terus berada di aliran darah yang akan
mengakibatkan keadaan hiperglikemia.
d. Manifestasi
Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM
diantaranya :
1. Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam
meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM
dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh
tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk
mengeluarkannya melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih
sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung
glukosa.
2. Timbul rasa haus (polidipsia)
Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar
glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk
meningkatkan asupan cairan
3. Timbul rasa lapar (polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut
disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan
kadar glukosa dalam darah cukup tinggi
4. Penyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh
terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

Deskripsi Kasus :
Seorang perempuan bernama ny A datang ke rumah sakit pada hari minggu
tanggal 25 Maret 2018. Ny. A berusia 64 tahun dengan Lila 28,5 cm, TB 156 cm,
lingkar perut 117 cm, lingkar pinggul 120 cm. masuk ke RS dengan keluhan awal
perut terasa begah, lemas, kepala pusing, dan tidak nafsu makan serta mual. Hasil
biokimia didapatkan Hb 9,1 g/Dl, SGOT 25 mU/dL, SGPT 10 mU/Dl, Ureum 186
mg/dL,kreatinin 6,36 mg/dL, GDS 134 mg/dL. Data Klinis TD 131/74 mmHg Ny
A dirawat dilantai 6 dahlia barat ruang 607.

Identitas Pasien
Data Umum Pasien
Nama : Ny A
Tanggal Lahir : 17-08-1953
Umur : 64 Tahun 7 bulan
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Betawi
Status : Menikah
Alamat : Ujung Krawang, Jakarta Timur
Tanggal Masuk : 25 Maret 2018
Tanggal Pengamatan : 27-29 Maret 2018
NO RM : 01054754
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Diagnosa Medis : Asites massif, Sirosis Hepatis, CKD, Diabetes
Miletus, Hipertensi
Dokter DPJP : Dr. A, SpPD
1. Asessment
a. Data Antropometri
TB = 156 cm (Menggunakan Meteran)
BBI = 156-100 = 56 kg
Lingkar Perut = 120 cm
Lingkar Pinggul = 117 cm
LILA = 28,5 cm

Os tidak bisa berdiri untuk ditimbang berat badannya.


Berdasarkan % percentile LILA didapatkan 94,05% yaitu status gizi
normal.

b. Data Biokimia

No Hari / Tanggal Nilai Lab Normal Keterangan


1. Senin, 26 Maret Hemoglobin : 9,1 g/dl 11,7 – 15,2 g/dl Rendah
2018
Ureum : 186 mg/dl 17-49 mg/dl Tinggi

Kreatinin : 6,36 mg/dl < 1,1 mg/dl Tinggi

SGOT : 25 mU/dl < 27 mu/dl Normal

SGPT : 10 mU/dl < 34 mu/dl Normal

GDS : 134 mg/dl < 110 mg/dl Tinggi

c. Data Klinis dan Fisik


1. Data Fisik : Os mengalami hilang lemak subkutan, nafsu makan
yang tidak baik. Adanya mual.
2. Data klinis :

No Hari / Tanggal TD Nadi RR Suhu

1. Senin, 26 Maret 131/74 85 x/menit 20 x/menit 36,5°C


2018 mmHg

d. Dietary history
1. Alergi Makanan : Os alergi dengan udang
2. Riwayat / pola makan
- Os makan utama 3x sehari sebanyak 1 kali makan 1 centong nasi
- Sering mengkonsumsi teh manis tiap pagi dengan takaran gula 1 sdm
- Mengkonsumsi buah dalam seminggu hanya 3 kali, senang
mengkonsumsi buah pir
- Os suka dengan makanan yang asin, gurih seperti ikan asin, dalam
seminggu Os mengkonsumsi sebanyak 3 kali
3. Recall SMRS

Waktu Menu Bahan Berat E (kal) P L KH


makanan (gr) (gr) (gr)
Pagi Bubur Bubur 100 43,75 1 - 10
Ayam 20 25 3,5 1 -
Ayam
tnp kulit
Siang Nasi Nasi 50 87,5 2 - 20
Ikan Ikan 15 25 3,5 1 -
goreng mujair
Minyak 5 50 - 5 -
Bening Bayam 50 12,5 0,5 - 2,5
bayam
Malam Teh Gula 13 50 - - 12
manis pasir
Roti Roti 24 58,3 0,6 - 6
putih
TOTAL 352,05 11,1 7 50,5

 Asupan SMRS
Energi : 352,05 kkal
Protein : 11,1 gr
Lemak : 7 gr
Karbohidrat : 50,5 gr

 Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi SMRS


Perhitungan CKD :
>60 tahun = 30 x BBI
= 30 x 56 kg = 1680 kkal
Protein = 0,6 gr x BBI
= 0,6 x 56 kg = 33,6 gr = 40 gr

Lemak =

KH =

 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan

Indikator Asupan Kebutuhan % Perbandingan Keterangan


Energi 352,05 1680 kkal 20,9 Kurang
kkal
Protein 11,1 gr 40 gr 27,7 Kurang
Lemak 7 gr 46,6 gr 15,02 Kurang
Karbohidrat 50,5 gr 275,1 gr 21,9 Kurang

Kategori % Asupan
Kurang <80 %
Normal 80-110 %
Lebih >110 %
Sumber : WNPG, 2004

e. Riwayat personal
- Riwayat penyakit keluarga : mempunyai keturunan DM dari orang tua
dari 3 tahun lalu
- Riwayat penyakit pasien : hipertensi dari 5 tahun lalu
- Hubungan keluarga: Os mempunyai 3 orang orang anak. Os tinggal
bersama anak pertama, dan kedua anaknya tinggal bersama
keluarganya.
- Selama ini Os belum pernah mendapatkan edukasi serta konseling
mengenai gizi

2. DIAGNOSIA GIZI
NI 1.4 : Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan terbatasnya daya
terima makanan akibat faktor fisiologis/perilaku ditandai hasil %
asupan energi hanya mencapai 20,9 %, protein 27,7 %, lemak
15,02 %, dan karbohidrat 21,9 %

NB 1.1 : Pengetahuan yang kurang terkait makanan dan zat gizi berkaitan
dengan kurangnya terpapar informasi gizi ditandai dengan Os
sering mengkonsumsi teh manis tiap pagi dan suka makanan asin,
gurih seperti ikan asin.

3. INTERVENSI
Tujuan Intervensi : meningkatkan asupan makanan selama di RS,
memberikan informasi dan memberitahukan kepada Os dan keluarga Os
mengenai pola diet terkait dengan penyakit yang diderita Os.
1. Food/Nutrition Delivery (ND)
 Preskripsi diet :
Kebutuhan energi : 1500 kkal
Protein : 40 gr , lemak : 41,6 gr, karbohidrat : 241,5 gr
Jenis diet : MB RG2 DH III DM III RP 40gr
Bentuk Makanan : Makanan biasa
Route : Oral
Frekuensi Makan : 3 kali makan utama, makan pagi pukul 07.00,
makan siang 12.00, makan malam 18.00 dan 2 kali selingan
makan, selingan pagi jam 09.00, selingan malam jam 21.00
 Tujuan Diet :
- Meningkatkan asupan makan
- Mencegah penurunan fungsi ginjal
- Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Mengendalikan tekanan darah
- Mengendalikan gula darah
- Memberikan edukasi
 Syarat diet
- Energi cukup diberikan sebesar 1500 kkal
- Kebutuhan protein disesuaikan fungsi ginjal yaitu 0,6 gr/kgBB yaitu
10,6% dari kebutuhan total energy yaitu sebesar 40 gram.
- Kebutuhan lemak sedang diberikan 25% dari total energy yaitu
sebesar 41,6 gram
- Karbohidrat diberikan 64,4% dari total energy yaitu sebesar 241,5
gram.
- Natrium 600-800 mg atau setara dengan ½ sdt/hari (2 gr)
- Pembatasan cairan untuk mengurangi asites. Urin output
30ml/Kg/BB
- Kebutuhan serat 25 g/hari
- Jenis minyak yang digunakan jenis lemak rantai sedang MCT
(Medium chain triglyceride)
2. Nutrition Education
a. Menginformasikan pola makan dan gaya hidup yang sehat dan
makanan yang bergizi seimbang
b. Memberikan pengetahuan kepada Os mengenai makanan yang
diperbolehkan dan makanan yang dibatasi untuk dimakan.
3. Nutrition konseling
Jangka waktu pendek :
- Menanyakan kepada Os tentang gizi yang os ketahui
- Menanyakan pola makan sebelum masuk rumah sakit
- Memberikan edukasi tentang diet DM, hati, ginjal, dan rendah
garam

Jangka watu panjang :


membantu membuat perencanaan menu yan sesuai dengan syarat
diet serta tujuan yang akan dicapai melalui media leaflet.
- Sasaran : pasien dan keluarga pasien
- Waktu : 29 maret 2017 (30 menit)
- Tempat : ruang rawat inap 6 barat kelas 3
- Materi : pola diet rendah garam, DM, sirosis hati dan CKD
- Metode : diskusi
- Hasil : pasien dan keluarga pasien mengerti tentang materi yang
disampaikan dan bersedia menerapkan dalam kesehariannya

Pemberian Makan
Perhitungan kebutuhan Os saat diberikan bertahap, energi yang diberikan
1500 kkal
Perhitungan CKD :
>60 tahun = 30 x BBI
= 30 x 56 kg = 1680 kkal diberikan secara bertahap 1500 kkal
Protein = 0,6 gr x BBI
= 0,6 x 56 kg = 33,6 gr = 40 gr

Lemak =

KH =

Serat = 23 gr/hari

Toleransi Pemberian Kebutuhan Energi dan zat gizi


Energi : diberikan 1500 kkal dengan toleransi dari 1350 kkal
sampai 1650kkal
Protein : diberikan 40 gr dengan toleransi dari 36 gr sampai 44 gr
Lemak : diberikan 41,6 gr dengan toleransi dari 37,4 sampai
45,7gr
Karbohidrat : diberikan 241,5 gr dengan toleransi dari 217,3 sampai
265,6gr

4. MONITORING dan EVALUASI


 Rincian Perencanaan kebutuhan makan Os selama di RS
Kebutuhan energi diberikan secara bertahap dan awal pemberian yaitu
1500kkal
MB RG2 DH III DM III RP40 (Ekstra Buah dr Os)

Menu Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (gram) (gram) (gram)
07.00
Karbohidrat 1P 175 4 - 40
Hewani 1P 50 7 2 -
Sayur B 1P 25 1 - 5
Minyak 1P 50 - 5 -
10.00
Buah 1P 50 - - 12
12.00
Karbohidrat 1½ P 262,5 6 - 60
Hewani 1P 75 7 5 -
Sayur B 1P 25 1 - 5
Buah 1P 50 - - 12
Minyak 2P 100 - 10 -
18.00
Karbohidrat 1½ P 262,5 6 - 60
Hewani 1P 50 7 2 -
Sayur B 1P 25 1 - 5
Buah 1P 50 - - 12
Minyak 2P 100 - 10 -
21.00
Buah 1P 50 - - 12
Total 1400 40 34 223

Riwayat makan Os selama di RS

Hari ke 1 27 Maret 2018

Waktu Menu Bahan Asupan E (gr) P (gr) L KH


makanan (gr) (gr) (gr)

07.00

Nasi Nasi 32 56 1,28 - 12,8

Bistik daging Daging sapi 19 40,71 3,8 2,71 -


Minyak 2,5 25 - 2,5 -
Pagi Sayur labu Labu siam 66 16,5 0,66 - 3,3

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

10.00

Snack Buah (dari Os) Pir 100 50 - - 12


pagi
12.00

Nasi Nasi 32 56 1,28 - 12,8

Rolade daging Daging sapi 0 0 0 0 0

Minyak 0 0 0 0 0
Siang
Bening Wortel+labu 16 4 0,16 - 0,8
wortel+labu siam
Minyak 2,5 25 - 2,5 -
siam
Buah Semangka 180 50 - - 12

06.00

Nasi Nasi 40 70 1,6 - 16

Ayam bb Ayam tnp 15 18,75 2,62 0,75 -


kuning kulit
Malam Minyak 2,5 25 - - 2,5

Sop wortel Wortel 35 8,75 0,35 - 1,75

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Papaya 110 50 - - 12

Total 545,71 11,75 11,49 85,95

Kebutuhan 1500 40 41,6 241,5

% Asupan 36,38% 29,37% 27,62 35,59%


%
Kategori Kurang Kurang Kuran Kurang
g
Hari ke 2 (28 maret 2018)

Waktu Menu Bahan Asupan E (gr) P(gr) L(gr) KH(gr)


makanan (gr)
07.00

Nasi Nasi 21 36,75 0,84 - 8,4

Ayam bb Ayam 20 25 3,5 1 -


kuning
Pagi Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Sayur lodeh Labu siam 73 18,25 0,73 - 3,65

Minyak 5 25 - 2,5 -
10.00

Snack Agar DM Gula 2,5 5 - - 2


pagi
12.00

Nasi Nasi 88 154 3,52 - 35,2

Ayam bb Ayam tnp kulit 0 0 0 0 0


kuning Minyak 0 0 0 0 0
Siang
kimlo Wortel 41 10,25 0,41 - 2,05

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Papaya 110 50 - - 12

18.00

Nasi Nasi 99 173,25 3,96 - 39,6

Krengseng Daging sapi 17 36,42 3,4 2,4 -


Malam daging Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Sayur kare Wortel 35 8,75 0,35 - 1,75

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Melon 190 50 - - 12

20.00

Snack Buah (dari Os) Jeruk 50 50 - - 12


malam
Total 742,67 16,71 15,9 128,65

Kebutuhan 1500 40 41,6 241,5

% Asupan 49,51% 41,77% 38,22% 53,27%

Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang


Hari ke 3 (29 Maret 2018)

Waktu Menu Bahan Asupan E (gr) P(gr) L(gr) KH(gr)


makanan (gr)

07.00

Nasi Nasi 36 56 1,28 - 12,8

Ikan tenggiri Ikan tenggiri 22 30 2,8 2 -


panggang Minyak 2,5 25 - 2,5 -
Pagi
Sayur lodeh Labu 72 16,5 0,66 - 3,3

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Snack Agar DM Gula DM 2,5 5 - 2,5 -


pagi
12.00
Nasi Nasi 59 103,25 2,36 - 23,6

Kakap asam Ikan kakap 38 47,5 6,65 1,9 -


Siang manis Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Sup wortel Wortel +buncis 32 8 0,32 - 1,6

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Semangka 180 50 - - 12

18.00

Nasi Nasi 90 157,5 3,6 - 36

Ayam bb Ayam tnp kulit 19 23,75 3,32 0,95 -


kuning
Malam Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Sup sayuran Wortel 45 11,25 0,45 - 2,25

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Papaya 110 50 - - 12

09.00

Snack Buah (dari Os) Pir 100 50 - - 12


malam
Total 758,75 21,44 19,85 117,55

Kebutuhan 1500 40 41,6 241,5

% Asupan 50,58% 53,6% 47,7% 48,67%

Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang

 Rata- rata persentase energi dan zat gizi lainnya selama 3 hari di rumah
sakit (selasa, 27 maret 2018-kamis, 29 maret 2018).

Zat gizi Hari Hari Hari Rata- Kebutuhan % Ket


ke-1 ke-2 ke-3 rata

Energi 545,71 742,67 758,75 682,37 1500 45,49 Defisit


Protein 11,75 16,71 21,44 16,63 40 41,57 Defisit
Lemak 11,49 15,9 19,85 15,74 41,6 37,83 Defisit
KH 85,95 128,65 117,55 110,71 241,5 45,84 Defisit

 Analisa kualitatif Os selama di rumah sakit


Pemenuhan kebutuhan rata-rata Os selama 3 hari intervensi belum sesuai
dengan kebutuhan asupan seharusnya dikarenakan nafsu makan Os masih
berkurang dan disertai mual sehingga Os tidak menghabiskan makanan yang
telah diberikan. Rata- rata asupan Os selama 3 hari yaitu energi sebesar
45,49%, protein 41,57%, lemak 37,83% dan karbohidrat 45,84%. Dilihat rata-
rata asupan belum mencapai batas normal yaitu 80-110%

Biokimia

No Hari / Tanggal Nilai Lab Normal Keterangan


1. Selasa, 27 Maret Hemoglobin : 8,9 g/dl 11,7 – 15,2 g/dl Rendah
2018
Ureum : 186 mg/dl 17-49 mg/dl Tinggi

Kreatinin : 6,36 mg/dl < 1,1 mg/dl Tinggi

SGOT : 25 mU/dl < 27 mu/dl Normal

SGPT : 10 mU/dl < 34 mu/dl Normal

GDS : 134 mg/dl < 110 mg/dl Tinggi

Keterangan : pada pengamatan hari ke 1 didapatkan hasil pemeriksaan data


lab diatas nilai Hb rendah, niali ureum, kreatinin dan GDS
termasuk dalam kategori tinggi.

No Hari / Tanggal Nilai Lab Normal Keterangan


2. Kamis,29 Maret Hemoglobin : 10,2 11,7-15,5 g/dl Rendah
2018 g/dl
Ureum : 176 mg/dl 17-49 mg/dl Tinggi

Kreatinin : 7,55 mg/dl < 1,1 mg/dl Tinggi

GDS : 132 mg/dl <110 mg/dl Tinggi

Keterangan : pada pemeriksaan data lab di hari ke 2 tidak ada, pada pengamatan
hari ke 3 didapatkan nilai Hb yang rendah dan ureum, kreatinin,
GDS masih dalam kategori tinggi.

Clinis dan fisik

1. Data fisik : Os masih mengalami lemas, Nafsu makan Os masih


berkurang, masih mengalami Mual, nyeri perut masih ada tetapi sudah
mulai agak berkurang dari SMRS, pada lingkar perut ada penurunan
sekitar 2 cm dari 117 cm menjadi 115 cm.
2. Data Klinis :

No. Hari / Tanggal TD Nadi RR Suhu


1. Selasa, 27/03/2018 160/78 83 26 36,9 ºC
mmHg x/menit x/menit

170/90 80 22 36 ºC
mmHg x/menit x/menit

150/80 75 20 36 ºC
mmHg x/menit x/menit
2. Rabu, 28/03/2018 140/80 77 20 36,6 ºC
mmHg x/menit x/menit

120/90 80 23 36 ºC
mmHg x/menit x/menit

140/90 85 22 36,4 ºC
mmHg x/menit x/menit
3. Kamis, 29/03/2018 160/70 81 21 36 ºC
mmHg x/menit x/menit

140/80 85 20 36,2 ºC
x/menit x/menit
130/70 80 20 36,5 ºC
mmHg x/menit x/menit
Keterangan : pada pengamatan data klinis selama 3 hari, nilai Tekanan
Darah Os masih tinggi dikarenakan Os mempunyai riwayat
hipertensi dan untuk RR, nadi, suhu termasuk kedalam
kategori normal

BAB IV
PEMBAHASAN

1. Evaluasi status gizi


Dari hasil pengukuran antropometri didapatkan berat badan Os dan tinggi
badan Os 156 cm. data mengenai berat badan pasien didapatkan melalui
Perkiraan Berat Badan dengan tinggi lutut dan Lila, pengukuran lingkar perut
didapatkan 117 cm menggunakan pita meteran pada hari ke 3 mengulang
pengukuran lingkar perut dan ada penurunan 2 cm menjadi 115 cm , untuk
tinggi badan pasien didapatkan dengan mengukur menggunakan pita meteran.
Berdasarkan perhitungan untuk status gizi Os berdasarkan % percentile Lila
didapatkan 94,05% yaitu status gizi normal.

2. Evaluasi Asupan Zat Gizi


Persentase pencapaian asupan Os recall 24 jam

Indikator Asupan Kebutuhan % Perbandingan Keterangan


Energi 395,8 1680 23,5 Kurang
Protein 12,1 40 30,25 Kurang
Lemak 7 46,6 15,02 Kurang
Karbohidrat 60,5 275,1 21,9 Kurang
Dari hasil Recall 24 jam asupan Os SMRS pencapaian asupan energi Os
tergolong kurang dari standar normal (80-110%) yaitu hanya 23,5%, untuk
pencapaian protein masih kurang yaitu 30,25%, lalu untuk pencapaian lemak
masih kurang yaitu 15,02%, dan untuk pencapaian karbohidrat masih tergolong
kurang yaitu 21,9%. Hal ini disebabkan karena kondisi Os yang mengalami
nafsu makan yang turun disertai adanya mual dan kondisi perut yang terasa
begah yang diakibatkan oleh sakit yang dideritaya.

Persentase pencapaian asupan Rata-rata Os selama di Rumah sakit

Keterangan Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat


(gr)
Rata-rata 682,37 16,63 15,74 110,71
asupan
Kebutuhan 1500 40 41,6 241,5
Persentase 45,49% 41,57% 37,83% 45,84%
asupan
Kesimpulan Kurang kurang kurang Kurang

Pola makan Os selama di rumah sakit belum mencapai batas asupan


normal yaitu 80-110%. Pola makan os selama di rumah sakit belum mencapai
batas normal tetapi asupan makan os meningkat dari sebelum intervensi. Hal
ini dikarenakan os masih mual dan nafsu makan os masih ada sampai 3 hari
pengamatan.

3. Evaluasi pemeriksaan laboratorium


Pada pengamatan yang dilakukan selama 3 hari, hasil data lab os dihari 1
untuk hemoglobin masih rendah, ureum, kreatinin dan GDS hasilnya tinggi dan
untuk hari ke 2 tidak ada hasil data lab, hari ke 3 hb masih tetap rendah, ureum,
kreatinin, hematocrit dan GDS masih dalam keadaan tinggi.

4. Evaluasi pemeriksaan fisik / klinis


Pada pengamatan yang dilakukan selama 3 hari keadaan umum os belum
cukup membaik pada saat hari pertama intervensi os merasakan mual, pada
hari ke 2 dan 3 os masih merasakan mual tetapi agak berkurang. Tekanan darah
os selama pengamatan stabil.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Pada pasien kasus ini didiagnosa CKD. Pengukuran antropometri yang
dilakukan pada pasien menunjukan status gizi normal yang dihitung berdasarkan
IMT. Hasil Laboratorium Os selama intervensi . Os diberikan makanan dengan
diet MB RG2 DH III DM III RP40. Selama 3 hari intervensi nafsu makan Os
masih kurang sehingga asupan selama 3 hari intervensi pasien rata-rata <80%.

SARAN
1. Pasien diharapkan dapat menerapkan pola makan yang diberikan oleh ahli
gizi rumah sakit.
2. Pasien diharapkan patuh terhadap diet yang diberikan sesuai dengan
keadaan pasien.
LAMPIRAN
STUDI KASUS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TYPE 2,
HYPOKELMIA
DI RUANG RAWAT INAP LANTAI 6 BARAT KAMAR 607
KELAS III RSUD BUDHI ASIH
TAHUN 2018

OLEH

SRI MULYANI

1405025093

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik dengan karateristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin. Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh
terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah.
Menurut Internasional Diabetes Federation  (IDF) (2012) menyatakan bahwa tahun 2005
di dunia terdapat 200 juta (5,1 %) orang dengan dibetes dan diduga 20 tahun kemudian yaitu tahun
2025 akan meningkat menjadi 333 juta (6,3 %) orang, negara-negara seperti India, China,
Amerika Serikat, Jepang, Indonesia, Pakistan, Banglades, Italia, Rusia, dan Brasil
merupakan 10 negara dengan jumlah pendududk diabetes terbanyak di dunia
Di Indonesia sendiri Diabetes Melitus menduduki peringkat ke-7 penderita diabetes
terbanyak di dunia dengan jumlah penderita mencapai 7,6 juta orang pada rentang usia 20-
79 tahun (IDF, 2012). World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah
penduduk Indonesia yang menderita DM dari 8,4  juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta penduduk pada tahun 2030. Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
tahun 2013 menyebutkan terjadi peningkatan prevalensi pada penderita DM yang
diperoleh berdasarkan wawancara yaitu 1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada tahun
2013. Penderita DM cenderung meningkat pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki
dan terjadi peningkatan prevalensi penyakit DM sesuai dengan pertambahan umur namun
mulai umur ≥ 65 tahun cenderung menurun dan tersebut cenderung lebih tinggi bagi
penderita yang tinggal diperkotaan dibandingkan dengan dipedesaan. Jika ditinjau dari
segi pendidikan menurut RISKESDAS bahwa prevalensi DM cenderung lebih tinggi pada
masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi serta dengan kuintil indeks kepemilikan yang
tinggi.
2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perencanaan dan penatalaksanaan diet pada pasien diabetes mellitus,
hipokalemia
3. TUJUAN UMUM
Mengetahui perencanaan dan penatalaksanaan diet untuk pasien diabetes mellitus,
hipokalemia
4. TUJUAN KHUSUS
- Mahasiswa mampu melakukan anamnesa riwayat gizi pada pasien yang mengalami
diabetes mellitus, hipokalemia
- Mahasiswa mampu mengkaji data dengan metode NCP
- Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan gizi pasien
- Mahasiswa mampu menentukan diagnosis pasien
- Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi meliputi : tujuan intervensi , syarat diet
dan preskripsi diet
- Mahasiswa mampu menuyusun diet pasien sesuai dengan kebutuhan yang telah
direncanakan
- Mahasiswa mampu memberi edukasi dan konseling gizi kepada pasien
- Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi kepada pasien
- Mahasiswa mampu melakukan food wighing sisa makanan pasien selama 3 hari
5. MANFAAT
- Bagi mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah
didapat selama perkuliahan mengenai penatalaksanaan diet
- Bagi Instalasi Gizi
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam penatalaksanaan diet
pada pasien yang mengalami diabetes mellitus, hipokalemia
- Bagi Rumah sakit
Dapat memeberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam penatalaksanaan
diet pada pasien yang mengalami diabetes mellitus, hipokalemia

6. METODE PENGAMBILAN DATA


Metode yang dilakukan dalam pengambilan data studi kasus ini adalah dengan
melakukan wawancara dan observasi kepada keluarga pasien terutama ibu serta meninjau
pada buku status pasien. Wawancara dilakukan dengan keluarga pasien mengenai
identiras pasien, riwayat penyakit, recall 24 jam, kebiasaan makan, selain itu metode
yang digunakan adalah food wighing untuk menghitung sisa makanan pada pasien
selama 3 hari pengamatan.
Metode yang dilakukan dalam pengambilan data studi kasus ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara langsung dengan keluarga pasien untuk mengetahui identitas pasien,
kebiasaan makan, riwayat penyakit, recall 24 jam SMRS, serta keluhan terkait tanda
klinis penyakit pasien.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat :
c. Buku status
Meninjau buku status pasien untuk melihat diagnosa medis pasien dan
perkembangan data laboratorium, data klinis serta keadaan umum terkait penyakit
yang diderita pasien
d. Menimbang sisa makanan yang diberikan selama 3 hari (19 April 2018 - 21 April
2018)
Penimbangan pemberian intervensi makanan untuk pasien dilakukan pada saat
pemberian makan sang dan makan malam. Lalu penimbangan sisa makanan
dilakukan pada setiap sisa makanan pagu, siang dan sore pasien untuk dianalisa
asupan pasien selama dirumah sakit.

Waktu dan tempat pengamatan


Waktu : 19 April 2018 – 21 April 2018
Tempat : lantai 6 dahlia barat kamar 607 Rumah Sakit Budhi Asih
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Diabetes mellitus
a. Pengertian
Diabetes Mellitus merupakan serangkaian gangguan atau sindroma di mana
tubuh tidak mampu mengatur secara tepat pengolahan, atau metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka Diabetes
Mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklorotik dan
penyakit vascular mikroangiopati, dan neuropati. Diabetes Mellitus biasanya
disebabkan karena peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah (hiperglikemia)
akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak
ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit
tinggi atau daya kerjanya kurang.
Diabetes mellitus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
disebabkan adanya peningkatan gula darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif. Penyandang diabetes akan mengalami defisiensi atau retensi insulin
kronik, terganggunya metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak sehingga dapat
menyebabkan hiperglikemia (peningkatan glukosa darah) . Hiperglikemia kronik pada
DM berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan atau kegagalan
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah
b. Penyebab
Diabetes Melitus umumnya diklasifikasikan menjadi 4 kategori dengan penyebab
yang berbeda-beda :
4. Diabetes mellitus tipe : Disebut sebagai “Diabetes Melitus yang Tergantung pada
Insulin”. Terkait dengan faktor genetik dan sistem kekebalan tubuh, yang
mengakibatkan kerusakan sel-sel yang memproduksi insulin, sehingga sel tidak
mampu untuk memproduksi insulin yang dibutuhkan oleh tubuh. Kelompok
orang yang paling sering mengidap penyakit ini adalah anak-anak dan remaja,
yang mewakili 3% dari jumlah seluruh pasien yang ada.
5. Diabetes mellitus tipe 2 : Disebut “Diabetes Melitus yang Tidak Tergantung pada
Insulin”, yang mewakili lebih dari 90% kasus diabetes melitus. Terkait dengan
faktor pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya olahraga. Sel-sel
tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan tidak bisa menyerap dan
menggunakan dekstrosa dan kelebihan gula darah yang dihasilkan secara efektif.
Jenis diabetes melitus ini memiliki predisposisi genetik yang lebih tinggi daripada
Tipe 1
6. Diabetes mellitus gestasional : Terutama disebabkan oleh perubahan hormon
yang dihasilkan selama kehamilan dan biasanya berkurang atau menghilang
setelah melahirkan. Studi dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa
wanita yang pernah mengalami diabetes melitus gestasional memiliki tingkat
risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit diabetes melitus tipe II,
sehingga wanita tersebut harus lebih memerhatikan pola makan yang sehat demi
mengurangi risiko tersebut.
c. Patosiologi
Pankreas adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung.
Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pula dalam peta,
sehingga disebut dengan pulau-pulau Langerhans pankreas. Pulau-pulau ini berisi
sel alpha yang menghasilkan hormon glukagon dan sel beta yang menghasilkan
hormon insulin. Kedua hormon ini bekerja secara berlawanan, glukagon
meningkatkan glukosa darah sedangkan insulin bekerja menurunkan kadar
glukosa darah.
Insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan sebagai anak
kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel. Dengan
bantuan GLUT 4 yang ada pada membran sel maka insulin dapat menghantarkan
glukosa masuk ke dalam sel. Kemudian di dalam sel tersebut glukosa di
metabolisasikan menjadi ATP atau tenaga. Jika insulin tidak ada atau berjumlah
sedikit, maka glukosa tidak akan masuk ke dalam sel dan akan terus berada di
aliran darah yang akan mengakibatkan keadaan hiperglikemia
d. Manifestasi
Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya :
5. Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat
melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar
gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk
mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin. Gejala
pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang
dikeluarkan mengandung glukosa.
6. Timbul rasa haus (polidipsia)
Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa
terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan
7. Timbul rasa lapar (polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan karena
glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam darah
cukup tinggi
8. Penyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh terpaksa
mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi.

2. Hypokalemia
a. Pengertian
suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah dibawah 3,5 mEq/L
yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalium total di tubuh atau adanya
gangguan perpindahan ion kalium ke sel-sel. Nilai dewasa normal untuk kalium 3,5-5
mEq/L.
Mempunyai fungsi yaitu sintesa protein, mempertahankan membrane potensial
elektrik dalam tubuh dan fungsi normal dari otot, jantung, dan syarat. Hal ini
memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos, otot rangka, serta
otot jantung. Kadar normal kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung
normal listrik, juga berfungsi untuk perkembanga janin.
b. Penyebab
1. Masalah saluran pencernaan : muntah yang berulang-ulang yang kronik, dan
penggunaan obat pencahar yang lama dapat mengakibatkan terlalu banyak kalium
yang hilang melalui saluran pencernaan
2. Asidosis tubular ginjal : menyebabkan ginjal tidak berfungsi secara normal
sehingga ginjal tidak dapat menahan kalium dengan baik malah mengeluarkan
kalium terlalu banyak
3. Penggunaan diuretic : furosemide atau loop diuretic dapat menyebabkan ginjal
membuang kalium, natrium dan air yang berlebihan bersamaan dengan air kemih
4. Penyakit hormone endokrin : peningkatan kadar aldosterom yang berlebihan
seperti pada keadaan hiperaldosteronisme atau sindrom cushing juga dapat
menyebabkan ginjal membuang kalium yang berlebihan
5. Penyakit genetic ginjal : penderita sindrom fanconi, sindroma barter, dan sindrom
liddle terlahir mempunyai penyakit ginjal bawaan yang menyebabkan ginjal tidak
berfungsi normal untuk menahan kalum
6. Asupan kalium rendah : merupakan penyebab hypokalemia yang paling jarang
karena sumber kalium banyak sekali ditemukan dalam makanan sehari-hari
c. Patofisiologi
Kalium adalah kation utama cairan intrasel. Kenyataanya 98% dari simpanan tubuh
(3000-4000 mEq) berada didalam sel dan 2 % sisanya (kira-kira 70 mEq) terutama
dalam pada kompetemen ECF. Kadar kalium serum normal adalah 3,5 – 5,5 mEq/L
dan sangat berlawanan dengan kadar didalam sel yang sekitar 160 mEq/L. kalium
merupakan bagian terbesar dari zat terlarut intrasel, sehingga berperan penting dalam
menahan cairan didalam sel dan mempertahankan bagian kecil dari kalium total,
tetapi sangat berpengaruh dalam fungsi neuromuscular. Perbedaan kadar kalium
dalam kompartemen ICF dan ECF dipertahankan oleh suatu pompa Na-K aktif
terdapat dimembran sel.
Rasio kadar kalium ICF terhadap ECF adalah penentuan utama potensial
membran sel pada jaringan yang dapat tereksitasi, seperti otot jantung dan otot
rangka. Potensial membran istirahat mempersiapkan pembentukan potensial aksi
yang penting untuk fungsi saraf dan otot yang normal. Kadar kalium ECF jauh lebih
rendah dibandingkan kadar di dalam sel, sehingga sedikit perubahan pada
kompartemen ECF akan mengubah rasio kalium secara bermakna. Sebaliknya, hanya
perubahan kalium ICF dalam jumlah besar yang dapat mengubah rasio ini secara
bermakna. Salah satu akibat dari hal ini adalah efek toksik dari hiperkalemia berat
yang dapat dikurangi kegawatannya dengan meingnduksi pemindahan kalium dari
ECF ke ICF. Selain berperan penting dalam mempertahankan fungsi nueromuskular
yang normal, kalium adalah suatu kofaktor yang penting dalam sejumlah proses
metabolik
Homeostasis kalium tubuh dipengaruhi oleh distribusi kalium antara ECF dan
ICF, juga keseimbangan antara asupan dan pengeluaran. Beberapa faktor hormonal
dan nonhormonal juga berperan penting dalam pengaturan ini, termasuk aldostreon,
katekolamin, insulin, dan variabel asam-basa.
Pada orang dewasa yang sehat, asupan kalium harian adalah sekitar 50-100
mEq. Sehabis makan, semua kalium diabsorpsi akan masuk kedalam sel dalam
beberapa menit, setelah itu ekskresi kalium yang terutama terjadi melalui ginjal akan
berlangsung beberapa jam. Sebagian kecil (<20%) akan diekskresikan melalui
keringat dan feses. Dari saat perpindahan kalium kedalam sel setelah makan sampai
terjadinya ekskresi kalium melalui ginjal merupakan rangkaian mekanisme yang
penting untuk mencegah hiperkalemia yang berbahaya. Ekskresi kalium melalui
ginjal dipengaruhi oleh aldosteron, natrium tubulus distal dan laju pengeluaran urine.
Sekresi aldosteron dirangsang oleh jumlah natrium yang mencapai tubulus distal dan
peningkatan kalium serum diatas normal, dan tertekan bila kadarnya menurun.
Sebagian besar kalium yang di filtrasikan oleh gromerulus akan di reabsorpsi pada
tubulus proksimal. Aldosteron yang meningkat menyebabkan lebih banyak kalium
yang terekskresi kedalam tubulus distal sebagai penukaran bagi reabsorpsi natrium
atau H+. Kalium yang terekskresi akan diekskresikan dalam urine. Sekresi kalium
dalam tubulus distal juga bergantung pada arus pengaliran, sehingga peningkatan
jumlah cairan yang terbentuk pada tubulus distal (poliuria) juga akan meningkatkan
sekresi kalium.
Keseimbangan asam basa dan pengaruh hormon mempengaruhi distribusi kalium
antara ECF dan ICF. Asidosis cenderung untuk memindahkan kalium keluar dari sel,
sedangkan alkalosis cenderung memindahkan dari ECF ke ICF. Tingkat pemindahan
ini akan meingkat jika terjadi gangguan metabolisme asam-basa, dan lebih berat pada
alkalosis dibandingkan dengan asidosis. Beberapa hormon juga berpengaruh terhadap
pemindahan kalium antara ICF dan ECF. Insulin dan Epinefrin merangsang
perpindahan kalium ke dalam sel. Sebaliknya, agonis alfa-adrenergik menghambat
masuknya kalium kedalam sel. Hal ini berperan penting dalam klinik untuk
menangani ketoasidosis diabetik
d. Manifestasi
1. CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam
menghilang.
2. Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut)
3. Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual mmuntah.
4. Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG.
5. Ginjal; poliuria,nokturia.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

Deskripsi Kasus
Seorang perempuan bernama ny AR datang ke rumah sakit pada hari selasa
tanggal 17 April 2018 . Ny. AR berusia 32 tahun dengan BB 54 kg dan TB 148
cm. masuk ke RS dengan keluhan awal lemas, pusing, mual, nafsu makan
berkurang. Hasil biokimia didapatkan kadar GDS 411 mg/dL , ureum 19 mg/dL,
kreatinin 1,11 mg/dL, kalium 2 mmol/L. Data klinis TD 108/84 mmHg, N 96
x/mnt, RR 20 x/mnt, Suhu 37ºC. Ny. AR dirawat dilantai 6 dahlia barat ruang
607.

Identitas Pasien

Data Umum Pasien


Nama : Ny. AR
TTL : 01-08-1985
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Alamat : JL. Cipinang Besar Selatan, Jakarta timur
Tanggal masuk : 17 April 2018
NO RM : 01013140
Pekerjan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa medis : DM type 2, hipokalemia
Dokter DPJP : dr Y SpPD
1. Asessment
a. Data Antropometri
TB = 148 cm (menggunakan meteran)
BB = 54 kg (menggunakan timbangan)
BBI = 148-100 = 48 kg
LILA = 30,5 cm

(normal)

 Berdasarkan standar IMT, menurut Depkes, 1994, status gizi Os


adalah normal
Tabel kategori ambang batas IMT untuk indonesia

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5

Normal - 18,5-25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0-27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0


(Sumber : Depkes .

b. Data Biokimia

No Hari / Tanggal Nilai Lab Normal Keterangan

1. 18 / 04/ 2018 GDS : 411 < 110 mg/dl Tinggi


mg/dl

Kalium : 2 3,6-5,5 mmol/L Rendah


mmol/L

c. Data Klinis dan Fisik


1. Data fisik : Os mengalami mual dan muntah, nafsu makan yang
berkurang, dan susah tidur
2. Data klinis :

No Hari / Tanggal TD Nadi RR Suhu

4. 18/04/2018 108/87 96 x/menit 20 x/menit 37 °C


mmHg

d. Dietary history
1. Alergi makan : tidak ada
2. Riwayat / pola makan :
- Os makan utama 3x sehari sebanyak 1 kali makan 1,5 centong nasi
- Jarang mengkonsumsi buah dalam seminggu sebanyak 3 kali,
senang dengan buah melon.
- Suka ngemil biskuit dalam seminggu 4 kali sebanyak 1 kali makan
8 keping
- Sering mengkonsumsi makanan yang digoreng dalam 1 waktu
makan ada 2 jenis makanan yang digoreng seperti ayam goreng,
tempe goreng
- Kebiasaan setelah makan dilanjutkan tidur
3. Riwayat makan
14/04/2018

Waktu Menu Bahan Berat (gr) E (kkal) P (gr) L (gr) KH (gr)

Pagi Nasi Nasi 50 87,5 2 - 20


uduk

Santan 20 25 - 2,5 -

Bihun Bihun 25 87,5 2 - 20

Kecap 5 3,55 0,2 0,06 0,45

Minyak 5 50 - 5 -
Semur Telur 55 75 7 5 -
telur

Kecap 5 3,55 0,2 0,06 0,45

Minyak 5 50 - 5 -

Siang Nasi Nasi 50 87,5 2 - 20

Oseng Buncis 50 12,5 0,5 - 2,5


buncis

Minyak 5 50 - 5 -

Ayam Ayam 55 150 7 13 -


goreng dg kulit

Minyak 5 50 - 5 -

Malam Nasi Nasi 50 87,5 2 - 20

Oseng Buncis 50 12,5 0,5 - 2,5


buncis

Minyak 5 50 - 5 -

Ayam Ayam 55 150 7 13 -


goreng

Minyak 5 50 - 5 -

Total 1.082,1 30,4 63,62 85,9

 Asupan SMRS
Energi : 1082,1 kkal
Protein : 30,4 gr
Lemak : 63,62 gr
Karbohidrat : 85,9 gr

 Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS


PERKENI
BMR = 25 x BBI

= 25 x 48

= 1200 kkal

Energi = (BMR + Faktor Aktivitas) + factor stress

= ( 1200 + 30 %) + 10 %

= (1200 + 360) + 120

= 1680 kkal

Protein =

Lemak =

KH =

 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan

Indikator Asupan Kebutuhan % Perbandingan Keterangan

Energi 1082,1 kkal 1680 kkal 64,4 % Kurang

Protein 30,4 gr 63 gr 48,2 % Kurang

Lemak 63,62 gr 46,6 gr 136,5 % Lebih

Karbohidrat 85,9 gr 252 gr 34 % Kurang

Kategori % Asupan

Kurang <80 %

Normal 80-110 %

Lebih >110 %

Sumber : WNPG, 2004


e. Riwayat Personal
- Riwayat penyakit : Os melakukan operasi obgyn cesar satu tahun
lalu, penyakit DM sudah dari 2 tahun lalu
- Riwayat penyakit keluarga : -
- Hubungan keluarga : Os memiliki seorang suami, mempunyai 2
orang anak. Os tinggal dirumah bersama suami dan kedua anaknya.
- Selama ini Os belum pernah mendapatkan informasi mengenai gizi.

5. Diagnosis Gizi

NB 1.1 : Pengetahuan yang kurang (P) terkait makanan dan zat gizi berkaitan
dengan kurangnya terpapar informasi gizi (E) ditandai dengan Os
sering mengkonsumsi cemilan biskuit dan sering mengkonsumsi
makanan yang digoreng(S)

6. Intervensi
Tujuan Intervensi : meningkatkan asupan selama di Rs, memberikan
informasi dan memberitahukan kepada Os dan keluarga Os mengenai pola
diet terkait dengan penyakit yang diderita Os.
1. Food / Nutrition Delivery
 Preskripsi Diet
Kebutuhan energi : 1500 kkal (1300 kkal + 150 ekstra nabati dm )
Protein : 56,25 gr , Lemak : 41,6 gr , Karbohidrat : 225 gr
Jenis diet : NT DM III T Kalium + Ext Nabati DM 150 jam 15.00
Bentuk Makanan : Nasi Tim
Route : oral
Frekuensi Makan : 3 kali makan utama, makan pagi pukul 07.00,
makan siang 12.00, makan malam 18.00 dan 2 kali selingan
makan, selingan pagi jam 09.00, selingan malam jam 15.00
 Tujuan Diet
- Meningkatkan asupan makan
- Memberikan edukasi
- Mengendalikan gula darah
- Meningkatkan kalium
 Syarat Diet
- Energi cukup diberikan yaitu sebesar 1500 kkal
- Kebutuhan protein diberikan 15% dari kebutuhan total energi yaitu
sebesar 56,25 gr
- Kebutuhan lemak sedang diberikan 25% dari total energi yaitu
sebesar 41,6 gr
- Kebutuhan karbohidrat diberikan 65% dari kebutuhan total energi
yaitu sebesar 252 gr
- Diberikan makanan tinggi kalium
- Kebutuhan Serat 25 gr/ hari
- Kebutuhan kalium 4700 mg/perhari

2. Nutrition Education
- Menginformasikan pola makan dan gaya hidup yang sehat dan
makanan yang bergizi seimbang
- Memberikan pengetahuan kepada os mengenai maknan yang
diperbolehkan dan maknan yang dibatasi untuk dimakan
- memberikan leaflet sesuai dengan diet dan menjelaskan pola makan
yang baik sesuai dengan gizi seimbang kepada os.
- Memotivasi os untuk menjalankan diet dengan baik sehingga tercapai
kepatuhan diet 100 %

Pemberian makan
Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
Perkeni
BMR = 25 x BBI
= 25 x 48 kg = 1200 kkal

Energi = (BMR + Faktor Aktivitas) + factor stress

= ( 1200 + 10 %) + 10 %
= (1200 + 120) + 120

= 1440 kkal diberikan 1500 kkal

Protein =

Lemak =

KH =

Toleransi Pemberian Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

Energi : diberikan 1500 kkal dengan toleransi dari 1350 kkal


sampai 1650kkal

Protein : diberikan 56,25 gr dengan toleransi dari 50,62 gr sampai


61,87 gr

Lemak : diberikan 41,6 gr dengan toleransi dari 37,44 gr sampai


45,76 gr

Karbohidrat : diberikan 225 gr dengan toleransi dari 202,5 gr sampai


247,5 gr

4. Monitoring dan Evaluasi


 Rincian Perencanaan Kebutuhan Makan Os Selama di RS
Kebutuhan 1500 kkal
NT DM II T.KAL 0 – Ikan + NABATI DM 150

Menu Penukar Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

06.00
Karbohidrat 1P 175 4 - 40

Hewani (RL) 1P 50 7 2 -

Sayur B 1P 25 1 - 5

Minyak 1P 50 - 5 -

10.00

Buah 1P 50 - - 12

12.00

Karbohidrat 1P 175 4 - 40

Hewani (LS) 1P 75 7 5 -

Nabati 1P 75 5 3 7

Sayur B 1P 25 1 - 5

Buah 1P 50 - - 12

Minyak 2P 100 - 10 -

15.00

Nabati 2P 150 10 6 14

18.00

Karbohidrat 1P 175 4 - 40

Hewani 1P 50 7 2 -

Nabati 1P 75 5 3 7

Sayur B 1P 25 1 - 5

Buah 1P 50 - - 12

Minyak 1P 50 - 5 -

20.00

Buah 1P 50 - - 12

Total 1475 56 41 211


Riwayat Makan Os Selama di RS

Hari ke 1 (19/04/2018)

Waktu Menu Bahan Asupan E (gr) P(gr) L(gr) KH(gr)


makanan (gr)

07.00

Pagi Nasi tim Nasi tim 200 175 4 - 40

Ayam bb Ayam 40 50 7 2 -
kuning
Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Sayur lodeh Kacang 50 12,5 0,5 - 2,5


panjang

Labu siam 50 12,5 0,5 - 2,5

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

09.00

Snack Pudding kaca Gula DM 2,5 5 - - 2


pagi

12.00

Nasi tim Nasi tim 200 175 4 - 40

Ayam bb Ayam 40 50 7 2 -
kuning

Minyak 5 50 - 5 -
Siang
Rolade tahu Tahu 110 75 5 3 7

Wortel 10 2,5 0,1 - 0,5

Sop jamur Wortel 60 15 0,6 - 3

Buncis 30 7,5 0,3 - 1,5

Jamur 10 2,5 0,1 - 0,5

Minyak 5 50 - 5 -

Buah Melon 190 50 - - 12

15.00

Snack Sari kacang Kacang hijau 40 150 10 6 14


sore hijau

Gula DM 2,5 5 - - 2

18.00

Malam Nasi tim Nasi tim 200 175 4 - 40

Kakap asam Ikan kakap 40 50 7 2 -


manis
Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Oseng tempe Tempe 50 75 5 3 7

Kecap DM 5 10 - - 3

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Sup sayuran Wortel 50 12,5 0,5 - 2,5

Buncis 50 12,5 0,5 - 2,5

Buah Papaya 110 50 - - 12

Total 1372,5 56,1 gr 38 gr 194,5 gr


kkal

Kebutuhan 1500 56,25 41,6 225

% Asupan 91,5% 99,7% 91,3% 86,4%

Kategori Baik Baik Baik Baik


Hari ke 2 (20/04/2018)

Waktu Menu Bahan Asupan E (gr) P(gr) L(gr) KH(gr)


makanan (gr)

07.00

Nasi tim Nasi tim 200 175 4 - 40

Ayam bb Ayam tnp kulit 40 50 7 2 -


Pagi kuning

Minyak 5 50 - 5 -

Sup sayuran Buncis 50 12,5 0,5 - 2,5

Wortel 50 12,5 0,5 - 2,5

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

09.00

Snack Agar- agar Gula Dm 5 50 - - 2


pagi DM

18.00

Siang Nasi tim Nai tim 200 175 4 - 40

Ayam panir Ayam 40 50 7 2 -

Tepung Roti 5 18,2 0,5 0,04 3,8

Minyak 5 50 - 5 -

Tahu bb Tahu 110 75 5 3 7


kuning Minyak 5 50 - 5 -

Sop labu siam Labu siam 50 12,5 0,5 - 2,5

Kacang 50 12,5 0,5 - 2,5


panjang

Minyak 5 50 - 5 -

Buah Melon 190 50 - - 12

15.00

Snack Sari kacang Kacang hijau 40 150 10 6 14


sore hijau

Gula DM 2,5 5 - - 2

06.00

Malam Nasi tim Nasi tim 200 175 4 - 40

Ayam bb Ayam 40 50 7 2 -
kuning

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Tempe bb Tempe 50 75 5 3 7
rujak

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Sayur asem Labu siam 50 12,5 0,5 - 2,5

Kacang 50 12,5 0,5 - 2,5


panjang

Buah Melon 190 50 - - 12

Snack Buah dari os Jeruk 50 50 - - 12


malam

Total 1548,2 56,5 gr 45,54 206,8


kkal gr gr
Kebutuhan 1500 56,25 41,6 225

% Asupan 103,2% 100,04% 109,4% 91,9%

Kategori Baik Baik Baik Baik

Hari ke 3 (21/04/2018)

Waktu Menu Bahan Asupan E (gr) P(gr) L(gr) KH(gr)


makanan (gr)
07.00

Pagi Nasi tim Nasi tim 200 175 4 - 40

Rolade ayam Ayam tnp kulit 40 50 7 2 -

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Cah buncis Buncis 100 25 1 - 5

Minyak 2,5 25 - 2,5

09.00

Snack Buah semangka 180 50 - - 12


pagi

12.00

Nasi tim Nasi tim 200 175 4 - 40

Ayam bb Ayam 40 50 7 2 -
kuning

Minyak 5 50 - 5 -
Siang
Kering Tempe Tempe 50 75 5 3 7

Minyak 5 50 - 5 -

Cah buncis Buncis 100 25 1 - 5

Buah semangka 50 - - 12

15.00

Snack Sari kacang Kacang hijau 40 150 10 6 14


sore hijau

Gula DM 2,5 5 - - 2

18.00

Malam Nasi tim Nasi tim 200 175 4 - 40

Bola- bola Ayam 40 50 7 2 -


ayam

Minyak 2,5 25 - 2,5 -


Oseng tempe Tempe 100 25 1 - 5

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Sup ayam + Wortel 50 75 5 3 7


wortel

Ayam 10 5 0,7 0,2 -

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Semangka 180 50 - - 12

20.00

Snack Buah (dari os) Jeruk 50 50 - - 12


malam

Total 1435 56,7 40,7 213

Kebutuhan 1500 56,25 41,6 225

% Asupan 95,3% 99,5% 97,3% 94,6%

Kategori Baik Baik Baik Baik

 Rata –rata persentase energi dan zat gizi lainnya selama 3 hari dirumah sakit (19
april 2018 - 21 april 2018)

Zat gizi Hari Hari Hari Rata- Kebutuhan % Ket


ke-1 ke-2 ke-3 rata

Energi 1372,5 1548,2 1435 1451,9 1500 96,7 Baik

Protein 56,1 56,2 56,7 56,3 56,25 100 Baik

Lemak 38 45,54 40,7 41,4 41,6 105 Baik

KH 194,5 206,8 213 204,7 225 90,9 Baik

 Asupan Kualitatif os selama di rumah sakit


Pemenuhan kebutuhan rata-rata Os selama 3 hari intervensi sudah sesuai
dengan kebutuhan asupan seharusnya. Rata- rata asupan Os selama 3 hari
yaitu energi sebesar 96,7%, protein 100%, lemak 105% dan karbohidrat
90,9%. Dilihat rata-rata asupan sudah mencapai batas normal yaitu 80-110%
Biokimia

No Hari / Tanggal Nilai Lab Normal Keterangan

1. 19/04/2018 Kalium : 2,6 Kalium : 3,6-5,5 Kalium : Rendah


mmol/L mmol/L GDS : Tinggi
GDS jam : 366 GDS : <110
GDS jam : 312 mg/dL
GDS jam : 235

2. 20/04/2018 GDS jam GDS : <110 GDS : Tinggi


16.00 : 277 mg/dL
mg/dL
GDS jam
22.00 : 264
mg/dL
GDS jam
06.00 : 279
mg/dL

3. 21/04/2018 GDS jam GDS : <110 Tinggi


11.00 : 181 mg/dL
mg/dL

Keterangan : berdasarkan hasil diatas pemeriksaan data Lab terkait kadar


kalium di hari 1 masih rendah dan tidak ada pemeriksaan lanjut dihari ke
2 dan 3. pemeriksaan GDS selama pengamatan 3 hari masih dalam
keadaan tinggi tetapi berangsur-angsur menurun.

Klinis dan Fisik


1. Fisik : lemas berkurang, pola tidur Os kembali ke normal, nafsu makan
meningkat
2. Klinis :
No. Hari / Tanggal TD Nadi RR Suhu

4. Selasa, 19/04/2018 112/82 mmHg 84 x/mnt 19 x/mnt 36 ºc

5. Rabu, 20/04/2018 125/90 mmHg 95 x/mnt 18 x/mnt 37,1 ºc

6. Kamis, 21/04/2018 100/80 mmHg 80 x/mnt 20 x/mnt 36,5 ºc

Keterangan : berdasarkan pemeriksaan diatas data klinis Os pada


pengamatan hari ke 1 termasuk kedalam kategori normal. Pada
hari ke 2 didapatkan suhu yang naik dan untuk RR, nadi, TD
termasuk kedalam kategori normal, pada pengamatan hari ke 3
didapatkan TD yang agak rendah.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil pegukuran antropometri didapatkan BB pasien yaitu 54 kg,


TB pasien 148 cm, pengukuran TB menggunakan pita meter sedangkan
penimbangan BB dengan menggunakan timbangan BB untuk mengetahui
berat badan pasien. Data tersebut digunakan untuk mengetahui BB dan TB
pasien untuk kemudian dilakukan perhitungan nilai gizi. Berdasarkan hasil
pengukuran dan perhitungan nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) pada pasien.
Status gizi pasien termasuk ke dalam kategori normal dengan nili IMT 24,65
kg/m². Nilai normal IMT berdasarkan DEPKES RI adalah 18,5-25,0 kg/m².
pengamatan silakukan selama 3 hari, dimulai pada hari minggu, 19 april 2018
ampai hari selasa, 21 april 2018.
Selama intervensi, terlihat perubahan kondisi fisik dan klinis dimana
pada hari pertama intervensi pasien sulit untuk tidur hingga larut malam pada
hari kedua dan ketiga intervensi pasien sudah membaik pola tidurnya dan
mulai terlihat tidak lemas, serta untuk mual pada pasien sudah berkurang
sehingga tidak ada terganggunya masalah nafsu makan dari hari pertama
intervensi sampai hari ke tiga intervensi. Dari hasil data klinis meliputi
tekanan darah, pemeriksaan nadi, pernapasan dan suhu pasien selama 3 hari
intervensi termasuk ke dalam kategori normal. Keadaan pasien terlihat
semakin membaik dan sudah tidak mengeluh lemas dan pusing apabila
dibandingkan seperti diawal masuk rumah sakit.
Pemantauan data Laboratorium biokimia selama 3 hari intervensi
intervensi yakni data lab GDS dan kalium, dimana GDS merupakan data lab
Penunjang terkait penyakit diabetes mellitus, sedangkan kalium merupakan
data lab penunjang . dari hasil pemantauan studi kasus didapatkan bahwa
pada hari pertama intervensi GDS masih tinggi tetapi mengalami penurunan
dibandingkan hasil pemeriksaan pada awal masuk rumah sakit walaupun
GDS pasien termasuk ke dalam kategori tinggi yaitu 366 mg/dl, pada hari
kedua intervensi didapatkan hasil GDS yaitu 277 mg/dl dan pada hari ketiga
intervensi didapatkan hasil GDS mengalami penuruanan dari hari sebelumnya
yaitu 181 mg/dl walaupun masih berada dalam keadaan tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan asupan kebutuhan sehari, hasil
persentase recall pasien sebelum masuk rumah sakit didapatkan bahwa
tergolong kategori kurang untuk energi, protein, karbohidrat, serta tergolong
kategori lebih untuk lemak. Selama studi kasus, asupan makan pasien
diberikan secara bertahap, hal ini dikarenakan untuk mencukupi kebutuhan
pasien serta untuk menyesuaikan daya terima pasien. Pada hari pertama
intervensi pasien diberikan lauk hewani ikan, setelah memakan ikan pasien
mengalami mual sehingga pasien meminta untuk lauk hewaninya tidak
diberikan ikan pada hari berikutnya. Hasil perhitungan persentase asupan
makan pasien dihari pertama imtervensi sampai hari ke tiga intervensi sudah
dapat dikatakan baik dikarenakan asupan makan pasien rata-rata sudah >80%
dan termasuk ke dalam kategori normal untuk asupan energi, protein, lemak
dan karbohidrat. Hal tersebut dikarenakan sudah tidak adanya mual, serta
nafsu makan cenderung stabil tidak ada penurunan nafsu makan dari hari
pertama sampai hari ke tiga intervensi serta tingginya motivas dari diri pasien
sendiri untuk cepat sembuh dan ingin kembali bersama anak yang baru umur
setahun.
Berdasarkan hasil monitoring selama 3 hari intervensi. Intervensi pada
pasien dapat dikatakan berhasil mencapai target yaitu asupan pasien >80%
asupan makan pasien cenderung stabil selama intervensi berlangsung.
Edukasi yang diberikan kepada pasien sudah dapat dipahami. Pasien
diizinkan pulang pada hari ke 4 karena keadaan pasien semakin membaik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Pada pasien kasus ini didiagnosa DM type II, hypokalemia. Pengukuran
antropometri yang dilakukan pada pasien menunjukan status gizi normal yang
dihitung berdasarkan IMT. Hasil Laboratorium Os selama intervensi GDS terjadi
penurunan setiap hari selama 3 hari intervensi namun masih dalam kategori tinggi
dari normal sedangkan untuk nilai Lab kalium tidak ada pemeriksaan lab lebih
lanjut. Os diberikan makanan dengan diet NT . Selama 3 hari intervensi nafsu
makan Os semakin membaik dimana asupan selama 3 hari intervensi pada pasien
rata-rata >80%

SARAN
3. Pasien diharapkan dapat menerapkan pola makan yang diberikan oleh
ahli gizi rumah sakit.
4. Pasien diharapkan patuh terhadap diet yang diberikan sesuai dengan
keadaan pasien.
LAMPIRAN
STUDI KASUS PADA PASIEN ANAK DHF, THYPOID
DI RUANG RAWAT INAP LANTAI 6 TIMUR KAMAR 611
KELAS III RSUD BUDHI ASIH
TAHUN 2018

OLEH

SRI MULYANI

1405025093

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

7. LATAR BELAKANG
Demam dengue/ dan demam berdarah dengue ( Dengue
Hemorrhagic Fever / D H F ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis
hemoragik.
World Health Organization (WHO) memperkirakan populasi didunia yang
berisiko terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD)mencapai 2,5-3
miliar terutama yang tinggal didaerah perkotaan di negara tropis dan subtropis.
Saat ini diperkirakan juga ada 50 juta infeksi dengue yang terjadi di seluruh
dunia setiap tahun. Diperkirakan untuk Asia Tenggara (ASEAN) terdapat 100
juta kasus demamdengue (DD) dan 500.000 kasus demam berdarah dengue
(DBD) yang memerlukan perawatan dirumah sakit, dan 90% penderitanya
anak-anak usia kurang dari 15 tahun dan jumlah kematian oleh penyakit
demam berdarah dengue (DBD)mencapai 5% dengan perkiraan 25.000
kematian setiap tahunnya (WHO, 2011).

8. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perencanaan dan penatalaksanaan diet pada pasien DHF,
thypoid

9. TUJUAN UMUM
Mengetahui perencanaan dan penatalaksanaan diet untuk pasien DHF,
thypoid
10. TUJUAN KHUSUS
- Mahasiswa mampu melakukan anamnesa riwayat gizi pada pasien yang
mengalami DHF, thypoid
- Mahasiswa mampu mengkaji data dengan metode NCP
- Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan gizi pasien
- Mahasiswa mampu menentukan diagnosis pasien
- Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi meliputi : tujuan intervensi ,
syarat diet dan preskripsi diet
- Mahasiswa mampu menuyusun diet pasien sesuai dengan kebutuhan yang
telah direncanakan
- Mahasiswa mampu memberi edukasi dan konseling gizi kepada pasien
- Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi kepada pasien
- Mahasiswa mampu melakukan food wighing sisa makanan pasien selama
3 hari
11. MANFAAT
- Bagi mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan mengenai penatalaksanaan diet
- Bagi Instalasi Gizi
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
penatalaksanaan diet pada pasien yang mengalami DHF, thypoid
- Bagi Rumah sakit
Dapat memeberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
penatalaksanaan diet pada pasien yang mengalami DHF, thypoid

12. METODE PENGAMBILAN DATA


Metode yang dilakukan dalam pengambilan data studi kasus ini adalah
dengan melakukan wawancara dan observasi kepada keluarga pasien
terutama ibu serta meninjau pada buku status pasien. Wawancara dilakukan
dengan keluarga pasien mengenai identiras pasien, riwayat penyakit, recall 24
jam, kebiasaan makan, selain itu metode yang digunakan adalah food wighing
untuk menghitung sisa makanan pada pasien selama 3 hari pengamatan.
Metode yang dilakukan dalam pengambilan data studi kasus ini adalah :
3. Wawancara
Wawancara langsung dengan keluarga pasien untuk mengetahui identitas
pasien, kebiasaan makan, riwayat penyakit, recall 24 jam SMRS, serta
keluhan terkait tanda klinis penyakit pasien.
4. Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat :
e. Buku status
Meninjau buku status pasien untuk melihat diagnosa medis pasien dan
perkembangan data laboratorium, data klinis serta keadaan umum
terkait penyakit yang diderita pasien
f. Menimbang sisa makanan yang diberikan selama 3 hari ( 1 April 2018
– 3 April 2018)
Penimbangan pemberian intervensi makanan untuk pasien dilakukan
pada saat pemberian makan siang dan makan malam. Lalu
penimbangan sisa makanan dilakukan pada setiap sisa makanan pagi,
siang dan sore pasien untuk dianalisa asupan pasien selama dirumah
sakit.
Waktu dan tempat pengamatan
Waktu : 1 April 2018 – 3 April 2018
Tempat : lantai 6 dahlia barat kamar 611 Rumah Sakit Budhi Asih
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DHF
a. Pengertian
Dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah dengue
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Susilaningrum dkk,
2013)
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi virus
yang menimbulkan demam akut disertai dengan manifestasi perdarahan
yang bertendensi menimbulkan renjatan yang dapat menyebabkan
kematian (Sunyataningkamto, 2009)
Dari beberapa pendapat pengertian diatas, dapat menyimpulkan
bahwa dengue haemoragic fever adalah suatu penyakit yang disebabkan
virus dengue golongan arbovirus yang ditularkan oleh gigitan nyamuk
aedes aegypti dan dapat mengakibatkan kematian.
b. Penyebab
Penyebab dengue hemorhagic fever (DHF) dinamakan virus
dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3,tipe 4. Vektor dari DHF adalah Aedes aegypti,
aedes albopictus, aedes aobae, aedes cooki, aedes hakanssoni, aedes
polynesis, aedes pseudoscutellaris, aedes rotumae .
Virus dengue termasuk Flavivirus secara serologi terdapat 4 tipe
yaitu tipe1, tipe 2, tipe 3, tipe 4. Dikenal 3 macam arbovirus
Chikungunyam Onyong-nyong dari genus Togavirus dan West Nile Fever
dari genus Flavivirus, yang mengakibatkan gejala demam dan ruam yang
mirip DB.
c. Patofisiologi
virus dengue masuk ke dalam tubuh kemudian akan beraksi dengan
antibody dan terbentukalah kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan
mengaktivasi system komplemen, akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas
C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya pemeabilitas
dinding pembuluh darah. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler
mengakibatkan berkurangnya volume plasma, sehingga terjadi hipotensi,
hemokonsentrasi, dan hipoproteinemiaserta efusi dan renjatan (syok).
d. Manifestasi
1. Demam : Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7
hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah.
Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang
tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan
persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
2. Perdarahan : Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 jdari demam
dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang
positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan
purpura. ( Soedarto, 1990 ; 39). Perdarahan ringan hingga sedang
dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan
haematemesis. (Nelson, 1993 ; 296). Perdarahan gastrointestinat
biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat.
3. Hepatomegali : Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah
teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila
terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di
perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita.
4. Renjatan (syok) : Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak
sakitnya penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi
yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki
serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam
maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

Deskripsi Kasus
Seorang anak laki-laki bernama An MJ berusia 15 tahun dirawat dirumah
sakit Budhi Asih dengan keluhan nyeri perut sejak 2 minggu, demam selama 7
hari dan disertai kejang 1 hari SMRS. An MJ dirawat dilantai 6 dahlia timur ruang
611.

Identitas Pasien
Data Umum pasien
Nama : An MJ
TTL : 26-06-2002
Umur : 15 tah un
Agama : Islam
Suku : jawa
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum menikah
Alamat : Jl. Cipinang muara II, Jakarta Timur
Tanggal masuk : 30-03-2018
NO RM : 873517
Pekerjaan : Pelajar
Diagnosa medis : DHF, Thypoid
Dokter DPJP : dr. F SpA
1. Assessment
a. Data antropometri
 TB = 167 cm
 BB = 61 kg
 BBI = (TB-100)-10%
= (167-100) – 6,7
= 67-6,7 = 60,3 kg
 IMT = = = = 21,94 kg/m²

 IMT/U = = = 0,03 SD (Normal, Kemenkes 2010)

b. Data Biokimia

no Hari / tanggal Nilai Lab Normal Keterangan


1. Sabtu Leukosit : 10,9 Leukosit : 4,5- 13 Normal
31/03/2018 ribu/µl ribu/µl
Hemoglobin : 15,2 Hemoglobin : 12,8- Normal
g/dl 16,8 g/dl
Trombosit : 370 Trombosit : 156- Normal
ribu/µl 406 ribu/µl
GDS : 112 mg/dl <110 mg/dl Tinggi

c. Data Klinis dan Fisik


1. Data fisik : nyeri perut, lemas, mengalami mual disertai muntah
2. Data klinis :

No Hari / TD Nadi RR Suhu


tanggal
1. Sabtu, 119/84 95 x/menit 24 x/menit 37,7 ºC
31/03/2018 mmHg

d. Dietary History
1. Alergi makan : Tidak ada
2. Riwayat / pola makan :
- Os makan utama 2x sehari sebanyak 1 kali makan 2 centong nasi
- mengkonsumsi sayuran dalam 1 bulan hanya 2 kali
- mengkonsumsi buah dalam 1 minggu hanya 2 kali dan menyukai
buah pepaya
- Os Sering mengkonsumsi jajanan 1 hari 1 kali seperti cireng,
cilok, siomay
- Os jarang sarapan

3. Recall SMRS

Waktu Menu Bahan Berat E (kal) P (gr) L (gr) KH


(gr)
Pagi Nasi Nasi 100 175 4 - 40
goreng
Telur 55 75 7 5 -
ayam
Minyak 5 50 - 5 -
Sore The Gula 13 50 - - 12
manis
Total 350 11 10 62
 Asupan SMRS
Energi : 350 kkal
Protein : 11 gr
Lemak : 10 gr
KH : 62 gr

 Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS


WHO (10-18 tahun)
BMR = 17,5 x BB aktual + 651
= 17,5 x 61 + 651
= 1718,5 kkal
Energi = BMR x 1,3
= 1718,5 x 1,3
= 2234,05 kkal

Protein =

Lemak=

KH =
 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan

Indikator Asupan Kebutuhan % Perbandingan Keterangan


Energi 350 2234,05 15,6 Defisit
Protein 11 83,7 13,1 Defisit
Lemak 10 62 16,1 Defisit
Karbohidrat 62 335,1 18,5 Defisit

Kategori % Asupan
Kurang <80 %
Normal 80-110 %
Lebih >110 %
Sumber : WNPG, 2004

e. Riwayat Personal
- Riwayat penyakit : -
- Riwayat penyakit keluarga : -
- Hubungan Keluarga : Os anak pertama dari tiga bersaudara dan tinggal
bersama kedua orang tua.
- Selama ini Os dan orang tua Os belum pernah mendapatkan informasi
mengenai gizi

2. DIAGNOSIS GIZI
NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan terbatasnya daya terima
makanan akibat faktor fisiologis/perilaku ditandai hasil % asupan
energi 15,6%, protein 13,1 %, lemak 16,1% dan karbohidrat 18,5%

NB-1.4 Kurangnya kemampuan memonitoring diri sendiri disebabkan oleh


kurang perhatian terhadap informasi, kesulitan mengatur waktu
ditandai dengan kebiasaan makan pasien yang jarang mengkonsumsi
buah dan sayur serta lebih gemar mengkonsumsi jajanan
3. INTERVENSI
Tujuan intervensi : Meningkatkan asupan selama di Rs, memberikan
informasi dan memberitahukan kepada Os dan keluarga Os mengenai pola
diet terkait dengan penyakit yang diderita Os.
1. Food / Nutrition Delivery (ND)
 Preskripsi diet
Kebutuhan energi : 1700 kkal (diberikan secara bertahap, pemberian
pertama dengan energi 1700 kkal)
Protein : 55,25 gr, Lemak : 47,2 gr, Karbohidrat : 263,5 gr
Jenis diet : MB 1700 kkal
Bentuk Makanan : makanan biasa
Route : Oral
Frekuensi Makan : 3 kali makan utama, makan pagi jam 07.00, makan
siang jam 12.00, makan malam jam 18.00 dan 2 kali selingan makan,
selingan pagi jam 09.00, selingan malam jam 21.00
 Tujuan Diet
- Meningkatkan asupan makan selama di RS
- Memberikan edukasi dan konseling gizi
 Syarat Diet
- Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal
- Kebutuhan protein diberikan 13% dari total energi yaitu sebesar
55,25 gr
- Kebutuhan lemak sedang diberikan 25% dari total energi yaitu
sebesar 47,2 gr
- Kebutuhan karbohidrat diberikan 62% dari total energi yaitu sebesar
263,5 gr
2. Nutrition Education
a. Menginformasikan pola makan dan gaya hidup yang sehat dan
makanan yang bergizi seimbang
b. Memberikan pengetahuan kepada Os mengenai makanan yang
diperbolehkan dan makanan yang dibatasi untuk dimakan.
Pemberian Makan
Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
WHO (10-18 tahun)
BMR = 17,5 x BB aktual + 651
= 17,5 x 61 + 651
= 1718,5 kkal
Energi = BMR x 1,2
= 1718,5 x 1,2
= 2062,2 kkal diberikan secara bertahap 1700 kkal

Protein =

Lemak=

KH =

Toleransi Pemberian Kebutuhan Energi dan zat gizi


Energi : diberikan 1700 kkal dengan toleransi dari 1530 kkal sampai 1870
kkal
Protein : diberikan 55,25 gr dengan toleransi dari 49,72 gr sampai 60,77 gr
Lemak : diberikan 47,2 gr dengan toleransi dari 42,48 gr sampai 51,92 gr
Karbohidrat : diberikan 263,5 gr dengan toleransi dari 237,15 gr sampai
289,85 gr
4. Monitoring dan Evaluasi
 Rincian Perencanaan kebutuhan makan Os selama di RS
Kebutuhan MB 1700 kkal (ekstra buah dari Os)

Menu Penukar Energi Protein Lemak KH (gr)


(kkal) (gr) (gr)

06.00
Karbohidrat 1P 175 4 - 40
Hewani (RL) 1P 50 7 2 -
Sayur B 1P 25 1 - 5
Minyak 2P 100 - 10 -
10.00
Buah 1P 50 - - 12
12.00
Karbohidrat 2P 350 8 - 80
Hewani (LS) 1P 75 7 5 -
Nabati 1P 75 5 3 7
Sayur B 1P 25 1 - 5
Buah 1P 50 - - 12
Minyak 2P 100 - 10 -
18.00
Karbohidrat 2P 350 8 - 80
Hewani 1P 50 7 2 -
Nabati 1P 75 5 3 7
Sayur B 1P 25 1 - 5
Buah 1P 50 - - 12
Minyak 2P 100 - 10 -
20.00
Buah 1P 50 - - 12
Total 1775 54 45 277
Riwayat Makan Os Selama di RS

Hari ke 1 (01/04/2018)

Waktu Menu Bahan Asupan E (gr) P(gr) L(gr) KH(gr)


makanan (gr)

10.00

Pagi Nasi Nasi 100 175 4 - 40

Rolade ayam Ayam 12 15 2,1 0,6 -

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Cah buncis Buncis 35 8,75 0,35 - 1,75

Wortel 20 7 0,7 - 1

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

09.00

Snack Buah Semangka 180 50 - - 12


pagi
12.00

Siang Nasi Nasi 200 350 8 - 80

Ayam opor Ayam 40 50 7 2 -

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Kering tempe Tempe 50 75 5 3 7

Minyak 5 50 - 5 -

Sup wortel Wortel 100 25 1 - 5

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Semangka 180 50 - - 12

18.00

Malam Nasi Nasi 200 350 8 - 80


Ikan asam Ikan tenggiri 28 35 4,9 1,4 -
manis
Minyak 5 50 - 5 -

Oseng tempe Tempe 50 75 5 3 7

Minyak 5 50 - 5 -

Sup wortel + Wortel 94 25 1 - 5


ayam
Ayam tnp kulit 10 5 0,7 0,2 -

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Semangka 180 50 - - 12

20.00

Snack Buah Jeruk 50 50 - - 12


malam
Total 1670,75 47,75 40 272,75

Kebutuhan 1700 51 47,2 263,5

% Asupan 98,8% 93,3% 84,7% 103,5%

Kategori Baik Baik Baik Baik


Hari ke 2 (02/04/2018)

Waktu Menu Bahan Asupan E (gr) P(gr) L(gr) KH(gr)


makanan (gr)

07.00

Nasi Nasi 100 175 4 - 40

Rolade Ayam Ayam tnp kulit 17 21,25 2,97 0,85 -

Minyak 2,5 25 - 2,5 -


Pagi
buncis 49 12,25 0,49 - 2,45

Wortel 20 5 0,2 - 1

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

09.00

Snack Agar Gula 13 50 - - 12


pagi
12.00

Nasi Nasi 200 350 8 - 80

Rolade ayam Ayam 40 50 7 2 -

Minyak 5 50 - 5 -
Siang
Kacang merah Kacang merah 20 75 5 3 7
bb rending
Minyak 5 50 - 5 -

Kangkung Kangkung 100 25 1 - 5


podomoro
Buah Papaya 110 50 - - 12

18.00

Nasi Nasi 200 350 8 - 80

Telur bb Telur ayam 55 75 7 5 -


Malam kuning
Minyak 5 50 - 5 -
Oseng tempe Tempe 30 45 3 1,8 4,2

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Sup sayuran Wortel 61 15,25 0,61 - 4,05

Buncis 20 5 0,2 - 1

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Melon 190 50 - - 12

20.00

Snack Buah Jeruk 50 50 - - 12


malam
Total 1603,75 47,47 37,8 272,7

Kebutuhan 1700 51 47,2 263,5

% Asupan 94,3% 93,07% 80% 103,4%

Kategori Baik Baik Baik Baik

Hari ke 3 (03/04/2018)
Waktu Menu Bahan Asupan E (gr) P(gr) L(gr) KH(gr)
makanan (gr)
07.00

Nasi Nasi 100 175 4 - 40

Ayam tnp kulit 40 50 7 2 -


Pagi
Minyak 5 50 - 5 -

Kacang 81 20,25 0,81 - 4,05


panjang
Minyak 2,5 25 - 2,5 -

09.00

Snack Agar karang Gula 13 50 - - 12


pagi
12.00

Nasi Nasi 200 350 8 - 80

Tumis Daging Daging sapi 35 75 7 5 -


cincang
Minyak 2,5 25 - 2,5 -
Siang Tahu kucai Tahu 110 75 5 3 7

Minyak 5 50 - 5 -

Sayur kare Wortel 42 10,5 0,42 - 3,1

Buncis 20 5 0,2 - 1

Minyak 2,5 25 - 2,5 -

Buah Pisang 50 50 - - 12

18.00

Nasi Nasi 200 350 8 - 80

Fuyunghai Telur 55 75 7 5 -
Malam
Daging sapi 10 7,5 0,7 0,5 -

Minyak 5 50 - 5 -

Orak arik Tempe 50 75 5 3 7


tempe
Minyak 5 50 - 5 -
Bening bayam Bayam 100 25 1 - 5

Buah Semangka 180 50 - - 12

Total 1718,25 54,19 46 263,3

Kebutuhan 1700 51 47,2 263,5

% Asupan 101% 106,2% 97,4% 99,9%

Kategori Baik Baik Baik Baik

 Rata-rata persentase energi dan zat gizi lainnya selama 3 hari dirumah sakit
(minggu, 1 april 2018 – selasa, 3 april 2018)
Zat gizi Hari Hari Hari Rata- Kebutuhan % Ket
ke-1 ke-2 ke-3 rata

Energi 1670,75 1603,75 1718,25 1664,25 1700 97,89 Baik


Protein 47,75 47,47 54,19 49,80 51 97,6 Baik
Lemak 40 37,8 46 41,26 47,2 87,4 Baik
KH 272,75 272,7 263,5 269,65 263,5 102,3 Baik

 Asupan Kualitatif
Pemenuhan kebutuhan rata-rata Os selama 3 hari intervensi sudah sesuai
dengan kebutuhan asupan seharus. Dilihat rata-rata asupan sudah
mencapai batas normal yaitu 80-11-%. Dengan asupan energi 97,89%,
protein 97,6%, lemak 87,4%, karbohidrat 102,3%.

Biokimia
No Hari / Tanggal Nilai Lab Normal Keterangan
1. Senin, 2 april Hemoglobin : 15,7 12,8-16,8 g/dl Normal
2018 g/dl
Leukosit : 7 ribu/µl 4,5-13 ribu/µl Normal
Eritrosit : 5,8 4.4-5,9 ribu/µl Normal

Hematokrit : 47% 40-52% Normal

Trombosit : 290 156-406 ribu/µl Normal


ribu/µl
Keterangan : pengamatan hari pertama berdasarkan hasil diatas pemeriksaan data
lab Os termasuk kedalam kategori normal.

No Hari / Tanggal Nilai Lab Normal Keterangan


1. Selasa, 3 april Hemoglobin : 15,2 12,8-16,8 g/dl Normal
2018 g/dl
Trombosit : 278 156-406 ribu/µl Normal
ribu/µl
Leukosit : 8,6 ribu/µl 4,5-13 ribu/µl Normal

Eritrosit : 5,6 ribu/µl 4.4-5,9 ribu/µl Normal

Hemtoktrit : 44% 40-52% Normal

GDS : 110 md/dl <110 md/dl Normal

Ureum : 20 md/dl 17-49 mg/dl Normal

Kreatinin : 0,91 md/dl <1,2 mg/dl Normal

Keterangan : pengamatan hari ke dua tidak ada pemeriksaan lab, pada pengamatan
hari ke tiga berdasarkan hasil diatas data lab termasuk kedalam
kategori normal

Clinis dan fisik


1. Data fisik : Nafsu Makan sudah membaik, lemas sudah berkurang, mual
dan muntah sudah tidak ada selama di RS.
2. Data klinis
No. Hari / Tanggal TD Nadi RR Suhu
7. Minggu, 01/04/2018 125/80 110 24 36,6
mmHg
8. Senin, 02/04/2018 110/70 96 22 36,6
mmHg
9. Selasa, 03/04/2018 110/70 84 22 36,6
mmHg
Keterangan : berdasarkan pemeriksaan diatas data klinis Os pada pengamatan hari
ke 1 didapatkan nadi yang agak tinggi dan untuk TD, RR, suhu
termasuk kedalam kategori normal. Pada hari ke 2 didapatkan TD
yang agak rendah dan untuk RR, nadi, suhu termasuk kkedalam
kategori normal, pada pengamatan hari ke 3 didapatkan TD yang
agak rendah.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengukuran antropometri didapatkan bahwan BB pasien


61 kg dan TB pasien 167 cm. pengukuran TB menggunakan pita meter sedangkan
penimbangan BB dengan menggunakan timbangan BB untuk berat badan pasein.
Data tersebut digunakan untuk mengetahui BB dan TB pasien untuk kemudian
dilakukan perhitungan nilai gizi. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan
nilai IMT/U pada pasien status gizi pasien termasuk ke dalam kategori normal
dengan nilai IMT/U 0,03 SD. Nilai normal IMT/U berdasarkan KEMENKES RI
tahun 2010 adalah -2 SD sampai dengan 1 SD.
Selama intervensi, terlihat perubahan kondisi keadaan fisik dan klinis
terlihat semakin membaik dimana pada hari kedua dan ketiga intervensi pasien
sudah mulai terlihat tidak lemas, selama dirawat Os tidak mengalami kejang, perut
Os sudah mulai reda sakitnya namun sesekali datang sakit pada perut apabila
dibandingkan seperti diawal masuk rumah sakit.
Pemantauan data Lab biokimia selama 3 hari intervensi yakni data lab
pada hari 1 tidak ada pemeriksaan, pada hari ke 2 adanya pemeriksaan dan semua
data lab dikategorikan normal, pada hari ke 3 pun sama semua data lab
dikategorikan normal.
Berdasarkan hasil perhitungan asupan kebutuhan sehari. Hasil persentase
recall pasien sebelum masuk rumah sakit didapatkan bahwa tergolong kategori
low intake karena alasan Os hilangnya selera makan dan Os membebani pikiran
karena sedang ada ujian sekolah. Selama studi kasus, asupan makan pasien
diberikan secara bertahap, hal ini dikarenakan untuk mencukupi kebutuhan pasien
selama sakit dan dapat menyesuaikan daya terima pasien. Hasil perhitungan
persentase asupan makan pasien dihari pertama intervensi sampai hari ke tiga
intervensi sudah dapat dikatakan baik karena asupan makan pasien rata-rata sudah
>80% dan termasuk ke dalam kategori normal untuk asupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat. Hal tersebut dikarenakan Os dipaksa dan disuapi makan
oleh orang tua pasien, serta nafsu makan cenderung stabil tidak adanya penurunan
nafsu makan dari hari pertama sampai hari ke tiga intervensi.
Berdasarkan hasil monitoring selama 3 hari intervensi, intervensi pada
pasien dapat dikatakan berhasil mencapai target yaitu asupan pasien >80% asupan
makan pasien cenderung stabil selama intervensi berlangsung. Kemudian,
beberapa terapi obat yang dikonsumsi pasien mempengaruhi kondisi pasien
dimana terlihat di hari ke dua dan ke tiga pasien tidak mengeluhkan lemas, mual,
sakit bagian perut berangsur membaik yang berdampak pada stabilnya asupan
makan pasien. Edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga pasien sudah
dapat dipahami. Pada hari ke lima pasien direncanakan operasi apendik dan
dilakukan operasi pada hari ke 6 dan pasien diizinkan pulang pada hari ke 8
karena keadaan pasien semakin membaik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Pada pasien kasus ini didiagnosa DHF, typhoid. pengukuran antropometri
yang dilakukan pada pasien menunjukan status gizi normal yang dihitung
berdasarkan IMT/U, hasil laboratorium Os selama intervensi tidak ada hasil lebih
lanjut. Os diberikan makanan dengan diet MB 1700 kkal. Selama 3 hari intervensi
nafsu makan Os semankin membaik dimana asupan selama 3 hari intervensi pada
pasien rata-rata >80%.

SARAN
1. Pasien diharapkan dapat menerapkan pola makan yang diberikan oleh ahli
gizi.
2. Pasien diharapkan patuh terhadap diet yang diberikan sesuai dengan
keadaan pasien.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai