Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KHULAFAUR RASYIDIN

DISUSUN OLEH :

NAMA : DECA AGUSPITA SARI


GRES DIANA RAHEL
MELINDA SARI
PRAMESTI ZAROH
PUTRI WULANDARI
RAHMADI

SEKOLAH MENEGAH PERTAMA NEGERI 17 BINTAN


KABUPATEN BINTAN-KEPUALAUAN RIAU
T.A 2017
A. Khalifah Abu Bakar Siddiq
Dahulu, nama aslinya adalah Abdus Syams. Tetapi, setelah masuk Islam
namanya diganti oleh Rasulullah sehingga menjadi Abu Bakar. Gelar Ash-
Shiddiq diberikan padanya karena ia adalah orang yang pertama mengakui
peristiwa Isra' Mi'raj. Lalu, ia pun diberi gelar Ash- Shiddiq (Orang yang
percaya).
Maka ditunjuklah Abu Bakar untuk menggantikannya. Bagi sebagian warga
Madinah, ini adalah indikasi bahwa suksesi kepemimpinan Rasulullah SAW
diteruskan kepada Abu Bakar. Ketika Rasulullah wafat, sebagian kalangan
muslim Anshar dan beberapa orang dari pihak Muhajirin mengadakan pertemuan
di Saqifah Bani Sa'idah. Sempat terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dan
Anshar. Dan akhirnya, terpilihlah Abu Bakar as-Siddiq sebagai Khalifah pertama.
Khilafah Rasyidin merupakan para pemimpin ummat Islam setelah Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam wafat, yaitu pada masa pemerintahan
Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib,
Radhiallahu Ta’ala anhu ajma’in dimana sistem pemerintahan yang diterapkan
adalah pemerintahan yang islami karena berundang-undangkan dengan Al-Qur’an
dan As-Sunnah.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam tidak meninggalkan wasiat
tentang siapa yang akan menggantikan beliau Shallallahu ‘Alaihi wasallam
sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau Shallallahu ‘Alaihi wasallam
wafat. Ia Shallallahu ‘Alaihi wasallam nampaknya menyerahkan persoalan
tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah,
tidak lama setelah beliau Shallallahu ‘Alaihi wasallam wafat; belum lagi
jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di
balai kota Bani Sa'idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan
dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-
masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 1


pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi,
akhirnya, Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu terpilih. Sebagai pemimpin umat Islam
setelah Rasul, Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu disebut Khalifah Rasulullah
(Pengganti Rasul Allah) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut khalifah
saja.
Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun
634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan
persoalan dalam negeri terutama tantangan yang disebabkan oleh suku-suku
bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah sepeninggal
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Mereka menganggap bahwa perjanjian
yang dibuat dengan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam, dengan
sendirinya batal setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam wafat. Karena itu
mereka menentang Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu. Karena sikap keras kepala dan
penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu
Bakar Radhiallahu ‘anhu menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut
Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid ibn Al-Walid Radhiallahu
‘anhu adalah panglima yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.
Nampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar
Radhiallahu ‘anhu, sebagaimana pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wasallam, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di
tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga
melaksanakan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam,
Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu selalu mengajak sahabat-sahabat nya
bermusyawarah sebelum mengambil keputusan mengenai sesuatu,yang berfungsi
sebagai lembaga legislatif pemerintahannya.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar
Radhiallahu ‘anhu mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid ibn Walid
Radhiallahu ‘anhu dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah di tahun
634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 2


Ubaidah ibnul Jarrah, Amr ibnul 'Ash, Yazid ibn Abi Sufyan dan Syurahbil
Radhiallahu Ta’ala anhu ajma’in.
Keputusan-keputusan yang dibuat oleh khalifah Abu Bakar untuk membentuk
beberapa pasukan tersebut,dari segi tata negar, menunjukkan bahwa ia juga
memegang jabatan panglima tertinggi tentara islam.hal ini seperti juga berliku di
zaman modern ini di mana seorang kepala negara atau presiden juga sekaligus
sebagai pangima tertinggi angkatan bersenjata.
Adapun urusan pemerintahan diluar kota madinah,khalifah Abu
Bakarmembagi wilayah kekuasaan hukum Negara Madinah menjadi beberapa
propinsi, dan setiap propinsi Ia menugaskan seorang amir atau wali (semacam
jabatan gubernur).
Mengenai praktek pemerintahan Abu Bakar di bidang pranata social ekonomi
adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan social rakyat.untuk kemaslahatan
rakyat ini ia mengolah zakat, infak,sadaqoh yang berasal dari kaum muslimin,
ghanimah harta rampasan perang dan jizyah dari warga Negara non-muslim,
sebagai sumber pendapatan baitul mal. Penghasilan yang diperoleh dari sumber-
sumber pendapatan Negara ini di bagikan untuk kesejahteraan tentara, bagi para
pegawai Negara,dan kepada rakyat yang berhak menerima sesuai ketentuan Al-
Quran.
Pada saat Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu meninggal dunia, sementara barisan
depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah. Ia
diganti oleh "tangan kanan" nya, Umar ibn Khatthab al-Faruq Radhiallahu ‘anhu.
Ketika Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia
bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar ibn
Khatthab Radhiallahu‘anhu sebagai penggantinya dengan maksud untuk
mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat
Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu tersebut ternyata diterima
masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar Radhiallahu‘anhu .
Umar Radhiallahu ‘anhu menyebut dirinya Khalifah Rasulullah (pengganti dari
Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (petinggi orang-

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 3


orang yang beriman). Dari penunjukkan Umar sebagai penggantinya, ada hal yang
perlu dicatat:
1. Bahwa Abu Bakar dalam menunjuk Umar tidak meninggalkan azas
musyawarah. Ia lebih ulu mengadakan konsultasi untuk mengetahui
aspirasi rakyat melalui tokoh-tokoh kaum muslimin.
2. Abu Bakar tidak menunjuk salah seorang putranya atau kerabatnya
melainkan memilih seseorang yang disegani oleh rakyat karena sifat-sifat
terpuji yang dimilikinya.
3. Pengukuhan Umar sebagai khalifah sepeniggal Abu Bakar berjalan baik
dalam suatu bai’at umum dan terbuka tanpa ada pertentangan dikalangan
kaum muslimin sehingga opsesi Abu Bakar untuk mempertahankan
keutuhan umat Islam dengan cara penunjukkan itu terjamin.

B. Khalifah Umar Bin Khatab


Ketika Abu Bakar merasakan sakitnya semakin berat, ia mengumpulkan para
sahabat besar dan menunjuk Umar bin Khattab sebagai Khalifah. Para sahabat
setuju dan Abu Bakar meninggalkan surat wasiat yang menunjuk Umar sebagai
penggantinya.sebagai mana Abu Bakar, Umar bin khattab pun di bai’at dihadapan
umat muslimin.bagian dari pidatonya adalah:
“Aku telah dipilih jadi khalifah.kerendahan hati abu Bakar selaras dengan
jiwanya yang terbaik diantara kamu dan lebih kuat diantara kamu dan juga lebih
mampu memikul urusan kamu yang penting-penting.aku diangkat dalam jabatan
ini tidaklah sama seperti beliau.andaikata aku tau ada orang yang lebih kuat
daripada aku untuk memikul jabatan ini, maka memberikan leherku untuk
dipotong lebih aku sukai daripada memikul jabatan ini.
Sebagai seorang negarawan yang patut diteladani.ia telah menggariskan:
1. Persyaratan bagi calon Negara.
2. Menetapkan dasar-dasar pengelolaan Negara.
3. Mendorong para pejabat Negara agar benar-benar meperhatikan
kemaslhatan rakyat dan melindungi hak-haknya karena mereka adalah
pengabdi rakyat dan bagian dari rakyat itu sendiri.

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 4


4. Pejabat yang dipegang seseorang adalah amanah yang harus dipertanggung
jawabkan kepada tuhan dan rakyat.
5. Mendidik rakyat supaya berani memberi nasihat dan kritik kepada
pemerintah,pemerintah juga harus berani menerima kritik dari siapapun
sekalipun menyakitkan karena pemerintah lahir rakyat dan untuk rakyat.
6. Khalifah Umar telah meletakkan dasar-dasar pengadilan dalam islam.
Ia selalu mengadakan musyawarah dengan tokoh-tokoh ansar dan Muhajirin,
dengan rakyat dan dengan para administrator pemerintahan untuk memecahkan
masalah-masalah umumdan kenegaraan.ia tidak bertindak sewenang-wenang dan
memutuskan suatu urusan tanpa mengikutsertakan warga umat.
Hasil musyawarah atau konsultasi khalifah diakhir hidupnya dengan sejumlah
pemuka masyarakat madinah yang terpenting adalah terbentuknya “tim
formatur”yang bertugas memilih khalifah setelah umar.konsultasi ini terjadi
ketika keadaan jiwanya akibat tikaman enam kali yang dilakukan Abu lu’luah
karena dendam,dan ini ini mengakibatkan kewafatannya.
Di zaman Umar Radhiallahu‘anhu gelombang ekspansi (perluasan daerah
kekuasaan) pertama terjadi; ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan
setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk,
seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria
sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan 'Amr ibn 'Ash
Radhiallahu ‘anhu dan ke Irak di bawah pimpinan Sa'ad ibn Abi Waqqash
Radhiallahu ‘anhu. Iskandariah/Alexandria, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641
M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah,
sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan
dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada
tahun 641M , Moshul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa
kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi
Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu ‘anhu
segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah
berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 5


delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah Basrah, Kufah,
Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan. Pada
masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah.
Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan
lembaga eksekutif.
Adapun kekuasaan eksekutif dipegang oleh Umar bin Khhattab dalam
kedudukannya sebagai kepala Negara.untuk menunjung kelancaran administrasi
dan operasional tugas-tugas eksekutif, Umar melengkapinya dengan beberapa
jawatan,diantaranya:
1. Diwana al-kharaj(jawatan pajak).
2. Diwana alahdats(jawatan kepolisian).
4. Nazarat al-nafi’at(jawatan pekerjaan umum).
5. Diwana al-jund(jawatan militer).
6. Baitul al-mal(baitul mal).
Sumber-sumber keuangan Negara untuk mengisi baitul mal diperoleh dari
alfarz,usyri,usyur,zakat dan jizya.
Umar Radhiallahu ‘anhu memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644
M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang majusi,
budak dari Persia bernama Abu Lu'lu'ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar
Radhiallahu ‘anhu tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar Radhiallahu
‘anhu. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk
memilih salah seorang diantaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah
Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn 'Auf
Radhiallahu Ta’ala anhu ajma’in. Setelah Umar Radhiallahu‘anhu wafat, tim ini
bermusyawarah dan berhasil menunjuk Usman Radhiallahu‘anhu sebagai
khalifah, melalui proses yang agak ketat dengan Ali bin Abi Thalib Radhiallahu
‘anhu.

C. Khalifah Usman Bin Affan


Umar bin Khattab tidak dapat memutuskan bagaimana cara terbaik
menentukan khalifah penggantinya. Segera setelah peristiwa penikaman dirinya

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 6


oleh Fairuz, seorang majusi persia, Umar mempertimbangkan untuk tidak
memilih pengganti sebagaimana dilakukan Rasulullah. Namun Umar juga berpikir
untuk meninggalkan wasiat seperti dilakukan Abu Bakar. Sebagai jalan keluar,
Umar menunjuk enam orang Sahabat sebagai Dewan Formatur yang bertugas
memilih Khalifah baru. Keenam Orang itu adalah Abdurrahman bin Auf, Saad bin
Abi Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan dan
Ali bin Abi Thalib.
Setelah melalui perdebatan yang cukup lama, muncul dua nama yang
bersaing ketat yakni Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Keputusan terakhir
diserahkan kepada Abdurrahman bin Auf sebagai ketua Dewan yang kemudian
menunjuk Utsman bin Affan sebagai Khalifah.
Setelah Usman bin Affan dilantik menjadi khlifah ketiga Negara madinah ,ia
menyampaikan pidatonya yang menggambarkan dirinya sebagai sufi, dan citra
pemerintahannya lebih bercorak agama ketimbang politik belaka sebagai
dominan.dalam pidato itu usman mengingatkan beberapa hal yang penting:
1. Agar umat islam berbuat baik sebagai bekal untuk hari kematian.
2. Agar umat islam terpedaya kemewahan hidup dunia yang penuh
kepalsuan.
3. Agar umat islam mau mengambil pelajaran dari masa lalu.
4. Sebagai khalifah ia akan melaksanakan perintah Al-Quran dan sunnah
rasul.
5. Di samping ia akan meneruskan apa yang telah dilkukan pendahulunya
juga akan membuat hal baru yag akan membawa kepada kebajikan umat
islam boleh mengkritiknya bila ia menyimpang dari ketentuan hukum.
Untuk pelaksanaan administrasi pemerintahan didaerah,khalifah usman
mempercayakannya kepada seorang gubernur untuk setiap wilayah atau propinsi
pada masanya kekuasaan wilayah madinadibagi menjadi 10 propinsi:
1. Nafi’bin al-haris al-khuza’i,amir wilayah mekkah.
2. Sufyan bin Abdullah al-tsaqqfi,amir wilayah thaif.
3. Ya’la bin Munabbih Halif Bani Nauful bin Abd Manaf,amir wilayah
Shan’a.

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 7


4. Abdullah bin Abi Rabiah ,amir wilayah a-janad.
5. Usman bin Abi al-ashal-Tsaqafi,Amir wilayah Bahrain.
6. Al-Mughirah bin Syu’bah al-tsaqi, Amir wilayah Kufah.
7. Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ari,Amir wilayah Basrah.
8. Muawiyah bin Abi Sufyan ,Amir wilayah Damaskus.
9. Umar bin Sa’ad ,Amir wilayah Himsh.
10. Amr bin al-Ash al-Sahami, Amir wilayah mesir.
Sedangkan kekuasaan legislative dipegang oleh Dewan Penasehat Syura,
tempat khalifah mengadakan musyawarah dengan para sahabat terkemuka.
Prestsai tertinggi masa pemerintahan Usman sebagai hasil majlis syura adalah
menyusun al-quran standar,yaitu penyeragaman bacaan dan tulisan Al-Quran,
seperti yang dikenal sekarang.naskah salinan al-quran tersebut disimpan dirumah
istri nabi kemudian naskah salinannya atas persetujuan para sahabat dikirim ke
beberapa daerah.
Di masa pemerintahan Usman Radhiallahu‘anhu (644-655 M), Armenia,
Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan
Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini.
Untuk mengisi baitul mal diperoleh dari alfarz,usyri,usyur,zakat dan jizya.if,Umar
melengkapinya dengan beberapa jawatan.
Pemerintahan Usman Radhiallahu ‘anhu berlangsung selama 12 tahun, pada
paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di
kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman Radhiallahu ‘anhu
memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu. Ini
karena fitnah dan hasutan dari Abdullah bin Saba’ Al-Yamani salah seorang
yahudi yang berpura-pura masuk islam. Ibnu Saba’ ini gemar berpindah-pindah
dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk menyebarkan fitnah kepada kaum
muslimin yang baru masa keislamannya. Akhirnya pada tahun 35 H/1655 M,
Utsman Radhiallahu‘anhu dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari
orang-orang yang berhasil dihasut oleh Abdullah bin Saba’ .
Tahun-tahun berikutnya, pemerintahannya Usman mulai goyah.Rakyat
dibeberapa daerah terutama Kufah,Basrah dan Mesir mulai memprotes

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 8


kepemimpinannya yang dinilai tidak adil.Salah satu faktor yang menyebabkan
banyak rakyat berburuk sangka terhadap kepemimpinan Utsman Radhiallahu
‘anhu adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi.
Yang terpenting diantaranya adalah Marwan ibn Hakam Rahimahullah. Dialah
pada dasarnya yang dianggap oleh orang-orang tersebut yang menjalankan
pemerintahan, sedangkan Usman Radhiallahu‘anhu hanya menyandang gelar
Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan
penting, Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara,
oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman Radhiallahu ‘anhu
sendiri. Itu semua akibat fitnah yang ditebarkan oleh Abdullah bin Saba’.
Padahal Usman Radhiallahu‘anhu yang paling berjasa membangun
bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke
kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid
dan memperluas masjid Nabi di Madinah.

D. Khalifah Ali Bin Abi Thalib (35-40 H)


Umat yang tidak punya pemimpin dengan wafatnya Utsman, membaiat Ali
bin Abi Thalib sebagai Khalifah baru.
Pengukuhan Ali menjadi khalifah tidak semulus pengukuhan tiga orang
khalifah pendahulunya.ia di bai’at di tengah-tengah kematian usman, pertentangan
dan kekacauandan kebingungan umat islam Madinah.sebab kaum pemberontak
yang membunuh Usman mendaulat Ali supaya bersedia dibaiat menjadi khalifah.
Dalam pidatonya khalifah Ali menggambarkan dan memerintahkan agar umat
islam:
1. Tetap berpegang teguh kepada al-quran dan sunnah rasul.
2. Taat dan bertaqwa kepada allah serta mengabdi kepada negara dan
sesame manusia.
3. Saling memelihara kehormatan di antara sesame muslim dan umat lain
terpanggil untuk berbuat kebajikan bagi kepentingan umum.
4. Taat dan patuh kepada pemerintah.

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 9


Tidak lama setelah itu, Ali ibn Abi Thalib Radhiallahu‘anhu menghadapi
pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Ali Radhiallahu
‘anhu tidak mau menghukum para pembunuh Utsman Radhiallahu‘anhu , dan
mereka menuntut bela terhadap darah Utsman Radhiallahu ‘anhu yang telah
ditumpahkan secara zhalim. Ali Radhiallahu ‘anhu sebenarnya ingin sekali
menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair Radhiallahu
‘anhu ajma’in agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu
secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang
dahsyat pun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama Perang Jamal (Unta),
karena Aisyah Radhiallahu ‘anha dalam pertempuran itu menunggang unta, dan
berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh, sedangkan Aisyah
Radhiallahu ‘anha ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.
Dengan demikian masa pemerintahan Ali melalui masa-masa paling kritis
karena pertentangan antar kelompok yang berpangkal dari pembunuhan
Usman.namun Ameer Ali menyatakan ia berhasil memecat sebagian besar
gubernur yang korupsi dan mengembalikan kebijaksanaan Umar pada setiap
kesempatan yang memungkinkan.ia membenahi dan menyusun arsip Negara
untuk mengamankan dan menyelamatkan dokumen-dokumen khalifah dan kantor
sahib-ushsurtah,serta mengordinir polisi dan menetapkan tugas-tugas mereka.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali Radhiallahu‘anhu juga mengakibatkan
timbulnya perlawanan dari para gubernur di Damaskus, Mu'awiyah Radhiallahu
‘anhu, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan
kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair,
Thalhah dan Aisyah, Ali Radhiallahu‘anhu bergerak dari Kufah menuju
Damaskus dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukan
Mu'awiyah Radhiallahu‘anhu di Shiffin. Pertempuran terjadi di sini yang dikenal
dengan nama perang shiffin. Perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi
tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya
golongan ketiga, Al-Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali
Radhiallahu ‘anhu. Akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib
Radhiallahu ‘anhu umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 10


Mu'awiyah, Syi'ah (pengikut Abdullah bin Saba’ al-yahudi) yang menyusup pada
barisan tentara Ali Radhiallahu ‘anhu, dan al-Khawarij (orang-orang yang keluar
dari barisan Ali). Keadaan ini tidak menguntungkan Ali Radhiallahu‘anhu.
Munculnya kelompok Al-Khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah,
sementara posisi Mu'awiyah Radhiallahu ‘anhu semakin kuat. Pada tanggal 20
ramadhan 40 H (660 M), Ali Radhiallahu ‘anhu terbunuh oleh salah seorang
anggota Khawarij yaitu Abdullah bin Muljam.
Harus diakui ada beberapa kasus dan peristiwa pada masa khalifah Usman
dan Ali yang tidak menyenangka.tapi perlu dicatat secara umum mengenai
beberapa hal yang dicontohkan oleh Khulafaur Al-Rasyidin dalam memimpin
Negara Madinah.
Pertama, mengenai pengangkatan empat orang sahabat Nabi terkemuka itu
menjadi Khalifah dipilih dan di angkat dengan cara yang berbeda
1. Pemilihan bebas dan terbuka melalui forum musyawarah tanpa ada
seorang calon sebelumnya. Karena Rasulullah SAW tidak pernah
menunjuk calon penggantinya. Cara ini terjadi pada musyawarah
terpilihnya Abu Bakar dibalai pertemuan TsaqifahBani Syaidah.
2. Pemilihan dengan cara pencalonan atau penunjukan oleh khalifah
sebelumnya dengan terlebih dahulu mengadakan konsultasi dengan para
sahabat terkemuka dan kemudian memberitahukan kepada umat islam,
dan mereka menyetujuinya. Penunjukan itu tidak karena ada hubungan
keluarga antara khalifah yang mencalonkan dan calon yang di tunjuk.
Cara ini terjadi pada penunjukan Umar oleh khalifah Abu Bakar.
3. Pemilihan team atau Majelis Syura yang di bentuk khalifah. Anggota tem
bertugas memilih salah seorang dari mereka menjadi khalifah. Cara ini
terjadi pada Usman melalui Majelis Syura yang dibentuk oleh khalifah
Umar yang beranggotakan enam orang.
4. Pengangkatan spontanitas di tengah-tengah situasi yang kacau akibat
pemberontakan sekelompok masyarakat muslim yang membunuh
usman.Cara ini terjadi pada Ali yang dipilih oleh kaum pemberontak dan
umat Islam Madinah.

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 11


Kedua,Pemerintahan Khulafa’ al-Rasyidin tidak mempunyai konstitusi yang
dibuat secara khusus sebagai dasar dan pedoman penyelenggaraan pemerintahan.
Undang-undang nya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul ditambah dengan hasil
ijtihad khalifah dan keputusan Majelis Syura dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang timbul yang tidak ada penjelasannya dalam nash syariat.
Ketiga,Pemerintahan khulafa al-Rasyidin juga tidak mempunyai ketentuan
mengenai masa jabatan bagi setiap khalifah. Mereka tetap memegang jabatan itu
selama berpegang kepada syariat islam.
Keempat,dalampenyelenggaraan pemerintahan Negara Madinah khulafa al-
Rasyidin telah melaksanakan prinsip musyawarah, prinsip persamaanbagi semua
lapisan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, prinsip kebebasan
berpendapat, prinsip keadilan social dan kesejahteraan rakyat.
Kelima,dasar dan pedoman penyelenggaraan pemerintahan Negara Madinah
adalah Al-Qur’an dan Sunnah rasul, hasil ijtihad penguasa, dan hasil keputusan
Majelis Syura. Karenanya corak Negara Madinah pada periode Khulafa al-
Rasyidin tidak jauh berbeda daripada zamanRasulullah.

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Page 12

Anda mungkin juga menyukai