GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS - Decrypted

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DI

POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS


KECAMATAN ......... KABUPATEN ........

KARYA TULIS ILMIAH / SKRIPSI

Oleh:
................
NIM. ...............

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES ........
JURUSAN ........
PROGRAM STUDI ................
TAHUN 2011
2I
BAB
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan

disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar

(essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan

tubuh terhadap penyakit (Depkes RI, 2005).

Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi

yang essensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi

makanan kita cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus

dipenuhidariluar.PadaanakbalitaakibatKVA(KekuranganVitaminA)akan

meningkatkan kesakitan dan kematian, mudah terkena penyakit infeksi seperti diare,

radang paru-aru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang berdampak

sangat serius dariKVAadalah buta senja dan manifestasi lain darixeropthalmia

termasuk kerusakan kornea dan kebutaan. Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan

angka kematian dan angka kesakitan, karena vitamin A dapat meningkatkan daya

tahan tubuhterhadap penyakitinfeksiseperti campak,diare,dan ISPA(Infeksi

Saluran Pernapasan Akut).

Ibu nifasyang cukupmendapatvitamin Aakan meningkatkankandungan

vitamin A dalam air susu ibu (ASI), sehingga bayi yang disusui lebih kebal terhadap

penyakit.Disampingitukesehatanibulebihcepatpulih.Upayaperbaikanstatus
vitamin A harus mulai sedini mungkin pada masa kanak-kanak terutama anak yang
3
menderita KVA (Depkes RI, 2005).

Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Di

seluruh dunia (WHO, 1991), diantara anak-anak pra sekolah diperkirakan terdapat

sebanyak 6-7 juta kasus baru xeropthalmia tiap tahun, kurang lebih 10% diantaranya

menderitakerusakankornea.Diantarayangmenderitakerusakankorneaini60%

meninggal dalam waktu satu tahun, sedangkan diantara yang hidup 25% menjadi buta

dan 50-60% setengah buta. Diperkirakan pada satu waktu sebanyak 3 juta anak-anak

buta karena kekurangan vitamin A, dan sebanyak 20-40 juta menderita kekurangan

vitamin A pada tingkat lebih ringan. Perbedaan angka kematian antara anak yang

kekurangan dan tidak kekurangan vitamin A kurang lebih sebesar 30% (Almatsier,

2003).

Penelitianyang dilakukanWorldHealth Organization(WHO)tahun 1992

menunjukkan dari 20 juta balita di Indonesia yang berumur enam bulan hingga lima

tahun, setengahnya menderita kekurangan vitamin A. Sedangkan data WHO tahun

1995 menyebutkan Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang tingkat

pemenuhan terhadap vitamin A tergolong rendah(www.sinarharapan.com, 2005).

Sementara studiyang dilakukanNutritionand Health SurveillanceSystem

(NHSS), dan Departemen Kesehatan (2001) menunjukkan sekitar 50% anak

Indonesia usia 12-23 bulan tidak mengkonsumsi vitamin A dengan cukup dari

makanan sehari-hari. Siti Halati, Manajer Lapangan Operasional HKI, mengatakan

angka kecukupan gizi (AKG) anak balita sekitar 350 etinol Ekvivalen (RE).

Angka ini dihitung dari kandungan vitamin A dalam makanan nabati atau hewani

yang dikonsumsi.
DepartemenKesehatan sendirigencarmelakukan program penanggulangan
4
kekurangan vitamin A sejak tahun 1970-an. Menurut catatan Depkes, tahun 1992

bahaya kebutaan akibat kekurangan vitamin A mampu diturunkan secara signifikan.

(www.sinarharapan.com, 2005).

Menurut data yang didapatkan dari Puskesmas .............. tahun 2006 diketahui

bahwa cakupan jumlah pemberian vitamin A pada balita sebanyak 75% dari jumlah

target yang diharapkan sebesar 90%. Kemudian dari 12 posyandu yang ada terdapat

2 kasus balita dengan buta senja yang masing-masing berada di Posyandu Anggrek

dan Posyandu Melati. Dari data tersebut diketahui ahwa jumlah kunjungan dengan

pemberian vitamin A terbanyak yaitu di Posyandu Anggrek yang berjumlah 42 orang

balita.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

tentang _Gambaran Pengetahuan Ibutentang Vitamin A di PosyanduAnggrek di

Wilayah Kerja Puskesmas .............. Kecamatan ............... Kabupaten ..............._.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1.2.1 MenurutdatayangdidapatdariPuskesmas..............tahun2006ternyata

masih rendahnya cakupan jumlah pemberian vitamin A pada balita sebanyak

75% dari jumlah target yang diharapkan sebesar 90%

1.2.2 Ditemukan 2 kasus balita dengan buta senja di Posyandu Anggrek dan Melati.

1.3 Rumusan Masalah


Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis membuat rumusan masalah
5
penelitiansebagaiberikut:"BagaimanakahpengetahuanIbuyangmemilikibalita

tentangVitaminAdiPosyanduAnggrekdiWilayahKerjaPuskesmas..............

Kecamatan ............... Kabupaten ............... Tahun 2009?".

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran engetahuan Ibu tentang Vitamin A di Posyandu

AnggrekdiWilayahKerjaPuskesmas..............Kecamatan...............Kabupaten

...............

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang pengertian vitamin A

2. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang manfaat vitamin A

3. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang akibat kekurangan

vitamin A

4. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang jadual pemberian

vitamin A

5. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang makanan yang

mengandung sumber vitamin A

1.5 Pertanyaan Penelitian

1.5.1 Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang pengertian vitamin A?

1.5.2 Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang manfaat vitamin A?


1.5.3 Bagaimanakahgambaran engetahuanibutentangakibatdarikekurangan
6
vitamin A?

1.5.4 Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang jadual pemberian

vitamin A?

1.5.5 Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang makanan yang

mengandung sumber vitamin A ?

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi ibu-ibu di Posyandu Anggrek

Sebagai bahan masukan untuk ikut berperan serta dalam kegiatan pelaksanaan

pemberian vitamin A bagi bayi dan balita.

1.6.2 Bagi Puskesmas ..............

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

puskesmas untuk dapat meningkatkan cakupan pemberian vitamin A.

1.6.3 Bagi Akademi Kebidanan ..............

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi Institusi sebagai data dasar untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

1.6.4 Bagi Peneliti

Dapat mengetahui pengetahuan Ibu tentang Vitamin A di Posyandu Anggrek

di Wilayah Kerja Puskesmas .............. Kecamatan ............... Kabupaten

................
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
7
Adapun ruang lingkup peneliti dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1.7.1 Jenis Penelitian : Deskriptif

1.7.2 Objek Penelitian : Pengetahuan Ibu tentang Vitamin A di Puskesmas

.............. Kecamatan ............... Kabupaten ...............

1.7.3 Subjek penelitian : Ibu-ibu yang mempunyai balita yang mendapat vitamin A

di Posyandu Anggrek wilayah kerja Puskesmas ..............

Kecamatan ............... Kabupaten ...............

1.7.4 Lokasi Penelitian : Puskesmas .............. Kabupaten ...............

1.7.5 Waktu Penelitian : April - Mei 2008

1.7.6 Alasan Penelitian : Karena cakupan jumlah pemberian vitamin A pada balita

diPuskesmas..............tidak sesuaitarget,hanya75%

dari 90% yang ditargetkan.


BAB8II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Menurut Bahasa Indonesia pengetahuan (Knowledge) adalah merupakan hasil _tahu_ dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan atau Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behaviour). Apabila suatu pembuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan apabila manusia mengadopsi

perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut :

- Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu

terhadap stimulus (objek).

- Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tertentu disini sikap subjek sudah mulai

timbul.

- Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi

dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

- Trial dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

- Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan kesadaran dan

sikapnya terhadap stimulus.

2.2 Vitamin

2.2.1 Pengertian Vitamin

Menurut Depdiknas (2005) vitamin adalah zat yang sangat penting bagi tubuh

manusia dan hewan untuk pertumbuhan dan perkembangan.


Vitamin adalahzat-zat organikkompleks yang dibutuhkandalamjumlah
9
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu,

harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur

pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik

di dalam tubuh.Karena vitamin adalah zat organik, maka vitamin dapat rusak karena

penyimpanan dan pengolahan (Almatsier, 2001).

2.2.2 Manfaat Vitamin

Manfaat vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim,

terutama vitamin-vitamin kelompok B. Enzim merupakan katalisator organik yang

menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimiawi di dalam tubuh (Sediaoetama,

2004).

Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi,

pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai

bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu

vitamin yang terikat dengan protein.Hingga sekarang fungsi biokimia beberapa jenis

vitamin belum diketahui dengan pasti (Almatsier, 2001).

2.2.3 Status Gizi Vitamin

Masing-masingvitamin dibutuhkan badan dalam jumlah tertentu. Terlalu

banyak maupun terlalu sedikit vitamin yang tersedia bagi badan, memberikan tingkat

kesehatan yang kurang. Bila terlalu banyak vitamin dikonsumsi, akan terjadi gejala-

gejala yang merugikan dan kondisi demikian disebut hypervitaminosis. Sebaliknya


bilakonsumsivitamintidakmemenuhikebutuhanakanterjadijugagejala-gejala

yang merugikan (Sediaoetama, 2004).

2.3 Vitamin A

2.3.1 Pengertian

Vitamin A vitamin yang larut dalam lemak, terdapat dalam minyak ikan, keju,

kuning telur, sayuran berwarna hijau dan kemerah-merahan, seperti tomat dan wortel

(Depdiknas, 2005).

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,

vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan

prekursor/provitamin A/karorenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai

retinol (Almatsier, 2001).

Vitamin A merupakan zat gizi yang diperlukan manusia agar proses fisiologis

dalam tubuh berlangsung secara normal. Vitamin A penting untuk pertumbuhan sel,

meningkatkan fungsi penglihatan, meningkatkan imunologis dan pertumbuhan badan,

dan mencegah pertumbuhan sel-sel kanker (www.republika.co.id, 2004).

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan

disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar

(esensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan

terhadap penyakit (Depkes RI, 2005)

2.3.2 Manfaat Vitamin A (Sediaoetama, 2004)

Fungsi vitamin A di dalam tubuh mencakup tiga golongan besar:

1. Fungsi vitamin A dalam proses melihat 10


Pada proses melihat vitamin A berperan sebagai retinal (retinete) yang merupakan komponen dari

zat penglihat. Rhodopsin ini mempunyai bagian protein yang disebut opsin yang menjadi

rhodopsin setelah bergabung dengan retinete. Rhodopsin merupakan zat yang dapat menerima

rangsang cahaya dan mengubah energi cahaya menjadi energi biolistrik yang merangsang indra

penglihatan.

2. Fungsi dalam metabolisme umum

Fungsi ini tampaknya berkaitan erat dengan metabolisme protein

a. Integritas Epithel

b. Pertumbuhan

c. Permeabilitas Membran

d. Pertumbuhan gigi

3. Fungsi dalam proses reproduksi

Fungsi vitamin A pada proses reproduksi ini tidak dapat dipenuhi oleh Asam vitamin A (retinoic

acid)

11
2.3.3 Diagnosis Kekurangan Vitamin A

Kekurangan vitamin A ialah penyakit sistemik yang merusak sel dan organ

tubuh dan menyebabkan metaplasi keratinisasi pada epitel saluran pernapasan,

saluran kemih, dan saluran pencernaan. Perubahan pada ketiga saluran ini relatif

awal terjadi karena kerusakan yang terdeteksi pada mata.Namun, karena hanya mata

yang mudah diamati dan diperiksa, diagnosis klinis yang spesifik didasarkan pada

pemeriksaan mata (Arisman, 2004).

Kekurangan vitamin A adalah suatu keadaan dimana simpangan vitamin A

dalam tubuh berkurang. Pada tahap awal ditandai dengan gejala rabun senja, atau

kurang dapat melihat pada malam hari. Gejala tersebut juga ditandai dengan

menurunnya kadar serum retinol dalam darah (kurang dari 20mg/dl).Pada tahap

selanjutnya terjadi kelainan jaringan epitel dari organ tubuh seperti paru-paru, usus,

kulitdanmata.GambaranyangkhasdarikekuranganvitaminAdapatlangsung

terlihat pada mata (Depkes RI, 2005).

2.3.4 Penyebab Kekurangan Vitamin A

Penyebab kekurangan antara lain :

§ Konsumsi vitamin A dalam makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh dalam

jangka waktu lama.

§ Proses penyerapan makanan dalam tubuh terganggu karena infestasi cacing, diare,

rendahnya konsumsi lemak, protein dan seng.

§ Adanya penyakit ISPA, campak , dan diare

(Depkes RI, 2005).

2.3.5 Tanda dan Gejala KVA (Kekurangan Vitamin A)

§ Buta senja, ditandai dengan kesulitan melihat dalam cahaya remang atau senja hari.
12
§ Kulit tampak kering dan bersisik seperti ikan terutama pada tungkai bawah bagian depan

dan lengan atas bagian belakang.

(Depkes RI, 2005)

2.3.6 Jadual Pemberian Vitamin A

Menurut Prof. Dr. Azrul Azwar, untuk menanggulangi KVA di Indonesia

khususnya pada Balita (6-59 bulan) Departemen Kesehatan telah bekerja sama

dengan Helen Keller Indonesia (HKI) dengan pemberian kapsul vitamin A dosis

tinggi pada bayi, balita dan ibu nifas. Kapsul Vitamin A ini diberikan secara gratis

di Posyandu dan Puskesmas seluruh Indonesia (Depkes RI, 2004).

Tabel 2.1

Jadual Pemberian Vitamin A

Februari
Bulan 100.000
Dosis IU
Pemberian Untuk bayi (6-11 bulan)

(Kapsul Biru)

Agustus 200.000 IU Untuk anak (12-59 bulan)

(Kapsul Merah)

Pemberian kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada anak balita secara periodik, yaitu

enam bulan sekali, dan secara serempak dalam bulan Februari dan Agustus. Pemberian secara serempak

dalam bulan Februari dan Agustus mempunyai beberapakeuntungan :

§ Memudahkan dalam memantau kegiatan pemberian kapsul, termasuk pencatatan dan pelaporannya,

karena semuaanak mempunyai jadwal pemberian yangsama.

13
§ Memudahkan dalam upaya penggerakan masyarakat, karena kampanye dapat dilakukan secara

nasional di sampingsecara spesifik daerah.

§ Memudahkan dalam pembuatan materi-materi penyuluhan (spot TV, spot radio, barang-barang

cetak) terutama yangdikembangkan, diproduksi dan disebarluaskan oleh Tingkat Pusat.

§ Dalam rangka Hari Proklamasi RI (Agustus) biasanya banyak kegiatan-kegiatan yang dapat

digunakan untuk mempromosikan vitamin A, termasuk pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.

§ Bulan Maret merupakan bulan bakti LKMD. Bulan ini sangat aik digunakan untuk memonitor

hasil pemberian kapsul bulan Februari, dan dapat digunakan untuk mencapai balita yang belum

menerima kapsul dalam bulan Februari.

(Depkes RI, 1996)

Kapsul vitamin A dapat diperoleh di posyandu, polindes, puskesmas pembantu, puskesmas

induk, praktek swasta (bidan, rumah bersalin, klinik bersalin, dan lain-lain), dan kelompok KIA.

Pemberian kapsul vitamin A dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan desa, tokoh masyarakat, kepala

desa, ketua RT/RW, kader, orang tua/keluarga (Depkes RI, 2005).

2.3.8 Pengobatan

Secaraumum,pengobatanKekuranganVitaminA(KVA)diarahkanpada

upayamemperbaikistatusvitamin A. Langkah iniharus segeradiselenggarakan

karena KVA bukan hanya mencederai mata, tetapi juga menganggu kesehatan dan

mengancam jiwa penderitanya.

Vitamin Aharus diberikan segerasetelah diagnosis ditegakkan. Pilihan

pertamaialahpreparatoralkarenatelahterbuktiamatefektif,amandanmurah.

TabletvitaminAdenganminyaksebagaibahanutamalebihdisukai,tetapijika

preparat tersebut tidak tersedia boleh digunakan vitamin A yang larut dalam air. Jika

tablet atau sirup vitamin A setara dengan dosis di atas tidak tersedia, preparat oral

dalam bentuk lain dapat diberikan, seperti minyak ikan (fish-liver oil). Preparat yang
14
dibuat dengan minyak akan sangat baik diserap jika diberikan per oral; dan jangan

sekali-kalidisuntikkankarenavitaminAyangtercampurminyakbiasanyasusah

diserap di lokasi tubuh yang disuntik. Satu-satunya preparat yang cocok diinjeksikan

secara intramuskular adalah vitamin A yang larut dalam air.

2.3.9 Pencegahan

Telah terbukti bahwa bayi baru lahir, terutama di negara sedang berkembang

yang kasus defisiensi vitamin A-nya bersifat endemis, memiliki cadangan vitamin A

yang sangat rendah. Pasokan vitamin A di awal kehidupan akan tercukup melalui air

susu ibu (ASI), asalkan ibu memiliki status vitamin A yang baik.

Ada dua pendekatan untuk memperbaiki status vitamin A bayi yang berusia

kurang dari 6 bulan, yaitu dengan memberikan vitamin A dosis tinggi kepada wanita

menyusui, atau memberi satu dari beberapa dosis kepada bayi.

Tabel 2.1
Bahan Makanan Sumber Vitamin A / Karotin

Bahan Makanan SI/100g Bahan Makanan SI/100g


Bahan Makanan Bahan Makanan
Nabati: Hewani:
Jagung muda, kuning, biji 117 Ayam 810
Jagung kuning panen baru, biji 440 Hati sapi 43900
Jagung kuning, panen lama, biji 510 Ginjal sapi 1150
Ubi rambat, merah 7700 Telur itik 1230
Lamtoro, biji muda 423 Ikan segar 150
Kacang ijo, kering 157 Daging sapi, kurus 20
Wortel 12000 B u a h :
Bayam 6000 Alpukat (Avocado) 180
Daun melinjo 10000 Belimbing 170
Daun singkong 11000 Mangga, matang di pohon 6350
Genjer 3800 Apel 90
Kangkung 6300 Jambu biji 25
Sumber: Daftar Analisa Bahan Makanan Depkes RI, 1964 dalam Sediaoetama, 2004.

15
Menurut Depkes RI (2005), pencegahan KVA dapat dilakukan dengan cara :

§ Memberikan ASI Eksklusif kepada bayi sampai berumur 6 bulan dan ASI hingga berumur 2 tahun

disertai dengan pemberian makanan pendamping ASI yang cukup dan berkualitas.

§ Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan kaya vitamin A lm menu makanan sehari-hari.

§ Mencegah kecacingan dengan Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

§ Konsumsi kapsul vitamin A sesuai kebutuhan sasaran.

2.3.10 Kebutuhan akan Vitamin A

Kebutuhan tubuh akan vitamin A masih dinyatakan dalam Satuan

Internasional(SI),untukmemudahkanpenilaianaktivitas. Vitamininididalam

bahan makanan, agar mencakup preformed vitamin A dan provitaminnya. Satu SI

vitamin A setara dengan kegiatan 0,300 ug retinol atau 0,6 ug all trans beta karotin

atau 1,0 mg karotin total (campuran) di dalam bahan makanan nabati.

Kebutuhan akanvitamin AmenurutdaftarRDAuntuk Indonesiaadalah

sebagai erikut:

Tabel 2.2
RDA Vitamin untuk Indonesia

Kelompok Umur Kebutuhan Vitamin A


(SI/hari)

6 _ 12 bulan 1200
1 _ 3 tahun 1500
4 _ 6 tahun 1800
7 _ 9 tahun 2400
10 _ PRIA WANITA
10 _ 12 tahun 3450 3400
13 _ dst 4000 3500

Wanita hamil tambahan 500


Wanita menyusukan 2500
Sumber: Widya Karya Nasional Pangan & Gizi, Bogor 1978 dalam Sediaoetama, 2004.

16
Angka kecukupan vitamin A rata-rata yang dianjurkan per orang per hari :

Tabel 2.3
Angka Kecukupan Vitamin A

Golongan Umur (RE)


Angka Kecukupan (SI)
vitamin A yang Dianjurkan
Anak
0-6 bulan 375 1237,5
7-36 bulan 400 1320
4-6 tahun 450 1485
7-9 tahun 500 1650
Wanita
10-18 tahun 600 1980
19-65+ tahun 500 1650
Ibu hamil 800 2640
Ibu Nifas/busui 850 2805
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan gizi VIII Thn 2004 (Depkes RI, 2005)

Ket :
RE : Retional Equivalent
SI : Satuan Internasional = 3,3 x RE

17
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan

dilakukan. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka kerangka konsep yang

digunakan sebagai berikut, (Notoatmodjo, 2002)

Pengetahuan ibu tentang vitamin A


- Pengertian vitamin A
Ibu yang mempunyai - Manfaat vitamin A
balita - Akibat dari kekurangan vitamin A
- Jadual pemberian vitamin A
- Makanan sumber Vitamin A

:Variabel yang diteliti

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Pertanyaaan Penelitian

Dari uraian kerangka konsep di atas, pertanyaan dalam penelitian ini adalah
_Bagaimanapengetahuan ibu tentangvitamin A di Puskesmas Wilayah Kerja
Puskesmas Semuli Raya Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara
tahun 2007_.

18
3.2Definisi Operasional

Tabel 3.1Definisi Operasional.

No Variabel Definisi Operasional Cara Alat


Ukur Ukur Hasil Ukur Skala
1. Pengetahuan Merupakan hasil dari Angket Kuesioner - 100% Baik sekali Interval
tahu dan ini terjadi - 75% - 99% Baik
setelah orang - 50% - 74% cukup
melakukan pengindraan - 25% - 49% kurang
(Notoatmodjo, 2003), baik
yang terdiri dari : - < 25% tidak baik
§ Pengertian vitamin A (Arikunto, 2005)
§ Manfaat vitamin A
§ Akibat kekurangan
vitamin A
§ Jadual pemberian
vitamin A
§ Makanan Sumber
vitamin A

19
BAB IV

METODOLOGI PENELITlAN

4.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitianini,penelitimenggunakanmetodedeskriptif,yaitusuatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

atau mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2002).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah seluruh subjek penelitian (Arikunto, 2005). Dalam

penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua ibu yang memiliki balita yang

mendapatkan vitamin A di Posyandu Anggrek wilayah kerja Puskesmas Semuli Raya

Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara berjumlah 42 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila populasi

kurang dari 100 lebih diambil semua, jika jumlah populasi besar atau lebih dari 100

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2005).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu

dengan menggunakan Teknik Total Populasi yang berarti sampel dalam penelitian ini

sebanyak 42 orang balita yang ada di Posyandu Anggrek Wilayah Kerja Puskesmas

Semuli Raya Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara.

20
4.3 Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data dengan cara apapunselalu diperlukan suatu alat

yangdisebutinstrumenpengumpulandata(Notoatmodjo,2002).Instrumenyang

digunakanpadapenelitianiniadalahkuesioner;yaitusejumlahpertanyaanyang

dibaca dan dijawab oleh responden penelitian.

Tabel 4.1
Kisi-kisi Pertanyaan Pengetahuan Ibu tentang Vitamin A

No Pertanyaan Item
1 Pengertian vitamin A
1
2 Manfaat vitamin A 2-3
3 Jadual pemberian vitamin A 4-13
4 Kekurangan vitamin A 14-17
5 Cara memperoleh vitamin A 18
6 Cara pemberian vitamin A 19
7 Bentuk vitamin A 20

4.4 Pengumpulan Data

4.4.1 Alat Pengumpulan data

Pada penelitian digunakan kuesioner yang meliputi pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahui. Alat yang digunakan adalah lembar kuesioner

yang akan diperoleh data tentang gambaran pengetahuan Ibu tentang Vitamin A

21
4.4.2 Langkah-langkah Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data meliputi:

1. Langkah Persiapan

a. Mengurus perizinan kepada pemimpin wilayah setempat dan pimpinan

institusi tempat penelitian.

b. Melakukansurvey pendahuluanuntukmengetahuijumlahibuyang

memberikan balitanya vitamin A di posyandu Anggrek.

c. Menyusun kuesioner penelitian yang akan digunakan pada penelitian.

2. Langkah Pelaksanaan

a. Menyerahkansuratizinuntukmengadakanpenelitiandiposyandu

Anggrek Wilayah Kerja Puskesmas Semuli Raya Kecamatan Abung

Semuli Kabupaten Lampung Utara

b. Menetapkan sampel penelitian.

c. Penyebaran Kuesioner.

d. Memproses dan menganalisa data-data yang terkumpul.

4.5Pengolahan Data

Setelah data terkumpul melalui lembar kuesioner, kemudian data diolah

dengan cara sebagai berikut:

4.5.1 Editing

Untuk memastikan apakah data telah terisi semua oleh responden untuk dapat

dibaca secara relevan.

22
4.5.2 Coding

Untuk memberikan simbol-simbol tertentu pada setiap jawaban

4.5.3 Scoring

Pemberian skor dimana setiap jawaban yang benar skor 1 dan yang salah skor

0, hasil jawaban responden yang telah diberikan pembobotan dijumlahkan dan

dibandingkan dengan jumlah skor kemudian diprosentasikan dengan jumlah dikali

100%.Kuesioneratauangketyang digunakandalampenelitianinimenggunakan

pertanyaan tertutup dengan alternatif yang telah ditentukan.

4.6 Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data akan dilakukan secara manual dengan menggunakan

kalkulator, alat tulis, dan penyajiannya dengan menggunakan tabel distribusi

frekuensi yaitu dengan mengelompokkan masing-masing pertanyaan dalam kuesioner

yangmencakup;pengetahuanibutentang vitaminAyangmencakup;pengertian,

fungsi, akibat dari kekurangan vitamin A, dan Jadual pemberian vitamin A

Jawaban responden terhadap tiap-tiap kuesioner diberi skor, apabila

jawabannya benar diberi skor satu (1) dan apabila jawabannya salah diberi skor nol

(0). Jumlah skor dari masing-masing pertanyaan dijumlahkan dari setiap responden.

23
=

Kemudian untuk menganalisa hasil yang diharapkan secara kuantitatif

dilakukan perhitungan secara prosentase dengan rumus:


b
a P x100%

Keterangan:
P = Prosentase

a = Jumlah pertanyaan yang dijawab dengan benar

b = Jumlah prosentase pertanyaan

100% = Konstanta

Setelah nilaiprosentase darimasing-masingkelompokkuesioner(materi)

selanjutnya digabungkan menjadi pengetahuan responden secara keseluruhan.

Untuk menganalisa secara kualitatif dilakukan interprestasi berdasarkan

ketentuan sebagai berikut:

- Hasil 100%, jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk

kategori baik sekali.

- Hasil 75 - 99%, jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk

kategori baik.

- Hasil 50 - 74%, jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk

kategori cukup.

- Hasil 25 _ 49%, jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk

kategori kurang baik.

- Hasil <25%, jika pertanyaan dijawab benar oleh responden termasuk kategori

tidak baik.

(Arikunto, 2005) .

24
DAFTAR PUS TAKA

Almatsier, S., 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, S., 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
V. Jakarta. Rineka Cipta

Astuti, S., 2008. Setiap Menit Satu Anak Di Dunia Menjadi Buta.
http://www.depkes.go.id. 20 Oktober 2008, pukul 15.30 Wib.

Hidayat,A.A,2005.PengantarIlmuKeperawatanAnakI.Jakarta.Salemba
Medika, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta. Salemba Medika

Hipervitaminosis, A, 2008. Efek Samping dari Penggunaan Vitamin A.


http://www. hipervitaminosisA.com. Diakses 2 Oktober 2008, pukul 19.30
Wib.

Krisnatuti, d., 2000. Menyiapkan Makanan Penting ASI. Jakarta, Puspaswara,

Manuaba, IBG.,1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC

Maryam, S., 2000. Defisiensi dan Tokisisitas Vitamin A.


http://www.sitimaryam@yahoo.com.kirim.htm.Diakses17Oktober2008,pukul
20.10 Wib.

Murbawani, E.A., 2008. Vitamin A Kurang Penglihatan Hilang.


http://www.suaramerdeka.com. Diakses 18 Oktober 2008. Pukul 14.05 Wib.

Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Rineka Cipta


, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Puspitorini,2006.VitaminA.http://www.fortunecity.com/boozers/blueangel/539/
vita.html. Diakses 19 Oktober 2008, pukul 19.30 Wib.

Rangkuti,A.,2007.KekuranganVitaminApadaBayidanBalitadiSumut
Cukup Memprihatinkan. http ://www. sumutpos.com.buletin.cetak,
10092007.3pc.htm. Diakses Sabtu, 19 Oktober 2008, pukul 19.45 Wib.

Setiawati, S., & Dermawan, A.C. (2008). Pendididkan Kesehatan. Jakarta : TIM.
Siswanto, 2007. Setiap Satu Menit Orang di Indonesia Alami Kebutaan.
http://www.litbang.co.id. Diakses Sabtu, 19 Oktober 2008, pukul 19.45 Wib.

25
Siswono, 2004, Ibu dan anak sehat berkat vitamin A. http://www.gizi.net, diakses
Jumat, 08 November 2008, pukul 20.23 Wib.

Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang Indonesia.


http://www.Widyakaryanasional.co.id.cetak.publikasi/php?/260607/003.
Diakses 26 Oktober 2008, pukul 19.30 Wib

26

Anda mungkin juga menyukai