Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A-E
Dibuat Oleh :
KELOMPOK 9
1. Robbins dan Coulter (2007:284), Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka
kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-
bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.
2. Handoko (2003:169), Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dengan mana organisasi dikelolah.
3. Gibson dkk (2002:9), Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan
pekerjaan.
4. Hasibuan (2004:128), Kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan
Universitas Sumatera Utara pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali
dan sistem pimpinan organisasi.
Desain organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian
organisasi. Desain organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan
perusahaan untuk pencapaian tujuan perusahaan Desain organisasi memberikan kerangka yang
menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi
para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat
mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur tidak sama dengan desain organisasi. Desain
organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai
tujuan organisasi sedangkan struktur merupakan hasil dari proses desain yang merupakan suatu
kegiatan yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer.
B. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT DASAR DALAM KEPUTUSAN
PENGORGANISASIAN
Empat langkah mendasar ketika seorang manajer mulai membuat keputusan mengenai
pengorganisasian, yaitu :
1) Pembagian Pekerjaan
Membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas yang secara wajar dan
nyaman dapat dilaksanakan oleh individu atau kelompok.
2) Departemenlisasi
Menggabungkan tugas secara logis dan efisiensi pengelompokan karyawan dan tugas.
3) Hierarki Organisasi
Sesuatu yang dihasilkan oleh adanya hubungan “ penetapan siapa yang memberi
laporan kepada siapa dalam organisasi”.
4) Koordinasi
Penetapan mekanisme yang menyatukan aktivitas departemental menjadi suatu
kesatuan dan memonitor keefektifanintergrasi tersebut.
a. Spesialisasi Kerja
Spesialisasi kerja adalah pembagian tenaga kerja untuk mendeskripsikan sampai
tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
terpisah. Hakikat spesialisasi kerja adalah bahwa, daripada dilakukan oleh satu individu,
lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap
langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan. Pada hakikatnya, individu-
individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian dari suatu kegiatan, bukannya
mengerjakan seluruh kegiatan.
b. Departementalisasi
c. Rantai Komando
Rantai komando adalah sebuah garis wewenang yang tak terputus yang
membentang dari tingkat atas organisasi terus sampai tingkat paling bawah dan
menjelaskan siapa melapor kepada siapa. Rantai itu menlong para karyawan menentukan
siapa yang harus dituju apabila mereka menghadapi suatu masalah dan juga kepada siapa
mereka bertanggung jawab.
Tiga konsep rantai komando, yaitu :
Wewenang adalah hak – hak yang melekat dalam sebuah posisi manjerial untuk
member perintah dan mengharapkan perintah – perintah itu ditaati.
Tanggung jawab adalah kewajiban atau harapan.
Kesatuan komando adalah prinsip manajemen bahwa seseorang bawahan harus
mempunyai satu saja atasan yang kepadanya dia melepaskan langsung
pertanggung jawabannya.
d. Rentang Kendali
Rentang Kendali adalah berapa jumlah bawahan yang dapat diarahkan secara
efisien dan efektif oleh pimpinan.
e. Sentralisasi dan Desentralisasi
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di
bawah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pusat, sehingga waktu yang
diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di
mana pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan
pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya
oleh pusat.
f. Formalisasi
- Prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi
b) Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang
dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang
kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
c) Struktur Matriks
Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.Struktur matriks dapat
ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian
dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
1. Koordinasi
a. Pengertian Koordinasi
Koordinasi adalah proses penyepakatan bersama yang mengikat berbagai kegiatan atau
unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa, sehingga di sisi yang satu semua kegiatan atau
unsur tersebut terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi lain
keberhasilan kegiatan yang satu tidak merusak keberhasilan kegiatan yang lain. Tanpa
adanya koordinasi , individu ataupun perusahaan akan kehilangan pegangan atas peranan
mereka dalam koordinasi.
Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung
jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan
secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Delegasi Wewenang
a. Pengertian Wewenang
Wewenang adalah suatu bentuk kekuasaan, sering kali dipergunakan secara lebih
luas untuk merujuk kemampuan manusia menggunakan kekuasaan sebagai hasil dari ciri-
ciri seperti pengetahuan atau gelar seperti hakim. Terutama, wewenang formal adalah
kekuasaan sah. Wewenang formal adalah tipe kekuasaan yang kita hubungkan dengan
struktur organisasi dan manajemen. Kekuasaan itu berdasarkan pengakuan keabsahan
usaha manajer untuk menggunakan pengaruh.
b. Dasar Wewenang
1) Pandangan Klasik
Pandangan klasik wewenang menunjukan bahwa wewenang berasal dari tingkat yang
amat tinggi, dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi
tingkat.
2) Pandangan Penerimaan
Pandangan penerimaan wewenang, mengatakan dasar wewenang terletak dalam diri
orang yang dipengaruhi bukannya orang yang mempengaruhi. Pandangan ini dimulai
dengan pengamatan bahwa tidak semua hukum atau perintah sah dipatuhi dalam
semua keadaan. Kuncinya adalah penerima memutuskan apakah akan menerima atau
tidak.
c. Pengertian Delegasi
Delegasi adalah memberikan wewenang formal kepada orang lain (kekuasaan
sah) dan tanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas tertentu. Mendelegasikan berarti
memaksimalkan efektivitas karyawan, mempercepat pengambilan keputusan, dan dapat
membuat keputusan yang lebih baik.
d. Pengertian Pendelegasian Wewenag
Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses
pembagian kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedmikian rupa, sehingga
akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian perkerjaan yang tidak dapat diserahkan
kepada para bawahannya, berhubung posisinya dalam organisasi. Pendelegasian
wewenang oleh manajer kepada karyawan adalah perlu agar organisasi dapat berfungsi
secara efisien, karena tidak seorang manajer pun yang dapat menyeleseikan sendiri atau
melakukan supervisi menyeluruh terhadap semua hal yang terjadi dalam organisasi.
Dengan pendelegasian ini, maka bawahan akan mempunyai wewenang untuk
melaksanakan tugas-tugasnya. Wewenang merupakan alat untuk bertindak, sedangkan
delegasi wewenang merupakan kunci dinamika organisasi.