Anda di halaman 1dari 13

PENGORGANISASIAN

A-E

Dibuat Oleh :

KELOMPOK 9

 I Made Windhu Santika (12)


 Ni Kadek Reza Pramudya Dewi (23)
 Ni Wayan Wispayanti (36)
A. PENGERTIAN STRUKTUR & DESAIN ORGANISASI

1. Pengertian Struktur Organisasi


Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang merupakan suatu
wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Sedangkan Struktur
Organisasi merupakan Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada
pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi adalah  bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompok- kan, dan
dikoordinasikan secara formal.Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal
yang ada dalam sebuah organisasi.

Definisi struktur organisasi menurut para ahli:

1. Robbins dan Coulter (2007:284), Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka
kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-
bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.
2. Handoko (2003:169), Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dengan mana organisasi dikelolah.
3. Gibson dkk (2002:9), Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan
pekerjaan.
4. Hasibuan (2004:128), Kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan
Universitas Sumatera Utara pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali
dan sistem pimpinan organisasi.

2. Pengertian Desain Organisasi

Desain organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian
organisasi. Desain organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan
perusahaan untuk pencapaian tujuan perusahaan Desain organisasi memberikan kerangka yang
menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi
para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat
mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.

Desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan


untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan
demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur
organisasi.

Definisi desain organisasi menurut para ahli:

1) Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, (2007:236), Desain organisasi adalah struktur


organisasi tertentu sebagai hasil dari berbagai keputusan dan tindakan para manajer.
2) Griffin (2004:352), Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural
dan hubungan di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola
organisasi secara total.
3) Wisnu dan Nurhasanah (2005:11), Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan
mengelola aspek-aspek struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer
sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan
untuk mencapai tujuan bersama.

Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur tidak sama dengan desain organisasi. Desain
organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai
tujuan organisasi sedangkan struktur merupakan hasil dari proses desain yang merupakan suatu
kegiatan yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer.  
B. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT DASAR DALAM KEPUTUSAN
PENGORGANISASIAN
       Empat langkah mendasar ketika seorang manajer mulai membuat keputusan mengenai
pengorganisasian, yaitu :
1) Pembagian Pekerjaan
Membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas yang secara wajar dan
nyaman dapat dilaksanakan oleh individu atau kelompok.
2) Departemenlisasi
Menggabungkan tugas secara logis dan efisiensi pengelompokan karyawan dan tugas.
3) Hierarki Organisasi
Sesuatu yang dihasilkan oleh adanya hubungan “ penetapan siapa yang memberi
laporan kepada siapa dalam organisasi”.
4) Koordinasi
Penetapan mekanisme yang menyatukan aktivitas departemental menjadi suatu
kesatuan dan memonitor keefektifanintergrasi tersebut.

C. UNSUR –UNSUR ORGANISASI

a. Spesialisasi Kerja

            Spesialisasi kerja adalah pembagian tenaga kerja untuk mendeskripsikan sampai
tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
terpisah. Hakikat spesialisasi kerja adalah bahwa, daripada dilakukan oleh satu individu,
lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap
langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan. Pada hakikatnya, individu-
individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian dari suatu kegiatan, bukannya
mengerjakan seluruh kegiatan.
b. Departementalisasi

Begitu kita membagi-bagi pekerjaan lewat spesialisasi kerja, anda perlu


mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan ini sehingga tugas yang sama/mirip dapat
dikoordinasikan. Dasar yang dipakai dalam pengelompokkan pekerjaan disebut
departementalisasi. Salah satu cara yang populer untuk mengelompokkan kegiatan adalah
menurut fungsi yang dijalankan.

c. Rantai Komando

            Rantai komando adalah sebuah garis wewenang yang tak terputus yang
membentang dari tingkat atas organisasi terus sampai tingkat paling bawah dan
menjelaskan siapa melapor kepada siapa. Rantai itu menlong para karyawan menentukan
siapa yang harus dituju apabila mereka menghadapi suatu masalah dan juga kepada siapa
mereka bertanggung jawab.
Tiga konsep rantai komando, yaitu :
 Wewenang adalah hak – hak yang melekat dalam sebuah posisi manjerial untuk
member perintah dan mengharapkan perintah – perintah itu ditaati.
 Tanggung jawab adalah kewajiban atau harapan.
 Kesatuan komando adalah prinsip manajemen bahwa seseorang bawahan harus
mempunyai satu saja atasan yang kepadanya dia melepaskan langsung
pertanggung jawabannya.

d. Rentang Kendali

           Rentang Kendali adalah berapa jumlah bawahan yang dapat diarahkan secara
efisien dan efektif oleh pimpinan.
e. Sentralisasi dan Desentralisasi

            Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil


pemimpin atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi
banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.

Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di
bawah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pusat, sehingga waktu yang
diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di
mana pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan
pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya
oleh pusat.

            Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan


kebijakan kepada orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta
menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan
efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.

f. Formalisasi

Formalisasi merujuk pada sejauh mana pekerjaan – pekerjaan di dalam organisasi


itu dibakukan dan sejauh mana tingkah laku karyawan dibimbing oleh peraturan dan
prosedur. Apabila sebuah pekerjaan sangat diformalisasikan, maka orang yang
mengerjakan pekerjaan tersebut mempunyai kebebasan minimum atas apa yang harus
dlakukan, kapan hal itu harus diselesaikan, dan bagaimana ia harus melakukannya.

Jika formalisasi tinggi :

- Terdapat uraian jabatan yang tersurat


- Banyak aturan organisasi

- Prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi

D. PENERAPAN DESAIN ORGANISASI


Secara garis besar desain organisasi terbagi dua, antra lain :
1. Desain organisasi umum
a) Struktur sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada
seseorang saja, dan sedikit formalisasi.

b) Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang
dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang
kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.

c) Struktur Matriks
Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.Struktur matriks dapat
ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian
dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.

2. Struktur organisasi modern


a) Struktur tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr ini
meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan
keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi
generalis sekaligus spesialis.
b) Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi
utama bisnis secara detail.
c) Organisasi nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai
komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim
yang diberdayakan.
Namun pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain
organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.

1. Desain Organisasi Mekanistik.

 Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.


 Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan
takut dan sanksi.
 Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah
dan cenderung terganggu tidak akurat.
 Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas
tujuan dan metode departemental.
 Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
 Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya
partisipasi kelompok.
 Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.

2. Desain Orgranisasi Orgranik.


 Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara
atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
 Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
 Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara
bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
 Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat
mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
 Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses
kelompok.
 Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan
sasaran yang tinggi dan realistis.
 Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan
pengendalian diri.

E. KOORDINASI & DELEGASI WEWENANG

1. Koordinasi

a. Pengertian Koordinasi

Koordinasi adalah proses penyepakatan bersama yang mengikat berbagai kegiatan atau
unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa, sehingga di sisi yang satu semua kegiatan atau
unsur tersebut terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi lain
keberhasilan kegiatan yang satu tidak merusak keberhasilan kegiatan yang lain. Tanpa
adanya koordinasi , individu ataupun perusahaan akan kehilangan pegangan atas peranan
mereka dalam koordinasi.

b. Tujuan koordinasi sebagai berikut :


1. Tujuan koordinasi untuk menciptakan dan memelihara efektivitas organisasi setinggi
mungkin melalui sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan keseimbangan antara
berbagai kegiatan dependen suatu organisasi.
2. Tujuan koordinasi untuk mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-tingginya
di setiap kegiatan interdependen yang berbeda-beda melalui kesepakatan yang mengikat
semua pihak yang bersangkutan.
3. Tujuan koordinasi untuk menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling responsif-
antisipatif di kalangan unit kerja interdependen dan independen yang berbeda-beda, agar
keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh keberhasilan unit kerja yang lainnya,
melalui jaringan informasi dan komunikasi efektif.

c. Pendekatan Untuk mencapai Koordinasi yang efektif

Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Terdapat tiga pendekatan


untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:

a. Teknik-Teknik Manajemen Dasar


Untuk mencapai koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme teknik-
teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum
kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak
memerlukan peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik  tersebut.

Mekanisme teknik manajemen dasar

 Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung
jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan
secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.

 Aturan dan prosedur.


Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-
kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi
dan pengawasan rutin.

 Rencana dan penetapan tujuan.


Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh
satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan
prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.

2. Meningakatkan koordinasi potensial


Meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan
organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.  Koordinasi
ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :

 Sistem informasi vertikal.


Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan
organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah.

 Hubungan-hubungan lateral (harizontal).


Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan
informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi
yang dibutuhkan ada.

3. Metode Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi

 Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan.


Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan
kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan
masalah-masalah yang timbul berkurang.

 Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.


Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-
satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung
jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).

2. Delegasi Wewenang

a. Pengertian Wewenang

Wewenang adalah suatu bentuk kekuasaan, sering kali dipergunakan secara lebih
luas untuk merujuk kemampuan manusia menggunakan kekuasaan sebagai hasil dari ciri-
ciri seperti pengetahuan atau gelar seperti hakim. Terutama, wewenang formal adalah
kekuasaan sah. Wewenang formal adalah tipe kekuasaan yang kita hubungkan dengan
struktur organisasi dan manajemen. Kekuasaan itu berdasarkan pengakuan keabsahan
usaha manajer untuk menggunakan pengaruh. 
b. Dasar Wewenang
1) Pandangan Klasik
Pandangan klasik wewenang menunjukan bahwa wewenang berasal dari tingkat yang
amat tinggi, dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi
tingkat.
2) Pandangan Penerimaan
Pandangan penerimaan wewenang, mengatakan dasar wewenang terletak dalam diri
orang yang dipengaruhi bukannya orang yang mempengaruhi. Pandangan ini dimulai
dengan pengamatan bahwa tidak semua hukum atau perintah sah dipatuhi dalam
semua keadaan. Kuncinya adalah penerima memutuskan apakah akan menerima atau
tidak.

c. Pengertian Delegasi
Delegasi adalah memberikan wewenang formal kepada orang lain (kekuasaan
sah) dan tanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas tertentu. Mendelegasikan berarti
memaksimalkan efektivitas karyawan, mempercepat pengambilan keputusan, dan dapat
membuat keputusan yang lebih baik.
d. Pengertian Pendelegasian Wewenag
Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses
pembagian kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedmikian rupa, sehingga
akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian perkerjaan yang tidak dapat diserahkan
kepada para bawahannya, berhubung posisinya dalam organisasi. Pendelegasian
wewenang oleh manajer kepada karyawan adalah perlu agar organisasi dapat berfungsi
secara efisien, karena tidak seorang manajer pun yang dapat menyeleseikan sendiri atau
melakukan supervisi menyeluruh terhadap semua hal yang terjadi dalam organisasi.
Dengan pendelegasian ini, maka bawahan akan mempunyai wewenang untuk
melaksanakan tugas-tugasnya. Wewenang merupakan alat untuk bertindak, sedangkan
delegasi wewenang merupakan kunci dinamika organisasi.

Anda mungkin juga menyukai