1: 22 – 29
Hengky Sinjal
Abstract
The purpose of this study was to investigate the effect of vitamin C with different doses of the
long time ripe gonads, egg hatchability and larval survival of catfish (Clarias sp). This research
used Complete Randomized Design (CRD) with four treatments each with three replications. The
treatment in this study were different doses of vitamin C namely 0, 600, 1200 and 1800 mg / kg of
feed. Data was analyzed usung analysis of variance and continued with the Smallest Real
Difference test. Parent female catfish used was 1.5 years age with a weight of 800-900 g. Feed
used was pellets supplemented with vitamin C. Fish was reared in four tanks measuring 2 x 1 x 1
m and fed every morning and evening ad libitum. The results of the study was the addition of
vitamin C in the diet significantly influenced the speed of gonad maturation, egg hatchability and
larval survival. Treatment with the addition of 1200 mg / kg of feed was the best treatment with
gonadal maturation speed achieved on 39.33 days, the highest egg hatchability 83% and survival of
larvae was 7.66 days.
Keywords: Clarias gariepinus, Vitamin C, gonadal development, egg hatchability, larval survival.
23
Budidaya Perairan Januari 2014 Vol. 2 No. 1: 22 – 29
kanulasi pada induk. Contoh telur diambil Data lama waktu dilihat dari berapa
kemudian dilihat tingkat kematangan nya. lama induk matang gonad.
Setelah induk matang gonad bobot induk Pengamatan di mulai dari awal sejak
ditimbang, kemudian pemijahan dilakukan diberikan perlakuan pakan sampai
dengan cara pemijahan buatan yakni dengan induk ikan matang gonad.
penyuntikan ovaprim dengan dosis 0.7 ml/kg • Daya tetas telur
ikan resipien. Penyuntikan pertama ¼ bagian Dalam menentukan tingkat penetasan
dan penyuntikan kedua ¾ dilakukan setalah 6- telur data yang diperlukan adalah
7 jam. Setelah itu induk jantan dan induk betina banyaknya telur yang menetas pada
dimasukan kedalam bak pemijahan dan di masing-masing perlakuan. Daya tetas
letakkan kakaban kedalam bak pemijahan telur dihitung dengan persamaan
sebagai substrat untuk menempelkan telur. (Efrizal dan afriasi, 1998) :
Proses pemijahan selesai pada pagi hari
kemudian induk diangkat. Telur-telur yang telah Penetasan telur (%) =
dibuahi akan menempel pada kakaban kemudian
diambil telur sebanyak 200 butir dari masing- jlh telur menetas / jlh telur ditetaskan x 100
masing perlakuan untuk digunakan dalam
penetasan telur. • Ketahanan hidup larva
Data yang diamati adalah berapa lama
2. Penetasan telur (hari) larva dapat bertahan hidup.
Sebelum telur-telur dipindahkan, terlebih Pengamatan dilakukan setiap hari dan
dahulu disiapkan loyang yang diisi air sebanyak mortalitasnya dicatat. Penghitungan larva
¾ dari tinggi loyang dan dipasang aerator. Air yang mati diakhiri, jika larva yang hidup
yang digunakan sama seperti pada pemeliharaan tinggal 20% (Kamler, 1992).
induk. Setelah itu telur yang menempel pada
kakaban diambil 200 butir kemudian 5. Analisis Data
dimasukkan ke dalam loyang. Setelah inkubasi, Penelitian lama waktu matang gonad
telur yang menetas dihitung. menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan empat perlakuan dan tiga
3. Pemeliharaan larva. ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini
Ketahanan larva dilakukan dengan cara menggunakan dosis vitamin C yang berbeda
memelihara larva yang baru menetas dalam yaitu 0 mg/kg pakan, 600 mg/kg pakan, 1200
loyang. Jumlah larva yang dipelihara untuk mg/kg pakan dan 1800 mg/kg pakan. Satuan
masing-masing perlakuan sebanyak 100 ekor percobaan dalam penelitian ini sebanyak 12
tanpa diberi makan. Data yang diamati adalah satuan percobaan dengan parameter yang
berapa lama (hari) larva dapat bertahan hidup. diukur adalah : lama waktu matang gonad,
Larva diamati setiap hari, mortalitasnya dicatat. daya tetas telur dan ketahanan hidup larva.
Penghitungan larva yang mati diakhiri, jika larva Data yang didapat kemudian dianalisis
yang hidup tinggal 20% (Kamler 1992). menggunakan analisis ragam dengan program
JMP, untuk mengetahui apakah dari beberapa
dosis yang digunakan berpengaruh nyata atau
tidak terhadap lama waktu matang gonad,
daya tetas telur dan ketahanan hidup larva.
4. Parameter yang diukur Kemudian dilanjutkan uji BNT, yaitu uji
• Lama waktu matang gonad
24
Budidaya Perairan Januari 2014 Vol. 2 No. 1: 22 – 29
Beberapa peneliti sebelumnya melaporkan hal oleh hasil penelitian Mokoginta et al. (2000)
yang sama, seperti Dabrowski dan Bloom dengan menggunakan kristal vitamin C yang
(1994) yang memperlihatkan bahwa telur dari diberikan kepada induk ikan patin. Leray et al
ikan rainbow trout yang menerima pakan (1985) jika telur kekurangan prostagladin
dengan penambahan vitamin C sebesar 850 maka berlangsungnya proses pembelahan sel
mg/kg pada pakan menghasilkan derajat tetas akan gagal dan akibatnya akan menghasilkan
telur 25.3–46.7%, sedangkan tanpa derajat tetas telur yang rendah seperti yang
penambahan vitamin C derajat tetas telur dihasilkan oleh induk yang menerima pakan
hanya sebesar 9.4–22%. Sementara itu dengan dosis vitamin C 0 mg/kg pakan
Soliman et al (1986) mencatat bahwa derajat dengan daya tetas telur 63.33 %.
tetas telur Oreochromis mossambicus yang
menerima pakan dengan penambahan vitamin 3. Ketahanan Hidup Larva
Rerataan ketahanan hidup larva ikan
C 1250 mg/kg pakan mencapai 89.33%,
sedangkan induk ikan yang menerima pakan lele dengan dosis vitamin C 1200 mg/kg
tanpa penambahan vitamin C daya tetas pakan dapat bertahan sampai 7.66 hari
kemudian disusul perlakuan 1800 mg/kg
telurnya 54.25%.
Sedangkan perlakuan Ascorbyl pakan 6.33 hari, perlakuan 600 mg/kg pakan
phosphate magnesium (vitamin C) yang 4.66 hari dan 0 mg/kg hanya dapat bertahan
3.33 hari.
dikombinasikan dengan estradiol-17B pada
ikan lele menghasilkan daya tetas 90 % Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa
(Sinjal, 2007). Beberapa hasil penelitian pemberian vitamin C mg/kg pakan
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
lainnya seperti Makatutu (2002) pada ikan
kerapu batik, Sandnes et al (1984) pada ketahanan hidup larva Dari hasil uji BNT
diperoleh perlakuan vitamin C 1200 mg/kg
rainbow trout, Soliman et al (1986) pada ikan
nila, dan Azwar et al (2001) pada ikan pakan adalah perlakuan yang terbaik.
bandeng memberikan kecendrungan yang Pemberian vitamin C mg/kg pakan
pada ikan lele berdasarkan hasil percobaan ini
sama dengan hasil yang didapat dalam
penelitian ini. menunjukkan bahwa hampir semua ikan dapat
matang gonad. Waktu yang diperlukan untuk
Tingginya daya tetas telur dari induk matang gonad berbeda-beda pada setiap
yang menerima perlakuan 1200 mg/kg pakan perlakuan. Hasil pengamatan terhadap lama
(83 %) selain disebabkan tingginya akumulasi waktu matang gonad ikan lele (Clarias sp)
lemak dalam telur yang berfungsi sebagai pada tabel 3 menunjukkan rerataan waktu
sumber energi utama, juga berkaitan erat matang gonad tercepat adalah pada perlakuan
dengan peranan vitamin C dalam biosintesis 1200 mg/kg pakan yaitu 39.33 hari, perlakuan
senyawa prostaglandin yang berperan sebagai 1800 mg/kg pakan 48 hari, perlakuan 600
hormon seperti yang dikemukakan oleh mg/kg pakan 49.66 hari dan 0 mg/kg pakan
Goodman (1994) bahwa bahan baku senyawa 57.66 hari.
prostagladin adalah asam arakhidonat yang Lamanya waktu yang diperlukan
bersumber dari asam lemak esensial. Di sini, untuk pematangan gonad pada perlakuan pada
vitamin C berperan sebagai antioksidan untuk kontrol (57.66 hari) diduga berkaitan dengan
menjaga agar asam lemak esensial tidak rendahnya vitamin C pada pakan sehingga
teroksidasi oleh hadirnya oksigen sehingga mempengaruhi ketersediaan vitamin C
akumulasi asam lemak esensial dalam telur ovarium. Implantasi estradiol pada ikan
menjadi meningkat seperti telah ditunjukkan mengakibatkan peningkatan konsentrasi
26
Budidaya Perairan Januari 2014 Vol. 2 No. 1: 22 – 29
estradiol dalam darah. Peningkatan dalam serum lebih rendah dibandingkan induk
konsentrasi estradiol dalam darah ikan akan yang menerima pakan dengan penambahan
memacu hati melakukan proses vitelogenesis vitamin C 2000mg/kg.
dan selanjutnya akan mempercepat proses Hasil pengamatan terhadap ketahanan
pematangan gonad, karena estradiol hidup larva tanpa diberikan makanan
merupakan perangsang dalam biosintesis menunjukan bahwa ketahanan hidup larva
vitelogenin di hati. Selain estradiol, vitamin tertinggi (7.66 hari) dicapai oleh perlakuan
C berperanan dalam reaksi hidroksilasi dalam penambahan vitamin C 1200 mg/kg pakan.
biosintesis hormon steroid yang bahan Ketahanan hidup larva awal sangat ditentukan
bakunya berasal dari kolesterol. Vitamin C oleh energi bawaan yang dipersiapkan oleh
memainkan peranan penting dalam proses induk mulai saat vitelogenesis sampai telur
biosintesis hormon estradiol sebagai donor matang (siap dipijahkan). Jika dalam
elektron untuk enzim hidroksilase yang perkembangan oosit induk mengalami
berperan mengkonversi testosteron menjadi kekurangan nutrien, proses perkembangan
estrogen.Hal ini dikarenakan vitamin C vitelogenesis akan mengalami gangguan
berperan dalam reaksi hidroksilasi dalam sehingga telur yang dihasilkan tidak menetas.
biosintesis hormon steroid yang bahan Pada penelitian ini diperoleh bahwa ada
bakunya berasal dari kolesterol. Menurut hubungan yang sangat nyata antara perlakuan
Halver (1985) bahwa vitamin C penambahan vitamin C 1200 mg/kg pakan
diakumulasikan pada sel folikel yang dengan daya tahan hidup larva yang
mengelilingi sel telur. Pada jaringan ini mengandalkan cadangan energi bawaan
terdapat sel teka berperan dalam sintesis berupa kuning telur dan butiran minyak
hormon steroid reproduksi (Zohar dalam dengan lama hidup larva selama 7.66 hari
Loupatty, 2004), sehingga apabila rendahnya sedangkan untuk perlakuan penambahan
vitamin C pada ovarium pada perlakuan tanpa vitamin C 0 mg/kg pakan hanya bertahan
penambahan vitamin C akan menghambat hidup 3.33 hari. Hasil penelitian ini didukung
sintesis estradiol. Berkaitan dengan peranan oleh Azwar et al. (2001) pada ikan bandeng
vitamin C ini dalam siklus reproduksi, dan Makatutu et al (2002) pada ikan kerapu
beberapa peneliti telah mencatat bahwa ikan batik dan Sinjal, (2007) pada ikan lele,
nila (Soliman et al. 1986), ikan bandeng dimana peningkatan dosis vitamin C dalam
(Azwar et al. 2001), dan Japanese parot pakan akan meningkatkan ketahanan hidup
(Oplegnathus fasciatus) (Ishibashi et al. larva.
1994) yang diberi pakan dengan penambahan Pengamatan kualitas air selama
vitamin C yang cukup untuk mencapai pemeliharaan induk, penetasan telur dan
kesiapan ovulasi lebih cepat dibandingkan ketahanan hidup larva meliputi pengukuran
dengan ikan yang diberi pakan tanpa suhu, DO dan pH dimana hasilnya masih
penambahan vitamin C. dalam batas toleransi kehidupan ikan lele
Hasil penelitian ini menunjukkan (Clarias sp). Suhu selama penelitian berkisar
bahwa kadar vitamin C dalam pakan akan antara 24.5-29.70C, DO 3.01-5.33 ppm dan
mempercepat pematangan gonad. pH 6.9-9.05. Khairuman dan Amri (2002),
Penambahan vitamin C 1200 mg/kg pakan suhu yang baik untuk penetasan telur 27-
menghasilkan waktu rata-rata 39.33 hari. 300C, DO 5-7 ppm dan pH 6.5-9 bila pH >9.5
Waagbo et al (1989) juga mencatat bahwa bisa berakibat perkembangan ikan lele akan
induk ikan trout yang menerima pakan tanpa terganggu.
penambahan vitamin C kadar vitelogenin
27
Budidaya Perairan Januari 2014 Vol. 2 No. 1: 22 – 29
29