DWIKE RAHMADINI(202210571)
2021
1.HARI/TGL :SENIN,8 FEBRUARI 2021
Gula pereduksi dalam bahan pangan dapat ditentukan konsentrasinya berdasarkan pada
kemampuannya untuk mereduksi pereaksi lain. Analisis gula pereduksi dengan metode
Lane-Eynon dilakukan secara volumetri dengan titrasi/titrimetri. Metode ini digunakan
untuk penentuan gula pereduksi dalam bahan padat atau cair seperti laktosa, glukosa,
fruktosa, maltosa.
Prinsip
Gula mereduksi Cupro (Cu2+) dalam suasana alkali. Setelah semua kuper direduksi, gula
akan mereduksi methylen blue menjadi methylen white.
Reagen :
- Pipet tetes
- Pipet volumetrik
- Red ball
- Corong
- Kertas saring
- Batang pengaduk
Prosedur :
3. Panaskan dalam penangas air mendidih selama 30 menit.Tambah indikator Brom Thymol
Blue 3 tetes.
5. Pindahkan secara kuantitatif kedalam labu seukuran 100 ml. Tambahkan H2O sampai
tanda batas.
8. Ambil erlenmeyer, masukkan 5 ml tepat larutan fehling I dan 5 ml larutan fehling II.
Kocok.
9. Tambahkan larutan bahan 15 ml ( untuk bahan selai saus 5 ml) dari buret kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan Fehling I dan larutan Fehling II. Panaskan sampai mendidih.
10. Tambahkan 3 tetes Methylen blue, titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih sampai
warna biru hilang.
Dimana: Vo = volume larutan glukosa standar untuk titrasi larutan Fehling (ml)
F = faktor pengenceran
Pembahasan Hasil :
Dari hasil praktikum, penentuan kadar gula pereduksi dengan metode Lane-Eynon dapat
diketahui setelah fehling 1 dan fehling 2 dan larutan bahan (jeruk) ditambahkan indikator
methylen blue. Jika pada erlenmeyer terbentuk warna biru, maka larutan harus dititrasi
kembali dengan larutan bahan (jeruk) dalam keadaan mendidih. Titrasi dilanjutkan sampai
warna biru pada larutan hilang. Tetapi jika warna larutan tetap hijau setelah ditambahkan
methylen blue, maka titrasi tidak perlu dilakukan. Hal itu dapat terjadi karena gula sudah
mereduksi cupro (Cu2+). Dari hasil praktikum yang kami lakukan, larutan bahan (jeruk) tetap
berwarna hijau setelah ditambahkan methylen blu sehingga tidak perlu dititrasi lagi. Berarti
gula pada jeruk sudah mereduksi cupro dalam keadaaan basa. Hasil perhitungan gula
pereduksi pada air jeruk dengan menggunakan tabel reducing sugar yaitu sebesar 6,71 %.
Prinsip :
Gula mereduksi larutan Cupper, kelebihan larutan Cupper ditentukan secara Yodometri.
Reagen :
1. Larutan luff
2. Na2CO3 10%
3. Pb Asetat
4. KI 20 %
5. H2SO4 26,5 % N
6. Na2S2O30,1 N
7. Amilum 1%
Prosedur :
dihubungkan dengan pendingin balik dan dididihkan selama 10 menit, kemudian dinginkan.
5. Titrasi dengan Na2S203 0,1 N dengan menggunakan indikator amilum 1 % sampai warna
biru hilang.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer, gelas ukur, pendingintegak,
buret, labu takar, corong kaca, dan pipet ukur. Sedangkan bahan yang dibutuhkanadalah
sampel yang mengandung karbohidrat, Pb asetat, Na dan reagen luff school
hasil
diketahui= V sampel = 30 ml
v blanko = 45,6 ml
N.NaS2O3 = 0.095
Ditanya =%karbohidrat?
Jawab
=(30×2,8)+38,5
=84+38,5=122,5mg=0,1225 gr
%karbohidrat= 6,125 %
Kesimpulan :
1.Dari hasil praktikum diketahui bahwa pada jeruk terdapat kandungan gula pereduksi.
Tetapi, pada metode hidrolisa ini, larutan jeruk tidak perlu dititrasi lagi. Gula sudah
mereduksi cupro (Cu2+) dalam keadaan alkali. Dan didapatkan kandungan gula pereduksi
pada jeruk sebesar 6,71 %
2 Berdasarkan praktikum Luff school yang kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu
1.Dari berbagai perlakuan terhadap sampel (larutan susu) yang kami analisa dalam ujianalisa kuantitaif Luff
Schoorl, didapat data yang sesuai dengan teori. Hal inimenandakan proses analisa yang kelompok kami
lakukan tidak menyimpang ataubertentangan dengan teori.
2.Pada saat pemanasan, digunakan batu didih untuk menjaga tekanan didalam Erlenmeyer.
3.Digunakan indikator pati agar warna larutan tidak terlalu pekat.
4.Penentuan kadar karbohidrat dengan metode luff schrool dilakukan denganmenghidrolisis sample menjadi
monosakarida yang dapat mereduksi oksida pada luff yaituCu2+
menjadi Cu+.
5.Kandungan glukosa pada 2 gr sampel susu sebanyak 6,125%
DAFTAR PUSTAKA