Anda di halaman 1dari 16

Makalah kewiraausahaan

Usaha hijab alishba


Dosen pengampu : Dra. Sudiarti, M. Si

Penyusun
Nur Rafika
191110013509042
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SAMARINDA
2020/2021
Daftar isi
Kata pengantar
Bab 1 pendahuluan
1. latar belakang
2. rumusan masalah
Bab 2 pembahasan
1. data dan profil objek perusahaan
2. Hasil Penelitian dan Analisis Pembahasan
3. Hasil Penjualan dari Strategi Pemasaran Hijab alishba
4. Analisis SWOT Pada Hijab alishba
5. Analisis Resiko Usaha Hijab

Bab 3 penutup

1. Kesimpulan
2. Saran

Daftar pustaka

6.
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin
dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat saya rampungkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
kewirausahaan.
Dalam penulisan Makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan Makalah ini.
Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yang
telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam Makalah ini kami
sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin Makalah ini masih banyak kekurangan
disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih
maju di masa yang akan datang.

Samarinda , 19 november 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hijab adalah kata-kata yang tak asing lagi apalagi bagi kita wanita muslimah. Berhijab
merupakan perintah Allah SWT yang menjadi kewajiban bagi seorang muslimah. Selain
menunjukkan jati diri, hijab juga bisa menjaga kehormatan muslimah. Berbagai model hijab
dipasarkan untuk menarik minat konsumen. Cara memakai hijab pun semakin dimodifikasi
sedemikian rupa agar terlihat menarik. Islam mewajibkan kepada setiap muslimah untuk
menggunakan hijab. Dengan berhijab seseorang diharapkan akan bertingkah seseorang
diharapkan akan bertingkah laku sesuai dengan etika-etika agama. Berhijab juga dapat
melindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti terhindar dari kaum laki-laki yang suka
menggoda kaum perempuan. 

Pemakaian hijab tidak menjadikan wanita menjadi terkekang, sebaliknya dengan hijab ini
seorang wanita bisa berbuat untuk memberi manfaat bagi orang lain. Hal ini menunjukkan
pemakaian hijab tidak bisa dijadikan alasan kekangan bagi kaum wanita. Pemakaian hijab tetap
bisa menunjukkan citra seorang wanita yang cerdas dan tidak ketinggalan jaman. Hijab atau
jilbab mengalami kekurangan, yang dulunya menjadi sebuah ajaran dan perintah bagi wanita
sekarang menjadi sebuah budaya konsumerisme yang tidak bisa dijangkau oleh seluruh kalangan
dan juga mencitrakan fashion belaka. 

Hijab pada modernisasi ini penggunaan hijab tidak lagi sesuai dengan syari’at islam.
Sehingga kegunaan hijab hanya untuk komersil yang jauh dari aturan agama. Tapi masih banyak
pula para wanita-wanita yang mengenakan hijab sesuai dengan syari’at agama islam. Hubungan
kehidupan masyarakan mebangun citra positif dengan melakukan pencitraan bahwa hijab sudah
tidak lagi kuno dan ketinggalan zaman. 

Sejalan perkembangan zaman, kemajuan trend dalam memakai hijab dengan


meningkatnya model berhijab membuat masyarakat khususnya kalangan wanita semakin mudah
memakai dan merasa modis dan memiliki berbagai model sesuai dengan perkembangan dunia.
Setiap perempuan muslim diwajibkan memakai hijab yang telah ada sebelumnya atau sesuai
dengan ajaran agama islam dengan memberikan makna yang sesuai dengan aturan yang ada
melalui tindakan atau tingkah lakunya sendiri. 
2. Rumusan masalah
1) Bagaimanaka data dan profil objek perusahaan ?
2) Bagaimanakah Hasil Penelitian dan Analisis Pembahasan ?
3) Bagaimanakah Hasil Penjualan dari Strategi Pemasaran Hijab alishba ?
4) Bagaimanakah Analisis SWOT Pada Hijab alishba ?
5) Bagaimanakah Analisis Resiko Usaha Hijab?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Data dan Profil Objek Perusahaan


a. Profil dan Sejarah Objek Perusahaan

Hijab yang merupakan usaha mandiri dimulai pada akhir tahun 2019. Awal mendirikan
sebuah hijab, karena awalnya hobi mengkoleksi sebuah model hijab dari mulai berbagai
macam model segitiga hingga pasmina. Dari hobi mengkoleksi hijab, kini mencoba usaha
untuk membuka hijab di media sosial. Karena dengan adanya media sosial, usaha untuk
membuka usaha akan lebih cepat berkembang pesat. Akhirnya pada 10 oktober tahun 2019
usaha hijab yang diberi nama Hijab alishba ini dibuka secara resmi. Hijab yang ditawarkan
oleh Hijab alishba hanya ditunjukkan untuk kaum hawa yang memakai hijab. Pilihan model
hijab tersedia mulai dari hijab Segiempat, Pasmina, Bergo, Ciput, dan scrunchie. Saat ini
Hijab alishba belum memperkejakan orang, hanya saja hijab alishba ini dikelola langsung
oleh pemilik yang terdiri dari 3 orang. Meskipun usaha ini adalah usaha mandiri, tapi sistem
profesional diterapkan oleh Hijab alishba. Setiap peraturan yang dibuat oleh Hijab alishba
dengan berbagai kebijakan, harus diterima oleh masing-masing pengelola.

b. Struktur Organisasi

pemilik
 

Pemilik 1 Pemilik 2 Pemilik 3


Stuktur Organisasi ini merupakan gambaran sekematis tentang hubungan kerja sama yang
ada di dalam organisasi untuk mencapai sasaran. Stuktur Organisasi menggambarkan
pembagian kerja, garis-garis wewenang, pembatas tugas dan tanggung jawab dari unit-unit
organisasi. Adapun stuktur organisasi pada Hijab alishba, yaitu terdiri dari :

1. Pemilik
Pemilik adalah pemegang saham atau pemilik modal sepenuhnya yang mempunyai
kewewenang terbesar dalam pengambilan keputusan serta memiliki hak penuh untuk
mengendalikan usahanya.
2. pemilik 1
Bertugas dalam pengolahan keuangan usaha Hijab Collection serta bertugas membuat
Laporan bulanan atas pengeluaran, pemasukan dan perdapatan usaha Hijab.
3. pemilik 2
bagian ini dapat dikatakan sebagai perantara produsen dengan konsumen, dimana bagian
pemasaran bertugas untuk memasarkan hasil produksi ke toko dan mengantarkan pesanan
Hijab yang telah jadi kepada para konsumen tetap diberbagai kota.
4. pemilik 3
Bagian ini bertugas untuk memperoduksi berbagai jenis hijab yang akan kami pasarkan
kepara konsumen dan mencari inovasi unik untuk memperbarui model desain produk
sehinggan dapat mengasah kreatitiftas model hijab terkini. Jenis hijab yang kami
produksi yaitu segiempat, bergo, pashmina, dan ciput. 

c. Rencana Lokasi Usaha

Rencana lokasi operasional usaha yang diharapkan akan ditempatkan di daerah yang
dapat memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Lokasi dekat dengan hunian masyarakat.


2. Dilokasi tersebut memungkinkan semua kalangan masyarakat dapat berkunjung.
3. Kami membuka online shop untuk memasarkan produk yang kami hasilkan dengan
menggunakan media sosial berupa : instagram, facebook, twiter, tik tok, ecommers dan
lain sebagainya.
d. Target Pelanggan
Sasaran atau target kami adalah seluruh wanita muslim dikalangan dari segala usia. Kami
memulai promosi di media sosial, agar produk kami dapat dilihat langsung oleh para
konsumen dan dapat mempermudah para konsumen yang ingin memiliki produk yang kami
jual, tanpa harus berkunjung ke tempat usaha kami. Promosi ini dilakukan, karena kami
menganggap promosi akan lebih efektif.

e. Memulai Usaha

Dalam memulai usaha ini, ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha,
yaitu sebagai berikut :

1. Keinginan membuat brand sendiri dalam membuat hijab agar dapat dikenal oleh
masyarakat luas.
2. Memperbanyak wawasan dalam membuat hijab dari yang langsung dipakai maupun yang
tidak langsung dipakai.
3. Memiliki tempat atau lahan untuk membuka usaha yang cukup.
4. Memperbanyak wawasan untuk membuka usaha di berbagai cabang luar kota.
5. Melakukan survey terhadap konsumen agar dapat memberikan masukkan tentang produk
hijab tersebut.
6. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan saat berproduksi hijab.

f. Keunggulan Produk

Dalam membuka suatu usaha perusahaan memiliki keunggulan produk yang dimilikinya.
Keunggulan produk dalam membuka usaha dapat menarik konsumen agar tertarik dengan
produk yang dimiliki oleh setiap perusahaan. Keunggulan dari produk Hijab alishba ini,
meliputi :

1. Memiliki berbagai macam model yang dimiliki oleh Hijab alishba.


2. Memiliki harga yang cukup terjangkau bagi konsumen.
3. Memiliki bahan yang nyaman untuk dipakai oleh para konsumen.

2. Hasil Penelitian dan Analisis Pembahasan

a.

Strategi Bauran Pemasaran Hijab alishba


Strategi pemasaran yang kami terapkan oleh Hijab alishba dalam meningkatkan penjulan
adalah 4P. Oleh karena itu dalam analisis ini akan dibahas mengenai evaluasi bauran
pemasaran yang digunakan terhadap tujuan usaha kami, meliputi :

I. Strategi Produk (Product)

Dalam strategi produk ini Hijab alishba berusaha untuk menekankan pada produk-produk
yang ditawarkan dan disesuaikan dengan berbagai macam jenis model hijab yang sesuai
dengan kebutuhan para wanita muslimah. Usaha ini sangat mengutamakan kualitas mutu,
variasi warna dan model produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Karena mutu dan
variasi produk sangatlah penting, untuk menjaga kepercayaan konsumen dan memberikan
rasa puas kepada konsumen dengan memberikan produk yang terbaik. Adapun produk yang
kami tawarkan kepada konsumen, yaitu :
1)    Jilbab Paris warna-warni yang akan dijual ialah jilbab yang berbentuk segi empat
seperti : segiempat paris, segiempat saudia, segi empat rawis, segi empat bella squer,
2)    Jilbab khimar zahra yang akan dijual ialah jilbab yang akan dijual ialah jilbab bergo
seperti khimar serut, khimar simpel
3)    Jilbab Pasmina Paris yang akan dijual ialah jilbab pasmina berbentuk persegi panjang,
seperti pashmina ima, pashmina halw, pashmina ceruty, pashmina diamond.

II. Strategi Penetapan Harga (Price)

Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar. Harga yang ditetapkan adalah harga
yang disesuaikan dengan bahan produksi, model dan motif yang unik dari setiap produk, serta
dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Adapun daftar harga produk dari Hijab
alishba, yaitu :
1)      Harga perbuah jilbab Paris warna-warni Rp13.000/ pcs
2)      Harga perbuah jilbab khimar zahra Rp 35.000/ pcs
3)      Harga perbuah jilbab Pasmina Paris Rp 25.000/ pcs

III. Startegi Promosi (Promotion)


1) Promosi penjualan yang bisa dilakukan adalah penyebaran brosur Hijab alishba di
berbagai media social.
2) Setiap pelanggan yang membeli produk Hijab alishba lebih dari tiga buah akan
mendapatkan diskon Rp.5.000/barang dan akan mendapatkan free gift menarik. Ini adalah
salah satu bentuk promosi yang dapat menarik konsumen.

IV. Startegi Tempat Pendistribusian (Place)


Strategi distribusi atau tempat merupakan masalah penentu tempat yang tepat dalam
memasarkan produk-produk yang ditawarkan ke konsumen. Kami menawarkan produk
usaha di tempat lokasi yang dekat dengan keramaian masyarakat seperti: segi akses jalan
maupun situasi lingkungan sekitar. Serta kami membuka akun ecomners untuk berkerja
sama dengan para reseller kami yang ini menjual kembali produk yang telah kami produksi.

V. Strategi Perorangan (People)

Strategi perorangan adalah semua pelaku yang memainkan peran penting dalam
memproduksi jilbab sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembelian konsumen. Hijab
alishba ini memiliki pegawai yang bertugas untuk melayani para konsumen. Hijab alishba
ini memiliki kriteria sendiri untuk memilih karyawan dalam pelayanan yang standar yang
sudah ditentukan oleh Hijab alishba. Karyawan standar yang kami dipilih yaitu beragama
islam, berkemapuan baik, ramah dan sopan serta wanita yang cantik untuk dijadikan model
dalam menggunakan hijab.

VI. Strategi Pemasaran Dalam Bentuk Bukti Fisik (Phyisical Evidence)

Phyisical Evidence adalah bentuk nyata ataupun keadaan yang turut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Hijab alishba memiliki
teknik pemasaran dalam menjual produk seperti dalam gambar yang ditawarkans sesuai
dengan aslinya, agar konsumen merasa puas dan nyaman saat membeli produk kami.
 

3. Hasil Penjualan dari Strategi Pemasaran Hijab alishba


I. Aspek Modal

N Jenis Harga Satuan Jumla Total


o (Rp) h (Rp)

1 Jilbab Paris warna-warni 7.000/pcs 12/pcs 84.000

2. Jilbab Pasmina Paris 14.000/pcs 12/pcs 168.000

3. Jilbab Mama Dede 25.000/pcs 12/pcs 300.000

TOTAL 552.000

II. Perhitungan Keuntungan

Harga jual jilbab paris warna-warni Rp 13.00 x20/pcs : Rp 260.000


Harga jual pasmina paris Rp 25.000 x 12/pcs : Rp 300.000
Harga jual mama dede Rp 35.000 x 12/pcs : Rp 420.000+
Rp 980.000
Harga beli semua item kerudung yaitu   :           Rp 552.000
Laba                                            =  Rp 428.000
Perhitungan margin keuntungan

Jumlah modal seluruh item kerudung : = Rp 552.000

               =  Rp 428.000 Rp. 428.000  x 100% =  43 %

Rp. 980.000

Ongkos kirim biaya disesuaikan dengan alamat  konsumen

4. Analisis SWOT Pada Hijab alishba


Untuk merumuskan strategi pemasaran yang diperlukan Hijab alishba dalam rangkaian
meningkatkan penjualan dan mencapai tujuan yang dicapai, maka diperlukan adanya analisis
SWOT untuk menyusun strategi tersebut. Bedasarkan dari penelitian ini, maka analisis SWOT
disusun sebagai berikut :

I. Analisis Kekuatan Perusahaan (Strenght)


a. Keunggulan produk
Kami menawarkan suatu produk yang mengangkat nilai keagamaan dan dipadukan dengan
unsur keindahan.
b. Keterampilan dan keahlian
Kami memiliki keterampilan untuk melakukan modifikasi motif gambar hijab, dan keahlian
memadupadankan jilbab dengan motif gambar hijab.
c. Bahan baku mudah di dapat
Bahan baku pembuatan jilbab ini tersedia dengan macam variasi warna dan model serta
harga yang tidak terlalu mahal. Serta jenisnya beraneka ragam sehingga dapat meningkatkan
model dan variasi hijab

II. Analisis Kelemahan Perusahaan (Weakness)


a. Belum memiliki cukup pengalaman
Pengalaman untuk memulai usaha yang sangat minim meruoakan suatu kelemahan yang
harus di atasi
b. Kurangnya sumber daya manusia
Keterbatasan sumber daya manusia sebagai produsen atau pengrajin hijab, sehingga dalam
menjahit sebuah produk di perlukan keterampilan khusus yang setiap orang tidak bisa
melakukannya.

III. Analisis Peluang Perusahaan (Opportunities)


a. Banyak Konsumen
Banyaknya wanita muslim yang menggunakan hijab. Dengan adanya produk ini akan
menambah minat wanita untuk menggunakan hijab.
b. System Pemasaran
Pemasaran bisa dibilang cukup mudah, karena kami melakukan pemasaran melalui media
social, lingkungan masyarakat maupun segi akses jalan.

IV. Analisis Ancaman Perusahaan (Threats)


a. Keacuhan Konsumen
Terkadang wanita berjilbab memperhatikan penamilannnya dan sibuk membuat mereka
tampil apa adannya
b. Pesaing Hijab
Banyaknya para pesaing hijab yang memiliki brand hijab yang sudah terkenal dimasyarakat.
Sehingga masyarakat akan lebih tertarik dengan hijab yang sudah memiliki brand. Serta
banyaknya usaha yang sama di luar wilayah.

5. Analisis Resiko Usaha Hijab

Dalam membuat usaha banyak resiko yang harus dihadapi. Demikian pula dengan usaha
produk hijab kami akan mendatangkan berbagai resiko sebagai berikut :

I. Produk kurang menarik minat muslimah.


Manusia memiliki selera yang berbeda antara satu dengan lainnya. Demikian pula
dalalam hal berpakaian dan berjilbab. Bayak wanita, khususnya wanita berjilbab yang
kurang memperhatikan penampilan mereka, karena kesibukkan dan kurangnya rasa
percaya diri.
II. Jilbab yang kadaluarsa
Adakalanya barang tidak terjual dapat memenuhi toko bahkan gudang. Sehingga
menimbulkan kesan yang dapat menurunkan kualitas produk.
III. Modal usaha
Modal usaha hijab ini tidak memerlukan modal yang terlalu besar. Tetapi tidak terlalu
kecil. Sebagai usaha membangun suatu kualitas, modal awal demi terwujudnya suatu
produksi yang memaksimalkan produk harus dapat mendukung berlangsungnya produk
usaha hijab.
IV. Pesaing Hijab
Banyaknya para pesaing hijab yang memiliki brand hijab yang sudah terkenal
dimasyarakat. Sehingga masyarakat akan lebih tertarik dengan hijab yang sudah memiliki
brand. Serta banyaknya usaha yang sama di luar wilayah
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Usaha Hijab alishba merupakan bentuk usaha yang bergerak dibidang pakaian,
khususnya di jilbab. Membuka sebuah usaha penjulan hijab sangatlah menguntungkan bagi para
usaha yang bergerak dibidang pakaian khususnya jilbab. Peluang membuka usaha jilbab dalam
jangka waktu yang panjang sangatlah baik dan mudah untuk dikembangkan. Usaha kami
bertujuan untuk membantu para muslim untuk menggunakan jilbab, karena sudah sepatutnya
wanita muslim harus menggunakan hijab yang dapat menutup bagian wanita. Proses pemasaran
yang kami lakukan melalui berbagai media sosial dan ecommers, serta kami melakukan diskon
bagi reseller kami. Harga yang kami berikan kepada konsumen tergantung sesuai dengan bahan
yang telah di produksi, sehingga harga yang di tawarkan model hijab sangatlah bervariasi. Kami
juga melakukan analisis SWOOT dalam membuka usaha ini, agar usaha ini dapat berkembang
jauh lebih pesat.

2. Saran

Agar pelaksanaan suatu usaha dapat berjalan lancar, maka kami mempunyai beberapa
saran, yaitu:

a. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan.


b. Pandai berkomunikasi.
c. Mempunyai etos kerja yang tinggi.
d. Mau mendengarkan kritik dan saran dari orang lain.
e. Tidak mudah putus asa.
f. Mampu menghasilkan produk yang berkualitas.
g. Mengutamakan kepuasan pelanggan.
h. siplin,bertanggung jawab,kreatif dan inovatif.
Daftar Pustaka

1.      Hasan Baihaqi, 2006, Etika Bisnis Islam, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.

2.     Faisal Badroen. Suhendra. M. Arief Mufrani. Ahmad D. Bashori, 2007,  Etika Bisnis dalam
Islam,  Jakarta: Kencana Tim Syamil Quran, Syamil Quran Edisi Fadhilah.

3.      Muhammad, 2004, Etika Bisnis Islam, Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusaan YKPN.

Anda mungkin juga menyukai