Anda di halaman 1dari 8

ANALISA PENGARUH SIKAP KERJA 5S DAN FAKTOR

PENGHAMBAT PENERAPAN 5S TERHADAP


EFEKTIVITAS KERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DI
PERUSAHAAN SEPATU
1 2
Hayu Kartika , dan Tri Hastuti
Teknik Industri
Universitas Mercu Buana Jakarta
1 2
Email: hayu_kartika@yahoo.com ,hastutiadiarto@yahoo.com

ABSTRAK
Pada saat ini perubahan di dunia industri semakin cepat, semakin banyak pula tuntutan
kerja yang diinginkan perusahaan. Untuk mendukung pekerjaan agar dapat dilakukan lebih
mudah dan lebih nyaman, salah satu yang harus dibangun adalah budaya kerja yang baik.
Budaya kerja di perusahaan perlu diciptakan dan dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan
dimasa yang akan datang dalam menghadapi tantangan di dunia industri. Salah satu untuk
menciptakan suasana kerja yang nyaman yaitu: perusahaan dapat menerapkan sikap kerja 5S.
5S adalah singkatan dari Seiri, Seiton, Seiketsu dan Shitsuke. Metode 5S merupakan beberapa
tahap untuk mengatur kondisi tempat kerja yang berdampak terhadap efektifitas kerja, efisiensi,
produktifitas dan keselamatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur serta mengetahui
seberapa besar sikap kerja 5S diterima para pekerja dan faktor penghambat penerapan 5S di
departemen produksi dan seberapa besar pengaruh dalam membantu efektifitas kerja dari para
pekerja. Reabilitas dari penelitian ini menggunakan standar deviasi pada SPSS versi 16. Data-
data kuesioner di bagi ke dalam 3 variabel, yaitu: dua variabel Independent dan satu variabel
Dependent. Hasil penelitian didapatkan dari 50 sampel kuesioner disebarkan kepada pekerja di
departemen produksi dan menunjukkan seluruh variabel mempunyai hubungan (korelasi) yang
cukup baik dengan efektifitas kerja sedangkan untuk sikap kerja 5S sendiri ternyata didapatkan
hasil negatif dari analisis regresi berganda. Maka, sikap kerja 5S merupakan bukan faktor
penentu terciptanya efektifitas kerja di departemen produksi pada perusahaan ini. Pada
penelitian ini juga mendapatkan kesimpulan dari hasil wawancara kepada pekerja, bahwa sikap
kerja 5S kurang efektif karena tidak adanya penghargaan, penilaian dan komunikasi yang
kurang kepada pekerja dan pihak manajemen
Kata kunci: Budaya, Sikap Kerja 5S, Kendala dan Efektifitas

ABSTRACT
For the moment change at the world industrial gets faster, more and more too claim job
which corporate is wanted. To back up work to be able being done easier and comfortable
more, one of that shall be built is cultural job which good. Job culturize at corporate needs to be
created and needed for firm developing at proximately deep face daring at industrial the world.
One of as to establish comfortable job atmosphere which is: firm can apply job 5S attitude. 5S
are abbreviated of Seiri, Seiton, Seiketsu and Shitsuke. 5S Method represents severally phases
to manage condition of workshop which impacted to job effectivenesses, efficiency, productivity
and working safety. This research intent to measure and knowing how big job attitude 5S
accepted employs and implemented resistor factors 5S at production department and how big
influence in helping job effectiveness of employs. Reability of this research utilize deviation on
SPSS version 16. kuesioner's datas at divides into 3 variables, which is: two variables
Independent and one variable Dependent. Observational result to be gotten of 50 kuesioner's
samples is broadcast to employs at production department and pointing out all variable has
relationship (correlation) one that just fine with job effectiveness whereas for job attitude 5S
alone apparently been gotten negative result from analysis bifilar regressions. Therefore, job
attitude 5S represents not determinants most compose it job effectiveness at production
department on corporate this. On this research also get conclusion of interview result to employ,
that job attitude 5S less effective for lack of appreciation, appraisal and communication that
insufficiently to employ and management.
Keyword: Culture, Job attitude 5S, Constraint and Effectiveness

Jurnal Ilmiah PASTI Volume V Edisi 1 - ISSN 2085-5869 47


1. PENDAHULUAN 1.2. Rumusan Masalah
1.1. Latar Belakang Pada perusahaan ini sistem 5S telah
diterapkan dan dilaksanakan oleh
Budaya kerja yang baik di dalam suatu
perusahaan, namun efektivitasnya masih
perusahaan sangat dibutuhkan untuk
perlu dipertanyakan dan seberapa efektif
perkembangan perusahaan di masa yang
5S diterapkan pada departemen produksi.
akan datang. Guna menciptakan budaya
Adapun permasalahan yang masih
kerja dan budaya perusahaan yang baik,
ditemukan pada departemen produksi pada
maka diperlukan banyak usaha untuk
perusahaan yang diteliti, yaitu:
mencapainya. Perusahaan ini adalah suatu
1. Masih ditemukannya alat (tools) tidak
perusahaan yang bergerak di bidang
diletakkan pada tempatnya.
manufaktur pembuatan sepatu olahraga,
2. Pengindentifikasian pada label yang
merupakan salah satu perusahaan yang
tidak sesuai standar, label hanya
telah menerapkan perbaikan-perbaikan
ditempelkan seadanya saja.
budaya kerja demi tercapainya keteraturan
3. Tempat penyimpanan material dalam
dan kedisiplinan di dalam perusahaan,
keadaan kotor, sehingga dapat
sehingga menimbulkan suasana yang
mempengaruhi material tersebut.
aman dan nyaman dalam bekerja.
Perusahaan melaksanakan MESH 1.3. Pertanyaan Penelitian
System (Management, Environment,
Safety, and Health System) sebagai wujud Dari uraian perumusan masalah diatas,
kesadaran akan pentingnya keadaan maka muncul pertanyaan dasar pada
lingkungan kerja, kesehatan dan penelitian ini, yaitu:
keselamatan kerja. Salah satu cara untuk 1. Hal-hal apa saja (faktor apa saja) yang
mengimplementasikan MESH System menghambat penerapan Sikap Kerja
adalah dengan melakukan penerapan 5S pada perusahaan yang diteliti?
housekeeping management dari Jepang, 2. Apa upaya yang dapat dilakukan, agar
yaitu: 5S yang terdiri dari Seiri, Seiton, pelaksanaan 5S lebih efektif diterapkan
Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Sedangkan oleh departemen produksi pada
bila di artikan ke dalam bahasa Indonesia perusahaan yang diteliti?
menjadi 5R yaitu: Ringkas, Rapi, Resik, 3. Seberapa besar pengaruh sikap kerja
Rawat dan Rajin. Sistem Housekeeping ini 5S dan faktor penghambat yang
harus diterapkan karena terjadinya mempengaruhi penerapan 5S terhadap
ketidakteraturan penempatan tools di efektifitas kerja pada departemen
tempat kerja, khususnya pada departemen produksi pada perusahaan yang diteliti?
produksi, sehingga membutuhkan waktu
yang lama untuk mencari alat yang ingin 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
digunakan. Selain itu banyak terdapat Tujuan dari penelitian tesis ini adalah untuk
barang yang tidak jelas statusnya, apakah mengkaji beberapa hal yang menghambat
digunakan atau tidak digunakan. Melalui penerapan 5S pada departemen produksi.
implementasi program 5S diharapkan Dengan melihat hal itu penulis berharap
berbagai pemborosan yang ada dapat dapat memberi masukan atau upaya yang
diminimalkan sehingga terjadi peningkatan dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan
produktifitas dan efektivitas dari tersebut, selain itu penelitian ini bertujuan
perusahaan (Osada, 2011). juga untuk mengetahui seberapa besar
Salah Satu perusahaan yang pengaruh sikap kerja 5S dan faktor
menerapkan 5S adalah perusahaan penghambat yang mempengaruhi 5S dan
Toyota. Fujio Cho, Presiden Direktur, hubungannya terhadap efektivitas kerja.
Toyota Motor Corporation, mengatakan: Mr. Manfaat dari penelitian ini adalah
Ohno sangat bersemangat menerapkan kita dapat mengetahui kendala dalam
TPS. Dia berkata bahwa anda harus penerapan 5S yang masih belum bisa
membersihkan segalanya agar anda dapat dilaksanakan dengan baik oleh para
melihat masalah. Dia akan mengeluh jika pekerja dan memberikan gambaran tentang
dia tidak bisa melihat dan mengatakan cara mengurangi hambatan tersebut.
apakah ada masalah atau tidak (Liker, Sehingga diharapkan penelitian ini dapat
2006, P.180). mengetahui seberapa efektifnya pekerjaan
yang dilakukan dan menjadi masukkan
yang baik dimasa yang akan datang.

48 Jurnal Ilmiah PASTI Volume V Edisi 1 - ISSN 2085-5869


1.5. Ruang Lingkup dan Pembatasan seluruhnya di awali dengan huruf “P”
Penelitian [gambar 1], yaitu: Phylosophy, Process,
Penelitian tesis ini dilakukan di sebuah People/Partners, dan Poblem Solving.
perusahaan manufaktur yang bergerak di
bidang pembuatan produk sepatu. Ruang Toyota Production System (TPS) dan 5S
lingkup penelitian di ambil pada
Dalam TPS, program 5S masuk ke dalam
departemen produksi.
“P” yang kedua, yaitu: Process dan masuk
Penelitian ini hanya dibatasi pada:
kedalam prinsip yang ke-7, prinsip ini
1. Menemukan hambatan atau kendala
tertulis “Gunakan pengendalian visual agar
apa saja yang mempengaruhi
tidak ada masalah yang tersembunyi”.
penerapan 5S.
Maksud dari kendali visual adalah setiap
2. Menjabarkan upaya dan masukkan
alat komunikasi yang digunakan dalam
dalam melakukan penanganan
lingkungan kerja yang digunakan untuk
hambatan tersebut.
menunjukkan dalam waktu sekejap
3. Melihat seberapa besar hubungan atau
bagaimana pekerjaan seharusnya
pengaruhnya terhadap keefektifannya
dilakukan dan apakah terjadi
bagi para pekerja khususnya dalam hal
penyimpangan terhadap standar. Agar
ini pekerja pada bagian produksi.
dapat terlihat secara visual, hal yang
pertama dilakukan adalah menerapkan
1.6. Metode Penelitian
prinsip bersihkan dan biarkan terlihat.
Metode penelitian yang dipakai pada
Untuk menjalankan prinsip ini,
penelitian tesis ini adalah:
maka di Jepang terdapat program yang
1. Wawancara
mengaturnya, yaitu “Program 5S” Adapun
Melakukan wawancara kepada pihak
langkah yang dilakukan untuk menjalankan
manajemen yaitu pada bagian Auditor
prinsip ini yaitu (Liker, 2006):
dan Adviser yang menangani bagian
• Gunakan indikator visual yang
departemen produksi pada sistem 5S
sederhana untuk membantu orang
di perusahaan ini.
menentukan dengan segera apakah
2. Observasi
mereka masih berada dalam standar
Melakukan observasi ke departemen
atau sudah menyimpang dari standar
produksi untuk melihat dengan jelas
tersebut
penyimpangan yang terjadi.
3. Kuesioner • Hindari penggunaan layar komputer jika
Penyebaran kuesioner dilakukan hal itu mengalihkan perhatian pekerja
sebagai pendekatan kualitatif dimana dari tempat kerjanya
data diambil dari hasil wawancara dan • Rancang sistem visual yang sederhana
observasi, dibuat pertanyaan pada ditempat dimana pekerjaan dilakukan,
kuesioner yang digunakan untuk untuk mendukung proses mengalir dan
melihat keefektifan dari sistem 5S dan sistem tarik
keefektifan cara pihak manajemen • Kurangi laporan anda hingga menjadi
terhadap penanggulangan hambatan. satu lembar kertas jika memungkinkan,
Kuesioner disebarkan atau dituju untuk sekalipun untuk keputusan finansial
pekerja pada bagian departemen anda yang paling penting
produksi.

2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Toyota Production System (TPS)
Toyota production system (TPS) adalah
suatu pendekatan unik dari Toyota dalam
berproduksi. Ini merupakan dasar dari
berbagai gerakkan “lean production” yang
telah mendominasi tren dalam berproduksi
selama kurang lebih 10 tahun belakangan 2.2. Sejarah dan Pengertian 5S
ini (Liker, 2006). Dasar dari TPS ini terbagi Program 5S berasal dari Jepang dan telah
ke dalam 14 prinsip, dari ke-14 prinsip berhasil membawa industri Jepang
tersebut telah terbagi ke dalam empat dikagumi di seluruh dunia. Realitas ini
kategori. Keempat kategori tersebut menjadi perhatian besar sehingga program

Jurnal Ilmiah PASTI Volume V Edisi 1 - ISSN 2085-5869 49


ini kemudian diadopsi oleh berbagai industri 2.3.1. Faktor-Faktor yang
di berbagai negara. Jika anda memasuki Mempengaruhi Efektivitas Kerja
sebagian besar perusahaan manufaktur Faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja
yang berada di luar Jepang pada tahun menurut Richard M Steers dalam Dewi
1980-an, anda akan melihat (2005) terdapat empat faktor, yaitu:
ketidakteraturan. 5S merupakan sebuah 1. Karakteristik Organisasi
alat untuk membantu mengungkapkan Karakteristik organisasi terdiri dari
masalah dan bila digunakan secara stuktur dan teknologi organisasi. Stuktur
canggih, dapat menjadi bagian dari proses dan teknologi dengan berbagai cara.
pengendalian visual dari sebuah sistem Stuktur yang dimaksud adalah
lean yang direncanakan dengan baik hubungan yang relatif tetap sifatnya,
(Hirano,1995). seperti dijumpai dalam organisasi,
5S sendiri merupakan singkatan sehubungan dengan susunan sumber
dari Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso daya manusia. Sedangkan yang
(Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke dimaksud teknologi adalah mekanisme
(Rajin). Di beberapa perusahaan, istilah 5S suatu perusahaan untuk mengubah
banyak digantikan dengan istilah tertentu, bahan baku menjadi barang jadi.
seperti: 2. Karakteristik Lingkungan
• 5R: Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin Keberhasilan hubungan organisasi
• 5P: Pemilahan, Penataan, lingkungan tampaknya amat tergantung
Pembersihan, Pemantapan, pada tiga variabel yaitu:
Pembiasaan a. Tingkat keterdugaan keadaan
• 5C: Clear out / Sifting, Configure/ lingkungan
Sorting, Clean/Sweeping, Conform/ b. Ketepatan persepsi atas keadaan
Spick & Span, Custom / Discipline lingkungan
• 5K: Keteraturan, Kerapian, Kebersihan, c. Tingkat rasionalitas organisasi
Keselamatan, Kedisiplinan 3. Karakteristik Pekerja
Program 5S dapat lebih mudah dipahami Pada kenyataannya, para karyawan
melalui Prinsip 5S sebagai berikut : atau pekerja perusahaan merupakan
- Seiri [Ringkas]: Menyingkirkan barang- faktor pengaruh yang paling penting
barang yang tidak diperlukan dari atas efektivitas karena prilaku
tempat kerja merekalah yang dalam jangka panjang
- Seiton [Rapi]: Ada tempat tertentu untuk akan mempelancar atau merintangi
tiap barang, tidak ada yang tercecer tercapainya tujuan organisasi
- Seiso [Resik]: Membersihkan segala 4. Kebijaksanaan dan praktek manajemen
sesuatunya Kebijaksanaan dan praktek manajemen
- Seiketsu [Rawat]: Melestarikan kondisi dapat mempengaruhi atau dapat
yang sudah ringkas-rapi-bersih di merintangi pencapaian tujuan,
tempat kerja tergantung bagaimana kebijaksanaan
- Sheitsuke [Rajin]: Menjaga tempat kerja dan praktek manajemen dalam
agar tetap stabil merupakan proses tanggung jawab terhadap para
yang terus menerus dari peningkatan karyawan dan organisasi.
berkesinambungan.
2.3.2. Tolak Ukur Efektivitas
2.3. Efektivitas Kerja Dalam penelitian ini untuk mengukur
efektivitas kerja karyawan, peneliti
Efektivitas kerja dalam Dewi (2005), suatu
menggunakan kriteria ukuran yang
keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan
dikemukakan oleh Richard M. Steers dalam
rohaniah yang dilakukan manusia dapat
Dewi (2005), yaitu dalam usaha membina
mencapai hasil akibat sesuai yang
pengertian efektivitas kerja yang semua
dikehendaki (Sutarto,1978). Efektivitas
bersifat abstrak itu menjadi sedikit banyak
kerja merupakan suatu ukuran tentang
lebih konkrit dan dapat diukur, beberapa
pencapaian suatu tugas atau tujuan
analis organisasi berusaha
(Schermerhorn, 1998).
mengindentifikasikan segi yang lebih
menonjol yang berhubungan dengan
konsep ini, walaupun ada sederetan
panjang kriteria evaluasi yang dipakai,
namun kriteria yang paling banyak dipakai

50 Jurnal Ilmiah PASTI Volume V Edisi 1 - ISSN 2085-5869


meliputi hal berikut ini: mencari referensi audit dan pelaksanaan
a. Kemampuan menyesuaikan diri audit yang dilakukan perusahaan serta
(keluwesan) melakukan observasi langsung ke bagian
b. Produktivitas (prestasi kerja) departemen produksi. Pada tahap ini
c. Kepuasan kerja melihat apakah banyak penerapan yang
d. Kemampuan berlaba tidak sesuai standar.
e. Pencapaian sumber daya
Tahap 2, melakukan wawancara dan
3. METODOLOGI PENELITIAN penyebaran kuesioner. Tahap kedua ini
akan dilakukan wawancara dengan bagian
3.1. Objek Penelitian
Auditor dan Adviser, lalu dilanjutkan
Objek penelitian yang diambil adalah para melalukan penyebaran kuesioner sebagai
pekerja di bagian departemen produksi pendekatan kualitatif dan kuantitatif,
untuk mengetahui seberapa efektifnya dimana pembuatan pertanyaan kuesioner
tindakan yang dilakukan manajemen 5S diambil dari hasil wawancara dan litertatur
terhadap pekerja. yang ada variabel pertanyaan terdiri dari
pertanyaan sikap kerja 5S (seiri, seiton,
3.2. Kerangka Berpikir seiso, seiketsu dan shitsuke), faktor
Kerangka berpikir penulis didasarkan pada mempengaruhi atau hambatan dan
faktor apa saja yang menjadi penyebab keefektifan kerja.
penerapan atau pelaksanaannya belum di
lakukan dengan baik oleh pekerja. 3.3.Indikator Penelitian
Pemikiran ini didapatkan dari hasil Tabel 1. Indikator Penelitian Sikap Kerja 5S
observasi dan wawancara yang di dapat
dari staf komite 5S, bahwa masih banyak
standar 5S yang dilanggar, misalnya:
penempelan label yang seadanya tanpa
mengindahkan standar yang ada,
penempatan alat kebersihan yang
sembarangan dan tidak teratur.

3.3. Pengumpulan Data Penelitian


3.3.1. Jenis Data
Data Primer, yaitu: data yang diperoleh
secara langsung dari sumber yang diamati,
melalui kegiatan observasi, penyebaran
kuesioner dan wawancara langsung Sumber: Takashi Osada dan disesuaikan dengan
mengenai obyek yang diteliti dengan orang perusahaan
yang berhak atau berwenang.
Data Sekunder, yaitu: data yang Tabel 2. Indikator Penelitian Efektifitas Kerja
bersumber dari hasil penelitian sebelumnya
dan mempunyai kaitan dengan obyek yang
akan diteliti, untuk memperoleh data
sekunder dapat dilakukan dengan riset
kepustakaan atau metode pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara Sumber: wawancara peneliti, studi beberapa literatur
mengambil bahan dari buku/literatur/
dokumen dari perusahaan serta Tabel 3. Indikator Penelitian Faktor Penghambat
keterangan lain yang ada hubungannya yang Mempengaruhi Penerapan 5S
dengan objek yang akan diteliti.

3.2. Tahap Penelitian


Tahap 1; yang dilakukan adalah dengan
melihat penerapan 5S yang dilakukan dan
cara audit yang dilakukan di perusahaan Sumber: Richard M Steers dan disesuaikan dengan
perusahaan
ini. Penelitian akan dilakukan dengan

Jurnal Ilmiah PASTI Volume V Edisi 1 - ISSN 2085-5869 51


4. HASIL DAN ANALISIS pilihan untuk Test of Significance memilih
one-tiled karena hipotesis telah
4.1. Uji Reliabilitas Kuesioner
menunjukkan pada satu arah, yaitu korelasi
Jumlah kuesioner yang disebarkan positif. Hipotesisnya tersebut adalah:
menggunakan teknik Quota Sampling dan
dianggap sudah mewakili dari tiap bagian Ho : Tidak terdapat korelasi positif
yang ada di departemen produksi. Dalam antara sikap kerja 5S, faktor
teknik kuota ini, bila data yang diambil penghambat yang mempengaruhi
belum mencapai kuota yang ditentukan penerapan 5S dan efektifitas kerja
maka penyebaran kuesioner tersebut Ha : Terdapat korelasi positif antara
belum dianggap selesai. Dari hasil output sikap kerja 5S, faktor penghambat
untuk sikap kerja 5S didapatkan nilai yang mempengaruhi penerapan
sebesar 0,872. Hasil tersebut diatas 0,8 5S dan efektifitas kerja
maka untuk pengukuran dari sikap kerja 5S
tersebut menurut Sekaran adalah baik. Kriteria pengujian:
Sedangkan untuk variabel faktor Ho diterima jika: rhitung ≤ rtabel atau sig. > 0,05
penghambat yang mempengaruhi Ha diterima jika: rhitung > rtabel atau sig. ≤ 0,05
penerapan 5S dan efektifitas kerja
mendapatkan hasil sebesar 0,719 dan Didapatkan hasil:
0,747. Maka, untuk kedua variabel tersebut • Koefisien korelasi antara sikap kerja 5S
hasil pengukurannya pada posisi masih dangan faktor panghambat yang
dapat diterima. mempengaruhi 5S adalah sebesar 0,605
dengan sig.0,000. Oleh karena rhitung
4.2. Uji Validitas Kuesioner (0,605) lebih besar dari rtabel dengan
(0,279) atau nilai Sig. (0,005) < 0,05
Uji validitas pada kuesioner ini,
maka hipotesis yang menyatakan
menggunakan pengujian validitas item.
terdapat korelasi positif antara sikap
Hasil output didapatkan dari perhitungan
kerja 5S dengan faktor penghambat
item-Total Statistics, dan didapatkan hasil
yang mempengaruhi penerapan 5S
validitas setiap item pertanyaan dari
variabel sikap kerja 5S, faktor penghambat • Koefisien korelasi antara sikap kerja 5S
yang mempengaruhi penerapan 5S dan dengan efektifitas kerja adalah sebesar
efektifitas kerja, semuanya dalam keadaan 0,358 dengan sig.0,005. Oleh karena
yang valid. Hal ini dikarenakan rhitung > rtabel rhitung (0,358) lebih besar dari rtabel
(0,279) dengan derajat kebebasan 5% dan dengan (0,279) atau nilai Sig. (0,005) <
N=50 dan seluruh butir pertanyaan hasilnya 0,05 maka hipotesis yang menyatakan
lebih dari 0,279. Maka, item-item terdapat korelasi positif antara sikap
pertanyaan dari ketiga variabel dapat kerja 5S, dengan efektifitas kerja
dikatakan dalam keadaan valid dan dapat • Koefisien korelasi antara faktor
dilanjutkan untuk proses selanjutnya. panghambat yang mempengaruhi 5S
dengan efektifitas kerja adalah sebesar
4.3.Hasil Pengolahan Kuesioner 0,615 dengan sig.0,000. Oleh karena
rhitung (0,615) lebih besar dari rtabel
Didapatkan jumlah frekuensi responden dengan (0,279) atau nilai Sig. (0,000) <
untuk sikap kerja 5S, yaitu dapat dilihat 0,05 maka hipotesis yang menyatakan
pada Gambar [2]. terdapat korelasi positif antara faktor
penghambat yang mempengaruhi
penerapan 5S dengan efektifitas kerja
• Menurut Sugiyono (2010) kekuatan
hubungan tersebut dapat ditafsirkan,
yaitu:
- Untuk variabel sikap kerja 5S dangan
faktor panghambat yang
Gambar 2. Rerata Presentase 5S mempengaruhi 5S adalah sebesar
4.4. Korelasi 0,605, artinya: berkorelasi kuat positif
- Untuk sikap kerja 5S dengan
Analisa korelasi yang digunakan efektifitas kerja adalah sebesar
menggunakan korelasi Product Moment 0,358, artinya: berkorelasi rendah
Pearson. Pada perhitungan korelasi ini positif

52 Jurnal Ilmiah PASTI Volume V Edisi 1 - ISSN 2085-5869


- Untuk faktor panghambat yang 2. Menurut anda, adakah kesulitan atau
mempengaruhi 5S dengan efektifitas hambatan yang anda rasakan dalam
kerja adalah sebesar 0,615, artinya: melakukan kegiatan 5S di tempat kerja
berkorelasi kuat positif anda?
Jawaban:
4.5. Analisis Regresi Linier Berganda Didapatkan hasil sebesar 55% dari
pekerja mengatakan atau menjawab ada
Tabel 4. Model Summary kesulitan, dan 45% menyatakan tidak
ada kesulitan.
Std. Error
Ada beberapa kesulitan yang paling
Mod R Adjusted of the
sering dirasakan pekerja yaitu:
el R Square R Square Estimate
• Para pekerja merasakan ada
a
1 .616 .379 .352 1.673 beberapa pekerja masih kurang
a. Predictors: (Constant), faktor penghambat kesadaran dan peduli dalam
yang mempengaruhi 5S, sikap kerja 5S menjaga kebersihan, sulit untuk
melakukan teguran sesama para
Tabel 4. diatas memperlihatkan R pekerja sendiri dan kurang kompak
square sebesar 0,379 menunjukkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan 5S
37,9% variasi perubahan efektifitas kerja • Menurut pekerja masih banyak yang
disebabkan oleh variasi perubahan sikap tidak menjalankan dari pada yang
kerja 5S dan faktor penghambat yang menjalankan
mempengaruhi 5S, sisanya (100%-37,9% = • Orang yang mengerti dan
62.1%) ditentukan variabel lain yang tidak mengutamakan tentang 5S terbatas,
diteliti. Sedangkan nilai R menunjukkan sedangkan yang tidak menerapkan
korelasi berganda, angka R sebesar 0,616 5S sangat banyak. Jadi diterapkan
maka hubungannya terhadap efektifitas berkali-kali pun menurut mereka
kerja adalah erat. hasilnya tidak maksimal.
• Kurang adanya kerjasama
4.6.Hasil Wawancara Kepada Pekerja 3. Apakah sarana penunjang (seperti:
peralatan kerja, alat kebersihan,
Beberapa poin dugaan yang membuat
tempat penyimpanan, rak/keranjang)
pelaksanaan 5S itu tidak terlaksana dengan
sudah terpenuhi untuk mendukung
baik oleh para pekerja, yaitu:
kegiatan 5S di tempat kerja anda?
1. Kurangnya dukungan dari leader
Jawaban:
produksi Sebanyak 70% menyatakan belum
2. Peralatan kerja yang kurang mendukung
terpenuhi, dan sisanya sebesar 30%
3. Mind set yang kurang dari para pekerja
sudah terpenuhi.
4. Kurangnya kesadaran dan loyalitas dari
Adapun beberapa alasan, apa saja
para pekerja
sarana yang belum terpenuhi:
• Belum ada tempat alat kebersihan
Dari faktor dugaan dari pihak
yang layak
manajemen yang mengawasi aktivitas 5S
• Kurangnya ketersediaan alat
tersebut, penulis akan melakukan
kebersihan
wawancara lagi kepada para pekerja,
benarkah faktor hambatan tersebut benar • Kurangnya rak untuk menaruh alat,
terjadi dan dirasakan oleh para pekerja, masih terdapat rak atau keranjang
berikut pertanyaan dan hasil jawabannya: yang tidak sesuai ukuran yang
1. Menurut anda, bagaimana dukungan dibutuhkan, sehingga tempat untuk
dari leader (pemimpin) terhadap menaruh barang atau alat ruangnya
pelaksanaan 5S di tempat kerja anda? terlalu sempit.
Apakah baik/cukup/kurang? 4. Apa masukkan anda, adakah hal yang
Jawaban: harus diperbaiki atau yang perlu
Hasilnya sebesar 60% dari pekerja dipenuhi untuk menunjang kegiatan 5S
menjawab dukungan dari leader baik, di tempat kerja anda agar dapat
dan 40% menjawab cukup. Hal ini berjalan lebih efektif?
menyimpulkan bahwa leader ikut Jawaban:
mendukung penerapan 5S. • Sebagian besar para pekerja
menjawab, barang yang

Jurnal Ilmiah PASTI Volume V Edisi 1 - ISSN 2085-5869 53


berhubungan dengan kebutuhan dapat menerapkan 5S, karena selama
aktivitas 5R agar lebih disediakan, ini tidak ada yang memacu para pekerja
karena selalu dalam keadaan stock untuk menjalankannya dengan sungguh-
habis atau kosong dari departemen sungguh. Sangsi sosial dapat berupa
CR (Coorporate Responsibility). pengumuman hasil nilai yang terbaik
• Kerjasama dari semua pihak perlu dan yang tidak baik dalam menerapkan
ditingkatkan. 5S, penilaian dapat dilakukan di setiap
• Perlu adanya pengecatan ulang cell atau line pada area departemen
terhadap mesin, rak yang sudah kotor, produksi.
sudah luntur.
Daftar Pustaka
5. SIMPULAN DAN SARAN Arikunto, S. (2002), Prosedur Penelitian
5.1. Simpulan Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi V, Penerbit Rineka Cipta,
Dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini Jakarta.
adalah: Dewi, T.S. (2005), Pengaruh Pembagian
1. Hasil korelasi pada penelitian ini Kerja Terhadap Efektifitas Kerja
menunjukkan hubungan antara variabel Karyawan Pada Bagian Produksi
mempunyai hubungan yang positif, PT. Dupantex Kabupaten
maka seluruh variabel yang dipakai dan Pekalongan. Skripsi, Program
diuji mempunyai hubungan yang baik Ekonomi, Universitas Negeri
atau saling keterkaitan satu sama lain. Semarang, Semarang.
2. Dari hasil analisis regresi berganda Foltz, J., Obermeyer, M., &
didapatkan hasil negatif untuk sikap Akridge,J.,(2010).Using The 5S
kerja 5S terhadap efektifitas kerja, hal ini Approach. Journal Manager’s
menandakan bahwa sikap kerja 5S Notebook, Vol 49, edisi: 3, pg.18.
bukan merupakan faktor penentu Hirano, H. (1996), 5S for Operators 5 Pillars
terciptanya efektifitas kerja di of The Visual Workplace,
departemen produksi, tetapi lebih Productivity Press, New York
kepada faktor lain. Liker, J. K. (2006), The Toyota Way,
3. Hambatan yang terjadi di perusahaan ini Penerbit Erlangga, Jakarta
ternyata mulai dari kesalahan Osada, T. (2011), Sikap Kerja 5S,
pengelolaan manajemennya, kurangnya Penertbit PPM, Jakarta
komunikasi yang lancar dan searah Singarimbun, M., & Effendi, S. (Eds).
antara departemen NTS, CR dan para (1987), Metode Penelitian Survai,
pekerja. Khususnya, dalam memenuhi Penerbit LP3ES, Yogyakarta.
kebutuhan barang yang menunjang Steers, R.M. (1985), Efektivitas Organisasi,
penerapan 5S. Penerbit Erlangga, Jakarta
4. Kurangnya dorongan atau motivasi dari Sugiyono. (2010), Statistika untuk
dalam diri pekerja didukung pula dengan penelitian, Penerbit Alfabeta,
kesadaran pekerja yang kurang. Bandung
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis
sampaikan adalah:
1. Perusahaan sebaiknya dapat
memberikan perhatian kepada pekerja
dengan memberikan reward agar dapat
membuat para pekerja lebih terdorong
atau termotivasi untuk dapat melakukan
sesuatu dengan lebih baik.
2. Menyediakaan lebih banyak alat atau
sarana penunjang yang sesuai
kebutuhan dan keperluan untuk
berjalannya penerapan 5S.
3. Dapat memberikan sangsi secara sosial
agar dapat memacu yang lainnya untuk

54 Jurnal Ilmiah PASTI Volume V Edisi 1 - ISSN 2085-5869

Anda mungkin juga menyukai