Analisa Pengaruh Sikap Kerja 5S Dan Faktor Penghambat Penerapan 5S Terhadap Efektivitas Kerja Departemen Produksi Di Perusahaan Sepatu
Analisa Pengaruh Sikap Kerja 5S Dan Faktor Penghambat Penerapan 5S Terhadap Efektivitas Kerja Departemen Produksi Di Perusahaan Sepatu
ABSTRAK
Pada saat ini perubahan di dunia industri semakin cepat, semakin banyak pula tuntutan
kerja yang diinginkan perusahaan. Untuk mendukung pekerjaan agar dapat dilakukan lebih
mudah dan lebih nyaman, salah satu yang harus dibangun adalah budaya kerja yang baik.
Budaya kerja di perusahaan perlu diciptakan dan dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan
dimasa yang akan datang dalam menghadapi tantangan di dunia industri. Salah satu untuk
menciptakan suasana kerja yang nyaman yaitu: perusahaan dapat menerapkan sikap kerja 5S.
5S adalah singkatan dari Seiri, Seiton, Seiketsu dan Shitsuke. Metode 5S merupakan beberapa
tahap untuk mengatur kondisi tempat kerja yang berdampak terhadap efektifitas kerja, efisiensi,
produktifitas dan keselamatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur serta mengetahui
seberapa besar sikap kerja 5S diterima para pekerja dan faktor penghambat penerapan 5S di
departemen produksi dan seberapa besar pengaruh dalam membantu efektifitas kerja dari para
pekerja. Reabilitas dari penelitian ini menggunakan standar deviasi pada SPSS versi 16. Data-
data kuesioner di bagi ke dalam 3 variabel, yaitu: dua variabel Independent dan satu variabel
Dependent. Hasil penelitian didapatkan dari 50 sampel kuesioner disebarkan kepada pekerja di
departemen produksi dan menunjukkan seluruh variabel mempunyai hubungan (korelasi) yang
cukup baik dengan efektifitas kerja sedangkan untuk sikap kerja 5S sendiri ternyata didapatkan
hasil negatif dari analisis regresi berganda. Maka, sikap kerja 5S merupakan bukan faktor
penentu terciptanya efektifitas kerja di departemen produksi pada perusahaan ini. Pada
penelitian ini juga mendapatkan kesimpulan dari hasil wawancara kepada pekerja, bahwa sikap
kerja 5S kurang efektif karena tidak adanya penghargaan, penilaian dan komunikasi yang
kurang kepada pekerja dan pihak manajemen
Kata kunci: Budaya, Sikap Kerja 5S, Kendala dan Efektifitas
ABSTRACT
For the moment change at the world industrial gets faster, more and more too claim job
which corporate is wanted. To back up work to be able being done easier and comfortable
more, one of that shall be built is cultural job which good. Job culturize at corporate needs to be
created and needed for firm developing at proximately deep face daring at industrial the world.
One of as to establish comfortable job atmosphere which is: firm can apply job 5S attitude. 5S
are abbreviated of Seiri, Seiton, Seiketsu and Shitsuke. 5S Method represents severally phases
to manage condition of workshop which impacted to job effectivenesses, efficiency, productivity
and working safety. This research intent to measure and knowing how big job attitude 5S
accepted employs and implemented resistor factors 5S at production department and how big
influence in helping job effectiveness of employs. Reability of this research utilize deviation on
SPSS version 16. kuesioner's datas at divides into 3 variables, which is: two variables
Independent and one variable Dependent. Observational result to be gotten of 50 kuesioner's
samples is broadcast to employs at production department and pointing out all variable has
relationship (correlation) one that just fine with job effectiveness whereas for job attitude 5S
alone apparently been gotten negative result from analysis bifilar regressions. Therefore, job
attitude 5S represents not determinants most compose it job effectiveness at production
department on corporate this. On this research also get conclusion of interview result to employ,
that job attitude 5S less effective for lack of appreciation, appraisal and communication that
insufficiently to employ and management.
Keyword: Culture, Job attitude 5S, Constraint and Effectiveness
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Toyota Production System (TPS)
Toyota production system (TPS) adalah
suatu pendekatan unik dari Toyota dalam
berproduksi. Ini merupakan dasar dari
berbagai gerakkan “lean production” yang
telah mendominasi tren dalam berproduksi
selama kurang lebih 10 tahun belakangan 2.2. Sejarah dan Pengertian 5S
ini (Liker, 2006). Dasar dari TPS ini terbagi Program 5S berasal dari Jepang dan telah
ke dalam 14 prinsip, dari ke-14 prinsip berhasil membawa industri Jepang
tersebut telah terbagi ke dalam empat dikagumi di seluruh dunia. Realitas ini
kategori. Keempat kategori tersebut menjadi perhatian besar sehingga program