Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas perlindungan dan bimbingan kasih-NYA, sehingga pembuatan makalah
tentang “Geopolitik Indonesia“ dapat terselesaikan dengan baik, penuh dengan
campur tangan Tuhan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan. Dalam pelaksanaan pembelajaran maupun saat pembuatan
makalah ini, penulis menyadari masih banyak masalah dan kendala yang penulis
hadapi. Sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada Bapak La Bilu, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Kewarganegaraan, dan semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..................................................................................................
Kata pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan dan Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ditempati oleh kelompok masyarakat politik (bangsa). Bangsa dan
Negara terikat hokum alam. Jika bangsa dan Negara ingin tetap
eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan hokum ekspansi
(pemekaran wilayah).
Disamping itu Rudolph Kjellen berpendapat bahwa
Negara adalah organisme yang harus memiliki intelektual. Nagara
merupakan system politik yang mencakup geopolitik, ekonomi
politik, kratopolitik, dan sosiopolitik. Kjellen juga mengajukan
paham ekspansionisme dalam rangka untuk mempertahankan
Negara dan mengembangkannya. Selanjutnya dia mengajukan
langkah strategis untuk memperkuat negaradengan memulai
pembangunan kekuatan daratan (kontinental) dan diikuti dengan
pembangunan kekuasaan bahari (maritim).
Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka
memandang pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan
organisme (makhluk hidup). Oleh karena itu Negara memerlukan
ruang hidup (lebensraum), serta mengenal proses lahir, tumbuh,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati. Mereka juga
mengajukan paham ekspansionisme yang kemudian melahirkan
ajaran adu kekuatan (Power Politics atau Theory of Power).
Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme
Social.
C. Pandangan Haushofer
Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran
Karl Haushofer yang pada masa itu mewarnai geopolitik Nazi
Jerman dibawah pimpinan Hitler. Pemikiran Haushofer disamping
berisi paham ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme,
yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling unggul yang
harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam ini juga
berkembang di dunia, berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi
oleh semangat militerisme dan fasisme.
Kemudian ia berpendapat bahwa pada hakekatnya dunia
terbagi dalam empat benua (Pan Region) dan dipimpin oleh
negara unggul. Teori Ruang dan Kekuatan merupakan hasil
penelitiannya serta dikenal pula sebagai teori Pan Regional, yaitu :
Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup”
Autarki (swasembada)
Dunia dibagi empat Pan Region, tiap region dipimpin satu bangsa
yang unggul, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India,
dan Pan Eropa Afrika. Dari pembagian daerah inilah dapat
4
diketahui percaturan politik masalah lalu dan masa depan.Adapun
pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut :
a. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
tidak terlepas dari hokum alam. Hanya bangsa yang unggul
(berkualitas) saja yang dapat bertahan hidup dan terus
berkembangan, sehingga hal ini menjurus ke arah rasialisme.
b. Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat
mengejar kekuasaan Imperium maritime untuk menguasai
pengawasan di lautan.
c. Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan
menguasai Eropa, Afrika, dan Asia Barat (yakni Jerman dan
Italia). Sementara Jepang akan menguasai wilayah Asia Timur
Raya.
d. Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup
bangsa dengan kekuasaan ekonomi dan social yang rasial
mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia.
Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik untuk
memperjuangkan kelangsungan hidupnya dan mendapatkan
ruang hidupnya. Berdasarkan teori yang bersifat
ekspansionisme, wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-
region yang akan dikuasai oleh bangsa-bangsa yang unggul
seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, dan Jepang.
5
terjadi di Afrika, Balkan dan Asia Tengah, dengan demikian posisi strategis
Indonesia juga membawa implikasi geopolitik dan geostrategi tertentu.Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan geopolitik hanya
efektif apabila dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang mantap. Unsur-unsur
dasar Wawasan Nusantara dalam mencapai kesatuan dan keserasian dapat
ditinjau melalui, Satu kesatuan wilayah, Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan
sosial budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan
menjadi acuan dasar yang diberi nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai
berikut:
6
insidentil. Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan
kebangsaan, tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan pada saat
yang sama dilaksanakan pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya
peningkatan kualitas proses politik dalam rangka normalisasi dan
stabilisasi kehidupan masyarakat disejumlah daerah konflik dan rawan
konflik relatif berjalan Iambat, tetapi perbaikan struktur dan proses
politik menuju penyelesaian konflik secara bertahap dapat berjalan
dengan baik.
Ketiga adalah isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau terluar.
Dalam isu keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut,
terdapat sejumlah permasalahan tapal batas wilayah yang harus segera
diatasi. Isu keamanan perbatasan tersebut, juga meliputi adanya kondisi
pulau-pulau terluar yang berada dan berbatasan langsung dengan
beberapa negara tetangga yang sesungguhnya berpotensi dapat lepas dari
NKRI bila tidak dapat dipelihara dan dijaga dengan baik.
7
2.3.3 Tata laku (conduct)
Hasil dari interaksi antara sebuah wadah dengan isi maka akan
menghasilkan sebuah tata laku yang terdiri dari tata laku batiniah yaitu
mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia.Sedangkan tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan,
perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.Kedua tata laku tersebut
akan mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan
asas kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan
cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa
nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
8
Pada masa tersebut wilayah Negara Indonesia bertumpu pada
wilayah daratan pulau-pulau yang terpisah-pisah oleh perairan atau
selat antara pulau-pulau itu. Wilayah laut territorial masih sangat
sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh 3
mil disekelilingnya. Sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-
pulau merupakan perairan bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan
kepentingan keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan RI.
9
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan
Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1962 tentang lalu lintas damai di
perairan pedalaman Indonesia, yang meliputi :
Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,
Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas,
Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan
Indonesia.
Pengaturan demikian sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi
Juanda tersebut, sebagai upaya menjaga keselamatan dan
keamanan Negara.
10
mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-
alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah :
Persediaan ikan yang semakin terbatas
Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
ZEE memiliki kekuatan hokum internasional
Melalui perjuangan panjang di forum Internasional, akhirnya
Konferensi PBB tentang Hukum Laut II di New York 30 April 1982
menerima “The United Nation Convention on the Law of the sea”
(UNCLOS), yang kemudian ditandatangani pada 10 Desember 1982 di
Montego Bay, Jamaica oleh 117 negara termasuk Indonesia. Konvensi
tersebut mengakui atas asas Negara Kepualauan serta menetapkan
asas-asas pengukuran ZEE. Pemerintah dan DPR RI kemudian
menetapkam UU No.5 tahun 1983 tentang ZEE, serta UU No. 17 tahun
1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986 indonesia
telah tercatat sebagai salah satu dari 25 negara yang telah
meratifikasinya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Ocean Policy dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi
http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia.
http://windi-utari-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-91920Education-Makalah
%20Geopolitik%20Indonesia.html.
http://doudymalfoy.blogspot.com/2011/11/makalah-pendidikan-
kewarganegaraan_22.html.
http://rinastkip.wordpress.com/2012/11/21/makalah-pkn-geopolitik-indonesia/.
13