Anda di halaman 1dari 3

Nama : Afif Daffa Lana Utta

NIM : 20/470868/PEK/26595
Kelas : 77D

1. Apa perbedaan memaksimumkan laba dengan memaksimumkan nilai perusahaan?

Dalam teori ekonomi mikro, laba atau keuntungan, adalah kompensasi atau resiko yang
ditanggung oleh perusahaan. Makin besar resiko yang ditanggung oleh suatu perusahaan maka
semakin banyak pula laba yang diperoleh. Keuntungan maksimum akan sejalan dengan
meminimumkan biaya yang muncul pada proses pembuatan keuntungan. Keuntungan yang
maksimum dan biaya yang minimum akan diputuskan dengan menggunakan sebagai sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan.

Memaksimumkan nilai perusahaan adalah memaksimumkan nilai sahamnya. Arti


memaksimumkan nilai perusahaan berarti memaksimumkan nilai sekarang semua keuntungan
dimasa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan, dan lebih menekankan pada aliran
hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi.

Maksimalisasi Laba sebagaimana namanya menandakan bahwa laba perusahaan harus


ditingkatkan sedangkan Maksimalisasi Nilai Perusahaan, bertujuan untuk mempercepat nilai
entitas. Maksimalisasi laba adalah tujuan utama dari keprihatinan karena tindakan laba sebagai
ukuran efisiensi. Di sisi lain, maksimalisasi nilai perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai
para pemangku kepentingan (pemegang saham). Selalu ada konflik mengenai mana yang lebih
penting di antara keduanya. perbedaan signifikan antara Maksimalisasi Keuntungan dan
Maksimalisasi Kekayaan, akan disajikan dalam bentuk table berikut ini.

Memaksimalkan Keuntungan Memaksimalkan Nilai Perusahaan


Tujuan utama dari suatu keprihatinan adalah Tujuan akhir dari keprihatinan ini adalah
untuk mendapatkan jumlah keuntungan yang untuk meningkatkan nilai pasar sahamnya.
lebih besar.

Mencapai tujuan jangka pendek. Mencapai tujuan jangka panjang.

Bertindak sebagai tolok ukur untuk menghitung Memperoleh pangsa pasar yang besar.
efisiensi operasional entitas.
2. Apa yang dimaksud dengan konflik keagenan dan bagaimana cara mengatasinya?

Teori keagenan atau teori agensi adalah teori yang menjelaskan tentang hubungan kerja antara
pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen. Manajemen adalah AGEN. Ditunjuk oleh
pemegang saham (prinsipal). Diberi tugas dan kewenangan untuk mengelola perusahaan. Atas
nama pemegang saham. Teori keagenan atau teori agensi muncul ketika pemegang saham
mempekerjakan pihak lain. Untuk mengelola perusahaannya. Teori agensi melakukan pemisahan
terhadap pemegang saham (prinsipal) dengan management (agen).

Konflik keagenan adalah konflik yang timbul sebagai akibat keinginan manajemen (agen) untuk
melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengorbankan kepentingan
pemegang saham (prinsipal) untuk memperoleh return dan nilai jangka panjang perusahaan. Hal
ini dapat mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba oportunis.
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi atau lebih tepatnya meminimalkan
konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen, seperti yang diutarakan oleh
Bathala(1994):

1. Menyamakan kepentingan manajemen


2. Pengawasan Good corporate governance (GCG)
3. Pemberian reward dan punishment (penghargaan dan hukuman)
4. Utang sebagai sumber pendanaan perusahaan
5. Intervensi langsung oleh pemegang saham
6. Meningkatkan kepemilikan saham oleh institusi
Sumber :

https://id.gadget-info.com/difference-between-profit-maximization

Bathala Chenchuramaiah, T. et al. 1994. Managerial Ownership, Debt Policy, and the impact of
Institusional Holdings : An Agency Prespective. Financial Management (Online). Vol
23 No. 3.

Anda mungkin juga menyukai