Disusun Oleh :
Yevan Harrybrata Adjimat S. Ked
N 111 17 017
Pembimbing :
dr. Diah Mutiarasari, MPH
dr. hj. Tenrisa’na Rifai.
PENDAHULUAN
2
memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara
terpadu. 3
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi Posyandu merupakan salah satu upaya
pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat dengan dukungan teknis
petugas puskesmas. Kegiatan Posyandu meliputi 5 program pelayanan kesehatan
dasar, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Imunisasi, Keluarga Berencana
(KB), perbaikan gizi dan penanggulangan diare.1
Keberadaan kader dan sarana prasarana yang ada merupakan modal dalam
keberlanjutan posyandu. Oleh karena itu, perlunya campur tangan pemerintah
daerah dan tokoh – tokoh masyarakat dalam mengambil keputusan, sangat
dibutuhkan untuk keberadaan posyandu. Berbagai hal inilah yang melatar
belakangi penulisan laporan managemen mengenai Posyandu Balita di wilayah
kerja Puskesmas Mamboro.
3
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan manajemen ini antara lain;
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kedokteran Komunitas.
2. Untuk mengetahui manajemen posyandu Balita dan sebagai bahan
pembelajaran dalam manajemen pengelolaan Posyandu Balita di Puskesmas
Mamboro.
3. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan Posyandu di Puskesmas
Mamboro.
.
4
BAB II
PERMASALAHAN
2.2 Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.5
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang : 5
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
5
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi : 5
a. Paradigma sehat; puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan
untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Pertanggung jawaban wilayah; puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat; puskesmas mendorong kemandirian hidup
sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Pemerataan; puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
budaya dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna; puskesmas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan. Puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan ukm dan ukp lintas program dan
lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan
manajemen puskesmas.
2.3 Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
6
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.6
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggung
jawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat,
termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar
karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga
sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat. 6
7
Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu: 6
1. Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi
masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat
Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam sebulan.
Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali dalam sebulan.
Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat. Posyandu
berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu kios di pasar,
salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya
masyarakat. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. 6
8
lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA,
sarana stimulasi balita.
6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.
b. Saat hari buka posyandu
1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas,
ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada
Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan status
imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang pola asuh
yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita,
dan lain sebagainya.
3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil
pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini,
kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok
dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita.
5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik
pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke
Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu
berikutnya.
7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila
ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka
Posyandu.
9
c. Sesudah hari buka Posyandu
1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka
Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk
rawat jalan, dan lain-lain.
2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam
rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga,
membuat tempat bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu,
memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar
Posyandu terus berjalan dengan baik.
4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk
membahas kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai
bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
5. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah sistem
pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di
Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk
memahami permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis
kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
6. Format SIP meliputi;
Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil,
melahirkan, nifas; catatan.
Catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis
kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian tablet
tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian imunisasi.
10
Catatan wanita usia subur, pasangan usia subur, jumlah rumah
tangga, jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil,
risiko kehamilan, rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan
desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja Posyandu.
11
BAB III
PEMBAHASAN
a. Input
Input Posyandu
SDM Di setiap Posyandu terdapat minimal 5 kader yang di
pilih oleh masyarakat sendiri. Untuk total jumlah kader
dengan jumlah Posyandu 13 titik di wilayah kerja
puskemas Mamboro terdapat 65 orang.
Petugas puskesmas yang berpartisipasi pada saaat
kegiatan posyandu minimal teridiri atas 2 orang
perawat yakni satu petugas imunisasi dan satu petugas
gizi serta 1 bidan yang bertugas melakukan
pemeriksaan kehamilan.
Sarana dan Tidak semua posyandu memiliki gedung khusus untuk
Prasarana di lakukan kegiatan posyandu. Setiap Posyandu tempat
kegiatannya di salah satu rumah warga dan setelah
bencana alam tanggal 28 september 2018 ada dua
Posyandu yang sudah tidak layak pakai diwilayah
Mamboro. Alat dan bahan yang digunakan juga masih
kurang memadai seperti timbangan, meja, kursi, ruang
khusus pemeriksaan kehamilan, alat tulis serta alat
ukur panjang dan tinggi badan.
Akses Posyandu berada di tempat yang mudah di jangkau
masyarakat dan kapasitas tempat mencukupi jumlah
peserta sehingga memudahkan masyarakat untuk
berkumpul dan melaksanakan kegiatan.
Pendanaan Sarana dan prasarana yang terdapat pada posyandu
bersumber dari dana BOK (Biaya Operasional
Kegiatan)
12
Pencatatan Hasil kegiatan posyandu di lapangan dicatat pada buku
masing-masing yang dipegang oleh orang tua atau ibu
hamil (Sampul warna merah muda) kemudian dicatat
pada buku masing-masing posyandu dan di rekap di
buku album pencatatan puskesmas.
b. Proses
Proses pelaksanaan program posyandu di Puskesmas Mamboro
ditinjau dari model manajemen POAC yakni Planning (perencanaan),
Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan) dan Controlling
(pemantauan).
Program posyandu di puskesmas Mamboro dikelola oleh kader dan di
dampingi oleh petugas kesehatan dari puskemas Mamboro. Posyandu
dilakukan sebulan sekali pada awal bulan berjalan. Tempat penyelenggaraan
posyandu di lakukan di tempat yang mudah di jangkau oleh masyarakat
setempat dan jumlah posyandu disesuaikan dengan luas wilayah desa. Kader
sangat berperan penting dalam kegiatan posyandu. Satu hari sebelum kegiatan
posyandu berlangsung kader menyiapkan keperluan posyandu, pembagain
tugas dan penyebaran informasi mengenai kegiatan posyandu. Pada saat hari
kegiatan kader bertugas dari meja satu sampai empat mulai dari pendaftaran,
penimbangan, pengisian KMS dan penyuluhan. Untuk meja kelima yakni
pelayanan kesehatan di lakukan oleh petugas kesehatan yang di berikan
tanggung jawab.
Masalah yang muncul pada proses program ini adalah mekanisme
pelaksanaan kegiatan tidak semuanya dilakukan sesuai pedoman. Menurut
pedoman mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem
5 langkah/5 meja. Hal ini disebabkan fasilitas tempat pelaksanaan yang
kurang mendukung seperti rumah warga tempat atau tempat pelaksanaan
13
kegiatan yang agak kecil dan tidak adanya meja yang cukup untuk bisa
digunakan untuk kegiatan posyandu.
Para pelaksana kegiatan posyandu balita di Puskesmas Mamboro
meliputi 5 orang kader yang telah dibina dari petugas kesehatan dari
puskesmas. Dari hasil pengamatan kami, jumlah kader yang aktif dalam
kegiatan posyandu sudah baik dimana setiap kegiatan posyandu yang kami
ikuti terdapat 5 orang kader yang hadir dalam pelaksanaan kegiatan posyandu.
Namun petugas kesehatan yang hadir biasanya hanya sekitar 2- 3 orang yang
terdiri dari 2 orang perawat dan seorang bidan yang memegang tugas ganda
saat pelaksanaan pelayanan posyandu.
Minat masyarakat yang masih kurang untuk membawa anaknya ke
posyandu untuk melakukan penimbangan balita ataupun imunisasi. Hal ini
dikarenakan masyarakat masih banyak yang berfikir apabila imunisasi telah
lengkap, orang tua tidak perlu lagi membawa anaknya untuk melakukan
penimbangan di Posyandu Selain itu terdapat pula sebagian kecil masyarakat
di wilyah kerja puskemas Mamboro yang kurang berpartisipasi untuk kegiatan
posyandu di sebabkan karena takut anaknya untuk di lakukan imunisasi. Hal
ini di karenakan tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang
memahami manfaat posyandu itu sendiri. Petugas kesehatan dan kader juga
sudah melakukan promosi kesehatan namun minat masyarakat masih kurang.
Namun dari pihak Puskesmas telah membuat komitmen bersama membuat
suatu inovasi dengan melaksanakan Posyandu pada akhir bulan selama 1 hari
di Puskesmas Mamboro agar orang tua yang belum melakukan penimbangan
maupun imunisasi saat jadwal posyandu disetiap wilayah bisa datang ke
Puskesmas Mamboro dan sebagai hasilnya dapat meningkatkan minat
masyarakat khususnya orang tua yang sebelumnya masih takut tetapi setelah
mendapat edukasi dan promosi kesehatan dapat membawa anak-anaknya.
14
c. Output
Pelaporan dan pencapaian target Posyandu di Puskesmas Mamboro sebagai
berikut:
- Pelaporan :
Pelaporan data dan evaluasi program dari penanggung jawab program
Posyandu ke pihak Puskesmas Mamboro dilaksanakan tiap akhir bulan
berjalan pada saat rapat evaluasi semua program yang ada di Puskesmas
Mamboro.
Pada pelaporan rutin berjenjang dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota
juga rutin dilakukan setiap bulan dan per tahun semua data-data yang telah
terkumpul diolah dan dicatat untuk kemudian dilaporkan ke pusat.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : emua balita di wilayah kerja posyandu.
K : semua balita memiliki KMS
D : balita yang di timbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Baik /kurangnya peran serta masyarakat : indikatornya D/S.
Untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam kegiatan posyandu di
lakukan pemantau dengan menggunakan indikator D/S. Dimana D
bernilai sebagai jumlah balita yang telah di lakukan penimbangan pada
saat posyandu. Jumlah balita yang di lakukan penimbangan dari bulan
Januari sampai bulan Agustus 2018 di wilayah kerja puskesmas
Mamboro adalah 1551. Sementara untuk nilai S merupakan total
jumlah balita yang ada di wilayah kerja puskesmas Mamboro. Jumlah
balita yang ada dari bulan Januari sampai bulan Agustus 2018 di
wilayah kerja puskesmas Mamboro adalah 1990. Sehingga di dapatkan
berdasarkan idikator tersebut peran serta masyarakat dalam kegiatan
posyandu sebesar 77,93%.
15
Berhasil tidaknya pogram posyandu: indikatornya N/D. untuk
mengetahui berhasil tidaknya program posyandu di lakukan dengan
menggunakan indikator N/D. Dimana nilai N adalah balita yang
mengalami kenaikan berat badan selama di lakukannya posyandu.
Jumlah balita yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 1454.
Dimana D bernilai sebagai jumlah balita yang telah di lakukan
penimbangan pada saat posyandu. Jumlah balita yang di lakukan
penimbangan dari bulan Januari sampai bulan Agustus 2018 di
wilayah kerja puskesmas Mamboro adalah 1551. Sehingga di dapatkan
berdasarkan indikator keberhasilan program posyandu di nilai sebesar
93,74%.
BAB V
PENUTUP
16
A. Kesimpulan
Program Posyandu di Puskesmas Mamboro sudah cukup baik, namun masih
perlu peningkatan dari:
a. Input yakni sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan posyandu.
Tidak semua posyandu memiliki bangunan sendiri dimana sebagian besar
posyandu di lakukan di rumah warga, bahkan ada dua posyandu yang
terkena bencana tsunami 28 september 2018 dan tidak layak digunakan
serta tidak semua posyandu memiliki alat ukur yang lengkap
b. Proses yakni pelaksanaan kegiatan yang belum semuanya dilakukan
sesuai dengan Pedoman posyandu yaitu dari 5 tahapan posyandu. Masih
terdapat orang tua yang enggan membawa anaknya ke posyandu. Namun
ada inovasi Puskesmas sendiri untuk membuat jadwal posyandu selama 1
hari di Puskesmas dan dapat membantu masyarakat yang belum
melakukan perkunjungan posyandu sebelumnya.
c. Output yakni berdasarkan indikator keberhasilan posyandu di daptkan
peran serta masyarakat sebesar 77,93% dan tingkat keberhasilan
posyandu sebanyak 93,74%.
B. Saran
1. Melengkapi sarana dan prasarana yang ada dengan bekerjasama dengan pihak
pemerintah setempat untuk menyediakan tempat posyandu yang terkena
bencana seperti membuat satu Posyandu di Huntara wilayah Kantor
Kecamatan Mamboro serta pengadaan alat dan bahan yang diperlukan
posyandu serta menjaga dan merawatnya.
2. Bekerja sama dengan pemerintah setempat agar minat kunjungan warga di
posyandu meningkat, misalkan untuk membuat akta kelahiran orang tua di
haruskan membawa KMS sebagai bukti anak telah di lakukan imunisasi
ataupun melakukan posyandu dipuskesmas setiap akhir bulan.
17
DOKUMENTASI
18
19
20
DAFTAR PUSTAKA
21