Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN TETANUS PADA KELUARGA TN.

R
DI RUANG St. Theresia Lt. 2 RS. DIRGAHAYU SAMARINDA

Oleh Kelompok 3 :
PAULUS RIVALDO 181114401942
PERONIKA UTAMI 181114401943
RAHEL RUDIS 181114401945
RESA RIANA 181114401946

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIRGAHAYU


PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN TETANUS PADA KELUARGA TN. R
DI RUANG St. Theresia Lt. 2 RS. DIRGAHAYU SAMARINDA

Satuan Acara Pendidikan Kesehatan

Hari/Tanggal : Senin, 26 Oktober 2020


Waktu : 15 menit
Tempat Pelaksanaan : Ruang St. Theresia Lt. 2
Sasaran : Keluarga Tn. R
Topik Kegiatan : Tetanus
Sub Topik :
1. Penyebab tetanus
2. Tanda dan gejala tetanus
3. Penatalaksanaan tetanus
4. Komplikasi tetanus
5. Pencegahan tetanus

1. Latar Belakang
Tetanus merupakan penyakit yang sering ditemukan, dimana masih terjadi di
masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Tetanus merupakan penyakit
yang akut dan seringkali fatal, penyakit ini disebabkan oleh eksotoksin yang dihasilkan
oleh Clostridium tetani. Kata tetanus berasal dari bahasa Yunani tetanos, yang diambil
dari kata teinein yang berarti teregang. Tetanus dikarakteristikan dengan kekakuan umum
dan kejang kompulsif pada otot-otot rangka. Kekakuan otot biasanya dimulai pada rahang
terkunci (lockjaw) dan leher mengalami gangguan menelan. Penyakit ini merupakan
penyakit yang serius namun dapat dicegah kejadiannya pada manusia. Penyakit ini
tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi dengan cakupan imunisasi
DPT yang rendah. Reservoir utaman kuman ini adalah tanah yang mengandung kotoran
ternak sehingga resiko penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Spora kuman
Clostridium tetani yang tahan kering dapat bertebaran di mana-mana.

2. Tujuan
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan edukasi kesehatan selama 15 menit diharapkan peserta dapat
mengerti dam meahami mengenai tetanus.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setalah dilakukan edukasi kesehatan peserta dapat menjelaskan :
1. Penyebab tetanus
2. Tanda dan gejala tetanus
3. Penatalaksanaan tetanus
4. Komplikasi tetanus
5. Pencegahan tetanus
6. Prognosis tetanus

3. Peserta Penyuluhan
Keluarga Tn. R

4. Metode Pelaksanaan
Ceramah + diskusi

5. Strategi Pelaksanaan
Tahap Kegiatan Waktu
 Mengucapkan salam
 Melakukan perkenalan
diri
Pembukaan  Menyampaikan 2 menit
maksud dan tujuan
 Mengadakan kontrak
waktu
Kerja Penyuluh menjelaskan
mengenai :
 Penyebab tetanus
 Tanda dan gejala
tetanus 10 menit
 Penatalaksanaan
tetanus
 Komplikasi tetanus
 Pencegahan tetanus
 Prognosis tetanus
Penutup  Menyimpulkan
seluruh materi yang
diberikan dan
mengevaluasi jalannya
ceramah. 3 menit
 Mengakhiri kontrak
 Melakukan evaluasi
kegiatan (tanya jawab)
 Salam penutup
Jumlah 15 menit
6. Media dan alat
1. Leaflet
2. Lembar balik

7. Kriteria Evaluasi
 Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan, SAP, konsultasi, dan koordinasi dipersiapkan 1 hari sebelum
kegiatan.
 Evaluasi Proses
 Kegiatan berlangsung tepat waktu
 Peserta dapat berkonsentrasi penuh
 Tempat berlangsungnya kegiatan kondusif
 Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil dilakukan dengan cara, jika tidak ada pertanyaan dari pesera, maka
penyuluh memberikan pertanyaan kepada peserta terkait materi yang
disampaikan.
 Pertanyaan :
1. Sebutkan penyebab dari penyakit tetanus?
2. Sebutkan 2 dari 3 trias gejala tetanus?
3. Sebutkan 3 dari penatalaksanaan tetanus?
4. Sebutkan komplikasi apa saja yang terjadi pada penyakit tetanus?
5. Sebutkan pencegahan tetanus?
Lampiran Materi

TETANUS

1. Pengertian Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostridium
tetani yang dimanifestasikan dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan
seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu Nampak pada otot masester dan otot
rangka (Smeltzer, 2001).
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus
otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat
yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani (Sudoyo, 2006).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Tetanus adalah penyakit infeksi
dan gangguan nerologis yang diakibatkan toksin protein tetanospasmin dari kuman
Clostridium Tetani, yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme.

2. Penyebab Tetanus
Penyakit tetanus ini disebabkan karena Clostridium tetani yang merupakan basil
gram positif obligat anaerobic yang dapat ditemukan pada permukaan tanah yang gembur
dan lembab dan pada usus halus dan feses hewan. Kuman ini bisa masuk melalui luka di
kulit. Spora yang ada tersebar secara luas pada tanah dan karpet, serta dapat diisolasi
pada banyak feses binatang pada kuda, domba, sapi, anjing, kucing, marmot dan ayam.
Tanah yang dipupuk dengan pupuk kandang mungkin mengandung sejumlah besar spora.
Di daerah pertanian, jumlah yang signifikan pada manusia dewasa mungkin mengandung
organism ini. Spora juga dapat ditemukan pada permukaan kulit dan heroin yang
terkontaminasi. Spora ini akan menjadi bentuk aktif kembali ketika masuk ke dalam luka
dan kemudian berproliferasi jika potensial reduksi jaringan rendah. Spora ini sulit
diwarnai dengan pewarnaan gram, dan dapat bertahan hidup bertahun-tahun jika tidak
terkena sinar matahari. Bentuk vegetatif ini akan mudah mati dengan pemanasan 120ºC
selama 15-20 menit tapi dapat bertahan hidup terhadap aniseptik fenol, kresol.
Port of entry tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dpat diduga melalui :
1. Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar.
2. Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik.
3. Pemotongan tali pusat yang tidak steril.
4. Penjahitan luka robek yang tidak steril.
(Smeltzer, 2001).

3. Tanda dan Gejala Tetanus


Ada trias gejala yaitu rigiditas atau kekakuan, spasme dari otot, jika parah maka bisa
disfungsi otonom.
1. Rigiditas yang dapat ditemukan :
 Trismus atau “lockjaw” (rahang sulit dibuka)
 Risus sardonicus (kaku otot wajah)
 Kuduk kuku (kaku otot leher)
 Disfagia (kesulitan bicara)
 Gangguan nafas
 Perut papan
 Opistotonus (punggung melenting ke depan, tungkai atas kaku & mengepal,
tungkai bawah eksistensi, kesadaran baik)
2. Spasme/Kejang :
 Spontan
 Terangsang (oleh sentuhan, visual, auditori, emosi)
3. Disfungsi otonom :
 Tekanan darah tidak menentu
 Demam
 Jantung memelan
 Pernafasan cepat
Kejang tetanus berlangsung dari beberapa detik sampai bebrapa menit.
Perjalanan tetanus pada penderita yang bertahan hidup dapat berlangsung lama (1-
2 bulan) dan cukup sulit. Kekakuan mungkin mulai berkurang setelah 10-14 hari
dan menghilang setelah 1-2 minggu kemudian. Sisa kelemahan, kekakuan, dan
keluhan lain mungkin bertahan untuk jangka waktu yang lama, tetapi
penyembuhan lengkap dapat terjadi tanpa komplikasi.
Masa inkubasi bervariasi antara 3 sampai 21 hari, biasanya sekitar 8 hari.
Pada umumnya tergantung pada lokasi dan jarak antara luka dengan system saraf
pusat, sehingga lokasi luka yang jauh dapat menyebabkan masa inkubasi yang
lebih lama. Masa inkubasi yang pendek mempunyai angka kematian yang cukup
tinggi.
Karakteristik dari Tetanus :
1. Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5-7 hari.
2. Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekuensinya.
3. Setelh 2 minggu kejang mulai hilang.
4. Biasanya didahului dengan ketegangan otot terutama pada rahang dan leher.
5. Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (trismus/lockjaw) karena
spasme otot masseter.
6. Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk (nuchal rigidity).
7. Risus Sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik ke
atas, sudut mulut tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat.
8. Gambaran umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai
dengan eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap
baik.
4. Penatalaksanaan Tetanus
a. Umum
Tujuan terapi ini berupa mengemilinasi kuman tetani, menetralisirkan peredarran
toksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan penafasan sampai pulih.
Dan tujuan tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa : memberishkan
luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan nekrotik), membuang
benda asing dalam luka. Dalam hal ini penatalaksanaan terhadap luka tersebut
dilakukan 1-2 jam setelah ATS dan pemberian Antibiotik. Sekitar luka suntik
ATS.
2. Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan
membuka mulut dan menelan. Bila ada trismus, makanan dapat diberikan
personde atau parenteral.
3. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap
penderita.
4. Pemberian oksigen bila terjadi dispnea, asfiksia dan sianosis, pernafasan
buatan dan tracheostomi bila perlu.
5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
6. Hiperbarik, diberikan oksigen murni pada tekanan 5 atm.
7. Tujuan pengobatan ialah mencegah terjadinya kematian terutama akibat
komplikasi, gagal napas secara spontan, meringankan keadaan penderita,
mengurangi dan menangani komplikasi dan menetralkan toksin yang masih
dapat dicapai, mengobati luka pemicu, dan mencegah relaps (kekambuhan).

5. Komplikasi Tetanus
Komplikasi tetanus terjadi akibat penyakitnya seperti :
 Hambatan pada jalan napas sehingga pada tetanus yang berat, terkadang
memerlukan bantuan ventilator.
 Fraktur dari tulang spinal dan tulang panjang akibat kejang yang berlangsung
terus menerus.
 Rabdomiolisis yang sering diikuti oleh gagal ginjal akut.
 Infeksi nasokomial umum sering terjadi karena rawat inap yang berkepanjangan.
 Infeksi sekunder termasuk sepsis dari kateter.
 Pneumonia yang didapat di rumah sakit.
 Ulkus dekubitus.
 Emboli paru sangat bermaslah pada pengguna narkoba dan usia lanjut.
 Gangguan otonom karena pelepasan katekolamin yang tidak terkontrol, meliputi
(hipertensi dan takikardi yang kadang berubah menjadi hipotensi dan bradikardi).
6. Pencegahan Tetanus
1. Imunisasi aktif toksoid tetanus, yang diberikan yaitu DPT pada usia 3, 4 dan 5
bulan. Booster diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap 2-3 tahun. Ibu hamil
mendapatkan suntikan TT (Tetanus Toxoid) minimal 2x.
2. Bila mendapat luka :
 Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di buka secara lebar dan
dibersihkan dengan cara aseptik.
 Pemberian ATS 1500 iu secepatnya.
 Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasi dasar.
 Bila luka berat berikan pp selama 2-3 hari (50.000 iu/kg BB/hari)

Anda mungkin juga menyukai