Anda di halaman 1dari 5

Ranti

dan Syazili | Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Mammae Stadium 2

Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Mammae Stadium 2



1
Ranti Humaera, 2Syazili Mustofa
1,2
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Karsinoma mammae adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada
akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Karsinoma mammae merupakan salah satu bentuk pertumbuhan
sel atau pada payudara. Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel
yang dapat berubah-ubah tetapi masih dalam batas normal. Jumlah penderita kanker diseluruh dunia terus mengalami
peningkatan, baik pada daerah insiden tinggi di negara-negara Barat, maupun pada insiden rendah seperti dibanyak daerah
di Asia. Studi ini merupakan laporan kasus dari seorang wanita belum menikah usia 41 tahun dengan keluhan terdapat
benjolan pada payudara disertai rasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik inspeksi bagian payudara sebelah kiri tampak
membesar dan terdapat luka dan mengeluhkan adanya benjolan yang cukup besar dan kenyal pada bagian ketiak sebelah
kiri. Oleh karena itu, pasien ini didagnosis dengan karsinoma mammae stadium IIA pada pasien ini dilakukan tindakan
masektomi.

Kata kunci:Karsinoma mammae, masektomi

Diagnosis and Management of Breast Cancer Stage 2

Abstract:
Ca breast is a group of abnormal cells in the breast, and it is grow exponentially. Eventually these cells transform be lumps
in the breast. Ca breast is one of cell growth in the breast. In the body there are millions of cells. One of them, the abnormal
cells or cell metaplasia, cells that can change but still within normal limits. , The number of people suffer cancer around the
world continue to increase, both in areas of high incidence in Western countries, as well as on such low incidence in many
regions in Asia, This study is a case report of an unmarried woman aged 41 years with complaints lump in the breast with
pain. On physical examination inspection section left breast enlarged and there are wounds and complained of a lump big
enough and chewy in the armpit left. Therefore, these patients diagnosed with stage IIA breast ca in patients theraphy is
mastectomy.

Keywords: breast cancer, mastectomy

Korespondensi: Ranti Humaera, S.Ked, alamat Jl. Terusan Way semangka no 37 Pahoman- Bandar Lampung,
081358475533 , emaill ranti.antigmail.com


Pendahuluan tempat pertama. Kanker payudara umumnya
Karsinoma mammae merupakan menyerang wanita yang telah berusia lebih
gangguan dalam pertumbuhan sel normal dari 40 tahun. Diperkirakan semakin
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel- meningkat di masa yang akan datang.2 Hal ini
sel normal berkembang biak dan mungkin disebabkan antara lain oleh gaya
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh hidup yang jauh berbeda, pola makan, polusi
darah. Jumlah penderita kanker diseluruh lingkungan, penggunaan insektisida, zat-zat
dunia terus mengalami peningkatan, baik pengawet, penyedap rasa, pewarna, serta
pada daerah insiden tinggi di negara-negara stres yang berkepanjangan.3,4
Barat, maupun pada insiden rendah seperti
dibanyak daerah di Asia. Satu laporan Kasus
penelitian pada tahun 1993 memperkirakan Pasien dengan keluhan nyeri yang
bahwa jumlah kasus baru di seluruh dunia semakin hebat pada payudara sebelah kiri
pada tahun 1985 mencapai 720.000 orang. sejak ±1 bulan sebelum masuk rumah sakit
Angka insiden tertinggi dapat ditemukan di (SMRS). Sebelum nyeri dirasakan, pasien
berapa daerah di Amerika Serikat (mencapai mengaku timbul benjolan sebesar kacang
di atas 100/100.000 orang: berarti ditemukan tanah pada puting sebelah kiri sekitar 5 bulan
lebih 100 penderita dari 100.000 orang).1 Di yang lalu (bulan Desember). Dua minggu
Indonesia kanker payudara mendududuki kemudian orang sakit (os) mengeluhkan
tempat kedua (15,8%) dari sepuluh kanker adanya benjolan yang cukup besar dan kenyal
tebanyak setelah kanker mulut rahim di pada bagian ketiak sebelah kiri. Pada tanggal

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 103


Ranti dan Syazili | Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Mammae Stadium 2

23 Januari 2016 pasien kontrol lagi di RS penyebaran ketempat lain. Stadium hanya
Siloam dan hasilnya adalah kanker payudara dikenal pada tumor ganas atau kanker dan
stadium II. Dokter spesialis onkologi di RS tidak ada pada tumor jinak. Untuk
Siloam menganjurkan bahwa kanker ini harus menentukan suatu stadium, harus dilakukan
segera dioperasi, namun os menolak karena pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan
os ingin melaksanakan umroh selama 2 bulan. pemeriksaan penunjang lainnya
Selama pasien menjalankan umroh pasien yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan
mendapatkan obat salep dari dokter spesialis bila memungkinkan dengan CT
onkologi yang ada disana, namun setiap scan, scintigrafi, dan lain-lain. Banyak sekali
setelah diolesi salep pasien merasakan gatal cara untuk menentukan stadium, namun yang
dan panas pada payudara sehingga os sering paling banyak dianut saat ini adalah stadium
menyiramnya dengan air zam-zam. Setelah kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM
pulang umroh pasien merasakan adanya luka yang direkomendasikan oleh International
kecil pada puting sebelah kiri dan disertai Union Against Cancer dari World Health
keluarnya nanah sebanyak 3-4 kali setiap hari Organization (UIIC)/ American Joint
dengan jumlah 2-3 tetes. Keluhan disertai Committee On cancer (AJCC) yang disponsori
dengan perut terkadang merasa tidak enak di oleh American Cancer Society dan American
daerah ulu hati dan tangan sebelah kiri terasa College of Surgeons. Metode TNM merupakan
pegal dan linu, pasien mengaku mengalami singkatan dari "T" yaitu tumor size atau
penurunan berat badan sejak mengalami sakit ukuran tumor, "N" yaitu node atau kelenjar
ini. Saat ini pasien dirawat untuk menjalankan getah bening regional dan "M"
kemoterapi. yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga
Sesampainya di RSAM dilakukan faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah, sebelum dilakukan operasi, juga sesudah
130/70 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu: 36.6 oC, operasi dan dilakukan pemeriksaan
pernafasan 24 x/menit. Pasien tampak sakit histopatologi (PA).5
sedang dan konjungtiva anemis +/+. Pada Pada mammae sinistra telah metastasis
inspeksi bagian payudara sebelah kiri tampak ke kelenjar getah bening aksila sinistra. Pada
membesar dan terdapat luka. pasien ini di dapatakan ukuran benjolan 1,2
cm sehingga T pada pasien ini adalah 1,
Pembahasan karena didapatkan benjolan pada aksila yang
Berdasarkan data yang didapat dari kenyal dan dapat digerakan sehingga N pada
anamnesis, pemeriksaan fisik dan rekam pasien ini adalah 1 dan tidak ditemukan
medik, didapatkan pasien dengan keluhan metastasis penyebaran jauh maka M pada
nyeri yang semakin hebat pada payudara pasien ini adalah 0 sehingga pasien ini diapat
sebelah kiri sejak ±1 bulan SMRS. Dan ditegakan diagnosis karsinoma mammae
terdapat benjolan sebesar kacang tanah pada stadium 2a.
puting sebelah kiri pasien juga mengeluhkan Pada pemeriksaan PA makroskopis
adanya benjolan yang cukup besar dan kenyal penilaian dilakukan dengan menemukan :
pada bagian ketiak sebelah kiri pasien juga Massa di jam 2-3 mammae sinistra berukuran
mengeluhkan merasakan adanya luka kecil 3x2 cm, padat, batas tidak tegas, mobile, nyeri
pada puting sebelah kiri dan disertai keluarnya tekan (-), aspirat kemerahan. Massa di jam 5
nanah sebanyak 3-4 kali setiap hari dengan mammae sinistra berukuran 1.5x1.5 cm,
jumlah 2-3 tetes, hal ini mengarah kepada padat, batas tidak tegas, mobile, nyeri tekan (-
suatu tumor pada payudara namun untuk ), aspirat kemerahan. Massa di regio aksila
penilaian yang dapat dilakukan untuk sinistra berukuran 3x4 cm, mobile, batas tidak
menetukan stadium adalah dengan metode tegas, padat, aspirat kemerahan. Pada pasien
tumor nekrosis metastase (TNM). ini didapatkan regio mammae sinistra jam 2-3
Stadium penyakit kanker adalah suatu dan memberikan gambaran mikroskopis latar
keadaan dari hasil penilaian dokter saat belakang eritrosit, populasi sel hiperselular,
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang terdiri atas sel-sel tumor berbentuk kluster,
diderita pasiennya, sudah sejauh manakah lembaran dan tersebar satu-satu dengan
tingkat penyebaran kanker tersebut baik polimorf dan kohesifan sel abnormal. Sel
ke organ atau jaringan sekitar maupun berukuran besar, poligonal dengan N/C rasio

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 104



Ranti dan Syazili | Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Mammae Stadium 2

meningkat, inti bulat-oval, pleomorfik lembut pijat areola mammae. Papila mamae,
sebagian bizzare kromatin halus, anak inti lihat apakah keluar sekret. Jika terdapat
prominent, sitoplasma eosinofilik, sel-sel tumor, harus secara rinci periksa dan catat
tumor tampak global-global lemak. lokasi, ukuran, konsistensi, kondisi batas,
Pada pemeriksaan PA didapatkan hasil permukaan mobilitas, dan nyeri tekan. Ketika
dengan kesan yaitu Invasive adenocarcinoma memeriksa apakah tumor melekat ke
mammae dimana invasif karsinoma adalah dasarnya, harus meminta lengan pasien sisi
kanker yang telah menyebar dan merusak lesi bertolak pinggang, agar m. Pektoralis
jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas mayor berkerut. Jika tumor dan kulit atau
pada payudara) maupun metastatik dasar melekat, mobilitas terkekang,
(menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar kemungkinan kanker sangat besar. Jika
80% kanker payudara invasif adalah kanker terdapat sekret papila mammae, harus buat
duktal dan 10% adalah kanker lobuler. sediaan apus untuk pemeriksaan sitologi.
Etiologi dari penyakit kanker payudara Pemeriksaan kelenjar limfe regional paling
belum dapat dijelaskan. Namun, banyak baik posisi duduk. Ketika memeriksa aksila
penelitian yang menunjukkan adanya kanan, dengan tangan kiri topang siku kanan
beberapa faktor yang berhubungan dengan pasien, dengan ujung jari kiri palpasi seluruh
peningkatan resiko atau kemungkinan untuk fosa aksila secara berurutan. Waktu
terjadinya kanker payudara. Faktor risiko pada memeriksa fosa aksila kiri sebaliknya, dan
pasien ini adalah pasien memiliki faktor terakhir periksa kelenjar supraklavikular.5
keluarga yaitu kakak kandung mengalami hal Pada status generalis, selain tanda vital
yang serupa, pada studi genetik ditemukan perlu juga diperiksa performance status
bahwa kanker payudara berhubungan penderita. Karena payudara dipengaruhi oleh
dengan gen tertentu. Apabila terdapat Breast faktor hormonal antara lain estrogen dan
Cancer Susceptibility Gene 1 (BRCA) 1, yaitu progesteron maka sebaiknya pemeriksaan
suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara dilakukan saat pengaruh hormon ini
payudara, probabilitas untuk terjadi kanker seminimal mungkin, yaitu setelah lebih kurang
payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun satu minggu dari hari pertama menstruasi.
dan sebesar 85% pada umur 70 tahun namun Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan teliti,
pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan ketepatan pemeriksaan untuk kanker
tersebut karena keterbatasan alat dan biaya. payudara secara klinis cukup tinggi.
Pasien juga mengalami haid pertama kali pada Pemeriksaan kelenjar getah bening
usia 9 tahun (menarche dini) hal ini dapat regional aksila sebaiknya dalam posisi duduk
mengakibatkan pasien mendapat paparan karena dalam posisi ini fossa aksila jatuh ke
estrogen terlalu dini, pasien juga belum bawah sehingga mudah untuk diperiksa dan
hamil dan menyusui dan hal hal tersebut lebih banyak yang dapat dicapai. Pada
mengakibatkan faktor resiko dari terjadinya pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan
Karsinoma mammae yang pada pasien ini. penderita diletakkan atau dijatuhkan lemas di
Pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis tangan/bahu kanan pemeriksa dan aksila
karsinoma mammae adalah mencakup diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa.
pemeriksaan fisik menyeluruh (sesuai Diraba kelompok kelenjar getah bening
pemeriksaan rutin) dan pemeriksaan kelenjar mammae eksterna di bagian anterior dan di
mammae. Dari inspeksi, amati ukuran, bawah tepi m.pektoralis aksila; Kelenjar getah
simetris kedua mammae, perhatikan apakah bening subskapularis di posterior aksila;
ada benjolan tumor atau perubahan patologik Kelenjar getah bening sentral di bagian pusat
kulit (misal cekungan, kemerahan, udem, aksila; dan Kelenjar getah bening apikal di
erosi, nodul satelit, dan lain-lain). Perhatikan ujung atas fossa aksilaris. Pada perabaan
kedua papila mammae apakah simetri, ada ditentukan ukuran, konsistensi, jumlah,
retraksi, distorsi, erosi, dan kelainan lain. apakah terfiksasi satu sama lain atau ke
Palpasi umumnya dalam posisi berbaring, juga jaringan sekitarnya. Supra dan infraklavikula
dapat kombinasi duduk dan baring. Waktu serta leher utama, bagian bawah dipalpasi
periksa rapatkan keempat jari, gunakan ujung dengan cermat dan teliti. Selain payudara dan
dan perut jari berlawanan arah jarum jam kelenjar getah bening , organ lain yang ikut
atau searah jarum jam. Kemudian dengan diperiksa adalah paru, tulang, hepar, dan otak

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 105


Ranti dan Syazili | Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Mammae Stadium 2

untuk mencari metastase jauh. Sedangkan seftriaxon 1 gr/12 jam, ranitidin amp/12 jam
untuk pemeriksaan penunjang yaitu dan ketorolac 3mg/ 8 jam.13-15
Mammografi.8,9 Pemberian ranitidin adalah suatu
Kelebihan mamografi adalah dapat histamin antagonis reseptor H2 yang
menampilkan nodul yang sulit dipalpasi atau menghambat kerja histamin secara kompetitif
terpalpasi atipikal menjadi gambar, dapat pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi
menemukan lesi mammae yang tanpa nodul asamlambung.Pada pemberian i.m./i.v. kadar
namun terdapat bercak mikrokalsifikasi, dapat dalam serum yang diperlukan untuk
digunakan untuk analisis diagnostik dan menghambat 50% perangsangan sekresi asam
rujukan tindak lanjut. Ketepatan diagnostik lambung adalah 36–94 mg/mL. Kadar tersebut
sekitar 80%.8,10 Pemeriksaan penunjang lain bertahan selama 6–8 jam. Ranitidin diabsorpsi
yang dapat mendukung diagnosis karsinoma 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi
mammae adalah USG, MRI mammae, puncak plasma dicapai 2–3 jam setelah
pemeriksaan dan biopsi. pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak
Terapi hormonal terutama mencakup dipengaruhi secara nyata oleh makanan dan
bedah dan terapi hormon. Terapi hormonal antasida. Waktu paruh 2½–3 jam pada
bedah terutama adalah ooforektomi (disebut pemberian oral, Ranitidin diekskresi melalui
juga kastrasi) terhadap wanita pramenopause, urin.Injeksi i.m.: 50 mg (tanpa pengenceran)
sedangkan adrenalektomi dan hipofisektomi tiap 6–8 jam. Pemberian ranitidine pada
sudah ditinggalkan. Terapi hormonal pasien ini dikarenaka pasien sempat
medikamentosa yang digunakan di klinis yang mengeluhkan perut merasa tak nyaman dan
terutama adalah obat antiestrogen. sakit disekitar ulu hati sehingga diberikan
Tamoksifen merupakan penyekat reseptor dosis 1 amp/12 hal ini kurang sesuai dengan
estrogen, mekanisme utamanya adalah kepustakaan.16,17
berikatan dengan reseptor estrogen secara Ketorolac ampul ditujukan untuk
kompetitif, menyekat transmisi informasi ke pemberian injeksi intramuskular atau bolus
dalam sel tumor sehingga berefek intravena. Dosis untuk bolus intravena harus
terapi. Tamoksifen juga memiliki efek mirip diberikan selama minimal 15 detik. Ketorolac
estrogen, berefek samping trombosis vena ampul tidak boleh diberikan secara epidural
dalam, karsinoma endometrium dan lain-lain. atau spinal. Mulai timbulnya efek analgesia
Sehingga perlu diperhatikan dan diperiksa setelah pemberian IV maupun IM serupa, kira-
secara berkala.3,11,12 kira 30 menit, dengan maksimum analgesia
Setiap pasien dengan benjolan pada tercapai dalam 1 hingga 2 jam. Durasi median
bagian dada dan memiliki faktor resiko analgesia umumnya 4 sampai 6 jam. Dosis
terhadap Karsinoma mammae dan dilakukan sebaiknya disesuaikan dengan keparahan
pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan nyeri dan respon pasien. Lamanya terapi
penunjang mengarah ke carcinoma mamae pemberian dosis harian multipel yang terus-
harus segera di rujuk ke rumah sakit yang menerus secara intramuskular dan intravena
memiliki spesialis bedah dan fasiltas yang tidak boleh lebih dari 2 hari karena efek
memadai hal ini dikarenakan perlunya samping dapat meningkat pada penggunaan
persiapan operasi yang harus dilakukan jangka panjang. Dosis awal Ketorolac yang
untuk tatalaksana pasien ini. dianjurkan adalah 10 mg diikuti dengan 10–
Terapi yang dilakukan pada pasien ini 30 mg tiap 4 sampai 6 jam bila diperlukan, hal
diberikan medikamentosa dan non ini kurang sesuai dengan terapi yang diberikan
medikamentosa, untuk non medikamentosa pada pasien ini sehingga terapi
dengan kondisi rawat inap di bangsal bedah medikamentosa pada pasien ini kurang tepat.
RSAM. Pemasangan threeway kateter
dilakukan, diet lunak, tirah baring dan Simpulan
dilakukannya persiapan operasi untuk Penegakkan diagnosis pasien ini sudah
medikamentosa pasien diberikan kemoterapi. tepat yaitu Karsinoma mammae stadium dua
Pengobatan kemoterapi adalah pengobatan atau Invasive adenocarcinoma mammae
sistemik yang menggunakan obat-obat sinistra telah metastasis ke kelenjar getah
sitostatika melalui aliran sistemik, selain itu bening aksila sinistra. Faktor risiko terjadinya
pasien diberikan IVFD RL gtt xx/menit, Karsinoma mammae pada pasien ini adalah

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 106



Ranti dan Syazili | Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Mammae Stadium 2

usia, genetik, menarche dini dan nullipara, stages of HER-2/neumediated mammary


penatalaksanaan karsinoma mammae carcinogenesis by dietary n-3 PUFAs. Mol Nutr
dilakukan terapi medikamentosa dan terapi Food Res. 2013; 57(2):320-7.
non medikamentosa yaitu masektomi. 10. Dite GS, MacInnis RJ, Bickerstaffe A, Dowty
JG, Milne RL, Antoniou AC. Testing for gene-
environment interactions using a prospective
Daftar Pustaka
family cohort design: body mass index in early
1. Purwoastuti E. Kanker Payudara pencegahan
and later adulthood and risk of breast cancer.
deteksi dini, Yogyakarta: Kanisius; 2008.
Am J Epidemiol. 2017; 185(6):287-500.
2. Bulent U, Angela S, Cinzia D. Intraductal
11. Blum JL, Flynn PJ, Yother G, Asmar L, Geyer CE,
location of the sclerosing adenosis of the
Jacobs SA. Anthracyclines in early breast
breast, Clinical Study. J Citation Reports. 2009.
cancer: The ABC Trials-USOR 06-090, NSABP B-
3. Weiss GR. Clinical Oncology. Texas: The
46-I/USOR 07132, and NSABP B-49 (NRG
University of Texas Health Science Center at
Oncology). J Clin Oncol. 2016:71;1-10.
San Antonio; 2009.
12. National Breast Cancer Foundation. Stage of
4. Vaidya MP, Shukla HS. A textbook of breast
breast cancer. 2010.
cancer. New Delhi: Vikas Publishing House PVT
13. Swart, R. Breast cancer [internet]. USA:
LTD; 2014.
Medscape; 2010 [diakses tanggal 12 Mei
5. Cecilio AP, Takakura ET, Jumes JJ, dos Santos
2016]. Tersedia dari:
JW, Heerera AC, Victorino VJ, et al. Breast
http://emedicine.medscape.com/article/2835
cancer in Brazil: epidemiology and treatment
61-overview.
challanges. Breast Cancer (Dove Med Press).
14. Suryaningsih E. Kupas tuntas kanker payudara.
2015; 7:43-9.
Yogjakarta : Paradigma Indonesia; 2009.
6. Globocan. International Agency for Research
15. Hemant Singhal MD. Breast cancer
on Cancer (IARC) [internet]. 2002 [diakses
evaluation[internet]. USA: Medscape; 2009
tanggal 14 Mei 2016]. Tersedia dari:
[diakses tanggal 12 Mei 2016]. Tersedia dari :
http://globocan.iarc.fr/Default.aspx.
http://emedicine.com.
7. Wan desen. Onkologi klinis. Edisi ke-2. Jakarta:
16. Jemal A. Cancer statistic 2012. CA cancer. J
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
Clin Med. Switzerland. 2012; 52;23-47.
2008.
17. Suzuki P. Epidemiological risk factor for breast
8. D'Avila, M. Follicles count and anti-müllerian
cancer related to menopausal status in
hormone levels after gonadotoxic
Indonesia. 2011;4(3) 169-7.
chemotherapy in patients with breast cancer:
cohort study. Rev Bras Ginecol Obstet. 2017.
9. Yee LD, Agarwal D, Rosol TJ, Lehman A, Tian
M, Hatton J, et al. The inhibition of early

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 107

Anda mungkin juga menyukai