NYERI
\Suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yg tidak menyenangkan berkaitan dng
kerusakan jaringan yg aktual atau potensial atau yg dirasakan dlm kejadian2 di mana terjadi
kerusakan (IASP, 1979)
Perawat bertanggung jawab mengontrol nyeri dan menghilangkan penderitaan nyeri klien
Pengertian Nyeri
Nyeri → Perasaan atau keadaan emosi yang tidak menyenangkan karena potensial kerusakan
jaringan atau jaringan rusak. PENGERTIAN NYERI
SIFAT NYERI
Penyebab/Stimulus Nyeri
• Trauma
• Gangguan pada jaringan tubuh ex : edema
• Tumor
• Iskemia pada jaringan
• Spasme otot
Fisiologi Nyeri
• Trasduksi
• Transmisi
• Persepsi
• Modulasi
Tahap Trasduksi
• Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri utk melepaskan mediator kimia
(prostaglandin, bradikinin, histamin, dan substansi P) yg mensensitisasi nosiseptor
• Mediator kimia akan berkonversi mjd impuls2 nyeri elektrik
Tahap Transmisi
1. Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C) ke medula
spinalis
2. Transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus melalui jaras
spinotalamikus (STT) -> mengenal sifat dan lokasi nyeri
3. Impuls nyeri diteruskan ke korteks sensorik motorik, tempat nyeri di persepsikan
Tahap Persepsi
Tahap Modulasi
• Impuls nyeri dpt diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang SSP
• Mekanisme pertahanan ditemukan di sel2 gelatinosa substansia
• “ impuls nyeri dihantar saat pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat pertahanan
ditutup”
• Neuron delta A & C melepaskan subtansi P bersifat membuka pertahanan
• Neuron beta A menghambat pelepasan subtansi P, bersifat menutup pertahanan
• Menutup pertahanan dpt dng cara menggosok punggung, plasebo (obat tdk berisi
analgetik tetapi berisi gula, air atau saline)
1. Cepat menghilang,
2. Tidak melebihi 6 bulan
3. Ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
4. Takikardi
5. Hipertensi
6. Pucat
7. Miadriasis
Nyeri akut
• Aktifitas syaraf otonom: takikardi, hipertensi, keringat dingin, pucat, pupil medriasis.
• Nyeri akan hilang setelah penyembuhan jaringan
• Pengobatan paling baik jika dilakukan pada etiologinya
• Terapi dengan analgetik
• Rangsangan pada kulit→Impuls →Nosiseptor (Tipe α, ∂, dan C) →Saraf aferen →
Medulla spinalis →Traktus spinotalmikus → Talamus → diproyeksikan pd korteks
somatosintesis (Proses deskriminatif informasi: Menentukan lokasi dikulit shg dapat
merasakannyeri dibagian kulit tertentu)
• Nosiseptor dapat diaktifkan melalui: rangsangan mekanik yang kuat
• Dingin yang ekstrim
• Panas yang tinggi
Nyeri kronis : nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, menetap, biasanya berlangsung dalam
waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bln, sukar dicari penyebabnya, tidak disertai aktivitas syaraf
otonom
Ex: nyeri terminal
Nyeri kronis
• Substansi gelatinosa (SG) pada konureseptor medula spinalis sebagai pintu kontrol jalur
rangsang nyeri ke perifer dan ke medula spinalis untuk selanjutnya terus ke otak
• Stimulasi nyeri mengalami dari perifer lebih dulu mengalami modulasi di SG sebelum
diteruskan ke spinal
• Mekanisme nyeri yang pasti beum jelas tetapi diduga disebabkan oleh hilangnya
pengaruh inhibisi desending Nyeri sentral bisa mengenai SSP
• Nyeri dirasakan seperti: rasa terbakar, hiperalgelsia
• Stress →spasme otot, vaso konstriksi lokal, gangguan viseral, producing substance →
NYERI
• NYERI → menambah STRESS → lingkaran setan
• Ex: tension headache, low back pan, migrain
• Nyeri somatis dan viseral : nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit
,pada otot dan tulang
• Nyeri menjalar : nyeri yg terasa pada bagian tubuh yg lain, umumnya terjadi akibat
kerusakan pada cedera organ viseral
• Nyeri psikogenik : nyeri yg tidak diketahui secara fisik yg timbul akibat psikologis
• Nyeri phantom : nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstremitas diamputasi
• Nyeri neurologis : nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa
jalur syaraf
PENANGANAN NYERI
1. FARMAKOLOGIS
1. SKALA NUMERIS
2. SKALA DESKRIPTIF
3. SKALA ANALOG VISUAL
4. SKALA OUCHER
5. SKALA WAJAH
SKALA NUMERIS
SKALA DESKRIPTIF
SKALA OUCHER
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang efektif.
Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masing-masing
individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang mempengaruhi nyeri, seperti factor
psikologis, fisiologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua
komponen utama, yakni:
PENGKAJIAN
Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien
Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk
mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektif.
1. Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik minta klien untuk menunjukkan area nyerinya, bisa
dengan bantuan gambar. Klien bisa menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri.
2. Intensitas nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya untuk menetukan
intensitas nyeri pasien.
3. Kualitas nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu mencatat
kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh
besar pada diagnosis dan etiologi nyeri.
4. Pola
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri. Karenanya,
perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri
berulang, dan kapan nyeri terakhir muncul.
5. Faktor presipitasi
Terkadang, aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri sebagai contoh, aktivitas fisik yang
berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu, factor lingkungan ( lingkungan yang sangat
dingin atau sangat panas), stressor fisik dan emosionaljuga dapat memicu munculnya nyeri.
Kualitas nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu mencatat
kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh
besar pada diagnosis dan etiologi nyeri.
Pola
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri. Karenanya,
perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri
berulang, dan kapan nyeri terakhir muncul.
Sumber koping
Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam menghadapi nyeri. Strategi tersebut
dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau pengaruh agama atau budaya.
Respon afektif
Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada situasi, derajat, dan durasi nyeri,
interpretasi tentang nyeri, dan banyak factor lainnya. Perawat perlu mengkaji adanya perasaan
ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal pada klien.
Respon non verbal yang bisa dijadikan indicator nyeri. Salah satu yang paling utama adalah
ekspresi wajah.
Perilaku seperti menutup mata rapat-rapat atau membukanya lebar-lebar, menggigiti bibir bagian
bawah, dan seringai wajah dapat mengindikasikan nyeri.
Selain ekspresi wajah, respon perilaku lain yang dapat menandakan nyeri adalah vokalisasi
(misalnya erangan, menangis, berteriak), imobilisasi bagian tubuh yang mengalami nyeri,
gerakan tubuh tanpa tujuan (misalnya menendang-nendang, membolak-balikan tubuh diatas
kasur), dll.
• Sedangkan respon fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung pada sumber dan durasi
nyeri.
• Pada awal awitan nyeri akut, respon fisiologis dapat meliputi peningkatan tekanan darah,
nadi, dan pernafasan, diaphoresis, srta dilatasi pupil akibat terstimulasinya system saraf
simpatis.
• Akan tetapi, jika nyeri berlangsung lama, dan saraf simpatis telah beradaptasi, respon
fisiologis tersebut mungkin akan berkurang atau bahkan tidak ada. Karenanya, penting
bagi perawat untuk mengkaji lebih dari satu respon fisiolodis sebab bisa jadi respon
tersebut merupakan indicator yang buruk untuk nyeri.
PENETAPAN DIAGNOSIS
Menurut NANDA ( 2009-2011 ), diagnosis keperawatan untuk klien yang mengalami nyeri:
• Nyeri akut
• Nyeri kronis