Makalah Bioproses
Makalah Bioproses
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah mempelajari bermacam-macam permodelan pertumbuhan sel
dan permodelan dalam fermentasi.
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah dapat membantu mahasiswa mengenal berbagai macam
permodelan pertumbuhan sel dan permodelan dalam fermentasi.
BAB II
ISI
C=4
H=1
N = -3
P=5
O = -2
S=6
Sehingga dengan ini kita dapat menghitung derajat reduksi suatu substrat.Dimana
derajat reduksi suatu substrat dihitung sebagai berikut:
Contoh:
Produksi produk secara ekstraselular tunggal secara aerobik :
CHmOn+aO2+bNH3 → CHαOβNδ+dCHxOyNz+eH2O+fCO2
c
Contoh:
Katabolisme glukosa secara aerobik :
Persamaan reaksi:
P
n
J ( e , p )=∑ et ( t i ) . W .e (t i) min
i=1
Identifikasi itu tergantung pada vector parameter p dan tanda galat ( error signal ) :
e ( t i ) =Y O ( t i ) −Ym ( t i )
Dalam hubungan tersebut,
n : jumlah nilai terukur,
ti : waktu pengukuran,
Ym : nilai model prediktif ( yang diramalkan)
YO : nilai terukur, dan
W : matriks pembobotan
Untuk system non linear kompleks, metode sederhana di atas tidak dapat digunakan.
Namun, utuk identifikasi parameter system komples tersbut, harus digunakan teknik simulasi
yang digabung dengan optimasi numerik.
Identifikasi parameter dengan metode galat keluaran tidak mengevaluasi struktur model
dan ketetapan parameter yang ditetapkan Oleh karena itu,pemulusan harus dilakkan khususnya
pada sitem no linear dan model dengan orde tinggi, meskipun dengan parameter salah dan sedikit
nilai yang terukur. Keterbatasan ketetapan pengukuran tidak hanya menyebunyikan identifikasi
parameter, tetapi juga membedakan berbagai model yang berlainan.
Hal di atas perlu ditekankan karena semua model yang dikembabangkan harus dapat
memberikan sedekat mungkin dengan nilai parameter teukur dan parameter yang dipilih harus
terbuka untuk penafsiran fenomena biologis. Masalah kesalahan deteksi atas galat tersembunyi
dalam odel tersebut dapat dicegah dengan penyusunan suatu model yang cocok. Suatu model
tersusun secara baik bila melibatkan verifikasi, koreksi dan pengembangan serta modifikasi
dalam media pertumbuhan harus secara mudah dapat diakomodasikan pada model yang terpilih.
Oleh karea itu, persamaan laju, kesteimbangan, atau tata nama yang lain harus dapat diterangkan
dengan dasar fisik, kimiawi, dan fisiologis.
Kinetika pertumbuhan biomassa dan pembentukan produk selanjutnya diturunkan dari model
yang menggunakan substrat tersebut. Model kinetika reaksi microbial monod tersebut, dalam
batas-batas tertentu, juga dapat diterapkan untuk pertubuhan sel tanaman dan sel hewan.
Penafsiran fenomena bioproses enzimatik dan selular tersebut menggunkana”model tidak
terstruktur”.Model ini dibangun atas dasar reaksi biokimiawi tergantung langsung pada peubah-
peubah makroskopik. Dalam mekanisme proses selular, misalnya, mikroba dipandang sebagai
pereaksi tunggal yang melibatkan 4 komponen utama, yaitu substrat, sel hidup, sel tak hidup, dan
produk yang diekskresikan. Meskipun modeltak struktur neh tidak banyak diterapkan dan dikaji,
tetapi model ini tidak dapat menggambarkan seluruh bagian atau fasa pertumbuhan. Model yang
cocok untuk menggambarkan fenomena yang kedua yaitu model terstruktur yang meiputti
informasi pada keadaan fisiologis mikroba
Untuk memperoleh model yang sederhana dengan jumlah parameter sedikit, model terstruktur
yang di bangun harus diusahakan hanya meliputi peubah-peubah yang penad(relevan) terhadap
proses antar selular. Kesulitan yang timbul dalam verifikasi dan identifiasi parameter akan
menyebabkan model sukar dipahami. Model terstruktur yang mempunyai taraf perumitan yang
rendah dapat diperoleh dengan menggabungkan(lumping) system biologis dengan fungsi
sederhana dan dinamika dalam kelompok.
Pemodelan prrilakwu kelompok ke-I digunakan peubah yang mewakili Xi(t). Model ini
dikembangkn oleh Williams (1967) dan disebut model prilaku. Dalam model prilaku ini,
biomassa total [Cx(t)] merupaka jumlah dari keseluruahn komponen pada fasa biotik.
Dalam model terstruktur, konsentrasi intrinsik sel[C(t)] lebih penting daripada konsentrasi
volumetrik karena komponen sel intrinsic tersebut yang mengendalikan reaksi antar
selular.Dalam penulisan persamaan kesetimbangan untuk intrinsic ini harus diperhatikan
konsistensi model.
X (t)
C(t)= Cx(t)
Persamaan itu menunjukan bahwa biomassa yang masuk kedalam bioreactor mempunyai
keadaan yang sama dengan biomassa yang telah tumbuh dalam bioreactor karezna konsentras
intrinsic Xi(t) bersifat tidak aditf.Oleh karena itu, model hanya sahih untuk system dengan
pendaurulangan sel dari bioreactor sama atau tanpa aliran masuk. Dengan differensial partial
akan diperoleh persamaan :
dc (t) d Cx(t) Fi( t)
Cx ( t )= +C ( t ) . =Yx .r ( t ) . Cx ( t )+ . C ( t ) . {Cxi ( t )−Cx ( t ) }
dt dt Vi
Pada model terstruktur, selain model perilaku, dikenal pula model sibernetik, yang
dikembangkan oleh Ramkrishna(1982) dan direvisi oleh Turner et al (1988), yaitu model
berdasarkan pendekatan regulator metabolic.
DAFTAR PUSTAKA