DISUSUN OLEH:
Muhammad Syarifullah A
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
virus varisela zoster (VVZ) yang laten berdiam terutama dalam sel neuronal dan
kadang – kadang di dalam sel satelit ganglion radiks dorsalis dan ganglion
sensorik saraf kranial, menyebar ke dermatom atau jaringan saraf yang sesuai
selular.1
VVZ sebelumnya (cacar air, vaksinasi), usia lebih dari 50 tahun, keadaan
sumsum tulang atau organ, keganasan, terapi steroid jangka panjang, stres
usia. Kira – kira 30% populasi (1 dari 3 orang) akan mengalami HZ selama masa
hidupnya, bahkan pada usia 85 tahun, 50% (1 dari 2 orang) akan mengala,I HZ.
Insiden HZ pada anak – anak 0.74 per 1000 orang per tahun. Insiden ini
meningkat menjadi 2,5 per 1000 orang di usia 20 – 50 tahun, 7 per 100 orang di
1
usia lebih dari 60 tahun per tahun dan mencapai 10 per 1000 orang per tahun di
usia 80 tahun.3
dilakukan adalahTes Tzanck (adanya perubahan sitologi sel epitel dimana terlihat
denganmetodePCR4
Masa tunas 7-12 hari, lesi baru tetap timbul selama 1-4 hari dan
biasanya mendahului erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal,
tusuk.5,6
menjadi pustul dan krusta dalam 7-10 hari. Krusta biasanya bertahan
2
pengobatan yang efektif, aman, dan tepat waktu, untuk menghilangkan nyeri pada
zoster, menurunkan insidensi NPH, serta menurunkan beban penyakit. Saat ini
upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lebih efektif melalui vaksinasi herpes
zoster.1
3
BAB II
LAPORAN KASUS
2. 1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. X
Umur : 10tahun
Alamat :-
Pekerjaan :-
Suku :-
Agama :-
Status : BelumMenikah
2. 2. ANAMNESIS
Pasienmengeluhbintil-bintilberair di
Awalnyapasienmengeluhnyeri di daerahperutdanpunggungsebelahkanan.
Selanjutnya, duaharikemudiantimbulbintil-
bintilmerahberairdanberkelompok di
perutkananmenjalarkepunggungsebelahkanan.
Pasienbelumpernahberobatkedokteruntukkeluhanini.
4
disertaidemam,
namunkeluhaninimembaiksetelahminumobatbatukdanpenurunpanas..
Pasien ini pernah mengalami varisela pada usia 5 tahun. Alergi makanan
d) Riwayat Pengobatan:
2. 3. PEMERIKSAAN FISIK
a) Status Generalis :
b) Status Dermatologis
Distribusi : lokalisata
Effloresensi :vesikelmultipelbergerombol di
atasdasarmakulaeritematosaberisicairanjernih
Lokasi : vesikelmultipelbergerombolberisicairanjernih di
5
Gambar2.3Pasien
2. 4. DIAGNOSIS
Herpes zoster
2. 5. DIAGNOSIS BANDING
- Herpes Simplek
- Dermatitis Kontak
2. 6. PLANNING
- Diagnosis
TesTzankmemperlihatkanadanyaselraksasaberintibanyak
- Terapi
Medikamentosa:
6
- Edukasi
diderita pasien
Follow up pasien satu minggu setelah terapi yaitu pada hari ke-14
2. 7. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Sistemik
1. Obat Antivirus
usia >50thn
HZO/sindromRamsayHunt/HZservikal/HZsakral
anak-anak, usia <50 tahun dan perempuan hamil diberikan terapi antiviral
Pilihan antivirus :
8
Catatan khusus:
Pemberian antivirus masih dapat diberikan setelah 72 jam
bila masih timbul lesi baru/ terdapat vesikel berumur < 3 hari.
Bila lesi luas atau ada keterlibatan organ dalam, atau pada
sehari selama 5-10 hari. Asiklovir dilarutkan dalam 100 cc NaCl 0.9% dan
yang mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel hospes atau virus untuk
oleh enzim kinase sel hospes menjadi analog nukleotida, yang bekerja
9
Efek Samping asiklovir pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
iritasi mukosa dan rasa terbakar yang sifatnya sementara jika dipakai pada
mual, diare, ruam atau sakit kepala; dan sangat jarang dapat menyebabkan
10
c. Famsiklovir : Mekanlsme kerja famsiklovir merupakan prodrug
asetilnya dan oksidasi pada posisi 6-, kemudian bekerja seperti pada
dapat juga menyebabkan sakit kepala, diare dan rnual. Urtikaria, ruam
sering terjadi pada pasien ·usia lanjut. Pernah juga terdapat laporan
2. Analgetik
(kodein, morfin atau oksikodon) untuk pasien dengan nyeri kronik hebat. Pernah
kodein 30-60 mg. OAINS bekerja dengan menghambat kerja dari enzim
selain diberi asiklovir pada fase akut, dapat diberikan: Antidepresan trisiklik
11
mg. Pemberian hingga 3 bulan, diberikan setiap malam sebelum tidur. aman dan
lebih toleransi. Mekanisme obat golongan trisklik ini bekerja adalah dengan
biogenik seperti norepinerin (NE), Serotonin ( 5 – HT) dan dopamin didalam otak,
efektif dalam mengobati depresi tetapi tidak lagi digunakan sebagai obat lini
pertama. 7,19
Topikal
1. Analgetik topikal
a. Kompres
dapat digunakan pada lesi akut untuk mengurangi nyeri dan pruritus. Kompres
dengan Solusio Burowi (alumunium asetat 5%) dilakukan 4-6 kali/hari selama 30-
Berbagai OAINS topikal seperti bubuk aspirin dalam kloroform atau etil
12
melaporkan asam asetil salisilat topikal dalam pelembab lebih efektif
dibandingkan aspirin oral dalam memperbaiki nyeri akut. Aspirin dalam etil eter
beberapa jam. Krim indometasin sama efektifnya dengan aspirin, dan aplikasinya
gastrointestinal akibat absorpsi per kutan. Penelitian lain melaporkan bahwa krim
2. Anestetik lokal
Pemberian anestetik lokal pada berbagai lokasi sepanjang jaras saraf yang
terlibat dalam herpes zoster telah banyak dilakukan untuk menghilangkan nyeri.
Pendekatan seperti infiltrasi lokal subkutan, blok saraf perifer, ruang paravertebral
atau epidural, dan blok simpatis untuk nyeri yang berkepanjangan sering
digunakan. Akan tetapi, dalam studi prospektif dengan kontrol berskala besar,
efikasi blok saraf terhadap pencegahan NPH belum terbukti dan berpotensi
menimbulkan risiko.22,23
3. Kortikosteroid
herpes zoster dan juga tidak dapat mengurangi risiko terjadinya NPH.
oleh karena sifat anti inflamasinya yang kuat. Sebagian besar mekanisme kerja
dalam sel target dan berikatan cepat dengan reseptor steroid di sitoplasma
13
intraselular. Setelah kompleks reseptor steroid teraktivasi, kompleks ini melewati
membran inti dan berikatan langsung dengan deoxiribonucleic acid (DNA) yang
protein).24,25
14
3.2 Edukasi
5. Tetap mandi
3.3 Prognosis
studi kohort retrospektif, pasien herpes zoster yang dirawat di rumah sakit
3.4 Pencegahan
15
2. Pemberian vaksinasi dengan vaksin VZV hidup yang dilemahkan
16
BAB IV
KESIMPULAN
3.1 Penutup
virus varisela zoster (VVZ) yang laten berdiam terutama dalam sel neuronal dan
kadang – kadang di dalam sel satelit ganglion radiks dorsalis dan ganglion
sensorik saraf kranial, menyebar ke dermatom atau jaringan saraf yang sesuai
mononuklear darah tepi yang biasanya subklinis. Lesi kulit biasanya menyembuh
zoster, menurunkan insidensi NPH, serta menurunkan beban penyakit. Saat ini
upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lebih efektif melalui vaksinasi herpes
zoster.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusponegoro, E., Nilasari, H., Lumintang, H., Niode, N. J., Daili, S. F., &
Am.1996;;10:529–570.
3. Arvin AM. Varicella-zoster virus. In: Knipe DM, Howley PM, eds. Virology.
5. Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS,
7. Pusponegoro EHD, Nilasari H, Lumintang H, Niode NJ, Daili SF, et al. Buku
2007;45(7):807-825
18
9. Wood MJ, Kay R, Dworkin RH, et al. Oral acyclovir therapy accelerates pain
Dermatology. 2012;39:1-7
11. Shafran SD, Tyring SK, Ashton R, et al. Once, twice, or three times daily
famciclovir compared with aciclovir for the oral treatment of herpes zoster in
12. Lin WR, Lin HH, Lee SSJ, et al. Comparative study of the efficacy and safety
13. Dworkin RH, Johnson RW, Breuer J, et al. Recommendations for the
14. Balfour H, Bean B, Laskin OL, Ambinder RF, Meyers JD, Wade JC, et al.
1995;46:252
19
16. Gunawan, S. G., Setiabudy, R., & Nafrialdi, E. (2012). Farmakologi dan
644
17. Fashner J, Bell AL. Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia: Prevention
158
1997;13(6):327-31.
20. Finnerup NB, Otto M, McQuay HJ, Jensen TS, Sindrup SH. Algorithm for
305
21. Schmader KE, Dworkin RH. Natrural History and Treatment of Herpes
22. Cunningham AL, Breuer J, Dwyer DE, et al. The Prevention and
23. Schmader KE, Dworkin RH. Natrural History and Treatment of Herpes
20
24. Cohen KR, Salbu RL, Frank J, Israel Igor. Presentation and Management of
217-27
Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ, penyunting. Basic and clinical
713.
21