Anda di halaman 1dari 7

1.

mments

Modul 11

Nama Sekolah : SMK Negeri Cibogo


Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas/Jurusan : XII/TBSM/RPL/2
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Alokasi Waktu : 8 X 45 Menit
Guru Pengampu : Leni Eviyani Rahayu, S.E, M.Pd

Kompetensi Dasar
3.11 Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
4.11 Membuat indikator keberhasilan tahapan produksi massal
3.11.1.  Menjelaskan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
3.11.2.  MenentukanIndikator keberhasilan tahapan produksi massal
4.11.1.  Menyusun indikator keberhasilan tahapan produksi massal

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dengan model
pembelajaran Project Based Learning, diharapkan siswa dapat menyusun
perencanaan produksi masal barang/jasa, menganalisis perencanaan produksi
masal secara tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap
jujur, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif
(berpikir kritis) dan proaktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik
B. Uraian Materi
Produksi massal, juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-
menerus, adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk
yang standar, termasuk dan terutama pada lini perakitan. Bersama-sama
dengan pekerjaan produksi dan produksi batch, itu adalah salah satu dari tiga
metode produksi.
Produksi Massal
Produksi  masal  adalah  nama  yang  diberikan  kepada  sebuah  metode
memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per
unitnya. Walau harganya  yang murah tidak berarti dengan kualitas rendah.
Sebaliknya diproduksinya barang dalam jumlah yang besar telah
distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri  atas  bangunan,  peralatan  (equipment)  dan  perkakas
(tools). Disini  tahap  perencanaan  harus  mencakup  langkah-langkah  kerja
dan  perbaikan langkah-langkah tersebut. Kemudian rencana itu
dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus dengan tahap
pengendaliannya. Perhatian utama dari kegiatan-kegiatan itu adalah melihat
kemajuan yang dibuat dalam mencapai target yang direncanakan. Pengadaan
(procurement)  dan  instalasi  peralatan  serta  perkakas  pabrik  itu.  Jenis
produksi ini mungkin hanya berlangsung sekali saja dalam periode setengah
dasawarsa bagi perusahaan manufaktur (Ogawa, 1984:2).
Proses Produksi
Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis proses produksi:
 Yang pertama yaitu membuat barang atau produk dengan menggunakan
mesin serta peralatan.Hal ini disebut juga produksi.
 Yang kedua yaitu membuat sarana produksi atau sistem produksi itu
sendiri . Hal ini disebut persiapan berproduksi.
Proses  persiapan  produksi  terdiri  dari  kegiatan- kegiatan  seperti
perencanaan urutan-urutan proses sebagai berikut:
1. Penjadwalan waktu
2. Pemilihan peralatan
3. Pengerjaan dengan perkakas
4. Mobilisasi personalia
5. Pembelian material
6. Pembagian pekerjaan
Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain
produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan .
Proses adalah urutan pelaksanaan ataupun kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber
daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali
oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari saut atau lebih objek
di bawah pengaruhnya.
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna sebuah benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan, kegiatan
menambah daya guna sebuah benda dengan mengubah sifat dan bentuknya
dinamakan produksi barang.
Kriteria penting sebagai indikator keberhasilan usaha, yaitu:
1. Kemampuan menyesuaikan diri
2. Produktifitas
3. Kepuasan kerja
4. Kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.
5. Kriteria Keberhasilan
Kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan yang berada dalam
kerangka berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera
diterapkan walaupun dalam situasi yang tidak menentu.
Karakteristik berpikir pada tindakan kewirausahaan ada lima, yaitu:
1. Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru
2. Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
3. Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang
yang melelahkan diri dan organisasi
4. Fokus pada pelaksanaan
5. Mengikutsertakan energy setiap orang yang berada dalam jangkauan
mereka.
Ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau
keberhasilan, yaitu:
1. Peluang pasar yang baik.
2. Keunggulan persaingan.
3. Kualitas barang/jasa.
4. Inovasi yang berproses.
5. Dasar budaya perusahaan.
6. Menghargai pelanggan dan pegawai.
7. Manajemen yang berkualitas
8. Dukungan modal yang kuat.
Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana keberhasilan usaha
terdiri dari :
1. Modal
2. Pendapatan
3. Volume Penjualan
4. Output produksi
5. Tenaga Kerja
Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang
cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat
dari :
1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
2. Jumlah produksi
3. Jumlah pelanggan
4. Perluasan usaha
5. Perluasan daerah pemsaran
6. Perbaikan sarana fisik dan
7. Pendapatan usaha
Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai
dimensi keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian
ini menggunakan pendapat Dwi Riyanti  bahwa dimensi keberhasilan usaha
yaitu diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau
peningkatan modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha,
Perluasan daerah pemasaran, Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha

3.11 Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal

 Ø  Keberhasilan Tahapan produksi Massal

Seorang wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk meraih


keberhasilan. Sebagai pengelola usaha, wirausaha harus dapat
mengorganisasi, memanfaatkan, dan meningkatkan sumber daya yang
tersedia sedemikian rupa sehingga mampu bersaing dan berkompetitif dengan
pelaku usaha lain serta dapat pula memanfaatkan setiap kesempatan yang
ada.
Keberhasilan identik dengan pendapatan, dengan begitu pendapatan
merupakan salah satu kriteria bagi kegiatan usaha, yakni dapat dipergunakan
untuk menilai keberhasilan usaha atau dapat dikatakan keberhasilan usaha
adalah suatu kenyataan persesuaian antara rencana dengan proses
pelaksanaannya dan hasil yang dicapai. Keberhasilan usaha harus dinilai
sehubungan dengan pencapaian tujuan, yang dimaksud pencapaian tujuan
yang popular adalah menghasilkan laba. Kriteria penting sebagai indikator
keberhasilan usaha, yaitu:
a. Kemampuan menyesuaikan diri
b. Produktifitas
c. Kepuasan kerja
d. Kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.
ü  Kriteria Keberhasilan
Kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan yang berada
dalam kerangka berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera
diterapkan walaupun dalam situasi yang tidak menentu. Karakteristik berpikir
pada tindakan kewirausahaan ada lima, yaitu:

 Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru


 Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat

 Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang


yang melelahkan diri dan organisasi

 Fokus pada pelaksanaan

 Mengikutsertakan energy setiap orang yang berada dalam jangkauan


mereka.

Ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau
keberhasilan, yaitu:

 Peluang pasar yang baik.

 Keunggulan persaingan.

 Kualitas barang/jasa.

 Inovasi yang berproses.

 Dasar budaya perusahaan.

 Menghargai pelanggan dan pegawai.

 Manajemen yang berkualitas

 Dukungan modal yang kuat.

Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana keberhasilan usaha


terdiri dari :
1. Modal
2. Pendapatan
3. Volume Penjualan
4. Output produksi
5. Tenaga Kerja

Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang


cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat
dari :

1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal


2. Jumlah produksi
3. Jumlah pelanggan
4. Perluasan usaha
5. Perluasan daerah pemsaran
6. Perbaikan sarana fisik dan
7. Pendapatan usaha

Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai


dimensi keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian
ini menggunakan pendapat Dwi Riyanti  bahwa dimensi keberhasilan usaha
yaitu diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau
peningkatan modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha,
Perluasan daerah pemsaran, Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha.

Anda mungkin juga menyukai