Abstrak
Beas perelek, merupakan salah satu kearifan lokal yang masih dijalankan oleh
masyarakat kampung Sirnasari kecamatan samarang kabupaten Garut. Tujuannya
sebagai salah satu strategi dalam pemerataan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat dalam satu upaya memenuhi kebutuhan dasar warga. Manfaatnya untuk
meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pembangunan khususnya
dalam mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan masyarakat. Di samping itu
manfaat lainnya memberi makna teladan, melatih jiwa berkorban dari hal yang paling
kecil, melatih kebersamaan dan kepedulian antar sesama dan semangat gotong
royong. Namun dalam perkembangannya, akan menghadapi tantangan dan
mengalami perubahan mengingat budaya lokal ini tidak lepas dari budaya global
melalui inovasi ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pranata
sosial (ekonomi) dalam program beas perelek sebagai sebuah pemberdayaan bagi
masyarakat di kecamatan Samarang kabupaten Garut Setelah dicermati, ternyata
dalam program beas perelek memiliki nilai-nilai yang bersinergi dengan falsafah
hidup masyarakat Sunda, yaitu silih asah, silih asah dan silih asuh. Beas perelek ini
representasi dari nilai-nilai itu semua. Oleh karena itu perlu peran pemerintah daerah
dalam melestarikan sikap hidup yang berazaskan kebersamaan. Beas perelek
merupakan salah satu kearifan lokan dan sebuah solusi atas persoalan kesenjangan
sistem sosial karena kalangan masyarakat yang sudah mampu dapat berbagi pada
masyarakat kurang mampu.
ABSTRAC
Beas perelek, is one of the local wisdom that is still carried out by the people of
Kp.Sirnasari, Samarang sub-district, Garut district. The goal is as a strategy in
equitable development and community empowerment in an effort to meet the basic
needs of citizens. The benefit is to increase community awareness and participation in
development, especially in alleviating poverty and improving community welfare. In
addition, other benefits are giving meaning to be exemplary, training the spirit of
sacrifice from the smallest things, training togetherness and care for one another and
the spirit of mutual cooperation. However, in its development, it will face challenges
and experience changes considering that this local culture cannot be separated from
global culture through economic innovation. This research aims to describe the social
(economic) institutions in the free program as an empowerment for the community in
the Samarang sub-district, Garut district. and choose foster care. This bad spirit
represents all of these values. Therefore, the role of local government is needed in
preserving an attitude of life which is based on togetherness. Beas perelek is a
solution to the problem of inequality in the social system because people who are
already able can share with the less fortunate.
A. PENDAHULUAN
Letak Gaeografis Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan
pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur
Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 307,407 Ha
(3.074,07 km²) dengan batas-batas sebagai berikut:
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai
ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hitterland bagi
pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut
mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan
Kabupaten Bandung sekaligus pula berperan di dalam mengendalikan keseimbangan
lingkungan.
Kearifan lokal memang senjata terpendam yang dimiliki bangsa Indonesia. Selain
memiliki manfaat dalam menjamin ketersediaan pangan di saat kondisi darurat. Beas
perelek juga merupakan simbol semangat gotong royong yang menjadi ciri khas
bangsa Indonesia.
c. Bila dikaitkan dengan kondisi di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Jika
kesejahteraan masyarakat sudah tercapai, pemberlakuan karantina wilayah
dalam rangka mencegah penyebaran virus corona, sepertinya tidak perlu
ragu dilakukan. Karena masyarakat, sudah memiliki cara sendiri untuk
saling bantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan budaya Sunda, sudah
menawarkan solusinya lewat tradisi Beas Perelek.
b. Bahasa Bahasa Bahasa Sunda mengenal adanya tingkatan dalam Bahasa yang
disebut Unda-Usuk yaitu tata cara berbahasa untuk mebedakan golongan usia
dan status social.
Bahasa Sunda Sedang yang digunakan antara orang yang setaraf, baik usia
maupun status sosialnya.
Bahasa Sunda Kasar yang digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau
kepada orang yang status sosialnya lebih rendah.
e. Sistem pengetahuan Ilmu Pengetahuan dalam era globalisasi saat ini kemajuan
teknologi sangatlah bagus, hal itu sangat membantu untuk meberikan fasilitas
yang cukup memadai dalam pengetahuan dan informasi memudahkan
masyarakat untuk memilih intitusi atau lembaga pendidikan yang akan mereka
masuki dalam berbagai jenjang dari mulai tingkat Sekolah Dasar bahkan
hingga tingkat Perguruan Tinggi. Pada saat ini disetiap ibukota kabupaten
telah tersedia Universitas-universitas, Fakultas-fakultas dan Cabang-cabang
Universitas, seperti ITB, UPI, UNPAD yang ada diBandung
f. Kesenian
iii. Lagu Daerah sunda antara lain yaitu Bubuy Bulan, Karatagan
Pahlawan,Badminton, Bandung, Tokecang, Cingcangkeling, Manuk
Dadali, Es Lilin danWarung Pojok.
iv. Wayang Golek. Wayang yang terbuat dari kayu dan salah satu tokoh
karakterwayang yaitu Cepot dan Dalang yang paling terkenal adalah
Abah AsepSunarya
g. Religi atau agama Religi Sebagian besar masyarakat suku Sunda menganut
agama Islam.
2. PENUTUP