Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN


MENYUSUI”

DOSEN PENGAMPUH : DIYAN MARIA KRISTIN, SST. M.KES

OLEH :

NAMA : ROSITA ELVIRA RAMBU NGUJU

NIM : PO530324019485

TINGKAT : II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas berkat dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas yang diberihkan oleh dosen mata kuliah sekaligus untuk
menambah pengetahuan pembaca khususnya penulis.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kupang, 30 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................
C. TUJUAN...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN MENYUSUI

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.....................................................................................
B. SARAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau
waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar kemudian lepas dari rahim,
sampai enam minggu kemudian disertai dengan pulihnya kembali alat-alat
kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lainnya yang
berkaitan dengan persalinan.
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh
maupun emosi. Bagi yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir
akan perubahan yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja
perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali tanda bahaya secara
dini.
Ikatan orang tua terhadap anaknya dimulai dari sejak periode kehamilan dan
semakin bertambah intensitasnya pada saat kelahiran.Salah satu masalah yang
kini banyak merebak dikalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan
pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial
budaya dan lingkungan didalam masyarakat dimana mereka berada.Dampak baik
positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu nifas dan menyusui.Pola makan,
misalnya, fakta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana
peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai
pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu nifas yang disertai dengan
kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan
tertentu. Kebudayaan tersebut tidak dapat dihilangkan, salah satu alasan yang
kuat dikarenakan pembuktian terhadap beberapa mitos hingga kepercayaan ibu
nifas benar adanya. Namun, ada juga yang sama sekali tidak membawa dampak
positif.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor fisik, psikologi, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang
mempengaruhi masa nifas dan menyusui?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor fisik, psikologi, lingkungan, sosial,
budaya dan ekonomi yang mempengaruhi masa nifas dan menyusui.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Nifas Dan Menyusui


1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai pemulihan kembali alat-alat reproduksi seperti keadaan semula sebelum
hamil yang berlangsung 6 minggu (40 hari).
Masa nifas adalah masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yang normal.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari
pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti prahamil.
2. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah suatu proses belajar. Bayi belajar menghisap keluar air
susu dari payudara dengan seefisien mungkin dan ibu belajar cara menyusui
dengan senyaman mungkin.
Menyusui adalah suatu proses alamiah, berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan
ibu yang buta huruf sekalipun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun
demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang
alamiah tidaklah selalu mudah.
Seiring dengan perubahan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sedemikian pesat, pengetahuan lama yang mendasar seperti
menyusui justru terkadang terlupakan. Padahal, kehilangan pengetahuan
tentang menyusui berarti kehilangan besar, karena menyusui adalah
pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kehidupan manusia (Roesli, 2002).

6
B. Faktor Fisik yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Kelelahan fisik karena aktifitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan,
mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tidak jarang di malam
buta sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami atau
anggota keluarga yang lain. Setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan
mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan
dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara
drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari diantara kelahiran.
Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan.progesteron naik dan
estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor
penyebab.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pada ibu nifas dan
menyusui,antara lain :
1. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk
merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah
yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu. Berangsur angsur rahim akan
mengecil seperti sebelum hamil.
2. Jalan lahir (servik,vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan
robekan yang memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3 pekan
(tergantung elastis tidak atau seberapa sering melahirkan). Jaga kebersihan
daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk,
rasa perih, panas, merah dan terdapat nanah).
3. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban,
berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur

7
berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar
cairan bening di akhir masa nifas.
4. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini
menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah
lahir (walaupun ASI belum keluar). Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi
kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan
anti body, dan protein.
5. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir
nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala
bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur,
buang rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh
dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.
6. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan
menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB
(buang air besar). Terkadang muncul wasir atau ambein pada ibu setelah
melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga
karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan.
7. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keping
darah) akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan
jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
8. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal
dari bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air
kencing sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil.

9. Suhu badan

8
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam
akan kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena
dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.
C. Faktor Psikologi yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Berkurangnya perhatian keluarga, terutama suami karena semua perhatian
tertuju pada anak yang baru lahir. Padahal usai persalinan si ibu yang merasa lelah
dan sakit pasca persalinan membuat ibu membutuhkan perhatian. Kecewa terhadap
penampilan fisik bayi karena tidaksesuai dengan harapannya juga bisa memicu
baby blues. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan
pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat berpengaruh dalam
hal memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan
psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan
psikologis yang patologis.
D. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu
hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan di samping
faktor-faktor lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang
mempengaruhi status kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak
melakukan kebiasaan/adat-istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu
hamil, bersalin dan nifas. lingkungan akan terus berubah selama kita hidup Jika
memasuki suatu fase kehidupan yang baru, akan selalu terjadi proses penyusuain
dengan lingkungan.stuasi ini dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan
perawatan diri pada masa nifas.
Sarana prasarana tersedia di dalam lingkungan guna mendukung dan
mempromosikan prilaku kesehatan. Jasa konsultan dan spesialis dari petugas
kesehatan lain seperti ahli nutrisi, dokter ahli, dan perkerja sosial harus ada sebagai
usaha dalam membantu pasien mendapatkan keterampilan yang di perlukan untuk
mencapai atau menjaga kesehatan dan kesejahteraan agar tetap optimal.
Organisasi berbasis masyarakat sering kali merupakan sarana yang sagat baik
untuk menyebarkan informasi.

9
Selain itu, keluarga juga berperan sebagai sistem pendukung yang kuat bagi
anggota-aggotanya, khususnya dalam penaganan masalah kesehatan
keluarga.seperti ibu nifas, maka anggota keluarga yang lain akan berusaha untuk
membantu memulihkan kondisi kesehatannya ke kondisi semula. Fungsi keluarga
dalam masalah kesehatan meliputi reproduksi, upaya membesarkan anak, nutrisi,
memelihara kesehatan dan rekreasi.
E. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Ibu merasa sulit menyesuaikan dengan peran baru sebagai ibu. Apalagi kini
gaya hidupnya akan berubah drastis. Ibu merasa dijauhi oleh lingkungan dan
merasa akan terasa terikat terus pada si kecil.       
Dibutuhkan pendekatan menyeluruh/holistik dalam penanganan ibu post partum
blues. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan di tingkat
perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-sama
dengan melibatkan lingkungannya, yaitu suami, keluarga dan teman dekatnya.
Faktor sosial di pengaruhi oleh:
1. Faktor usia
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang
perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini
mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang
ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan
seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi
seorang ibu.
2. Faktor pengalaman
Berdasarkan beberapa penelitian  Paykel dan Inwood (Regina dkk, 2001)
mengatakan bahwa depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada
perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan semua yang
berkaitan dengan bayinya merupakan situasi  baru bagi dirinya yang dapat
menimbulkan stres. Berdasarkan  pendapat Le Masters yang melibatkan suami
istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan hipotesis bahwa 83% dari
mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi pertama.

10
3. Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik
peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk
bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran mereka
sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka (Kartono,
2011).
4. Faktor selama proses persalinan
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan
selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan
pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul
dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi
pascasalin.
5. Faktor dukungan sosial
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan
pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.
F. Faktor Budaya yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status
kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang
menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang
menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena
pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari instansi
kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh adat budaya yang turun temurun
masih dianut sampai saat ini.
Contoh budaya pada saat masa nifas:
1. Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong,daun
lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Dampak positif: tidak ada
Dampak negative:merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang bergizi
seimbang agar ibu dan bayi sehat.

11
2. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe
tanpa garam,ngayepdilarang banyak makan dan minum, makanan harus
disangan/dibakar.
Dampak positif:tidak ada
Dampak negative:merugikan karena makanan yang sehat akan mempercepat
penyembuhan luka.
G. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Status ekonomi merupakan simbol status sosial di masyarakat. Pendapatan
yang tinggi menunjukan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi yang memenuhi faedah zat gizi untuk ibu hamil. Sedangkan kondisi
ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu nifas untuk melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan.

BAB III
PENUTUP

12
A. KESIMPULAN
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas
berlangsung 6 minggu.
Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI) melalui payudara ibu
secara langsung kepada bayi yang merupakan reflek insting dari ibu dengan
melibatkan hormon-hormon menyusui. ada pun faktor-faktor yang
mempengaruhi masa nifas dan menyusui ada 6 yaitu: fisik, psikologis,
lingkungan, sosial, budaya, ekonomi.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena
penulis masih dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan kritik dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

13
Erdan, Soeryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Suherni S.pd,APP,M.kes.dkk (2009).Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:
Fitramaya
Syafruddin, (2009). Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
Trans Info Media.

14

Anda mungkin juga menyukai