Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

“Pengertian Pemeriksan Diagnostik Dan Jenis-Jenisnya dan Persiapan


Pemeriksaan USG,Rontgen Dan CTG”

Dosen Pengampuh : Ibu Yurissetiowati,SST, M.Kes

NAMA : MARCE C KITU HOMA

TINGKAT :IB

NIM : PO530324019474

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.Makalah ini berjudul pengertian dan jenis diagnostik serta persiapan
pemeriksaan USG, Rontgen dan CTG.Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang diberihkan oleh dosen mata kuliah sekaligus untuk
menambah pengetahuan pembaca khususnya penulis mengenai pengertian dan
jenis diagnostik dan persiapan pemeriksaan USG,Rontgen dan CTG

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Kupang, 18 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan Diagnostik............................................................................2

2.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan daignostik.............................................................................4

2.3 Persiapan pemeriksaan USG…………………………………………………8

2.4 Persiapan pemeriksaan Rontgen……………………………………………11

2.5 Persiapan pemeriksaan CTG…………………………………………………12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................13

3.2 Saran..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Balakang

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respons


individu, keluarga, dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan
proses kehidupan aktual maupun potensial. Adapun tujuan dari
pemeriksaan diagnostik yaitu untuk mengetahui tentang penyakit yang
diderita oleh seseorang.

Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam


membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan
perjalanan pragnosis, karena itu perlu diketahui faktor yang memengaruhi
hasil pemeriksaan laboratorium (Ambarwati, 2010). Jenis-jenis
pemeriksaan diagnostik yaitu pemeriksaan urine,Pemeriksaan feses
,Pemeriksaan darah, Pemeriksaan sputum, Pemeriksaan ultrasonografi
,Pemeriksaan rontgen,Pemeriksaan pap smear dan pemeriksaan
mammografi

USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang di lakukan di atas


permukaan kulit atau di rongga tubuh menghasilkan suatu ultraso di dalam
jaringan. Pemeriksaan ini di gunakan untuk melihat struktu jaringan tubuh,
untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak, dan ginjal. 

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian pemeriksaan diagnostik?

2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan diagnostik?

3. Apa saja persiapan untuk pemeriksaan USG?

4. Apa saja persiapan untuk pemeriksaan Rontgen?

5. Apa saja persiapan untuk pemeriksaan CTG?

4
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan diagnostik

2. Untuk mengetahui tentang jenis pemeriksaan diagnostik

3. Untuk mengetahui tentang persiapan pemeriksaan USG

4. Untuk mengetahui tentang persiapan pemeriksaan Rontgen

5. Untuk mengetahui tentang persiapan pemeriksaan CTG

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan
aktual maupun potensial baik yang sedang terjadi ataupun yang mungkin akan
terjadi. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu
diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan
prognosa(Ambrawati,2015)

2.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan Diagnostik


A. PEMERIKSAAN URINE
Urine merupakan salah satu zat sisa tubuh yang diekskresi karena jika
menghadap terlalu lama dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit.
Meskipun begitu, urine juga berguna sebagai bahan tes atau pemeriksaan
yang diperlukan untuk pemeriksaan yang diperlukan untuk mendiagnosis
kelainan atau penyakit yang ada dalam tubuh. Pemeriksaan urine dapat
dilakukan dalam beberapa cara yaitu:
1. Asam urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya
bebberap penyakit seperti penyakit ginjal, leukimia dengan diet tinggi
puri, keracunan timah hitam, dan lsin-lain. Cara melakukan tes asam
urat ini adalah menampung urine 24 jam dan dimasukkan kedalam
tabung, kemudian berikan label berisi nama dan tanggal pengambilan.
2. Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya
penyakit-penyakit seperti penyumbatan saluran empedu, kanker hepar,
dan lain-lain.

6
3. Human Chorionic Gonadotropin ( HCG)
HCG merupakan hormon yang diproduksi oleh plasenta.
Pemeriksaan HCG diperlukan untuk mengetahui status kehamilan
seseorang.

4. Urobilinogen
Pemeriksaan uribilinogen dilakukan untuk mengetahui kadar
kerusakan hepar, penyakit hemolisi, dan infeksi berat(Fitriana,2015).
5. Urinealisis
Pemeriksaan urinealisis dilakukan untuk mengetahui berat jenis,
kadar glukosa, keton, infeksi saluran kemih, dan lain-lain.
6. Pregnadion
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan
yang berhubungan dengan menstruasi atau tidak adanya ovulasi.

B. PEMERIKSAAN FESES
Seperti halnya urine, feses juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
tes atau pemeriksaan kesehatan untuk mendiagnosis penyakit.
Pemeriksaan feses ditujukan untuk mendeteksi adanya kuman salmonella,
shigella, E- coli, staphylococcus, dan lain-lain. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan penampungan feses dalam spater steril. Setelah itu, tempatkan
bahan feses tersebut kedalam wadah steril yang tertutup. Dalam
pemeriksaan ini, feses tidak boleh dicampur dengan urine. Selain itu,
bahan feses juga tidak boleh diberi barium atau minyak mineral, sehingga
bakteri akan tetap mengalami pertumbuhan. Langkah terakhir adalah
memberikan nama dan tanggal pengambilan bahan proses.

C. PEMERIKSAAN DARAH
Darah merupakan elemen penting dalam tubuh yang menopang
kehidupan manusia. Karena perannya yang vital dalam menjaga

7
keseimbangan dan kesehatan tubuh, darah dapat digunakan sebagai bahan
pemeriksaan yang kemudian bermanfaat dalam mendeteksi beberapa
penyakit. Pemeriksaan darah dapat dilkukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Serum Glutamic Piruvik Transaminase (SGPT) atau alanin amonia
transferase
2. Albumin
3. Asam urat
4. Bilirubin
5. Hemoglobin
6. Trombosit
7. Estrogen
8. Gas darah arteri
9. Gula darah Puasa
10. Gula darah postprandial
11. Human chorionic gonadotropin (HCG)
12. Hematrokit
13. Pemeriksaan Darah lainnya
D. PEMERIKSAAN SPUTUM
Pemeriksaan ini menggunakan sputum atau skret untuk mengetahui
adanya kuman-kuman tuberkulusis pulmonal, bakteri peneumonia,
brongkitis kronis dan lain-lain. Cara melakukan pemeriksaan ini adalah
dengan mengumpulkan skutum sebanyak 5-10cc selama tiga hari beturut-
turut pada pagi hari sebelum sarapan agar tidak bercampur dengan zat-zat
dari makanan didalam wadah yang telah disediakan. Untuk mengeluarkan
skutum, pasien diminta untuk batuk. Langkah terakhir adalah memastikan
bahwa wadah sputum dalam keadaan tertutup.

E. PEMERIKSAAN PAP SMEAR (PAPANICOLAOU SMEAR)

Pemeriksaan pap smear dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya


kanker serviks atau sel prakanker. Selain itu,pemeriksaan ini bermanfaat untuk

8
mendeteksi efek pemberian hormon seks,respon kemoterapi,dan respon
radiasi.

F. PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI(MAMOGRAM)

Pemeriksaan mammografi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kista


maupun tumor pada payudara secara periodik.Pemeriksaan ini dilakukan dengan
bantuan sinar X.

2.3 PERSIAPAN PEMERIKSAAN USG

USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang di lakukan di atas


permukaan kulit atau di rongga tubuh menghasilkan suatu ultraso di dalam
jaringan. Pemeriksaan ini di gunakan untuk melihat struktu jaringan tubuh,
untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak, dan ginjal.
(Marmi,2016)

Pemeriksaan USG dilakukan untuk mendapatkan ultrasoun atau


struktur jaringan dalam tubuh. Pemeriksaaan ini dilakukan di atas
permukaan kulit pada bagian tubuh yang berongga, seperti pada abdomen,
kepala(untuk mengetahui kelainan otak), kandung kemih, dada ( untuk
mengetahui kelainan jantung), dll.
. Hal-hal yang dilakukan untuk melakukan pemeriksaan USG ini
sebagai berikut :
1. Memberitahu pasien tentang prosedur USG yang dilakukan.
2. Pasien yang akan melakukan pemeriksaan pada aorta abdomen,
kandung empedu, limpah, pankreas, dan hepar di minta untuk puasa
makan dan minum selama 8-12 jam.
3. Mengoleskan gel konduktif pada permukaan kulit bagian tubuh yang
akan diperiksa dengan USG.
4. Menggerakan transduser atau (alat USG ) kearah depan dan belakang
diatas kulit permukaan tersebut selama 10-30 menit.
5. Jika pasien dalam kedaan gelisah, maka dilakukan premedikasi.

9
6. Pasian tidak diperbolehkan untuk merokok sebelum melakukan
pemeriksaan USG.
7. Pada pasian yang sedang hamil di trimester pertama dan kedua,
diminta untuk meminum 4 gelas air dan tidak boleh buang air kecil
sebelum pemeriksaan.
8. Pasien yang akan melakukan pemeriksaan USG pada kepala harus
meleps semua perhiasan dari leher sampai kepala.
9. Pasian yang melakukan pemeriksaan USG jantung diminta bernapas
secara perlahan dan menahannya setelah inspirasi dalam.

Indikasi :
1. Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan
pemeriksaan USG pada trimester pertama (kehamilan 10-14 minggu),
menapisan USG pada kehamilan trimester ke dua(18-20 minggu), dan
pemeriksaan tambahan yang di perlukan untuk memantau tumbuh
kembang janin. (Marmi,2016)
2. Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya di indikasikan bila di
temukan kalainan secara fisik atau di curigai ada kelainan tatapi pada
pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut. (Marmi,2016)
a. Cara pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat di lakukan dengan dua cara yaitu:
1. Pervaginam
a. Emasukan probe USG transfaginal seperti melakukan
pemeriksaan dalam.
b. Di lakukan paa kehamilan di bawah 8 minggu.
c. Lebih muda dan ibu t idak perlu menahan kencing.
d. Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
e. Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
f. tidak menyebabkan keguguran.

10
2. Perabdominan
a. Probe USG di atas perut.
b. Biasa di lakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
c. Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati
otot perut, lemak baru menembus rahim.

b. Persiapan dan pelaksanaan


1. alat:
a. Probe USG transvaginal
b. Transduser
2. Bahan :
a. jelly konduktif
b. medikasi (dilakukan apabila pasien mengalami gelisah)
3. Tempat :
a. Perut
b. Kepala
c. Jantung
2.4 PERSIAPAN PEMERIKSAAN RONTGEN/SINAR X

Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu
tepatkan sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan
jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya yang
kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian tubuh
manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam
tubuh. Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar X untuk melakukan krining dan mendeteksi
kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, uretre,
kandung kemih, tenggorokan dan rangka. (Marmi,2016)

11
Hal-hal yang dilakukan untuk melakukan pemeriksaan rontgen adalah
sebagai berikut :

1. Memberitahu pasian tentang prosedur rontgen yang akan dilakukan.


2. Pemeriksaan rontgen pada dada dilakukan dengan posisi posterior
anterior (PA) dan anterior posterior (AP). Jika menggunakan posisi
PA, pasian dapat melakukannya dengan berdiri. Pasian dapat
menggunkan baju kertas atau baju lain atau melespaskan baju samapi
pinggang. Saat pengambilan foto, minbta pasian utnuk menahan napas.
3. Pemeriksaan rontgen pada jantung dilakukan pada posisi PA lateral
kiri. Pasian juga harus menggunakan baju kain atau kertas atau
melepaskannya sampai pinggang serta melepas perhiasan yang sampai
dada.
4. Pemeriksaan rontgen pada abdomen dilakukan pada posisi telentang
dengan tangan menjauh tubuh dantestis terlindungi. Pasian harus
melepas baju dan hanya mebggunakan baju kain atau kertas.
5. Pemeriksaan rontgen pada tengkorak dilaukan dengan melepaskan
semua perhiasan yang melekat pada kepala termasuk gigi palsu jika
ada.
6. Pemeriksaan rontgen pada rangka, jika terdapat fraktur dilakukan
dengan berkuasa dan tidak melakukan gerakan pada daerah yang
mengalami fraktur.
1. Alat :
a. Radiasi gelombang elektromagnetik
b. Strap
c. Meja pemeriksaan
d. Mesin yang mengeluarkan radiasi sinar X
2. Tempat:
Bagian-bagian tubuh yang retak, patah, atau terjadi kelainan pada saat
pengobatan.

12
2.5 PERSIAPAN PEMERIKSAAN CTG

Cardiotocography adalah sebuah alat yang digunakan oleh dokter


kandungan untuk memantau denyut jantung dan kontraksi rahim saat bayi
berada di dalam kandungan. Biasanya, bayi di dalam kandungan memiliki
detak jantung antara 110 dan 160 denyut per menit dan meningkat ketika
bayi bergerak.

Pemeriksaan detak jantung bayi ini secara tidak langsung adalah


cara mengetahui bayi mendapat cukup oksigen dari plasenta. Tes ini
melihat bagaimana detak jantung bayi dipengaruhi oleh kontraksi. Alat ini
digunakan saat ibu hamil menginjak trimester ketiga dan bermanfaat untuk
mendeteksi apakah ada gangguan atau tidak pada bayi sebelum atau
selama persalinan.Oleh karena itu, saat terdapat perubahan denyut jantung
janin atau terjadi kontraksi, maka dokter kandungan bersama dengan bidan
siap memberikan tindakan tepat untuk menolong janin dalam kandungan.

Indikasi

1. Ibu merasa bahwa gerakan bayi di dalam kandungan melambat atau


menjadi tidak teratur, kondisi ini dicurigai terjadi karena ada masalah
dengan plasenta yang membatasi aliran darah ke bayi.
2. Ibu memiliki tingkat cairan amniotik (air ketuban) yang rendah.
3. Ibu hamil anak kembar.
4. Ibu menderita diabetes atau hipertensi.
5. Mengalami demam tinggi,
6. Adanya perdarahan saat persalinan.

 Persiapan pemeriksaan CTG

1. Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara


pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak medik
ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).

13
2. Kosongkan kandung kencing.

3. Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.

 4. Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau
gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit

5. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan


punctum maksimum DJJ

6. Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera setelah
kontraksi berakhir..

7. Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah
punktum maksimum.

8. Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak,
pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan
oleh ibu selama perekaman cardiotokografi.

9. Hidupkan komputer dan Cardiotokograf.

10. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang
ingin dicapai) dan Lakukan pencetakkan hasil rekaman Cardiotokografi.

11. Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
alat pada tempatnya

12. Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.

13. Berikan hasil rekaman cardiotokografi kepada dokter penanggung jawab atau
paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap
kepada dokter

14
BAB III

PENUTUP

3.1     Kesimpulan

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu,


keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan
aktual maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting
dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan
prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.

Adapun tujuan dari pemeriksaan diagnostik yaitu untuk mengetahui


tentang penyakit yang diderita oleh seseorang. Jenis pemeriksaan diagnostik yaitu
USG,Rontgen,PAP,Endoskopi,skaning dan EKG. Jenis-jenis pemeriksaan
diagnostik yaitu pemeriksaan urine,Pemeriksaan feses,Pemeriksaan darah,
Pemeriksaan sputum, Pemeriksaan ultrasonografi,Pemeriksaan rontgen
,Pemeriksaan pap smear dan pemeriksaan mammografi.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya perawat dapat


menerapkan pengkajian diagnostik ini dalama asuhan keperawatan dan dapat
mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai
pengkajian diagnostic

15
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E R, dkk. 2015. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Nuha Medika

Eko, Nurul, dkk. 2010. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik)


Kebidanan.Yogyakarta: Pustaka Rihamna

Uliyah, Musrifatul, dkk. 2014. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk


Kebidanan. Jakarta:Pustaka utama

Marmi, 2016. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

16

Anda mungkin juga menyukai