TINGKAT :IB
NIM : PO530324019474
JURUSAN KEBIDANAN
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.Makalah ini berjudul pengertian dan jenis diagnostik serta persiapan
pemeriksaan USG, Rontgen dan CTG.Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang diberihkan oleh dosen mata kuliah sekaligus untuk
menambah pengetahuan pembaca khususnya penulis mengenai pengertian dan
jenis diagnostik dan persiapan pemeriksaan USG,Rontgen dan CTG
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Balakang
4
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3. Human Chorionic Gonadotropin ( HCG)
HCG merupakan hormon yang diproduksi oleh plasenta.
Pemeriksaan HCG diperlukan untuk mengetahui status kehamilan
seseorang.
4. Urobilinogen
Pemeriksaan uribilinogen dilakukan untuk mengetahui kadar
kerusakan hepar, penyakit hemolisi, dan infeksi berat(Fitriana,2015).
5. Urinealisis
Pemeriksaan urinealisis dilakukan untuk mengetahui berat jenis,
kadar glukosa, keton, infeksi saluran kemih, dan lain-lain.
6. Pregnadion
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan
yang berhubungan dengan menstruasi atau tidak adanya ovulasi.
B. PEMERIKSAAN FESES
Seperti halnya urine, feses juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
tes atau pemeriksaan kesehatan untuk mendiagnosis penyakit.
Pemeriksaan feses ditujukan untuk mendeteksi adanya kuman salmonella,
shigella, E- coli, staphylococcus, dan lain-lain. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan penampungan feses dalam spater steril. Setelah itu, tempatkan
bahan feses tersebut kedalam wadah steril yang tertutup. Dalam
pemeriksaan ini, feses tidak boleh dicampur dengan urine. Selain itu,
bahan feses juga tidak boleh diberi barium atau minyak mineral, sehingga
bakteri akan tetap mengalami pertumbuhan. Langkah terakhir adalah
memberikan nama dan tanggal pengambilan bahan proses.
C. PEMERIKSAAN DARAH
Darah merupakan elemen penting dalam tubuh yang menopang
kehidupan manusia. Karena perannya yang vital dalam menjaga
7
keseimbangan dan kesehatan tubuh, darah dapat digunakan sebagai bahan
pemeriksaan yang kemudian bermanfaat dalam mendeteksi beberapa
penyakit. Pemeriksaan darah dapat dilkukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Serum Glutamic Piruvik Transaminase (SGPT) atau alanin amonia
transferase
2. Albumin
3. Asam urat
4. Bilirubin
5. Hemoglobin
6. Trombosit
7. Estrogen
8. Gas darah arteri
9. Gula darah Puasa
10. Gula darah postprandial
11. Human chorionic gonadotropin (HCG)
12. Hematrokit
13. Pemeriksaan Darah lainnya
D. PEMERIKSAAN SPUTUM
Pemeriksaan ini menggunakan sputum atau skret untuk mengetahui
adanya kuman-kuman tuberkulusis pulmonal, bakteri peneumonia,
brongkitis kronis dan lain-lain. Cara melakukan pemeriksaan ini adalah
dengan mengumpulkan skutum sebanyak 5-10cc selama tiga hari beturut-
turut pada pagi hari sebelum sarapan agar tidak bercampur dengan zat-zat
dari makanan didalam wadah yang telah disediakan. Untuk mengeluarkan
skutum, pasien diminta untuk batuk. Langkah terakhir adalah memastikan
bahwa wadah sputum dalam keadaan tertutup.
8
mendeteksi efek pemberian hormon seks,respon kemoterapi,dan respon
radiasi.
F. PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI(MAMOGRAM)
9
6. Pasian tidak diperbolehkan untuk merokok sebelum melakukan
pemeriksaan USG.
7. Pada pasian yang sedang hamil di trimester pertama dan kedua,
diminta untuk meminum 4 gelas air dan tidak boleh buang air kecil
sebelum pemeriksaan.
8. Pasien yang akan melakukan pemeriksaan USG pada kepala harus
meleps semua perhiasan dari leher sampai kepala.
9. Pasian yang melakukan pemeriksaan USG jantung diminta bernapas
secara perlahan dan menahannya setelah inspirasi dalam.
Indikasi :
1. Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan
pemeriksaan USG pada trimester pertama (kehamilan 10-14 minggu),
menapisan USG pada kehamilan trimester ke dua(18-20 minggu), dan
pemeriksaan tambahan yang di perlukan untuk memantau tumbuh
kembang janin. (Marmi,2016)
2. Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya di indikasikan bila di
temukan kalainan secara fisik atau di curigai ada kelainan tatapi pada
pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut. (Marmi,2016)
a. Cara pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat di lakukan dengan dua cara yaitu:
1. Pervaginam
a. Emasukan probe USG transfaginal seperti melakukan
pemeriksaan dalam.
b. Di lakukan paa kehamilan di bawah 8 minggu.
c. Lebih muda dan ibu t idak perlu menahan kencing.
d. Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
e. Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
f. tidak menyebabkan keguguran.
10
2. Perabdominan
a. Probe USG di atas perut.
b. Biasa di lakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
c. Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati
otot perut, lemak baru menembus rahim.
Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu
tepatkan sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan
jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya yang
kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian tubuh
manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam
tubuh. Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar X untuk melakukan krining dan mendeteksi
kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, uretre,
kandung kemih, tenggorokan dan rangka. (Marmi,2016)
11
Hal-hal yang dilakukan untuk melakukan pemeriksaan rontgen adalah
sebagai berikut :
12
2.5 PERSIAPAN PEMERIKSAAN CTG
Indikasi
13
2. Kosongkan kandung kencing.
4. Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau
gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit
6. Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera setelah
kontraksi berakhir..
7. Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah
punktum maksimum.
8. Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak,
pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan
oleh ibu selama perekaman cardiotokografi.
10. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang
ingin dicapai) dan Lakukan pencetakkan hasil rekaman Cardiotokografi.
11. Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
alat pada tempatnya
13. Berikan hasil rekaman cardiotokografi kepada dokter penanggung jawab atau
paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap
kepada dokter
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16