Anda di halaman 1dari 15

Annisya Salsabilaa

XI OTKP 2

Biografi dan karya tokoh agama


1. Al-Kindi

Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī (lahir: 801 - wafat: 873), dikenal sebagai
filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa
Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Banyak karya-karya para filsuf Yunani
diterjemahkannya dalam bahasa Arab; antara lain karya Aristoteles dan Plotinos.
Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai karangan
Aristoteles yang berjudul Teologi menurut Aristoteles, yang di kemudian hari
menimbulkan sedikit kebingungan.

Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara
etnis, al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah
satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah
menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu
mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.

Al Kindi telah menulis banyak karya dalam pelbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika,
logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan
optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan
gempa bumi.

Di antaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika,


bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat.
Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai
keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini
meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri dan astronomi.

Yang paling utama dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau
aritmetika karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun.

2. Jabir bin Hayyun


Abu Musa Jabir bin Hayyan atau juga nisbahs al-Bariqi, al-Azdi, al-Kufi, al-Tusi dan al-
Sufi; fl. c. 721 - c. 815), atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, seorang
polymath terkemuka; kimiawan, alkimiawan, ahli astronomi dan astrologi, insinyur, ahli
bumi, ahli filsafat, ahli fisika, apoteker dan dokter, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada
tahun 750 dan wafat pada tahun 803. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang
kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Imam Ja'far bin Muhammad
AsShadiq keturunan ke 5 dari Nabi Muhammad saw, pada masa pemerintahan Manshur
Addawaniqy di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam
maupun di luar penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi
kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang
terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum
perbandingan tetap.

Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi,


kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan
proses-proses tersebut.

3. Al khawarizmi

Beliau dikenal sebagai penemu aljabar dan nol. Nama asli dari al khawarizmi ialah
Muhammad Ibn Musa Al khawarizmi. Beliau dilahirkan di Bukhara, hidup di Khawarizm,
Usbekistan pada tahun 194 H / 780 M dan meninngal tahun 266 H / 850 M di Baghdad.
Al Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa.

Beliau telah menciptakan secans dan tangen dalam penyelidikan trigonometri dan
astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan khalifah Al Ma’mun,
di Bayt Al Hikmah di Baghdad, dan beliau juga bekerja dalam sebuah observatory yaitu
tempat belajar matematika dan astronomi. Beliau pernah memperkenalkan angka –
angka India dan cara – cara perhitungan India pada dunia Islam. Al Khawrizmi adalah
seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu
pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep –
konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.

Bidang astronomi juga membuat Al Khawarizmi terkenal. Astronomi dapat diartikan


sebagai ilmu falaq (pengetahuan tentang bintang – bintang yang melibatkan kajian
tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan
bintang ).
Beberapa cabang ilmu dalam matematika yang diperkenalkan oleh Al Khawarizmi
seperti: geometri, aljabar, aritmatika, dll. Geometri merupakan cabang kedua dalam
matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal –
usul geometri dan rujukan utamanya ialah kitab Al Ustugusat ( The Elements ) hasil
karya Euklid : Geometri dari segi bahasa berasal dari pada perkataan Yunani yaitu “ geo
“ yang berarti bumi dan “ metri “ yang berarti pengukuran. Dari segi ilmu , geometri
adalah ilmu yang mengkaji hal yang berhubungan magnitud dan sifat – sifat ruang.

Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya Al Khawarizmi telah diterjemahkan


oleh Gerhard of Germano dan Robert of Chaster ke dalam bahasa Eropa pada abad ke
12. Sebelum munculnya karya yang berjudul “ Hisab al jibra wa al muqabalah “ yang
ditulis oleh Al Khawarizmi pada tahun 820 M. sebelum ini tak ada istilah aljabar.

Peranan dan sumbangan Al Khawarizmi

Sumbangihnya dalam betuk hasil karya diantaranya ialah :

System nomor : beliau telah memperkenalkan konsep sifat yang sangat penting dalam
sistem nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang satu ini memuat COS,SIN, dan TAN
dalam penyelesaian persamaan trigonometri, teorema segtiga sama kaki dan
perhitungan luas segitiga , segiempat dan lingkaran dalam geometri.

4. Al-Battani/ Al-Betaqnius.

Nama lengkap al-Battani adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan Al-Battani
al-Harrani. Di Eropa, ia dikenal dengan sebutan Albategnius atau al-Batenus. Ia lahir
pada tahun 858 M di daerah Battan, Harran, yang terletak di Barat Daya Irak. Cucu dari
ilmuwan Arab terkemuka, Tsabit bin Qurah, yang dikenal sebagai ahli astroomi dan
matematika terbesar di dunia pada abad pertengahan ini wafat pada tahun 317 H (929
M).

Awalnya, al-Battani hidup di kalangan komunitas Sekte Sabian, sebuah sekte pemuja
bintang yang religius dari Harran yang memiliki motivasi kuat untuk mempelajari ilmu
perbintangan. Sekte Sabian ini banyak menghasilkan para ahli matematika dan ahli falak
terkemuka seperti Thabit bin Qurrah. Namun meski demikian, al-Battani bukanlah
seorang Sabian, mengingat bahwa nama yang melekat pada dirinya menunjukkan
bahwa ia adalah seorang Muslim.

Kepakaran dan popularitas yang diraih al-Battani sebagai ahli astronomi dan matematika
terbesar di dunia pada abad pertengahan kiranya tak bisa dilepaskan dari latar belakang
keluarganya yang memiliki darah ilmuwan. Ayahnya yang bernama Jabir ibn Sinan dan
merupakan seorang pakar sains terkenal telah mengarahkan putranya untuk menekuni
dunia pengetahuan sejak kecil. Kepada ayahnyalah al-Battani belajar astronomi dan
matematika. Memasuki masa remaja, al-Battani berhijrah ke Raqqa yang terletak di tepi
sungai Eufrat untuk menekuni bidang sains. Di kota inilah al-Battani melakukan berbagai
penelitian hingga menemukan beragam penemuan cemerlangnya. Kala itu, Raqqa
menjadi terkenal dan mencapai kemakmuran karena khalifah Harun al-Rasyid, khalifah
kelima dalam dinasti Abbasiyah, membangun sejumlah istana di kota tersebut pada 14
September 786 sebagai salah satu bentuk penghargaan atas sejumlah penemuan yang
dihasilkan oleh penelitian yang dilakukan al-Battani. Usai pembangunan sejumlah istana
di Raqqa, kota ini pun menjadi pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan perniagaan.

Ali bin Isa Al-Asthurlabi atau Yahya bin Abu Manshur yang merupakan dua ilmuwan
terkemuka dalam bidang astronomi yang hidup pada masa al-Battani bisa jadi—meski
tidak ada data yang pasti akan hal ini—merupakan guru astronomi dari al-Battani selain
dari ayahnya. Namun yang jelas, al-Battani telah menguasai berbagai buku astronomi
yang banyak beredar pada masanya, terutama buku Almagest karya Ptolemaeus.

Ibnu an-Nadim dalam Al-Fihrist menyebutkan bahwa al-Battani memulai perjalannya


mengamati masalah-masalah astronomi sejak tahun 264 H (878). Dengan pendapat ini
benar, berarti al-Battani pernah tinggal dalam waktu yang cukup lama di kota Raqqa dan
melakukan penelitian astronomi yang berhasil ditemukannya pada tahun 306 H (918 M).
Selain itu, al-Battani juga pernah tinggal lama di kota Anthakiyyah di utara Syria, tempat
dia membuat teropong bintang yang disebut dengan "Teropong Al-Battani." Secara
umum, masa di mana al-Battani hidup adalah masa kejayaan ilmu astronomi Arab dan
masa ditemukannya berbagai penemuan ilmiah di Arab dalam bidang ini.

Sebagai seorang pakar dalam bidang astronomi, al-Battani juga telah mengarang banyak
buku yang berisi tentang hasil pengamatan bintang-bintang, perbandingan antara
berbagai kalender yang digunakan di berbagai suku bangsa (Hijriyah, Persia, Masehi, dan
Qibti), dan berbagai peralatan yang digunakannya dalam mengamati bintang-bintang
serta cara membuatnya. Di antara buku-buku karangannya yang paling terkenal adalah
Zij Ash-Shabi’ atau Zij al-Battani (buku ini terdiri dari pengantar dan lima puluh tujuh
pasal yang kebanyakan isinya berasal dari pengalamannnya mengamati bintang-bintang
serta pemikiran dan teorinya dalam ilmu astronomi). Dalam pengantar kitab ini, al-
Battani berkata, "Ilmu yang paling mulia kedudukannya adalah ilmu perbintangan.
Sebab, dengan ilmu itu dapat diketahui lama bulan dan tahun, waktu, musim,
pertambahan, dan pengurangan siang dan malam, letak matahari dan bulan erta
gerhananya, serta jalannya planet ketika berangkat dan kembali."
Selain Zij ash-Shabi’, karya al-Battani yang lainnya dalam bidang astronomi adalah
Risalah fi Tahqiqi Aqdari Al-Ittishalat, Ma'rifati Mathali' al-Buruj fi ma Baina Arba' al-
Falak, Ta'dil al-Kawakib, Syarh Arba' Maqalat li Bathlimus, dan Kutub wa Rasa'il fi Ilmi Al-
Jughrafiya.

5. Ibnu Jarir ath-Thabari

Ath-Thabari (bahasa Arab: ‫الط بري‬, 838 M / 224 H- 923 M / 310 H) adalah seorang
sejarawan dan pemikir muslim dari Persia, lahir di daerah Amol atau Amuli, Thabaristan
(sebelah selatan Laut Kaspia). Nama lengkapnya adalah Abu Ja'far Muhammad bin Jarir
bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali ath-Thabari, lebih dikenal sebagai Ibnu Jarir atau
ath-Thabari. Semasa hidupnya, ia belajar di kota Ray, Baghdad, kemudian Syam dan juga
di Mesir. Para ahli sejarah mencatat bahwa beliau semasa hidupnya tidak pernah
menikah.

Ath-Thabari adalah cendekiawan yang suka berkelana. Banyak kota-kota yang beliau
singgahi salah satunya yaitu Baghdad. Di Bagdad beliau mengambil Mazhab Syafi'i dari
Hasan Za'farani, kemudian Basra, Di sini ia belajar dengan Abu Abdullah as-Shan’ani. Di
Kufah ia belajar dengan Tsa'lab.

Di antara karyanya yang terkenal adalah Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk (Sejarah Para Nabi
dan Raja), atau lebih dikenal sebagai Tarikh ath-Thabari. Karya beliau ini telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi 40 jilid, berjudul The History of al-
Tabari. Kitab ini berisi sejarah dunia hingga tahun 915, dan terkenal karena
keakuratannya dalam menuliskan sejarah Arab dan Muslim.

Karya lainnya yang juga terkenal berupa Tafsir Quran bernama Tafsir ath-Thabari, yang
sering digunakan sebagai sumber oleh pemikir muslim lainnya, seperti Al-Baghawi, as-
Suyuthi dan juga Ibnu Katsir.

6. Imam Bukhari (194-256 H)

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari lahir di Bukhara, 13 Syawal 194 H (21 Juli
810) - wafat di Khartank, 1 Syawal 256 H (1 September 870)), atau lebih dikenal Imam
Bukhari, adalah ahli hadis yang termasyhur di antara para ahli hadis sejak dulu hingga
kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah
bahkan dalam buku-buku fiqih dan hadis, hadis-hadisnya memiliki derajat yang tinggi.
Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (pemimpin orang-
orang yang beriman dalam hal ilmu hadis). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di
dunia merujuk kepadanya.

Karya Imam Bukhari antara lain:

1) Al-Jami' ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari

2) Al-Adab al-Mufrad

3) Adh-Dhu'afa ash-Shaghir

4) At-Tarikh ash-Shaghir

5) At-Tarikh al-Ausath

6) At-Tarikh al-Kabir

7) At-Tafsir al-Kabir

8) Al-Musnad al-Kabir

9) Kazaya Shahabah wa Tabi'in

10) Kitab al-Ilal

11) Raf'ul Yadain fi ash-Shalah

12) Birr al-Walidain

13) Kitab ad-Du'afa

14) Asami ash-Shahabah

15) Al-Hibah

16) Khalq Af'al al-Ibad

17) Al-Kuno

18) Al-Qira'ah Khalf al-Imam

7. Imam Muslim
Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi atau sering dikenal
sebagai Imam Muslim (821-875) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia
pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi.

Dia juga sudah belajar hadis sejak kecil seperti Imam Bukhari dan pernah mendengar
dari guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang menerima hadis dari
dia ini, termasuk tokoh-tokoh ulama pada masanya.

Ia juga telah menyusun beberapa tulisan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling
bermanfaat adalah kitab Shahihnya yang dikenal dengan Shahih Muslim. Kitab ini
disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua kitab hadis shahih ini; Shahih
Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan Ash Shahihain. Kadua tokoh hadis ini
biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy Syaikhaini, yang berarti dua orang tua yang
maksudnya dua tokoh ulama ahli hadis. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin
terdapat istilah akhraja hu yang berarti mereka berdua meriwayatkannya.

Ia belajar hadis sejak masih dalam usia dini, yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz,
Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya.

Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia
berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu `Ansan. Di Irak ia belajar hadis kepada
Imam Ahmad dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar kepada Sa`id bin Mansur dan
Abu Mas`Abuzar; di Mesir berguru kepada `Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan
kepada ulama ahli hadis yang lain.

Dia berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadis, dan
kunjungannya yang terakhir pada 259 H, di waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, dia
sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan
ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada
Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim
dalam Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadis-hadis yang
diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari.
Ia tidak meriwayatkan hadis dalam Sahihnya, yang diterimanya dari Bukhari, padahal
iapun sebagai gurunya. Tampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah tidak
memasukkan ke dalam Sahihnya hadis-hadis yang diterima dari kedua gurunya itu,
dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.

Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah
satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875. dalam usia 55
tahun.
Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya:

1) Al-Jami` ash-Shahih atau lebih dikenal sebagai Sahih Muslim

2) Al-Musnad al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadis)

3) Kitab al-Asma wal-Kuna

4) Kitab al-Ilal

5) Kitab al-Aqran

6) Kitab Su`alatihi Ahmad bin Hambal

7) Kitab al-Intifa` bi Uhubis-Siba`

8) al-Muhadramin

9) Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahid

10) Kitab Auladish-Shahabah

11) Kitab Auhamil-Muhadditsin

8. Ibnu Majah

Ibnu Majah dengan nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah
bin Majah Al Quzwaini . Ia dilahirkan pada tahun 207 Hijriah dan meninggal pada hari
selasa, delapan hari sebelum berakhirnya bulan Ramadan tahun 275. Ia menuntut ilmu
hadis dari berbagai negara hingga dia mendengar hadis dari madzhab Maliki dan Al
Laits. Sebaliknya banyak ulama yang menerima hadis dari dia. Ibnu Majah menyusun
kitab Sunan Ibnu Majah dan kitab ini termasuk dalam kelompok kutubus sittah (lihat di
bagian hadis). Menurut penyusun (Ibnu Hajar) ulama yang pertama kali
mengelompokkan atau memasukkan Ibnu Majah kedalam kelompok Al Khamsah itu
adalah Abul Fadl bin Thahir dalam kitabnya Al Athraf, kemudian Abdul Ghani dal
kitabnya Asmaur Rijal.

Karya-karya Imam Ibnu Majah

1) Kitab As-Sunan, yang merupakan salah satu Kutubus Sittah (Enam Kitab Hadits yang
Pokok).
2) Kitab Tafsir Al-Qur’an, sebuah kitab tafsir yang besar manfatnya seperti diterangkan
Ibn Kasir.

3) Tarikh, berisi sejarah sejak masa sahabat sampai masa Ibn Majah.

9. Abu Dawud

Imam Abu Dawud (817 / 202 H – meninggal di Basrah; 888 / 16 Syawal 275 H; umur 70–
71 tahun) adalah salah seorang perawi hadis, yang mengumpulkan sekitar 50.000 hadis
lalu memilih dan menuliskan 4.800 di antaranya dalam kitab Sunan Abu Dawud. Nama
lengkapnya adalah Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani. Untuk
mengumpulkan hadis, dia bepergian ke Arab Saudi, Irak, Khurasan, Mesir, Suriah,
Nishapur, Marv, dan tempat-tempat lain, menjadikannya salah seorang ulama yang
paling luas perjalanannya.

Bapak dia yaitu Al Asy'ats bin Ishaq adalah seorang perawi hadis yang meriwayatkan
hadis dari Hamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya Muhammad bin Al Asy`ats
termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadis dan ilmu-ilmunya juga
merupakan teman perjalanan dia dalam menuntut hadis dari para ulama ahli hadis.

Abu Dawud sudah berkecimpung dalam bidang hadis sejak berusia belasan tahun. Hal
ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, dia sudah berada di Baghdad, dan di sana dia
menemui kematian Imam Muslim, sebagaimana yang dia katakan: "Aku menyaksikan
jenazahnya dan mensholatkannya". Walaupun sebelumnya dia telah pergi ke negeri-
negeri tetangga Sijistan, seperti khurasan, Baghlan, Harron, Roi dan Naisabur.

Setelah dia masuk kota Baghdad, dia diminta oleh Amir Abu Ahmad Al Muwaffaq untuk
tinggal dan menetap di Bashroh,dan dia menerimanya,akan tetapi hal itu tidak
membuat dia berhenti dalam mencari hadis.

Imam Abu Dawud telah melahirkan karya-karya tulis berkualitas, baik dalam bidang
hadits, fiqh, ushul dan tauhid. Diantara karya-karya yang terkenal yaitu: Kitab as-Sunan,
Kitab al-Marasil, Kitab al-Qadar, An-Nasikh Wal Mansukh, Fada’ilul A’mal, Kitab az-
Zuhud, Dalailun Nubuwah, Ibtida’ul Wahyu, Ahbarul Khawarij.

10. At Tarmizi

Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi (atau ringkasnya Imam Tirmidzi/At-
Tirmidzi, ejaan alternatif At-Turmudzi) adalah seorang ahli hadits. Ia pernah belajar
hadits dari Imam Bukhari. Ia menyusun kitab Sunan at-Tirmidzi dan Al-Ilal. Ia
mengatakan bahwa ia sudah pernah menunjukkan kitab Sunannya kepada ulama-ulama
Hijaz, Irak, dan Khurasan, dan mereka semuanya setuju dengan isi kitab itu. Karyanya
yang mashyur yaitu Kitab Al-Jami’ yang merupakan salah satu dari Kutubus Sittah (enam
kitab pokok bidang hadits) dan ensiklopedia hadits terkenal.

Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat, berdiskusi dan tukar
pikiran serta mengarang, ia pada akhir kehidupannya mendapat musibah kebutaan, dan
beberapa tahun lamanya ia hidup sebagai tuna netra; dalam keadaan seperti inilah
akhirnya At-Tirmidzi meninggal dunia. Ia wafat di Tirmiz pada malam Senin 13 Rajab
tahun 279 H (8 Oktober 892) dalam usia 70 tahun.

Imam Tirmidzi banyak menulis kitab-kitab. Di antaranya :

1) Jami at-Tirmidzi, terkenal dengan sebutan Sunan at-Tirmidzi

2) Kitab Al-‘Ilal

3) Kitab At-Tarikh

4) Kitab Asy-Syama’il an-Nabawiyyah

5) Kitab Az-Zuhd

6) Kitab Al-Asma’ wal-Kuna

7) Kitab Al-Jami’

11. Ibnu Rusyd

Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah
(1128 Masehi).

Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd
kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia
mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu
Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.

Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan
ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi"
(hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan
komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad
pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang
mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah
hukum.

Karya dari Ibnu Rusyd antara lain :

1) Ibnu Rusyd banyak menyumbangkan pemikirannya dalam bidang filsafat,


kedokteran, psikologi dan kehakiman.

2) Dalam bidang filsafat yang dipelopori ole Aristoteles, Ibnu Rusyd berhasil
menyumbangkan pemikirannya, bagi bangsa Eropa dalam menghadapi zaman
pembaharuan.

3) Diantara karyanya yang terkenal : General Rule of Medicine (Kedokteran), Kuliah fi


At-Tib (Kedokteran), Talkhis Kitab An-Nafs (Psikologi), Al Jamhuriyyah Wa Al Ahkam
(Politik dan Hukum), Jawami’ Saisati Aflathan (Filsafat), Kasyful Adaliah (Filsafat)

4) Al Kasyf’an Manahij Al Adillah fi Aqa’id Al Millat, berisi tentang kritikan terhadap


metode ahli ilmu kalam dan sufi yang ia tulis di Marrakesh dan seville (574 H/1178
M)

5) Fashl al maqal fi mabain al Hikmah wa al syariah min attishal, berisikan pendahuluan


tentang metodelogi terhadap pemikiran agama (teologi) dan filsafat (574 H/1178
M).

6) Tahafutu At Tahafut, berisikan tentang kritikan Ibnu Rusyd terhadap karya Imam Al
Ghazali yang berjudul Tahafu Al Falasifah(574 H/1178 M). Yang menegaskan
keunggulan agama yang didasarkan pada wahyu dan akal yang dikaitkan dengan
agama yang murni.

7) Bidayah al Mujahid wa Nihayat al Muqtashid, yang berisikan tentang uraian-uraian


tantang fiqhatau mengenai hukum Islam (564 H/1168 M).

12. Al-Ghazali

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus;
1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun)
adalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia
Barat abad Pertengahan.
Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid. Gelar dia al-
Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu
kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (kini
Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal
dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya
menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli
filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan
kemajuan manusia. Ia pernah memegang jabatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah
Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada
14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus.
Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.

Karya-karya Imam Al Ghazali antara lain :

1) Tasawuf

 Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), merupakan karyanya yang


terkenal

 Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)

 Misykah al-Anwar (The Niche of Lights)

2) Filsafat

 Maqasid al-Falasifah

 Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof


masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusyd

3) Logika

 Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)

 Al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)

 Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)

13. Al Farabi

Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi' (870-950, Bangsa Turk: Farabi, Bahasa
Persia: ‫ ) محمد فارابی‬singkat Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam berasal dari Farab,
Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia
dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al-
Farabi, juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir.

Ada yang mengatakan Al-Farabi sebagai pengikut Syi’ah Imamiyah, tetapi pendapat ini
tidak kuat dan hanya didasarkan pada teks dalam salah satu karyanya yang mengatakan
seorang filusuf-raja sama dengan seorang imam. Hal ini pun didukung oleh fakta bahwa
Al-Farabi terpaksa melarikan diri ke Aleppo tahun 330 H/945 M saat Dinasti Buyid yang
cenderung Syiah menaklukan Baghdad yang Sunni.

Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-
karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian, yaitu :

1) Logika

2) Ilmu-ilmu Matematika

3) Ilmu Alam

4) Teologi

5) Ilmu Politik dan kenegaraan

6) Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).

Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama)
yang membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan
antara rejim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah islam.
Filsafat politik Al-Farabi, khususnya gagasannya mengenai penguasa kota utama
mencerminkan rasionalisasi ajaran Imamah dalam Syi'ah.

14. Ibnu Sina

Ibnu Sina merupakan ilmuwan Muslim yang terkenal di dunia. Ia seorang ilmuwan
dengan pemikiran-pemikiran yang cerdas mendasari ilmu kedokteran modern. Hingga
saaat ini Ibnu Sina sering disebut sebagai “Bapak Kedokteran Modern.” George Sarton
menyebutnya sebagai “Ilmuwan Paling Terkenal dari Islam dan Salah Satu yang Paling
Terkenal Pada Semua Bidang Tempat, dan Waktu”. Ia lahir pada zaman keemasan
peradaban Islam, sehingga ia disebut sebagai tokoh Islam dunia.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā. Ibnu Sina lahir
pada 980 M di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan
(kemudian Persia). Ia berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah telah akrab dengan
pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Orang tuanya adalah
seorang pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman. Ia dibesarkan di Bukharaja
serta belajar falsafah dan ilmu-ilmu agama Islam.

Ibnu Sina lahir di saat zaman keemasan Peradaban Islam. Pada zaman tersebut
ilmuwan-ilmuwan muslim banyak mengeluarkan karyanya berupa terjemahan teks ilmu
pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman Plato, sesudahnya
hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih
maju oleh para ilmuwan Islam.

Jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina (diperkirakan antara 100 sampai 250 buah judul).
Kualitas karyanya yang bergitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran,
mengajar, dan politik, menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Beberapa
Karyanya yang sangat terkenal di antara lain :

1) Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)

2) Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)

3) An Najat

4) Mantiq Al Masyriqin (Logika Timur)

Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan syair.
Beberapa esainya yang terkenal adalah :

1) Hayy ibn Yaqzhan

2) Risalah Ath-Thair

3) Risalah fi Sirr Al-Qadar

4) Risalah fi Al- ‘Isyq

5) Tahshil As-Sa’adah

Dan beberapa Puisi terpentingnya yaitu :

1) Al-Urjuzah fi Ath-Thibb

2) Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah
3) Al-Qasidah Al- ‘Ainiyyah

15. Tabib bin Qurra

Thabit Ibn Qurra lahir di Harran (Turki sekarang) pada tahun 836 M. Di barat dikenal
dengan nama Thebit .Namanya menunjukkan bahwa dia adalah anggota dari sekte
Sabian/Sabi'ah.

Matematikawan Muslim besar Muhammad Ibn Musa Ibn Shakir, terkesan dengan
pengetahuannya tentang bahasa, dan menyadari potensi untuk berkarir ilmiah, maka
tidak salah bila Shakir memilih Tsabit untuk bergabung dengan kelompok ilmiah di
Baghdad yang sedang dilindungi oleh khalifah Abbasiyah.

Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas ajakan Muhammad ibn
Musa ibn Shakir. Di sana, ia belajar di bawah Banu Musa bersaudara yang terkenal.
Dengan pengaturan ini Thabit memberikan kontribusi untuk beberapa cabang ilmu
pengetahuan, khususnya matematika, astronomi dan mekanika, selain menerjemahkan
sejumlah besar karya-karya dari Yunani ke Arab. Tsabit menerjemahkan buku Euclid
yang berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia. Kemudian, ia
dilindungi oleh Khalifah Abbasiyah al-Mu'tadid. Setelah karir yang panjang, Thabit
meninggal di Baghdad pada tahun 901.

Tsabit meninggalkan karya berharga yaitu penentuan luas bumi yang masih dipakai
hingga saat ini. Ia juga penemu jam matahari (Mazawil asy-Syamsiyyah).

Buku karya Thabit Ibn Qurra tentang astronomi:

1) Mukhtasar fi Ilmin Nujum (Ringkasan Ilmu Astronomi)

2) Kitab fi Thabai`il Kawakib wa Ta`tsiriha (Buku tentang karakter bintang-bintang dan


pengaruhnya)

3) Kitab fi Ibhthail Harakah fil Falakil Buruj (buku tentang gerakan bintang dan galaksi)

4) Kitab fi Tarkibil Aflak (Buku tentang susunan bintang)

5) Kitab fi Harakatil Falak (Buku tentang gerakan bintang)

Anda mungkin juga menyukai