607 1806 1 SM
607 1806 1 SM
PENELITIAN
HUBUNGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG DENGAN
KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Yeyen Putriana*
*Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
Pada persalinan presentasi bokong dengan cara pervaginam, kelahiran kepala yang lebih lama dari 8 menit
setelah umbilicus dilahirkan, akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu, bila janin bernafas sebelum
hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas.
Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat yang menumbung. Di RS. M Yusuf Kotabumi Lampung
Utara tahun 2012 sebanyak 291 (47,3%) kasus asfiksia dari 615 persalinan, dari 96 kasus presentasi
bokong yang mengalami asfiksia 53 orang (55,2%). Tujuan penelitian adalah Mengetahui Hubungan
persalinan presentasi bokong dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir di RS M. Yusuf Kotabumi Lampung
Utara tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan case
control. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir pada tahun 2012 berjumlah 615 orang.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 164 orang 82 untuk kasus dan 82 untuk kontrol. Hasil penelitian
didapat Sebagian besar 53,5% ibu bersalin yang tidak mengalami letak sungsang. Sebagian besar 60,5%
bayi baru lahir mengalami asfiksia. Terdapat hubungan antara presentasi sungsang (Letak bokong) dengan
kejadian asfiksia bayi baru lahir yaitu dapat dilihat dari nilai p.value 0,005. Sedangkan odd rasio/ faktor
resiko (OR) yaitu 4,101, artinya ibu yang bersalin dengan presentasi bokong kemungkinan 4,101 kali
bayinya mengalami asfiksia bayi baru lahir dibandingkan dengan ibu yang tidak presentasi bokong. Adapun
kegiatan yang mungkin dapat dilakukan yaitu penyuluhan tentang pentingnya ANC secara teratur sesuai
standar. Untuk dapat mendeteksi secara dini angka kejadian Letak bokong, maka hendaknya ibu hamil
selalu memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan yang kompeten agar komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan dapat dideteksi secara dini dan dapat ditangani segera sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ataupun bayinya.
[251]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
[252]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
Menurut WHO, setiap tahunnya, yang lebih lama dari 8 menit setelah
sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir umbilicus dilahirkan, akan membahayakan
mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kehidupan janin. Selain itu, bila janin
kemudian meninggal. Di Indonesia, bernafas sebelum hidung dan mulut lahir
dari seluruh kematian bayi, sebanyak 38 % dapat membahayakan, karena mucus yang
meninggal pada masa bayi baru lahir. terhisap dapat menyumbat jalan nafas.
Kematian bayi baru lahir ini disebabkan Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali
oleh asfiksia sebanyak 36,9% (Kementrian pusat yang menumbung (Prawirohardjo,
Kesehatan RI, 2012) 2008)
Angka Kematian Bayi di Provinsi Persalinan letak bokong di Propinsi
Lampung tahun 2010 sebanyak 43/1000 Lampung pada tahun 2010 yaitu 367 kasus,
kelahiran hidup dengan penyebab asfiksia tahun 2011 terdapat 475 kasus dan pada
sebanyak 34,19%, tahun 2011 sebanyak tahun 2012 terdapat 591 kasus (Profil
34,27%, tahun 2012 sebanyak 34,56%, Dinas Provinsi Lampung, 2012). Di RS M.
sedangkan data kematian bayi di Kabupaten Yusuf Kotabumi Lampung Utara persalinan
Lampung Utara tahun 2010 adalah 114 letak bokong pada tahun 2010 yaitu 65
kasus atau 8,60/1000 kelahiran hidup kasus dan pada tahun 2011 terdapat 84
dengan penyebab asfiksia sebanyak 38%. kasus tahun 2012 terdapat 96 kasus (RS. M.
Tahun 2011 kematian bayi sebanyak 109 Yusuf Kotabumi Lampung Utara, 2012).
kasus atau 9,89 per 1000 kelahiran hidup Berdasarkan uraian dan data diatas
dengan penyebab asfiksia sebanyak 34,8%. peneliti tertarik melakukan penelitian
Tahun 2012 kematian bayi sebanyak 119 tentang “Hubungan persalinan presentasi
kasus atau 9,98 per 1000 kelahiran hidup bokong dengan kejadian asfiksia bayi baru
dengan penyebab asfiksia sebanyak 35,8% lahir di RS M. Yusuf Kotabumi Lampung
(Dinkes Kab. Lampung Utara, 2010-2012). Utara tahun 2013”.
Data dari RS. M Yusuf Kotabumi
Lampung Utara berdasarkan data rekam
medik tahun 2010 didapatkan 186 kasus METODE
asfiksia dari 486 persalian (69%) dan dari
65 kasus presentasi bokong yang Penelitian ini menggunakan metoda
mengalami Asfiksia 30 orang, tahun 2011 penelitian analitik dengan pendekatan case
sebanyak 221 kasus asfiksia (42,8%) dari control yaitu suatu penelitian pengambilan
514 persalinan dan dari 84 kasus presentasi data efek diidentifikasi pada saat ini,
bokong yang mengalami asfiksia 49 orang kemudian faktor resiko diidentifikasi pada
dan tahun 2012 sebanyak 291 (47,3%) waktu yang lalu. Rancangan penelitian ini
kasus asfiksia dari 615 persalinan, dari 96 digunakan untuk mengetahui hubungan
kasus presentasi bokong yang mengalami antara persalinan presentasi bokong dengan
asfiksia 53 orang. kejadian asfiksia
Penyebab dari asfiksia neonatorum Populasi dalam penelitian ini adalah
yaitu prematuritas, presentasi sungsang seluruh bayi baru lahir pada tahun 2012
(bokong), penyakit maternal, seperti berjumlah 615 orang. Berdasarkan hasil
hipertensi dan diabetes mellitus, riwayat perhitungan dengan derajat kepercayaan
kelainan obstetri atau neonatus sebelumnya, 95% dan kekuatan uji 90% didapatkan
persalinan dengan menggunakan alat jumlah sampel 82 orang, dengan
seperti forsep dan vakum, kegawatan perbandingan 1:1 antara kelompok kasus
obstetri, seperti prolaps tali pusat, dan kelompok kontrol, sehingga total
perdarahan antepartum, distosia bahu dan responden 164 orang, terdiri dari 82
eklampsia, persalinan cepat, karena kelompok kasus dan 82 kelompok kontrol.
overdosis obat , adanya mekonium segar Teknik sampling dalam peenelitian ini
dalam cairan amnion (Johnson. R, 2005). purposive sampel yaitu pengambilan
Pada persalinan presentasi bokong sampel berdasarkan tujuan tertentu.
dengan cara pervaginam, kelahiran kepala
[253]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
[254]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
[255]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
ditemukan pada keadaan tali pusat standar. Hendaknya ibu hamil selalu
menumbung, tali pusat melilit leher, memeriksakan kehamilannya kepada
kompresi tali pusat antara jalan lahir dan tenaga kesehatan agar komplikasi dalam
plasenta yang sering ditemukan pada kehamilan dan persalinan letak sungsang
persalinan bokong (Manuaba, 2010). dapat dideteksi secara dini dan pelatihan
Pada persalinan letak sungsang petugas tentang penanganan kegawat
dengan cara pervaginam, kelahiran kepala daruratan dapat sehingga dapat
yang lebih lama dari 8 menit setelah menurunkan angka kesakitan dan kematian
umbilicus dilahirkan, akan membahayakan ibu ataupun bayinya.
kehidupan janin. Selain itu, bila janin
bernafas sebelum hidung dan mulut lahir
dapat membahayakan, karena mucus yang KESIMPULAN
terhisap dapat menyumbat jalan nafas.
Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali Berdasarkan hasil penelitian dan
pusat yang menumbung (Prawirohardjo, pembahasan yang telah diuraikan dari 164
2007). responden, maka peneliti menyimpulkan
Faktor – faktor yang berhubungan yaitu terdapat hubungan antara presentasi
letak sungsang meliputi prematuritas, Letak bokong dengan kejadian asfiksia bayi
hydraminon, kehamilan ganda, placenta baru lahir yaitu dapat dilihat dari nilai
previa, panggul sempit, hydrosefalus, dan p.value 0,005.
janin besar (Prawirohardjo, 2010). Menurut Saran kepada bidan di RS M Yusuf
Mochtar (2005) etiologi letak bokong Kotabumi agar melakukan antenatal care
adalah panggul sempit, hidrosepalus, yang sesuai standar yaitu minimal 4 kali
anensepalus, placenta previa. hidramnion, ANC selama kehamilan pada ibu hamil ,
multiparitas, premature, gemeli, kelainan serta peningkatan kompetensi bidan
uterus. tentang penanganan aspixia sesuai standar
Menurut Towel faktor yang untuk mencegah kematian atau kecacatan
berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi .
neonatorum ada empat yaitu : faktor ibu,
faktor bayi, faktor persalinan, dan factor
plasenta. Dalam penelitian ini akan DAFTAR PUSTAKA
difokuskan pada faktor ibu dan faktor
persalinan karena kedua faktor tersebut Hakimi, 2010, Ilmu kebidanan fatologi dan
memberikan kontribusi yang besar terhadap fisiologi, Yayasan esentia medika,
kejadian asfiksia neonatorum. Faktor ibu Yogyakarta
yang diteliti adalah : umur ibu, masa Jhonson R, 2005, Buku Ajar Praktik
gestasi, paritas, dan penyakit ibu. Kebidanan, EGC, Jakarta.
Sedangkan dari faktor persalinan yaitu Mochtar, 2005, Sinopsis Obstetri fisiologi
ketuban pecah dini, partus lama, dan jenis Fatologi, EGC, Jakarta
persalinan (Dewi, 2010). Manuaba, 2010, Ilmu kebidanan, penyakit
Adapun kegiatan yang mungkin dapat kandungan dan KB, EGC, Jakarata
dilakukan yaitu penyuluhan tentang Prawirohardjo, 2005, Ilmu Kebidanan,
pentingnya ANC secara teratur sesuai YBPSP, Jakarta.
[256]