Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No.

2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
HUBUNGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG DENGAN
KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Yeyen Putriana*
*Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang

Pada persalinan presentasi bokong dengan cara pervaginam, kelahiran kepala yang lebih lama dari 8 menit
setelah umbilicus dilahirkan, akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu, bila janin bernafas sebelum
hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas.
Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat yang menumbung. Di RS. M Yusuf Kotabumi Lampung
Utara tahun 2012 sebanyak 291 (47,3%) kasus asfiksia dari 615 persalinan, dari 96 kasus presentasi
bokong yang mengalami asfiksia 53 orang (55,2%). Tujuan penelitian adalah Mengetahui Hubungan
persalinan presentasi bokong dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir di RS M. Yusuf Kotabumi Lampung
Utara tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan case
control. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir pada tahun 2012 berjumlah 615 orang.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 164 orang 82 untuk kasus dan 82 untuk kontrol. Hasil penelitian
didapat Sebagian besar 53,5% ibu bersalin yang tidak mengalami letak sungsang. Sebagian besar 60,5%
bayi baru lahir mengalami asfiksia. Terdapat hubungan antara presentasi sungsang (Letak bokong) dengan
kejadian asfiksia bayi baru lahir yaitu dapat dilihat dari nilai p.value 0,005. Sedangkan odd rasio/ faktor
resiko (OR) yaitu 4,101, artinya ibu yang bersalin dengan presentasi bokong kemungkinan 4,101 kali
bayinya mengalami asfiksia bayi baru lahir dibandingkan dengan ibu yang tidak presentasi bokong. Adapun
kegiatan yang mungkin dapat dilakukan yaitu penyuluhan tentang pentingnya ANC secara teratur sesuai
standar. Untuk dapat mendeteksi secara dini angka kejadian Letak bokong, maka hendaknya ibu hamil
selalu memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan yang kompeten agar komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan dapat dideteksi secara dini dan dapat ditangani segera sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ataupun bayinya.

Kata Kunci: Presentasi Bokong, Asfiksia bayi baru lahir.

LATAR BELAKANG karbondioksida (CO2) yang menimbulkan


akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Indikator untuk menilai derajat Penyebab dari asfiksia neonatorum yaitu
kesehatan masyarakat adalah Angka prematuritas, presentasi sungsang, penyakit
Kematian Bayi (AKB). AKB masih tinggi maternal, seperti hipertensi dan diabetes
merupakan hambatan utama dalam mellitus, riwayat kelainan obstetri atau
pencapaian derajat yang optimal. Pada saat neonatus sebelumnya, Persalinan dengan
ini AKB di Indonesia masih sangat tinggi, menggunakan alat seperti forsep dan
menurut Survey Demografi dan Kesehatan vakum, Kegawatan obstetri, seperti prolaps
Indonesia (SDKI), tahun 2012 Angka tali pusat, perdarahan antepartum, distosia
Kematian Bayi adalah 32 per 1000 bahu dan eklampsia, persalinan cepat,
kelahiran hidup. Banyak faktor yang sedasi berat pada ibu, misalnya karena
mempengaruhi angka kematian bayi, yaitu overdosis obat, adanya mekonium segar
prematuritas dan BBLR (34%), asfiksia dalam cairan amnion (Johnson R, 2005).
(37%), sepsis (12%), hipotermi (7%), Menurut WHO, setiap tahunnya,
Ikterus (6%), post matur (5%), kelainan sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir
kongenital (1%) (Kemenkes, 2012). mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini
Asfiksia keadaan bayi yang tidak kemudian meninggal. Di Indonesia,
dapat bernafas spontan dan teratur, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 38 %
sehingga dapat menurunkan kadar oksigen meninggal pada masa bayi baru lahir.
(02) dan makin meningkatkan Kematian bayi baru lahir ini disebabkan

[251]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

oleh asfiksia sebanyak 36,9% (Kementrian pusat yang menumbung (Prawirohardjo,


Kesehatan RI, 2012) 2008)
Angka Kematian Bayi di Provinsi Persalinan letak bokong di Propinsi
Lampung tahun 2010 sebanyak 43/1000 Lampung pada tahun 2010 yaitu 367 kasus,
kelahiran hidup dengan penyebab asfiksia tahun 2011 terdapat 475 kasus dan pada
sebanyak 34,19%, tahun 2011 sebanyak tahun 2012 terdapat 591 kasus (Profil
34,27%, tahun 2012 sebanyak 34,56%, Dinas Provinsi Lampung, 2012). Di RS M.
sedangkan data kematian bayi di Kabupaten Yusuf Kotabumi Lampung Utara persalinan
Lampung Utara tahun 2010 adalah 114 letak bokong pada tahun 2010 yaitu 65
kasus atau 8,60/1000 kelahiran hidup kasus dan pada tahun 2011 terdapat 84
dengan penyebab asfiksia sebanyak 38%. kasus tahun 2012 terdapat 96 kasus (RS. M.
Tahun 2011 kematian bayi sebanyak 109 Yusuf Kotabumi Lampung Utara, 2012).
kasus atau 9,89 per 1000 kelahiran hidup Berdasarkan uraian dan data diatas
dengan penyebab asfiksia sebanyak 34,8%. peneliti tertarik melakukan penelitian
Tahun 2012 kematian bayi sebanyak 119 tentang “Hubungan persalinan presentasi
kasus atau 9,98 per 1000 kelahiran hidup bokong dengan kejadian asfiksia bayi baru
dengan penyebab asfiksia sebanyak 35,8% lahir di RS M. Yusuf Kotabumi Lampung
(Dinkes Kab. Lampung Utara, 2010-2012). Utara tahun 2013”.
Data dari RS. M Yusuf Kotabumi Indikator untuk menilai derajat
Lampung Utara berdasarkan data rekam kesehatan masyarakat adalah Angka
medik tahun 2010 didapatkan 186 kasus Kematian Bayi (AKB). AKB masih tinggi
asfiksia dari 486 persalian (69%) dan dari merupakan hambatan utama dalam
65 kasus presentasi bokong yang pencapaian derajat yang optimal. Pada saat
mengalami Asfiksia 30 orang, tahun 2011 ini AKB di Indonesia masih sangat tinggi,
sebanyak 221 kasus asfiksia (42,8%) dari menurut Survey Demografi dan Kesehatan
514 persalinan dan dari 84 kasus presentasi Indonesia (SDKI), tahun 2012 Angka
bokong yang mengalami asfiksia 49 orang Kematian Bayi adalah 32 per 1000
dan tahun 2012 sebanyak 291 (47,3%) kelahiran hidup. Banyak faktor yang
kasus asfiksia dari 615 persalinan, dari 96 mempengaruhi angka kematian bayi, yaitu
kasus presentasi bokong yang mengalami prematuritas dan BBLR (34%), asfiksia
asfiksia 53 orang. (37%), sepsis (12%), hipotermi (7%),
Penyebab dari asfiksia neonatorum Ikterus (6%), post matur (5%), kelainan
yaitu prematuritas, presentasi sungsang kongenital (1%) (Kemenkes, 2012).
(bokong), penyakit maternal, seperti Asfiksia keadaan bayi yang tidak
hipertensi dan diabetes mellitus, riwayat dapat bernafas spontan dan teratur,
kelainan obstetri atau neonatus sebelumnya, sehingga dapat menurunkan kadar oksigen
persalinan dengan menggunakan alat (02) dan makin meningkatkan
seperti forsep dan vakum, kegawatan karbondioksida (CO2) yang menimbulkan
obstetri, seperti prolaps tali pusat, akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
perdarahan antepartum, distosia bahu dan Penyebab dari asfiksia neonatorum yaitu
eklampsia, persalinan cepat, karena prematuritas, presentasi sungsang, penyakit
overdosis obat , adanya mekonium segar maternal, seperti hipertensi dan diabetes
dalam cairan amnion (Johnson. R, 2005). mellitus, riwayat kelainan obstetri atau
Pada persalinan presentasi bokong neonatus sebelumnya, Persalinan dengan
dengan cara pervaginam, kelahiran kepala menggunakan alat seperti forsep dan
yang lebih lama dari 8 menit setelah vakum, Kegawatan obstetri, seperti prolaps
umbilicus dilahirkan, akan membahayakan tali pusat, perdarahan antepartum, distosia
kehidupan janin. Selain itu, bila janin bahu dan eklampsia, persalinan cepat,
bernafas sebelum hidung dan mulut lahir sedasi berat pada ibu, misalnya karena
dapat membahayakan, karena mucus yang overdosis obat, adanya mekonium segar
terhisap dapat menyumbat jalan nafas. dalam cairan amnion (Johnson R, 2005)
Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali

[252]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

Menurut WHO, setiap tahunnya, yang lebih lama dari 8 menit setelah
sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir umbilicus dilahirkan, akan membahayakan
mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kehidupan janin. Selain itu, bila janin
kemudian meninggal. Di Indonesia, bernafas sebelum hidung dan mulut lahir
dari seluruh kematian bayi, sebanyak 38 % dapat membahayakan, karena mucus yang
meninggal pada masa bayi baru lahir. terhisap dapat menyumbat jalan nafas.
Kematian bayi baru lahir ini disebabkan Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali
oleh asfiksia sebanyak 36,9% (Kementrian pusat yang menumbung (Prawirohardjo,
Kesehatan RI, 2012) 2008)
Angka Kematian Bayi di Provinsi Persalinan letak bokong di Propinsi
Lampung tahun 2010 sebanyak 43/1000 Lampung pada tahun 2010 yaitu 367 kasus,
kelahiran hidup dengan penyebab asfiksia tahun 2011 terdapat 475 kasus dan pada
sebanyak 34,19%, tahun 2011 sebanyak tahun 2012 terdapat 591 kasus (Profil
34,27%, tahun 2012 sebanyak 34,56%, Dinas Provinsi Lampung, 2012). Di RS M.
sedangkan data kematian bayi di Kabupaten Yusuf Kotabumi Lampung Utara persalinan
Lampung Utara tahun 2010 adalah 114 letak bokong pada tahun 2010 yaitu 65
kasus atau 8,60/1000 kelahiran hidup kasus dan pada tahun 2011 terdapat 84
dengan penyebab asfiksia sebanyak 38%. kasus tahun 2012 terdapat 96 kasus (RS. M.
Tahun 2011 kematian bayi sebanyak 109 Yusuf Kotabumi Lampung Utara, 2012).
kasus atau 9,89 per 1000 kelahiran hidup Berdasarkan uraian dan data diatas
dengan penyebab asfiksia sebanyak 34,8%. peneliti tertarik melakukan penelitian
Tahun 2012 kematian bayi sebanyak 119 tentang “Hubungan persalinan presentasi
kasus atau 9,98 per 1000 kelahiran hidup bokong dengan kejadian asfiksia bayi baru
dengan penyebab asfiksia sebanyak 35,8% lahir di RS M. Yusuf Kotabumi Lampung
(Dinkes Kab. Lampung Utara, 2010-2012). Utara tahun 2013”.
Data dari RS. M Yusuf Kotabumi
Lampung Utara berdasarkan data rekam
medik tahun 2010 didapatkan 186 kasus METODE
asfiksia dari 486 persalian (69%) dan dari
65 kasus presentasi bokong yang Penelitian ini menggunakan metoda
mengalami Asfiksia 30 orang, tahun 2011 penelitian analitik dengan pendekatan case
sebanyak 221 kasus asfiksia (42,8%) dari control yaitu suatu penelitian pengambilan
514 persalinan dan dari 84 kasus presentasi data efek diidentifikasi pada saat ini,
bokong yang mengalami asfiksia 49 orang kemudian faktor resiko diidentifikasi pada
dan tahun 2012 sebanyak 291 (47,3%) waktu yang lalu. Rancangan penelitian ini
kasus asfiksia dari 615 persalinan, dari 96 digunakan untuk mengetahui hubungan
kasus presentasi bokong yang mengalami antara persalinan presentasi bokong dengan
asfiksia 53 orang. kejadian asfiksia
Penyebab dari asfiksia neonatorum Populasi dalam penelitian ini adalah
yaitu prematuritas, presentasi sungsang seluruh bayi baru lahir pada tahun 2012
(bokong), penyakit maternal, seperti berjumlah 615 orang. Berdasarkan hasil
hipertensi dan diabetes mellitus, riwayat perhitungan dengan derajat kepercayaan
kelainan obstetri atau neonatus sebelumnya, 95% dan kekuatan uji 90% didapatkan
persalinan dengan menggunakan alat jumlah sampel 82 orang, dengan
seperti forsep dan vakum, kegawatan perbandingan 1:1 antara kelompok kasus
obstetri, seperti prolaps tali pusat, dan kelompok kontrol, sehingga total
perdarahan antepartum, distosia bahu dan responden 164 orang, terdiri dari 82
eklampsia, persalinan cepat, karena kelompok kasus dan 82 kelompok kontrol.
overdosis obat , adanya mekonium segar Teknik sampling dalam peenelitian ini
dalam cairan amnion (Johnson. R, 2005). purposive sampel yaitu pengambilan
Pada persalinan presentasi bokong sampel berdasarkan tujuan tertentu.
dengan cara pervaginam, kelahiran kepala

[253]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

Sampel pada kelompok kasus Analisa Bivariat


mempunyai kriteria: bayi dengan berat
badan kurang, apgar kurang dari 6 dan lahir Tabel 3: Hubungan Presentasi Bokong
dengan tindakan/vacuum, sedangkan Dengan Kejadian Asfiksia
kelompok kontrol mempuyai kriteria: bayi
dengan berat badan normal, apgar 7-10 dan Keadaan bayi
lahir normal. Persalinan Tidak Jumlah
Asfiksia
Asfiksia
Instrumen pengumpulan data yang
f % f % f %
digunakan dalam penelitian ini adalah Presentasi 49 62,0 30 38,0 79 100
cheklist berdasarkan data rekam medik. Bokong
Selanjutnya data yang terkumpul akan Normal 33 38,8 52 61,2 85 100
dilakukan pengolahan data dan analisis Jumlah 82 50,0 82 50,0 164 100
data. Analisis univariat digunakan untuk p value 0.005
menggambarkan proporsi asfiksia dan OR 95% CI 2.574
persalinan letak sungsang, sedangkan
analisis bivariat menggunakan uji Chi Berdasarkan tabel 3 di atas dapat
square dengan bantuan komputerisasi. diketahui bahwa dari 79 responden yang
bersalin dengan presentasi bokong yang
bayinya mengalami asfiksia yaitu 49 orang
(62,0%) sedangkan yang tidak asfiksia
HASIL yaitu 30 (38,0%). Dan dari 85 responden
yang bersalin presentasi normal yang
Analisis Univariat bayinya mengalami asfiksia yaitu 33 orang
(38,8%) sedangkan yang tidak asfiksia
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Presentasi yaitu 52 orang (61,2%). Hasil uji statistik
Persalinan ada hubungan antara presentasi bokong
dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir
Presntasi Persalinan f % yaitu dapat dilihat dari nilai p.value 0,005.
Presensasi Bokong 79 48,2 Sedangkan odd rasio/ faktor resiko (OR)
Presentasi Normal 85 51,8 yaitu 2.574 ibu bersalin dengan presentasi
Jumlah 164 100 bokong kemungkinan 2.574 kali bayinya
mengalami asfiksia bayi baru lahir
Berdasarkan table 1 di atas dibandingkan dengan ibu yang tidak
menunjukan bahwa sebagian besar ibu presentasi bokong.
bersalin normal sebanyak 85 orang
(51,8%).
PEMBAHASAN
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Asfiksi pada
Bayi Baru Lahir Presentasi Persalinan

Asfiksia f % Berdasarkan tabel 1 menunjukkan


Asfiksia 82 50 bahwa sebagian besar 48,2% ibu bersalin
Tidak asfiksia 82 50 dengan letak bokong. Hasil penelitian ini
Jumlah 164 100,0 lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian
Munzolifah, di RSUD dr. M. Soewandhie
Berdasarkan tabel 2 di atas Surabaya (2007). Hasil penelitian
menunjukan bahwa separuh bayi baru lahir menunjukkan bahwa dari 255 ibu bersalin
yang mengalami asfiksia sebanyak 50 orang di RSUD Surabaya, sebanyak 63 orang
(82%). (24,70%) mengalami letak sungsang.
Perbedaan ini disebabkan karena jumlah
populasi di RS M. Yusuf lebih besar.

[254]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

Faktor – faktor etiologi Letak adanya mekonium segar dalam cairan


sungsang meliputi prematuritas, amnion (Johnson. R, 2005).
hydraminon, kehamilan ganda, placenta Sebagian besar bayi baru lahir di RS
previa, panggul sempit, hydrosefalus, dan M. Yusuf mengalami asfiksia disebabkan
janin besar (Hakimi, 2010). Menurut karena persalinan letak bokong. Bila
Mochtar (2005) etiologi letak bokong sebagian besar tubuh janin sudah lahir,
adalah panggul sempit, hidrosepalus, terjadi pengecilan rongga uterus yang
anensepalus, placenta previa. hidramnion, menyebabkan gangguan sirkulasi dan
multiparitas, premature, gemeli, kelainan menimbulkan anoksia. Keadaan ini
uterus. merangsang janin untuk bernafas dalam
Penyebab persalinan letak bokong di jalan lahir sehingga menyebabkan
RS M. Yusuf sebagian besar disebabkan terjadinya aspirasi. Asfiksia, Selain hal
oleh multiparitas. Pada Multiparitas diatas, anoksia juga disebabkan oleh
rahimnya sudah sangat elastis dan membuat terjepitnya talipusat pada fase cepat.
janin berpeluang besar untuk berputar
hingga minggu ke-37 dan seterusnya (Jenis, Hubungan Persalinan Letak Bokong
2006). Pada grandemultipara sering dengan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
didapatkan perut gantung, akibat regangan Hasil penelitian ini menemukan
uterus yang berulang-ulang karena bahwa dari 79 responden yang bersalin
kehamilan dan longgarnya ligamentum dengan presentasi bokong yang bayinya
yang memfiksasi uterus, sehingga uterus mengalami asfiksia yaitu 49 orang (62,0%)
menjadi jatuh ke depan, disebut perut sedangkan yang tidak asfiksia yaitu 30
gantung. Perut gantung dapat (38,0%). Dan dari 85 responden yang
mengakibatkan terjadinya gangguan his bersalin presentasi normal yang bayinya
karena posisi uterus yang menggantung ke mengalami asfiksia yaitu 33 orang (38,8%)
depan sehingga bagian bawah janin tidak sedangkan yang tidak asfiksia yaitu 52
dapat menekan dan berhubungan langsung orang (61,2%). Hasil uji statistik ada
serta rapat dengan segmen bawah rahim. hubungan antara presentasi sungsang (letak
Akhirnya janin dapat mengalami kelainan bokong) dengan kejadian asfiksia bayi baru
letak, seperti letak sungsang. lahir yaitu dapat dilihat dari nilai p.value
0,005. Sedangkan odd rasio/ faktor resiko
Asfiksia (OR) yaitu 2.574 ibu bersalin dengan
Berdasarkan tabel 2 menunjukan presentasi bokong kemungkinan 2.574 kali
sebagian besar 50% bayi baru lahir yang bayinya mengalami asfiksia bayi baru lahir
mengalami asfiksia. Hasil penelitian ini dibandingkan dengan ibu yang tidak
hampir sama, hubungan asfiksia bayi baru presentasi bokong.
lahir dengan letak sungsang pada ibu Hasil penelitian ini sejalan dengan
bersalin di RSUD dr. M. Soewandhie penelitian yang dilakukan Maryani, 2012
Surabaya tahun 2007. Hasil penelitian yang hubungan persalinan letak bokong
menunjukkan bahwa sebagian besar 63,2% dengan kejadian asfiksia di Rumah sakit
bayi baru lahir mengalami asfiksia. Islam YAKSSI didapatkan ada hubungan
Penyebab asfiksia adalah persalinan letak bokong dengan kejadian
prematuritas, presentasi sungsang asfiksia nilai p value 0,002. Hasil penelitian
(bokong), penyakit maternal, seperti ini sejalan dengan penelitian Munzolifah,
hipertensi dan diabetes mellitus, riwayat hubungan antara letak bokong dengan
kelainan obstetri atau neonatus sebelumnya, asfiksia di RSUD dr. M. Soewandhie
persalinan dengan menggunakan alat Surabaya nilai p value, 0,005.
seperti forsep dan vakum, kegawatan Kompresi tali pusat akan
obstetri, seperti prolaps tali pusat, mengakibatkan terganggunya aliran darah
perdarahan antepartum, distosia bahu dan dalam pembuluh darah tali pusat dan
eklampsia, persalinan cepat, sedasi berat menghambat pertukaran gas antara ibu dan
pada ibu, misalnya karena overdosis obat, janin. Gangguan aliran darah ini dapat

[255]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

ditemukan pada keadaan tali pusat standar. Hendaknya ibu hamil selalu
menumbung, tali pusat melilit leher, memeriksakan kehamilannya kepada
kompresi tali pusat antara jalan lahir dan tenaga kesehatan agar komplikasi dalam
plasenta yang sering ditemukan pada kehamilan dan persalinan letak sungsang
persalinan bokong (Manuaba, 2010). dapat dideteksi secara dini dan pelatihan
Pada persalinan letak sungsang petugas tentang penanganan kegawat
dengan cara pervaginam, kelahiran kepala daruratan dapat sehingga dapat
yang lebih lama dari 8 menit setelah menurunkan angka kesakitan dan kematian
umbilicus dilahirkan, akan membahayakan ibu ataupun bayinya.
kehidupan janin. Selain itu, bila janin
bernafas sebelum hidung dan mulut lahir
dapat membahayakan, karena mucus yang KESIMPULAN
terhisap dapat menyumbat jalan nafas.
Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali Berdasarkan hasil penelitian dan
pusat yang menumbung (Prawirohardjo, pembahasan yang telah diuraikan dari 164
2007). responden, maka peneliti menyimpulkan
Faktor – faktor yang berhubungan yaitu terdapat hubungan antara presentasi
letak sungsang meliputi prematuritas, Letak bokong dengan kejadian asfiksia bayi
hydraminon, kehamilan ganda, placenta baru lahir yaitu dapat dilihat dari nilai
previa, panggul sempit, hydrosefalus, dan p.value 0,005.
janin besar (Prawirohardjo, 2010). Menurut Saran kepada bidan di RS M Yusuf
Mochtar (2005) etiologi letak bokong Kotabumi agar melakukan antenatal care
adalah panggul sempit, hidrosepalus, yang sesuai standar yaitu minimal 4 kali
anensepalus, placenta previa. hidramnion, ANC selama kehamilan pada ibu hamil ,
multiparitas, premature, gemeli, kelainan serta peningkatan kompetensi bidan
uterus. tentang penanganan aspixia sesuai standar
Menurut Towel faktor yang untuk mencegah kematian atau kecacatan
berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi .
neonatorum ada empat yaitu : faktor ibu,
faktor bayi, faktor persalinan, dan factor
plasenta. Dalam penelitian ini akan DAFTAR PUSTAKA
difokuskan pada faktor ibu dan faktor
persalinan karena kedua faktor tersebut Hakimi, 2010, Ilmu kebidanan fatologi dan
memberikan kontribusi yang besar terhadap fisiologi, Yayasan esentia medika,
kejadian asfiksia neonatorum. Faktor ibu Yogyakarta
yang diteliti adalah : umur ibu, masa Jhonson R, 2005, Buku Ajar Praktik
gestasi, paritas, dan penyakit ibu. Kebidanan, EGC, Jakarta.
Sedangkan dari faktor persalinan yaitu Mochtar, 2005, Sinopsis Obstetri fisiologi
ketuban pecah dini, partus lama, dan jenis Fatologi, EGC, Jakarta
persalinan (Dewi, 2010). Manuaba, 2010, Ilmu kebidanan, penyakit
Adapun kegiatan yang mungkin dapat kandungan dan KB, EGC, Jakarata
dilakukan yaitu penyuluhan tentang Prawirohardjo, 2005, Ilmu Kebidanan,
pentingnya ANC secara teratur sesuai YBPSP, Jakarta.

[256]

Anda mungkin juga menyukai