Anda di halaman 1dari 6

Vol.

 VII,  Agustus 2015 

HUBUNGAN ANTARA USIA DAN PARITAS DENGAN LETAK SUNGSANG


PADA IBU BERSALIN
(studi kasus di RSUD Dr. Soewandhi Surabaya)

SUMIATI, S.Kep.Ns, M.Kes


Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

ABSTRAK
Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di
bagian bawah kavum uteri. Menurut Manuaba (2001), kejadian letak sungsang sekitar 3-4 %, tetapi
mempunyai angka morbiditas dan mortalitas janin yang tinggi. Di RSUD dr. M. Soewandhie
Surabaya kejadian persalinan letak sungsang sebanyak 5 %. Banyak faktor yang menyebabkan
meningkatnya persalinan dengan letak sungsang diantaranya oleh faktor usia ibu yang < 20 tahun atau
> 35 tahun, dan kehamilan multiparitas pada ibu hamil dengan paritas 4 atau lebih terjadi insiden
hampir sepuluh kali lipat dibanding ibu hamil nullipara, prematuritas, kelainan pada ibu atau janinnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dan paritas dengan letak sungsang
pada ibu bersalin di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya.

Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan teknik Simple Random Sampling,
mengambil 255 sampel dari populasi sebanyak 1400 ibu bersalin di RSUD dr. M. Soewandhie
Surabaya. Analisis data menggunakan tabulasi silang dengan uji chi-square.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa dari 255 ibu bersalin
di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya, adalah sebanyak 63 orang (24,70 %) mengalami letak
sungsang, ibu bersalin mayoritas usia tidak beresiko (20-35 tahun), dan ibu bersalin mayoritas
nonprimi (multipara atau grandemultipara).

Setelah dilakukan uji chi-square dengan α = 0,05 didapatkan Ho ditolak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara usia dan paritas dengan letak sungsang pada ibu bersalin di
RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya. Oleh karena itu, sebaiknya untuk ibu bersalin melahirkan antara
usia 20-35 tahun dan paritas tidak lebih dari tiga.

Kata Kunci : Letak Sungsang, usia, paritas

50
Vol. VII,  Agustus 2015 

PENDAHULUAN kelahiran hidup. Tingginya angka

kematian ibu itu menempatkan Indonesia


Persalinan adalah suatu proses
pada urutan teratas di ASEAN dalam hal
fisiologis yang memungkinkan
tersebut. Survei Kesehatan Rumah Tangga
serangkaian perubahan yang besar pada
2001 menyebutkan angka kematian ibu di
ibu untuk dapat melahirkan janinnya
Indonesia 396 per 100.000 kelahiran
melalui jalan lahir. Menurut Survei Sosial
hidup. Jumlah itu meningkat dibandingkan
Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2008,
dengan hasil survei 1995, yaitu 373 per
terdapat 4,6 juta ibu bersalin, baik yang
100.000 kelahiran hidup. Departemen
ditolong oleh tenaga kesehatan maupun
Kesehatan menargetkan tahun 2010 angka
yang tidak di tolong oleh tenaga kesehatan.
kematian ibu turun menjadi 125 per
Angka Kematian Ibu (AKI)
100.000 kelahiran hidup. Namun target
merupakan salah satu indikator untuk
tersebut masih jauh untuk dicapai. Di
melihat derajat kesehatan perempuan.
mana sekitar 3 – 10% disebabkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
kasus komplikasi obstetrik, seperti kasus
memperkirakan diseluruh dunia lebih dari
berat perdarahan anterpartum, perdarahan
585.000 ibu meninggal tiap tahun saat
postpartum, kepala janin dan ruang
hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit
panggul yang tak seimbang, malpresentasi
ada satu perempuan yang
letak janin (karena letak sungsang) serta
meninggal(Prawirohardjo, 2009:7).
ruptura uteri (Prawirohardjo, 2009:7)
Di Indonesia menurut Survei
Data di RSUD dr. M. Soewandhie
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
Surabaya pada periode Juli s/d Desember
tahun 2009 Angka Kematian Ibu (AKI)
2010, angka kejadian letak sungsang
masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000
sebanyak 76 kasus (5%) dari 1356 ibu
51

1
Vol. VII,  Agustus 2015 

bersalin. Kejadian letak sungsang dengan insidenhampir sepuluh kali lipat dibanding

usia ibu < 20 tahun sebanyak 3 orang(4%), ibu hamil nullipara, prematuritas, penyakit

usia 20-35 tahun sebanyak 61 orang sistemik, kelainan pada ibu atau janinnya.

(80%), dan usia > 35 tahun sebanyak 12 Hal tersebut jika dibiarkan begitu saja akan

orang (16%).Sedangkan klasifikasi mengakibatkan terjadinya komplikasi baik

primipara terdapat 35% dan multipara pada ibu maupun pada janinnya (Manuaba,

65%. Sekitar 70% kejadian letak sungsang 1998:375).

dilahirkan secara pervaginam dan 30%


METODE
dilahirkan dengan sectio caesarea.
Desain penelitian yang digunakan
Terdapat 6% kematian terjadi pada
adalah: korelasional yaitu yang bertujuan
persalinan pervaginam.
mengungkapkan, mengkaji hubungan
Banyak faktor yang menyebabkan
korelatif antar variabel. Penelitian ini
meningkatnya persalinan dengan letak
dilakukan bulan April s/d Juni 2011.
sungsang diantaranya oleh faktor usia
Populasi dalam penelitian ini adalah 1400
lebih dari 35 tahun berhubungan dengan
Ibu bersalin di RSUD dr. M. Soewandhie
mulainya terjadi regenerasi sel-sel tubuh
Surabaya periode Januari s/d Juni 2011.
terutama dalam hal ini adalah
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu
endometrium akibat usia biologis jaringan
mengetahui hubungan antara usia dan
dan adanya penyakit yang dapat
paritas dengan letak sungsang pada ibu
menimbulkan kelainan letak. Sedangkan
bersalin, maka data yang diperoleh
hubungan letak sungsang dengan paritas
dianalisa dengan menggunakan tabulasi
karena dinding abdomen teregang secara
silang dengan uji chi-square
berlebihan disebabkan

(  ) dengan α = 0,05.
2
olehkehamilanmultiparitas pada ibu hamil

dengan paritas 4 atau lebih terjadi


52
Vol. VII,  Agustus 2015 

HASIL PENELITIAN Hal ini sesuai dengan teori yang

menjelaskan tentang hubungan paritas


Hasil penelitian yang dapat
dengan letak sungsang yaitu di mana ibu
disimpulkan adalah
yang telah melahirkan banyak anak
Dari 255 orang ibu bersalin di
sehingga rahimnya sudah sangat elastis
RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya,
dan membuat janin berpeluang besar untuk
adalah sebanyak 63 orang (24,70 %)
berputar hingga minggu ke-37 dan
mengalami letak sungsang.
seterusnya yang akhirnya menimbulkan
Ibu usia < 20 tahun yang
kelainan letak sungsang. Pada
mengalami persalinan letak sungsang,
grandemultipara sering didapatkan perut
yang dikarenakan usia yang muda dengan
gantung, akibat regangan uterus yang
kondisi panggul sempit kemungkinan akan
berulang-ulang karena kehamilan dan
mengalami kesulitan dalam persalinan.
longgarnya ligamentum yang memfiksasi
Dan dapat mengancam jiwa ibu dan janin
uterus, sehingga uterus menjadi jatuh ke
jika tidak segera mendapatkan penanganan
depan, disebut perut gantung. Perut
yang tepat. Sedangkan ibu yang berusia >
gantung dapat mengakibatkan terjadinya
35 tahun berhubungan dengan mulainya
gangguan his karena posisi uterus yang
terjadi regenerasi sel-sel tubuh terutama
menggantung ke depan sehingga bagian
dalam hal ini adalah endometrium akibat
bawah janin tidak dapat menekan dan
usia biologis jaringan dan adanya penyakit
berhubungan langsung serta rapat dengan
yang dapat menimbulkan kelainan letak.
segmen bawah rahim. Akhirnya janin
Ibu bersalin di RSUD dr. M.
dapat mengalami kelainan letak, seperti
Soewandhie Surabaya, mayoritas berusia
letak sungsang (Mochtar, 1998).
tidak beresiko (20-35 th)
Ibu bersalin di RSUD dr. M.

Soewandhie Surabaya, mayoritas adalah

53
Vol. VII,  Agustus 2015 

nonprimi (multipara atau Fraser, Diane M. 2009. Myles Buku

grandemultipara). Ajar Bidan. Jakarta: EGC.

Akibat dinding abdomen teregang


Hidayat, Azis Alimul. 2010.
secara berlebihan disebabkan oleh
Metode Penelitian Kebidanan Teknik
kehamilan multiparitas pada ibu hamil
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
dengan paritas 4 atau lebih terjadi insiden
Hutapea, Albert. 2005. Keajaiban-
hampir sepuluh kali lipat dibanding ibu
keajaiban dalam tubuh manusia. Jakarta:
hamil nullipara, prematuritas, penyakit
Gramedia Pustaka Utama.
sistemik, kelainan pada ibu atau janinnya.

Hal tersebut jika dibiarkan begitu saja akan Manuaba, IBG. 1998. Ilmu

mengakibatkan terjadinya komplikasi baik Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan

pada ibu maupun pada janinnya (Manuaba, Keluarga Berencana Untuk Pendidikan

1998:375) Bidan. Jakarta: EGC.

Ada hubungan antara usia dengan


Manuaba, IBG. 2001. Kapita
letak sungsang pada ibu bersalin di RSUD
Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
dr. M. Soewandhie Surabaya. Dari hasil
Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC.
uji statistik chi-square diperoleh nilai x 2

hitung sebesar 8,03 dan nilai x 2 tabel Manuaba, IBG. 2004. Kepaniteraan

sebesar 3,84 yang berarti terdapat Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:

hubungan antara usia, paritas dengan letak EGC.

sungsang. Manuaba, IBG. 2007. Pengantar


DAFTAR PUSTAKA Kuliah Obstertetri. Jakarta: EGC.

Arifin, Z. 2009. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Surabaya: Lentera

Cendekia.
54
Vol. VII,  Agustus 2015 

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Simkin, Penny. 2008. Panduan

Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi.

Aesculapsius. Jakarta: Arcan.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar


Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC. Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.


Wiknjosastro. 2002. Ilmu
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Kebidanan. Jakarta : YBPSP.
Rineka Cipta.
http://www.scribd.com/doc/743220
Nurani, Yuliani dkk. 2004. Seri
0/Letak-Sungsang, di akses 10 Maret
Mengembangkan Potensi Bawaan Anak,
2011.
Persiapan dan Saat Kehamilan. Jakarta:

Elex Media Komputindo. http://www.scribd.com/doc/128635

08/Letak-Sungsang-lengkap, di akses 10
Nursalam. 2008. Konsep
Maret 2011.
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. http://nasional.vivanews.com/news

/read/105680-angka-kematian-ibu-
Oxorn, Harry. 2009. Ilmu
menurun, di akses 10 Maret 2011.
Kebidanan: Patologi & Fisiologi

Persalinan. Yogyakarta: YEM.

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu

Kebidanan. Jakarta: YBPSP.

55

Anda mungkin juga menyukai