DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang :
Apabila dalam pelaksanaanya ternayata bank memberikan kredit tidak sesuai dengan
kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkannya, maka BI akan memberikan
sanksi yang mempengaruhi penilaian kesehatan bank dan sanksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang telah berlaku.
Pedoman tersebut wajib dibuat mengingat bahwa sesuai dengan pengertian kredit,
maka lingkup pemberian kredit mencakup banyak aspek dan mengandung resiko yang
bervariasi, baik langsung maupun tidak langsung.
2. Rumusan Masalah :
3. Tujuan Penulisan :
PEMBAHASAN
Kata kredit berasal dari kata yunani “credere” yang berarti kepercayaan dalam
kebenaran. Menurut Prof Dr.H. Veithzal Rival, M.B.A dkk. (2005:3) “kredit adalah
penyerahan barang jasa, atau uang dari satu pihak (kreditur) atas dasar kepercayaaan kepada
pihak lain (debitur) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pembari kredit pada
tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak”. Kemudian pengertian kredit dilakukan
oleh pemerintah dengan dikeluarkan undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang mendefinisikan
pengertian kredit adalah sebagai berikut (pasal 1 ayat 12 adalah): penyediaan uang atau
tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutang nya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.
Loan management atau manajemen kredit adalah kegiatan bank untuk mengalokasikan
dananya dalam bentuk pinjaman yang diberikann atau kredit atau memperoleh keuntungan
(profitability) dengan memperhatikan tingkat keamanannya (safety) . pada bank yang
beroperasi berdasarkan bagi hasil menurut syariah islamseperti bank muamalat indonesia dan
BPK syariah pinjaman atau kredit ditarikan sebagai bentuk pembiayaan
Dalam alokasi dana bank, kredit menepati prioritas ketiga namun yang paling besar
dibandingkan alokasi dana untuk aktiva lainnya, sampai saat ini bank umum menyalurkan
rata-rata 70% sampai 90% dari dana yang berhasil dihimpunnya disalurkan untuk kredit.
Demikian juga pendapatan bank, sebagian besar bersumber dari pemberian kredit.
Seperti yang telah dijelaskan di atas dana pinjaman atau kredit yang diperoleh oleh
perusahaan memiliki manfaat yang sangat besar dalam hal pemenuhan dana. Pertimbangan
utama perusahaan untuk memperoleh pinjaman tersebut adalah bahwa memang dana tersebut
sangat dibutuhkan (sesuai pemnafaatnya). Artinya jangan sampai dana yang dibutuhkan
melebihi kebutuhan yang sesungguhnya, sehingga ada dana yang menganggur, sementara
beban bunga terus dibayar. Kalau ini yang terjadi justru akan menjadi beban bagi si penerima
pinjaman uang.
Di Indonesia pengertian kredit dibagi menjadi dua sesuai dengan jenis bank yang ada saat ini,
yaitu:
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. Dalam praktiknya kredit atau pembiayaan yang disalurkan
oleh bank maupun kredit perdagangan memilki unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan, unsur-unsur yang terkandung dala pemberian suatu kredit adalah :
1. Kepercayaan
2. Kesepakatan
1. Kredit Jangka Pendek (Short term loan), adalah kredit yang berjangka waktu
maksmium satu tahun. Bentuknya berupa kredit direkening koran, kredit penjualan,
kredit wesel, dan kredit pembeli serta kredit modal kerja.
2. Kredit Jangka Menengah (Medium term loan), ialah kredit yang jangka waktu
antara satu tahun sampai dengan tiga tahun.
3. Kredit Jangka Panjang, adalah kredit yang memiliki waktu lebih dari tiga tahun.
Umumnya berupa kredit investasi yang dedidikirawan dengan tujuan menambah
modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi, ekspansi
(perluasan), dan pendirian proyek baru.
3. Macam-Macam Kredit Berdasarkan tujuan atau Penggunaannya
1. Kredit Kecil, ialah kredit yang diberikan kepada penguasa kecil, misalnya KUK
(Kredit usaha kecil).
2. Kredit Menengah, adalah kredit yang diberikan kepada penguasa dengan aset yang
melebihi dari penguasa kecil.
3. Kredit Besar, adalah kredit yang pada dasarnya ditinjau dari segi jumlah kredit
yang diteirma oleh debitur.
1. Kredit Aksep, ialah kredit untuk bank yang berupa pinjaman uang, seperti plafond
kredit (L3 atau BMPK)-nya
2. Kredit Penjual, adalah kredit untuk penjual dan pembeli, artinya barang yang telah
dterima pembayaran kemudian. Misalnya Usanse L/C,
3. Kredit Pembeli, adalah pembayaran telah dilakukan penjual, namun barangnya
diterima belakangan atau pembelian dengan uang muka, seperti red clause L/C.
7. Macam-Macam Kredit Berdasarkan Sektor Perekonomiannya:
1. Kredit Rekening Koran, adalah kredit yang dapat ditarik dan dilunasi setiap saat,
besarnya sesuai dengan kebutuhan yang penarikannya dengan cek, bilyet, giro atau
pemindahbukuan, pelunasan dengan melakukan setoran-setoran tersebut.
2. Kredit Berjangka, ialah kredit yang penarikannya sekaligus sebesar plafondnya.
Pelunasan kredit dengan cara setelah jangka waktunya habis yang dapat dilakukan
dengan mencicil atau perjanjian.
9. Macam-Macam Kredit Berdasarkan Cara Pemakaiannya
1. Kredit Rekening Koran Bebas. adalah kredit yang dibitur menerima seluruh dari
kreditnya dengan bentuk rekening koran kepadanya diberikan blangko cheque dan
rekening korannya pinjamannya diisi berdasarkan besarnya kredit yang diberikan,
debitur bebas melakukan penarikan selama kredit berjalan.
2. Kredit Rekening Koran Terbatas, ialah kredit dengan adanya pembatasan tertentu
bagi nasabah dalam melakukan penarikan uang rekeningnya. seperti pebmerian
kredit dengan uang giral dan perubahannya menjadi uang cartal dilakungan
berangsur-angsur.
3. Kredit Rekening Koran Aflopend, yaitu penarikan kredit yang dilakukan dengan
arti maksimum kredit di waktu penarikan pertambah sepenungnya dengan
digunakan oleh nasabah.
4. Revolving Kredi, adalah sistem penarikan kredit sama dengan cara rekening koran
bebas dengan masa penggunaan satu tahun, akan tetapi cara pemakaiannya
berbeda.
5. Term Loans, ialah sistem penggunaan dan pemakaian kredit yang fleksibel artinya
nasabah dapat bebas menggunakan uang kredit untuk keperluan apa saja dan bank
tdak mau tentang hal itu.
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang
disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.
3. Batas Maksimum Pemberian Kredit
Batas maksimum pemberian kredit adalah ketentuan tentang tidak diperbolehkannya
suatu bank untuk memberikan kredit (baik kepada nasabah tunggal maupun kepada
nasabah grup) yang besarnya melebihi 20% dari besarnya modal bank yang
bersangkutan.Pembatasan penyediaan dana adalah persentase tertentu dari modal bank
yang dikenal dengan batas maksimum pemberian kredit (BMPK). BMPK
mendapatkan dasar pengaturan dalam UU Perbankan. Pengaturan tersebut selanjutnya
dijabarkan oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
7/3/PBI/2005 tentang Batas Pemberian Kredit Bank Umum. Berdasarkan PBI
tersebut, BMPK adalah persentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan
terhadap modal bank.Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih antara persentase
BMPK yang diperkenankan dengan persentase penyediaan dana terhadap modal bank
pada saat pemberian penyediaan dana. Sementara, pelampauan BMPK adalah selisih
lebih antara persentase BMPK yang diperkenankan dengan persentase penyediaan
dana terhadap modal bank pada saat tanggal laporan.Tujuan ketentuan BMPK adalah
untuk melindungi kepentingan dan kepercayaan masyarakat serta memelihara
kesehatan dan daya tahan bank, dimana dalam penyaluran dananya, bank diwajibkan
mengurangi risiko dengan cara menyebarkan penyediaan dana sesuai dengan
ketentuan BMPK 3 vide Pasal 1 angka 2 PBI No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum 5 yang telah ditetapkan sedemikian rupa
sehingga tidak terpusat pada peminjam dan atau kelompok peminjam tertentu.
4. Portofolio Investment
Prioritas terakhir di dalam alokasi dana bank adalah dengan mengalokasikan sejumlah
dana tertentu pada investasi portfolio (portfolio investment). Alokasi dana bank ke
dalam kategori ini adalah dana sisa (residual fund) setelah penanaman dana dalam
bentuk pinjaman (kredit) telah memenuhi kriteria atau target tertentu.
Dalam Pemberian kredit maka suatu bank harus merasa yakin bahwa kredit yang
diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan. Kegiatan perkreditan dapat berjalan lancar jika
rangkaian peraturam-peraturan yang ditetapkan secara lisan dan tulisan yang menjadi
syarat utama dalam pemberian kredit disebut sebagai kebijakan kredit ( Credit
Policy ) yang disusun secara profesional dan dipergunakan sebagai pedoman kerja
penerimaan dan penyaluran kredit .
Berdasarkan uraian tersebut maka kebijakan kredit adalah seperangkat keputusan
yang melengkapi periode kredit, kredit standard, prosedur pengumpulan piutang dan
potongan yang ditawarkan oleh bank.
Dalam menetapkan kebijakan kredit tersebut harus diperhatikan 3 azas utama
yaitu ;
1. Azas Likuiditas
Azas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditas,
karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan kehilangan kepercayaan.
2. Azas Solvabilitas
Menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit
sehingga dalam kebijakan kredit bank harus pandai mengatur penanaman dana
baik dalam bidang perkreditan maupun surat berharga pada suatu tingkat
resiko kegagalan sekecil mungkin.
3. Azas Rentabilitas
Azas yang mengharuskan bank untuk memperoleh laba baik untuk
mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan pengembangan
dirinya.
Sistem dan prosedur Bank dalam pemberian kredit kepada nasabah dihadapkan
pada masalah yang kompleks. Perkreditan mempunyai sifat kasuastis yang artinya masing
– masing calon debitur mempunyai permasalahan spesifik berbeda secara materil antara
satu nasabah dengan nasabah lain.
Oleh karena itu diperlukan pendekatan dan penanganan yang secara berbeda dan
memperhatikan ciri- ciri khusus dari kredit sistem dan prosedur dalam pemberian kredit
dibagi atas beberapa tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan persyaratan awal yang harus dipenuhi nasabah apabila
hendak mengajukan kredit, yaitu antara lain :
- Mengajukan permohonan / mengisi daftar isian yang disediakan bank dan
ditandatangani secara lengkap dan sah.
- Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis kredit (
perijinan perusahaan, NPWP untuk kredit sepuluh juta keataas ).
- Persyaratan khusus lainnya ( misalnya telah menjadi nasabah giro
sekurang-kurangnya 3 bulan
Permohonan kredit akan berupa :
a. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit
b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan
c. Permohonan perpanjangan / pembaharuan masa laku kredit yang telah
berakhir.
d. Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang
sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan perubahan / pengunduran
jadwal angsuran tersebut.
Setiap permohonan kredit harus dicatat dalam register yang tersedia.
Permohonan kredit harus lengkap sesuai persyaratan yang ditetapkan.
2. Tahap Penilaian / analisis
Fasilitas Kredit yang diberikan mempunyai peranan atau fungsi yang sangat
penting dalam perekonomian. Hal ini dapat diketahui secara luas, yaitu :
a. Meningkatkan Daya Guna Modal ( Uang )
Pemilik dana dapat secara langsung meminjamkan kepada para pengusaha
untuk meningkatkan usahanya.
b. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang.
Kredit yang ditarik dengan cek, bilyet giro, wesel akan meningkatkan
uang giral dan kredit yang ditarik secara tunai akan meningkatkan
peredaran uang kartal.
c. Meningkatkan Daya Guna Barang.
Dengan kredit maka produsen dapat memproses bahan baku menjadi
barang jadi. Dan dengan kredit maka pengusaha yang telah memperoleh
kredit mampu menjual secara kredit dan membeli bahan secara tunai.
d. Kredit sebagai salah satu alat bantu stabilitas ekonomi.
e. Meningkatkan kegairahan berusaha.
Pemberian kredit dapat meningkatkan permodalan pengusaha sehingga
dapat meningkatkan usahanya.
f. Meningkatkan pemerataan pendapatan.
Pemberian kredit investasi dapat membuka usaha baru, kesempatan kerja
yang baru.
g. Meningkatkan hubungan internasional.
Bank-bank luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberi
bantuan kredit secara langsung atau tidak langsung. Negara yang kuat
devisa membantu negara yang lebih lemah
BAB III
PENUTUP
2. Kesimpulan :
Kata kredit berasal dari kata yunani “credere” yang berarti kepercayaan dalam
kebenaran. Menurut Prof Dr.H. Veithzal Rival, M.B.A dkk. (2005:3) “kredit adalah
penyerahan barang jasa, atau uang dari satu pihak (kreditur) atas dasar kepercayaaan
kepada pihak lain (debitur) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada
pembari kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak”.
Dalam makalah diskusi ini kita tidak hanya mengerti tentang kredit saja, namun
dalam pembahasannya kita dapat mengetahui :
1. Pengertian Manajemen Kredit
2. Macam – Macam Kredit
Macam – macam kredit meliputi :
- Kredit Berdasarkan Jangka Waktu
- Kredit Berdasarkan Jangka Waktu
- Kredit Berdasarkan Aktivitas Perputaran Usaha
- Kredit Berdasarkan Jaminannya
- Kredit Berdasarkan Sektor Perekonomiannya
- Kredit Berdasarkan Penarikan dan Pelunasan
- Kredit Berdasarkan Cara Pemakaiannya
3. Ketentuan besarnya kredit
penentuan besarnya kredit dipengaruhi oleh ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Reserve Requirement (RR)
2. Loan to Deposit Ratio (LDR)
3. Batas Maksimum Pemberian Kredit
4. Portofolio Investment
6.Fungsi Kredit
DAFTAR PUSTAKA