Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Peta

Di jaman yang semakin maju ini  peta menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan
dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang pertanahan, pertanian,
perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran, penerbangan, pendidikan, tata ruang
wilayah, politik dan keamanan, dan lain-lain. Terlebih untuk peta-peta tematik yang sifatnya
lebih khusus dan spesifik, sudah menjadi kebutuhan hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang
bergerak di bidang perencanaan dan pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional,
nasional dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga (Sandy, 1986), karena melalui peta
seseorang akan dapat menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain. Ide tersebut dapat berupa
gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi penduduk, penggunaan lahan di suatu
tempat, kesuburan tanah, kedalaman air laut, penyebaran iklim, dan lain-lain yang terutama
berkaitan dengan aspek keruangan (spasial).
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih
dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau
diskalakan. (International Cartographic Association)
Untuk mempelajari seluk beluk penggambaran permukaan bumi atau peta diperlukan
pengetahuan khusus yang mempelajari tentang peta yang dinamakan Kartografi
Berikut beberapa pengertian peta dari para ahli.
1. Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih
dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil/diskalakan.
2. Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada
bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
3. Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil
seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan
ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada
tahapan dan tingkatan pembangunan.
B. Klasifikasi Peta

 Pada dasarnya hubungan aksesibiliitas terhadap mobilitas penduduk di kecamatan


Gresik sudah berkembang, karena di wilayah Gresik sarana dan prasarananya sudah
bisa dijangkau dengan mudah ,bahkan fasilitas disetiap kecamatan maupun kota telah
disediakan.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lahan di Gresik dari fungsi budidaya


menjadi pemukiman dan pusat perbelanjaan adalah bertambahnya jumlah penduduk
seiring dengan tingginya tingkat kelahiran di wilayah gresik.

 Berdasarkan skala
a. Peta kadaster,  berskla 1 : 100 –  1 : 5.000
b. Peta skala besar,  berskala  1 : >5.000 -  1 :  250.000
c. Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 -  1 : 500.00
d. Peta skala kecil, beskala  1 : > 500.000 -  1 : 1.000.000
e. Peta geografi, berskla  1 : > 1.000.000

 Berdasarkan Isinya
a. Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah
yang dipetakan. Contoh : peta topografi, peta chorografi, peta dunia
b. Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja
atau menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan penduduk, peta
geologi, peta navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll 

 Berdasarkan bentuk
a. Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis
kontur, nama, dan legenda.
b. Peta garis : peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk
titik, garis, dan luasan. Misal: peta rupa bumi (topografi), peta tematik.

C. Komponen-Komponen Peta

 Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian
atas  peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang
digambarkan oleh peta tersebut.

 Orientasi Peta/ Penunjuk Arah


Merupakan gambar penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta berorientasi
Utara, diletakkan di sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong  
 Skala
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak
yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3
yaitu :
a. Skala angka/numeric
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta  1: 200.000, skala peta 1 :
1.000.000 dan sebagainya
b. Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat
perbandingan pada setiap ruasnya.
c. Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini
banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.

 Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan dan
penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.

  Garis koordinat astronomi


Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri
dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan
berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.

  Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek
daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan
huruf miring.

  Sumber dan Tahun pembuatan


Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun
pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan
sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan yang alami maupun medan
buatan

 Inset
Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta
utama. Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.

 Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua

 Tata warna

  Simbol
Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi yang
terdapa pada peta.

D. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta


Fungsi:
a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya
dengan tempat lain di permukaan bumi).
b. Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas
permukaan bumi).
c. Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).
d.  Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di atas
peta, melalui media simbol.
e. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah

Tujuan pembuatan peta


a. Untuk komunikasi informasi ruang
b. Untuk menyimpan informasi
c. Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi, perencanaan, media
pembelajaran.
d. Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah, jalan, dll.
e. Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan, dll.

E. Unsur – Unsur Kelengkapan Peta


Syarat –syarat pembuatan peta yang baik dan benar (triks mengingat ACEE)
1. Arah ,arah dipeta  sama dengan arah sebenarnya di lapangan
2. Conform, bentuk dipeta sama dengan bentuk sebenarnya di lapangan
3. Equidistant ,jarak dipeta sama dengan jarak di lapangan
4. Equivalent ,luas dipeta sama dengan luas sebenarnya di lapangan

Unsure-unsur peta meliputi ;


1. Judul Peta. Judul peta merupakan pencerminan isi dan tipe peta.
2. Garis Astronomis ,meliputi garis lintang dan garis bujur.
3. Inset. Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan
daerah sekitar yang lebih luas.
4. Garis tepi peta
5. Skala Peta. Skala merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta
dengan jarak sesungguhnya.
6. Sumber peta. Untuk Negara Indonesia, badan yang memiliki fungsi dan tugas
menyediakan peta dasar adalah Bakosurtanal (Badan koordinasi survei dan
pemetaan nasional).
7. Tahun pembuatan
8. Mata Angin
9. Simbol Peta. Simbol – simbol pada peta dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Simbol titik, simbol garis, simbol area.
10. Warna peta
11. Legenda  adalah keterangan dari simbol – simbol peta yang digunakan agar lebih
mudah dipahami pembaca.
12. Lettering adalah semua tulisan dan angka – angka yang tertera dalam suatu peta.

F. Pengukuran dan Proyeksi Peta

Untuk memperbesar dan memperkecil peta ,dapat di lakukan dengan  cara:


 Metode peta,fotografi,camera lucida ,pantograph dan fotokopi.
 Membuat Peta Berdasarkan Hasil Pengukuran Jarak dan Arah

a. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dapat di lakukan dengan alat yaitu kompas,balok ukur ,meteran dan
theodolite.Adapun pengukuran jarak dipeta dapat menggunakan skala dengan
mengkonversikan jarak dip eta dengan jarak di lapangan.
Rumus : skala kontur, kontur interval, dan kemiringan lereng
Kontur adalah garis yang menunjukkan ketinggian yang sama, Garis kontur biasanya
terdapat pada peta topografi.
Ciri-ciri kontur:
1) tidak berpotongan
2) satu garis menunjjukan satu ketinggian
3) garis kontur rapat = lereng terjal/curam
4) garis kontur renggang = lereng landai
5) angak kontur menunjukkan interval (CI)
6) angka kontur dalam satuan meter
7) lereng terjal cocok untuk wilayah konservasi/hutan dan PLTA
8) lereng landai cocok untuk wilayah pemukiman, pertanian, dan jalur pendakian

Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan kenampakan tinggi rendah


permukaan bumi. Dalam peta topografi simbol yang sering dijumpai adalah garis kontur
yang membedakan jarak antar ketinggian. Kali ini saya akan membahas tentang salah
satu cara menghitung derajat kemiringan lereng pada peta topografi.

b. Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah suatu pemindahan garis paralel dan meridian dari bentuk
permukaan yang lengkung /bola pada bidang datar .
Jenis-jenis proyeksi peta :
 Menurut bidang proyeksinya
a. SiLinder /tabung
b. Conic/ kerucut
c. Azimuthal/zenithal : orthografik,stereografik,gnomonic

 Menurut sifat aslinya


a. Conform (equal form atau orthomorphic)
b. Equivalent (equal area)
c. equiditance
 Menurut sumbu simetrinya
a. Normal
b. Oblique(miring)
c. Transversal 

Jenis-jenis proyeksi
1) Proyeksi Peta Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka
bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi,
kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.

Alasan mengapa mempertahankan dan mengembangkan proyeksi Mercator dapat dilihat


dari sifat-sifat yang dimiliki oleh system proyeksi tersebut. Sifat-sifat graticule dalam
proyeksi Mercator yaitu:
- Garis proyeksi meridian dan paralel berupa garis lurus
- Interval jarak antara 2 garis meridian yang berurutan adalah sama/tetap, sehingga
pada proyeksi mercator tidak terdapat konvergensi meridian dan pada ekuator
pembagian vertikal benar menurut skala
- Interval jarak antara 2 garis paralel tidak sama, yaitu interval jarak membesar
semakin menjauh dari ekuator, baik ke arah kutub selatan maupun Utara
- Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi
makin membesar bila makin dekat dengan kutub
Dari sifat-sifat tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi Mercator sangat baik untuk
menggambarkan daerah equator, dengan kondisi geografi negara Indonesia yang
membujur di sekitar Garis Khatulistiwa atau garis lingkar Equator dari Barat sampai ke
Timur yang relatif seimbang, sehingga sistem proyeksi Mercator adalah yang paling
ideal karena memberikan hasil dengan distorsi minimal

2) Proyeksi TM (Transverse Mercator)


Proyeksi Tranverse Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri silinder, tranversal,
conform dan menyinggung. Pada proyeksi ini secara geografis silindernya menyinggung
bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral. Pada meridian sentral, faktor
skala (k) adalah 1 (tidak terjadi distorsi). Perbesaran sepanjang meridian akan
semakin meningkat pada meridian yang semakin jauh dari meridian sentral kearah timur
maupun kearah barat.

3) Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator)


Proyeksi UTM ini hampir sama dengan proyeksi Mercator, yakni sama-sama
menggunakan bidang proyeksi silinder dengan posisi sumbu tegak lurus dengan
sumbu Bumi dan baik untuk menggambarkan daerah equator. Perbedaan UTM
dengan Mercator antara lain, dari persinggungannya proyeksi UTM memotong
bidang proyeksi (secantial), sehingga daerah kutub utara maupun selatan tidak
tergambarkan, garis proyeksi meridiannya berupa garis lengkung yang menghadap ke
meridian tengah, garis proyeksi paralel berupa garis lengkung yang menghadap
kearah proyeksi kutub utara untuk yang berada di belahan Bumi utara dan menghadap ke
proyeksi kutub selatan untuk yang berada di Bumi belahan selatan, dan semua koordinat
geodetic dihitung terhadap Meridian Greenwich sebagai bujur nol dan terhadap lingkaran
equator sebagai lintang nol.

4) Proyeksi Polyeder
Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini, setiap
bagian derajat dibatasi oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yang masing-masing
berjarak 20′. Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel rata-rata yang disebut
sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang disebut meridian standar

Anda mungkin juga menyukai