Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH LATIHAN PLANK KOMBINASI SQUAT TERHADAP

KEMAMPUAN JUMP SHOOT PADA ATLET UNIT KEGIATAN


MAHASISWA BASKET IKIP BUDI UTOMO MALANG

Oleh :

Nur Huda Dwi Prasetya


2161000510142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2020
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................8

C. Tujuan Penelitian.............................................................................................8

D. Manfaat Penelitan............................................................................................8

E. Hipotesis Penelitian.........................................................................................9

F. Definisi Istilah..................................................................................................9

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................10

A. Permainan Bola Basket.................................................................................10

1. Pengertian Permainan Bola Basket......................................................10

2. Teknik Dasar dalam Permainan Bola Basket......................................11

3. Teknik Tembakan (Shooting)..............................................................11

4. Teknik Tembakan Jump Shoot............................................................15

B. Latihan...........................................................................................................16

1. Prinsip Latihan.....................................................................................19

2. Latihan Squat.......................................................................................20

3. Latihan Plank.......................................................................................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................24

A. Jenis Penelitian........................................................................................24

B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................24

C. Populasi dan Sampel...............................................................................25

D. Prosedur Penelitian..................................................................................25
3

............................................................................................................................25

E. Teknik Pengupulan Data.........................................................................26

F. Instrumen Penelitian...................................................................................27

G. Teknik Analisis Data...............................................................................29

H. Kriteria Penerimaan Hipotesis.................................................................31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................32

A. Hasil Penelitian.............................................................................................32

1. Data Penelitian...........................................................................................32

B. PEMBAHASAN.....................................................................................38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................40

A. Kesimpulan..............................................................................................40

B. Implikasi..................................................................................................40

C. Keterbatasan Penelitian.................................................................................40

D. Saran..............................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebugaran jasmani merupakan kebutuhan fisik yang diinginkan setiap


manusia agar dapat melakukan kegiatan di kehidupan sehari hari tanpa merasa
kelelahan yang berlebihan. Salah satunya yaitu aktivitas sehari-hari dan
berolahraga. Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan
tujuan untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot – otot tubuh. Dalam
dunia olahraga terdapat berbagai macam cabang olahraga seperti sepakbola,
bulutangkis, bola basket, dan olahraga lainnya (Santosa, 2015).

Salah satu olahraga yang digemari masyarakat saat ini adalah permainan bola
basket. Bola basket mempunyai popularitas yang tinggi di setiap negara.
Popularitas ini bukan didapatkan secara kebetulan, karena perkembangan
permainannya yang telah meningkat dengan daya saing yang sangat tinggi. Untuk
mengikuti suatu pertandingan, setiap pemain dari setiap regu harus dapat
mempersiapkan diri dengan baik dan tekun berlatih (Winardi, 2016).

Permainan bola basket tidak hanya bertujuan untuk kebugaran jasmani tetapi
juga berguna sebagai sarana untuk memperoleh prestasi. Dalam rangka usaha
untuk meningkatkan prestasi yang maksimal, seorang atlet perlu sekali
memperhatikan faktor-faktor penentunya. Faktor-faktor penentu pencapaian
prestasi dalam olahraga diantaranya adalah : 1) aspek biologis, 2) aspek
psikologis, 3) aspek lingkungan, 4) aspek penunjang (Hasanah, 2013).

Aspek biologis menjadi yang pertama, karena dalam olahraga yang paling
berpengaruh tentunya adalah fisiologis manusia. Untuk meningkatkan
kemampuan fisiologis, seseorang dapat dilatih melalui latihan fisik. Dengan fisik
yang baik, diharapkan kemampuan untuk bermain bola basket juga akan semakin
baik.
5

Cabang olahraga bolabasket dikenal mempunyai beberapa macam teknik


dasar. Diantaranya adalah dribbling, passing, shooting, dan lay-up. Dari beberapa
teknik dasar dalam permainan bola basket itu, teknik yang paling penting dan
mendapat perhatian lebih adalah teknik shooting. Sebagaimana pendapat dari Pete
Newell dan John Benington mengatakan bahwa: “Probably no aspect of the game
of basket ball has developed to such a degree of comon skill as shooting”.
Diterjemahkan secara bebas sebagai berikut: “Kemungkinan tidak ada aspek lain
dari permainan bolabasket yang sama tingkatannya dengan keterampilan
shooting”(Setiagraha, 2011).

Shooting menjadi yang paling penting dalam basket karena tujuan utama dari
permainan bola basket adalah memasukan bola ke ring atau keranjang basket
lawan untuk memperoleh poin (angka) agar menang. Tujuan akhir dari permainan
bola basket adalah memasukkan bola ke keranjang basket. Karena dengan bola
yang berhasil masuk maka akan bertambah angka atau poin. Oleh karena itu
shooting merupakan teknik terpenting untuk mencetak angka dalam olahraga
permainan bola basket.

Adapun teknik-teknik dasar shooting yaitu: 1) Lay up shoot, 2) One hand set
shoot, 3) Jump shoot, 4) Free throw shoot, 5) Three point shoot, dan 6) Hook
shoot. Sedangkan jump shoot itu sendiri adalah jenis tembakan dengan
menambahkan lompatan saat melakukan shooting, dimana bola dilepaskan pada
titik tertinggi lompatan. Tembakan jump shoot yang merupakan salah satu teknik
tembakan yang cukup sulit dihalangi harus mampu dikuasai dengan baik (Safitri,
2013). Shooting bola ke dalam ring dengan melakukan loncatan atau disebut
jumpshoot adalah salah satu teknik shooting dalam permainan basket yang
didahului dengan melompat untuk menghindari bloking atau halangan dari lawan.

Menurut Oliver John (2004) pada saat melakukan jump shoot, melompatlah
dengan lutut menekuk, lontarkan tubuh dengan kedua kaki, dan luruskan kaki. Di
puncak lompatan, lecutkan pergelangan tangan menembak langsung kearah ring.
Lecutan pergelangan tangan akan menyebabkan bola terlempar dengan backspin
(putaran plintir) saat bola terlepas dari telapak jarijari menuju sasaran. Lakukanlah
tembakan tinggi melengkung. Pastikan untuk selalu menindaklanjuti tembakan
6

dengan mempertahankan posisi pergelangan tangan, dan lengan pada saat


melakukan tembakan sama seperti ketika melakukan tembakan sampai bola
mencapai ring basket.

Latihan didefinisikan sebagai aktivitas olahraga secara sistematis yang


dilakukan berulang–ulang dalam jangka waktu lama disertai dengan peningkatan
beban secara bertahap dan terus–menerus sesuai dengan kemampuan masing –
masing individu, tujuannya adalah untuk membentuk dan mengembangkan fungsi
fisiologis dan psikologis (Palar, Wongkar, & Ticoalu, 2015).

Gerakan dalam permainan bola basket sangat kompleks, yaitu dari gerakan
jalan, lari, lompat dan unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelenturan dan lain-
lainnya. Untuk melakukan gerakan-gerakan dalam permainan bolabasket secara
baik, maka diperlukan kemampuan dasar fisik yang memadai. Menurut Sajoto
(1995) “Kondisi fisik yang mendukung dalam permainan bolabasket antara lain
kekuatan (strength), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination),
kecepatan (speed), tinggi lompatan (vertical jump), kelentukan (flexibility), dan
daya ledak otot (muscular power)”.

Dari beberapa kondisi fisik tersebut, keseimbangan (balance) dan


kekuatan pada otot inti serta otot tungkai merupakan kondisi fisik yang juga
dibutuhkan pada saat melakukan gerakan jump shoot. Tinggi lompatan (vertical
jump) merupakan salah satu kondisi fisik yang juga dibutuhkan pada saat
melompat dalam melakukan tembakan jumpshoot. Dimana saat melakukan jump
shoot, tembakan yang dilesatkan berada pada titik tertinggi lompatan. Dengan
lompatan yang tinggi maka dalam melakukan tembakan bola dapat terhindar dari
halangan lawan maupun block dari lawan, sehingga bola melesat dengan baik ke
arah ring basket (Hermansyah, 2014).

Salah satu jenis latihan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan


jump shoot adalah latihan keseimbangan (balance). Keseimbangan adalah
kemampuan memelihara gerak yang berorientasi terhadap kestabilan.
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara
cepat pada saat berdiri (static balace) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic
7

balance). Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan reaksi


atas setiap perubahan posisi tubuh dimana tubuh tetap dalam keadaan stabil dan
terkendali. Keseimbangan juga bisa diartikan suatu kemampuan untuk
memepertahan posisi badan secara tepat saat melakukan gerakan secara cepat
sesuai dengan keadaan yang dialami saat itu (Zulvikar, 2016).

Ada beberapa model latihan yang dapat meningkatkan komponen fisik


keseimbangan, salah satunya dengan menggunakan model latihan core stability.
Core stability adalah suatu model latihan yang meningkatkan kemampuan
mengkontrol posisi gerakan batang badan melalui panggul dan kaki untuk
memungkinkan produksi gerak yang optimal. Core stability yang baik berfungsi
meningkatkan penampilan gerak untuk mencegah terjadinya cedera. Core stability
merupakan salah satu faktor penting dalam postural tubuh. Menurut Paul Gambell
dalam kenyataanya Stabilitas inti (core stability) dijelaskan dalam literatur
kedokteran olahraga sebagai 'produk kontrol motorik dan kapasitas otot pada
lumbo-pelvic- hip complex', dalam istilah muskuloskeletal ini terdiri dari tulang
belakang, panggul dan sendi pinggul, serta proksimal ekstremitas bawah di
samping semua otot yang berhubungan (Zulvikar, 2016). Dan dalam nama lain
core stability dapat disebut juga dengan latihan plank.

Selain latihan keseimbangan, seorang pemain basket juga dituntut untuk


melakukan latihan kekuatan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan jump
shoot. Kekuatan (strength) merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang
diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Untuk dapat mencapai penampilan
prestasi yang optimal, maka kekuatan harus ditingkatkan sebagai landasan yang
mendasari dalam pembentukkan komponen biomotor lainnya. Sasaran latihan
kekuatan adalah untuk meningkatkan daya otot dalam mengatasi beban selama
aktivitas olahraga berlangsung. Oleh karena itu, latihan kekuatan yang
dilaksanakan secara baik dan tepat akan berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas dan kuantitasnya dalam proses mencetak olahragawan. Manfaat dari
latihan kekuatan bagi olahragawan, diantaranya untuk: (1) meningkatkan
kemampuan otot dan jaringan, (2) mengurangi dan menghindari terjadinya cedera
pada olahragawan, (3) meningkatkan prestasi, (4) terapi dan rehabilitasi cedera
8

pada otot, dan (5) membantu mempelajari atau penguasaan teknik (Rachman,
2014).

Bentuk latihan untuk mendapatkan kekuatan otot tungkai adalah dengan


latihan squat. Latihan squat adalah jenis latihan beban untuk meningkatkan
mengembangkan kekuatan terutama pada otot-otot kaki. Latihan squat ini
dilakukan dengan intensitas, set, frekuensi dan lama latihannya yang dapat
menimbulkan suatu efek latihan yaitu berupa peningkatan kekuatan (strength),
daya ledak serta daya tahan otot. Dengan meningkatkan kekuatan (strength), daya
ledak dan daya tahan otot, kemampuan fisik akan bertambah secara umum
(Rachman, 2014). Yang secara khusus akan meningkatkan kekuatan otot tungkai
sehingga tinggi lompatan (vertical jump) juga meningkat yang berpengaruh pada
kemampuan jump shoot.

Lompatan yang menghasilkan akurasi tembakan yang baik dapat


dilakukan dengan latihan keseimbangan dan kekuatan. Salah satu jenis latihan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan jump shoot adalah dengan
latihan plank dan latihan squad. Maka dibuatlah penelitian tentang pengaruh
latihan squat kombinasi plank terhadap kemampuan jump shoot dalam permainan
bola basket

B. Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian terdapat suatu permasalahan yang perlu untuk


diteliti, dianalisa dan diusahakan pemecahannya. Setelah memperhatikan uraian
latar belakang permasalahan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
“Adakah pengaruh latihan plank kombinasi squat terdapap kemampuan jump
shoot bola basket?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan
plank kombinasi squat terdapap kemampuan jumpshoot bola basket.

D. Manfaat Penelitan

Penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


9

1. Bagi Peneliti
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam memberikan latihan
yang dapat berpengaruh pada peningkatan performa pemain bola basket.
2. Bagi Pemain
Untuk meningkatkan kekuatan fisik melalui latihan plank dan kombinasi
squat sehingga berpengaruh pada hasil jump shoot.
3. Bagi Masyarakat
Untuk menyadari pentingnya sebuah latihan yang terencana sehingga
dapat mempengaruhi peningkatan performa pemain dalam bola basket.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh latihan plank kombinasi
squat terhadap kemampuan hasil jump shoot pada permainan bola basket.

F. Definisi Istilah

1. Latihan Plank (Core stability) adalah suatu model latihan yang


meningkatkan kemampuan mengkontrol posisi gerakan batang badan
melalui panggul dan kaki untuk memungkinkan produksi gerak yang
optimal.
2. Latihan Squat adalah jenis latihan beban untuk meningkatkan
mengembangkan kekuatan terutama pada otot-otot kaki, dan beban sebagai
dasar pokok latihan (Rachman, 2014).
3. Jump shoot merupakan suatu jenis tembakan (shoot) dalam bola basket
yang dilakukan dengan lompatan (Hermansyah, 2014).
4. Kemampuan jump shoot adalah kemampuan seorang atlet untuk
menembak bola (shooting) yang dilakukan dengan lompatan agar terhindar
dari hadangan pemain lawan dan bertujuan memasukan bola ke ring.
5. Bola basket adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua tim yang
masing-masing tim beranggotakan lima pemain inti dan tujuh pemain
cadangan, serta masing-masing tim mempunyai tujuan untuk memasukan
bola ke dalam keranjang lawan dan mencetak angka sebanyak-banyaknya
(Hermansyah, 2014).
10

BAB II
PEMBAHASAN

A. Permainan Bola Basket


1. Pengertian Permainan Bola Basket

Permainan bola basket diciptakan oleh Dr. James Naismith pada bulan
desember 1891, seorang anggota sekolah pelatihan YMCA di Springfield
Massachusetts atau yang dikenal dengan Springfield College. Bola basket segera
terkenal dan tersebar cepat di seluruh dunia oleh perjalanan para lulusan sekolah
YMCA (Young Mens Christian Association). Pada tanggal 18 Juni 1932
terbentuk Federasi Bola Basket Internasional yang diberi nama “Federation
International de Basketball Amateur” (FIBA) dengan Leon Bounfard sebagai
Presidennya dan Williams Jones sebagai Sekretaris Jendral. Untuk pertama
kalinya pada tahun 1936 bola basket dipertandingkan dalam Olimpiade di Jerman
dan diikuti 21 negara. (Safitri, 2013)

Basket merupakan salah satu permainan olahraga bola besar, dimainkan oleh 2
regu yang saling berlawanan dan setiap regu beranggotakan 5 orang. Basket
dimainkan dengan tangan, bola boleh dioper (dilempar ke teman), boleh
dipantulkan ke lantai (di tempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah
memasukkan bola ke basket (keranjang) lawan. Setiap regu berusaha
memasukkan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya
sendiri dari kemasukan sedikit mungkin.

Bolabasket termasuk jenis permainan yang kompleks gerakannya, artinya


gerakannya terdiri dari gabungan unsur-unsur gerak yang terkoordinasi rapi,
sehingga bermain dengan baik. Sebelum melempar bola, ia harus memegang bola
dengan baik. Jika cara memegang bola saja salah tentu ia tidak dapat
melemparkan bola dengan baik. Sebelum ia menerima bola ia harus dapat
menangkap dengan baik agar dapat dikuasai. Untuk menerobos lawan dengan
baik, ia harus dapat menggiring bola dengan baik pula. Oleh karena itu
11

penguasaan teknik dasar bola basket harus didahulukan. Penggunaan teknik dasar
yang benar akan menunjang keterampilan bermain selanjutnya(Umam, 2013)

2. Teknik Dasar dalam Permainan Bola Basket

Seperti halnya cabang olahraga yang lain, dalam permainan bola basket juga
dikenal adanya teknik-teknik dasar dalam permainan atau dengan kata lain cara-
cara memainkan bola menuju kepermainan yang sesungguhnya. Walaupun pada
nantinya teknik-teknik itu akan berkembang sesuai dengan kemahiran individual
dari masing-masing pemain yang tentunya mempunyai skill yang berbeda, tetapi
tentang teknik-teknik dasar adalah perlu untuk dipelajari, terutama bagi mereka
yang baru belajar.(Safitri, 2013)

Penguasaan teknik dasar dalam permainan bola basket sangat diutamakan


dalam pencapaian prestasi yang optimal. Imam Sodikun mengatakan bahwa
penguasaan teknik dasar dalam bola basket harus didahulukan”. Penguasaan
teknik dasar yang benar akan menunjang ketrampilan selanjutnya. Teknik dasar
tersebut adalah : 1. Teknik melempar dan menangkap (passing), 2. Teknik
menggiring bola (dribbling), 3. Teknik menembak (shooting), 4. Teknik gerakan
berporos (pivot) dan olah kaki (foot work), 5. Teknik lay up shoot, 6. Teknik
merayah (rebound)

Apabila keenam teknik dasar tersebut telah dikuasai dengan baik oleh seorang
pemain, maka ia sudah dapat bermain dengan baik pula. Kelanjutan prestasinya
tinggal memperbanyak latihan ulang (drill) sehingga menjadi gerakan yang
otomatis dapat tercapai. (Safitri, 2013)

3. Teknik Tembakan (Shooting)


Menurut Wissel, shooting adalah keahlian yang sangat penting didalam
olahraga bola basket, teknik dasar seperti passing, dribbling, defend dan
rebounding mungkin mengantar anda memperoleh peluang besar mencetak angka.
Oleh karena itu setiap regu yang menguasai bola selalu mencari kesempatan untuk
dapat melakukan shooting. Maka unsur shooting dalam permainan bola basket
12

merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta
ditingkatkan kemampuan dan ketrampilannya dengan latihan.(Safitri, 2013)

Untuk mendapatkan gerakan shooting yang benar guna menghasilkan


tembakan yang akurat, Danny Kosasih (2008:48) menjelaskan mengenai beberapa
mekanisme shooting, yaitu :

a. Balance

Shooting yang baik bermula dari posisi kaki yang siap (triple threat
position).

b. Target

Ring adalah target shooting, maka fokus pandangan kita adalah shooting.

c. Shooting hand

Cengkram bola dengan mantap dan lebarkan jari-jari dengan nyaman,


kecuali bagian telapak tangan tidak menyentuh bola. Tekukan pergelangan
tangan tidak melebihi 700. Kunci siku pada poisi huruf L. Kesalahan
shooting sering terjadi karena siku sebagai penopang terbuka ke samping.

d. Balance hand

Tangan pendukung ini hanya digunakan untuk menjaga keseimbangan


memegang bola sebelum bola meninggalkan tangan. Kesalahan sering terjadi
saat mencengkram bola, dimana ibu jari ikut mendorong bola saat shooting.

e. Release

Teori ini mengajarkan bagaimana melepas bola dengan back spin.


Hindari kebiasaaan tidak melihat target tapi melihat bola. Agar bola dapat
back spin gunakan jari-jari untuk menekan bola ke atas, sesaat sebelum bola
dilepaskan.

f. Follow through
13

Langkah terakhir shooting yang baik adalah pergerakan tangan dengan


mengikuti ke arah ring. Siku tetap dikunci dan gunakan tenaga dorongan
terakhir dari pergelangan tangan.

Ada beberapa macam teknik gerakan shooting yang sering digunakan.


Disebutkan dalam buku yang diterbitkan oleh PB PERBASI beberapa teknik
shooting tersebut adalah :

1) Set shoot

Shooting ini jarang dilakukan pada permainan biasa. Karena bila


penembak tidak melompat, maka shooting akan mudah dihalangi.
Umumnya Shooting ini dilakukan saat lemparan bebas atau bila
memungkinkan untuk menembak tanpa rintangan.

2) Lay up shoot

Lay up adalah hal yang harus dipelajari dalam permainan bola basket.
Dalam situasi persaingan, jenis shooting ini harus bisa dilakukan pemain
baik dengan tangan kanan maupun kiri. Lay up dilakukan diakhir dribble.
Pada jarak beberapa langkah dari ring, pen-dribble secara serentak
mengangkat tangan dan lutut ke atas ketika melompat ke arah keranjang.

3) Underhand shoot

Shooting ini adalah jenis shooting lay up, setelah penembak melompat ke
arah keranjang, mengangkat lengan dan mengangkat tangannya ke atas
untuk menjauhkan bola dari pemain bertahan.

4) Jump shoot

Shooting ini paling sering dilakukan dibandingkan jenis tembakan


lainnya. Shooting ini sulit dihalangi karena dilakukan dititik tertinggi
lompatan vertikal penembak.

5) Hook shoot
14

Shooting hook adalah tembakan lemah dan akurat serta merupakan


gerakan low-post yang baik. Bisa dilakukan dengan benar maka tembakan
ini sulit dihalangi, karena tangan yang menembak berada jauh dari pemain
bertahan. Bahkan ketika dijaga oleh pemain yang tinggi. Shooting hook
selalu diawali dengan pemain memunggungi keranjang. Sama seperti jump
shoot, shooting ini sangat tergantung keseimbangan tubuh, untuk melakukan
shooting hook dangan tangan kanan, pemain ber-pivot ada kaki kanan dan
melangkah dengan kaki kiri. Kemudian ia mengangkat lutut kanannya ke
atas dan secara bersamaan mengangkat tangan kanannya yang melempar ke
atas dan melepas bola dengan mengebaskan pergelangannya. Bila dilakukan
dengan lompatan kedua kaki, maka tembakan ini disebut jump hook.

6) Dunking

Dunk dulunya dianggap suatu atraksi istimewa yang dilakukan pemain-


pemain tinggi. Saat ini shooting tersebut sudah umum. Keuntungannya
adalah shooting ini dilakukan tanpa lompatan jauh sehingga sulit dihalangi.
Shooting dunk adalah gerakan menyerang yang mengagumkan dan dapat
mengobarkan semangat tim serta menjatuhkan moral lawan dengan cepat.
Dunking dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan, dari depan atau
belakang.

7) Reverse lay up

Shoot tembakan lay up ini memakai ring dan backboard untuk menjaga
penembak dari pemain bertahan yang berusaha menghalang tembakan dari
belakang. Tembakan ini baik dilakukan setelah penetrasi disepanjang garis
belakang atau ketika pemain menerima bola didalam daerah terlarang
dengan posisi memunggungi keranjang.

8) Tapping (tip-in)

Tap-in bukanlah suatu tembakan. Gerakan ini hanya terdiri dari kibasan
lemah ujung jari. Ketika bola memantul dari ring, ujung jari diletakkan
bagian bawahnya dan kemudian dengan lembut bola didorong ke atas dan
15

ditepuk ke arah ring atau backboard. Dibutuhkan pemilihan waktu yang


tepat dan kemampuan melompat yang baik untuk melakukannya.

4. Teknik Tembakan Jump Shoot

Jump shot atau tembakan melompat adalah suatu upaya untuk memasukkan


bola ke keranjang sambil melompat. biasanya lompatan lurus ke atas, dan di
pertengahan lompatan, mendorong bola membentuk lengkungan ke keranjang.

Jump shoot sama dengan menembak dengan satu tangan hanya ada dua
penyesuaian dasar. Pertama pada tembakan melompat anda angkat bola lebih
tinggi dan menembak setelah melompat, dan bukan menembak bersamaan dengan
melompat. Kedua tempatkan bola antara telinga dan bahu anda namun angkat
bola, lihatlah sasaran dari bawah bola (dan bukannya diatas bola seperti pada
menembak dengan satu tangan). Tempatkan lengan bawah anda pada sudut kanan
sepenuhnya pergelangan kaki, lutut, punggung dan bahu jangan limbung ke
depan, belakang, atau samping.

Menurut Danny Kosasih (2008:51) jump shoot merupakan jenis tembakan


dengan menambahkan lompatan saat melakukan shooting, dimana bola dilepaskan
pada saat titik tertinggi lompatan. Ada yang perlu diperhatikan saat melakukan
jump shoot yaitu pemain harus mulai dari lantai (quick stance) lalu melompat dan
menjaga verticality. Beberapa prinsip pelaksanaan tembakan jump shoot adalah :

1. Mengambil sikap awalan dengan merendahkan badan (sikap quick stance)


2. Bola dipegang dekat dada, kemudian meloncat setinggi-tingginya dengan
menjaga verticallity, dan pada saat titik tertinggi dari lompatan (biasanya
ada saat berhenti di udara), bola telah siap diatas kepala dimuka dahi
untuk ditembakkan.
3. Pada titik tertinggi lompatan bola di-release dengan mengatur kekuatan
yang diperlukan. Besarnya kekuatan bergantung pada seberapa jauh jarak
antara penembak dengan ring/papan.
16

4. Turunnya badan dari lompatan dengan posisi kaki kangkang dan lutut
mengeper, lalu mendarat dan siap untuk gerakan selanjutnya (misal
rebound atau kembali ke posisi bertahan).

Gambar 2.1. Tembakan jump shoot (Danny Kosasih. 2008:51)

Keterangan :

(a) : pemain terakhir melakukan ball controlling


(b) : pemain memulai dari lantai dengan menjaga keseimbangan tubuh (quick
stance)
(c) : pemain bersiap untuk mengangkat bola dan melompat
(d) : pemain melompat vertical lalu me-release bola ketika berada pada titik
tertinggi lompatan
(e) : pemain melakukan gerakan follow throught serta menjaga keseimbangan
tubuh dengan lutut sedikit ditekuk

Untuk meningkatkan kemampuan jump shoot dibutuhkan kondisi fisik


yang memadai agar dapat dilakukan dengan sempurna dan bola berhasil masuk ke
ring basket. Salah satu jenis latihan yang digunakan untuk meningkatkan kondisi
fisik sihingga menambah kemampuan jump shoot adalah latihan keseimbangan
(balance) dan latihan kekuatan (power).

B. Latihan

Latihan adalah proses sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan
secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah beban latihan atau
17

pekerjaanya. Pada latihan fisik yang dilakukan hendaknya memperhatikan hukum-


hukum dan prinsip latihan. Hukum-hukum latihan dipakai karena hasil latihan
dari latihan kondisi fisik tidak selalu positif dan optimal (Rubianto Hadi,
2007:52).
Latihan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan
kontinyu yang dilakukan secara berulang-ulang dengan meningkatkan beban
latihan secara bertahap. Berdasarkan PASI (1993:61) Latihan adalah suatu proses
yang sistematis dengan tujuan meningkatkan fitness atau kesegaran seorang atlet
dalam suatu aktivitas yang dipilih (Hasanah, 2013).

Latihan fisik adalah memberikan tekakan fisik pada tubuh secara teratur,
sistematis, berkesinambungan, sedemikian rupa, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dalam melakukan kerja olahraga (Sadoso, 1994:9). Dalam dunia
olahraga banyak faktor yang dapat menentukan prestasi seseorang, misalnya
kondisi fisik, kemampuan teknik, ketrampilan yang dimiliki dan masalah-masalah
lingkungan. Kondisi fisik sangat diperlukan untuk memperoleh prestasi yang
optimal, seperti yang dikatakan “kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang
sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat
dikatakan sebagai dasar yang tidak dapat ditunda- tunda atau ditawar-tawar lagi”
(M. Sajoto, 1995:8).

Proses pembinaan dan pelatihan pada setiap cabang olahraga memerlukan


keadaan tubuh atau kondisi fisik yang mendukung sehingga mampu dan
memungkinkan melaksanakan tugas-tugas yang ada kaitannya dengan kondisi
cabang olah raga. Maksud dari kondisi fisik menurut Sajoto adalah: Suatu
kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisah-pisahkan begitu
saja, baik peningkatan mapupun pemeliharaannya (M. Sajoto, 1995:8). Pengertian
kondisi fisik adalah dasar pada dimensi-dimensi pokok biologi yang terdiri dari
bermacam-macam komponen, semua harus mendapat perhatian. Dalam usaha
pembinaan dan pelatihan komponen-komponen fisik itu semuanya harus
diperhatikan. Oleh karena itu setiap cabang olahraga mempunyai kekhusussan
dalam menggunakan sistem prioritas sesuai dengan kekhususan sesuai dengan
kekhususan masing-masing cabang olahraga.
18

10 komponen kondisi fisik yang dapat dibina guna menunjang prestasi


olahraga, meliputi:
1) Kekuatan (strength) adalah komponen fisik seseorang tentang
kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja.
2) Daya tahan (endurance)
a. Daya tahan umum (general endurance) kemampuan seseorang dalam
mempergunakan sistem jantung. Paru-paru dan peredaran darahnya secara
efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang
melibatkan kon traksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam
waktu yang cukup lama.
b. Daya tahan otot (local endurance) kemampuan seseorang dalam
mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam
waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
3) Daya otot (muscular power) adalah kemampuan seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan pada waktu yang
sependek-pendeknya.
4) Kecepatan (speed) kemampuan seseorang dalam mengerjakan gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-
singkatnya.
5) Daya lentur (fleksibility) seseorang dalam penyesuaian diri dalam aktifitas
dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai
dengan tingkat fleksibility persendian pada seluruh tubuh.
6) Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang mengubah posisi diarea
tertentu.
7) Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasi
bermacam-macam gerakan yang berada kedalam pola gerakan tunggal secara
efektif.
8) Keseimbangan (balance) kemampuan seseorang mengendalikan organ-
organ syaraf otot.
19

9) Hasil ( occuracy) adalah pergerakan bebas sesuai dengan sasaran. Sasaran


ini dapat merupakan jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus
dikenai dengan salah satu bagian tubuh.
10) Reaksi (reaction) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak
secepatnya menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera syaraf atau
feeling seperti mengantisipasi datangnya bola (M. Sajoto, 1995:8-10).

1. Prinsip Latihan

Program latihan yang baik harus disusun berdasarkan prinsip tertentu yaitu :

1) Overload

Overload adalah suatu prinsip latihan dimana pembebanan dalam latihan harus
melebihi ambang rangsang terhadap fungsi fisiologis yang dilatih.
Pembebanan latihan harus selalu bertambah pada waktu tertentu, sehingga
secara teratur latihan itu semakin semakin berat dengan ketentuan-ketentuan
tertentu.

2) Konsistensi

Konsistensi adalah keajegan untuk melakukan latihan dalam waktu yang


cukup lama. Untuk mencapai kondisi yang baik diperlukan latihan setidaknya
3 kali perminggu. Latihan 1 kali perminggu tidak akan meningkat kualitas
fisik, sedangkan latihan 2 kali perminggu hanya menghasilkan peningkatan
yang kecil. Sebaliknya latihan 5 – 6 perminggu tidak dianjurkan.

3) Spesifikasi

Latihan yang spesifik atau khusus akan mengembangkan efek biologis dan
menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dalam tubuh. Prinsip latihan spesifik
adalah latihan harus mirip atau menyerupai gerakan-gerakan olahraga yang
dilakukan, juga dalam latihan fisik.

4) Individualitas
Prinsip individualitas ini perlu dipahami karena sebenarnya tidak ada
program latihan yang langsung cocok untuk semua atlet. Masing-masing
20

latihan harus dibuat cocok bagi individu atau perorangan (Depdiknas,


2000:103-104).

2. Latihan Squat

Bentuk latihan untuk mendapatkan kekuatan otot tungkai adalah dengan


latihan squat. Latihan squat adalah jenis latihan beban untuk meningkatkan
mengembangkan kekuatan terutama pada otot-otot kaki. Latihan squat ini
dilakukan dengan intensitas, set, frekuensi dan lama latihannya yang dapat
menimbulkan suatu efek latihan yaitu berupa peningkatan kekuatan (strength),
daya ledak serta daya tahan otot. Dengan meningkatkan kekuatan (strength), daya
ledak dan daya tahan otot, kemampuan fisik akan bertambah secara umum
(Rachman, 2014). Yang secara khusus akan meningkatkan kekuatan otot tungkai
sehingga tinggi lompatan (vertical jump) juga meningkat yang berpengaruh pada
kemampuan jump shoot.

Gambar 2.2. Squat


(Sumber.https://www.dreamstime.com/stock-illustration-squats-digital-
illustration-fitness-woman-doing-image58346945. Nicolas Fernandez )

Gerakan latihan squat adalah gerakan yang sangat sederhana. Gerakan squat
termasuk salah satu gerakan Bodyweight training yaitu latihan dengan
menggunakan beban tubuh. Latihan squat juga termasuk olaharga praktis karena
dapat dilakukan dimana dan kapan saja.  Squat memiliki banyak manfaat yang
baik untuk tubuh, walau terlihat sederhana dalam gerakannya.
21

Manfaat dari melakukan gerakan squat ini yaitu membakar lemak dan kalori,
meningkatkan massa otot, membentuk otot kaki, meningkatkan kekuatan,
meningkatkan keseimbangan, meningkatkan kelenturan, meningkatkan
metabolisme tubuh, mengurangi resiko cidera, meningkatkan kemampuan fisik
dalam aktifitas sehari hari.

Dalam permainan basket, squat sangat berguna untuk meningkatkan kekuatan


otot tungkai serta keseimbangan tubuh.

Cara Melakukan Gerakan squats secara tepat :

a. Posisi Jongkok 90 Derajat

Cara yang tepat untuk melakukan squats adalah dengan posisi jongkok 90 derajat.


Lebarkan kaki sejajar dengan bahu, turunkan tubuh sedemikian rupa hingga
mencapai bentuk sudut kurang lebih 90 derajat.

b. Posisi Punggung Rata

Ketika berjongkok, secara tidak disadari punggung akan membungkuk. Posisi


tubuh seperti ini tidaklah tepat, untuk itu perlu diperhatikan bentuk punggung
selama melakukan squats. . Usahakan punggung tetap tegap rata. Membungkuk
ketika melakukan squats dapat memperbesar resiko cidera.

c. Bertumpu Pada Tumit

Ketika melakukan squats, bertumpu pada jari-jari kaki akan beresiko cidera.
Bertumpu pada tumit dengan cara memfokuskan  squats  pada pinggang
kebelakang yang otomatis akan membuat tubuh bertumpu pada tumit.

d. Posisi Kaki Harus Tepat

Ketika melakukan gerakan jongkok dan berdiri, posisi kaki terlebih lutut harus
dalam posisi yang sama. Lutut tidak boleh bergerak kearah dalam karena dapat
membuat tekanan berlebih pada otot lutut yang dapat menyebabkan cidera lutut.
Lutut yang terus menerus bergerak kearah dalam disebabkan otot paha dalam dan
22

luar yang belum kuat. Yang akan semakin kuat dan terbiasa jika dilatih secara
bertahap.

3. Latihan Plank

Salah satu jenis latihan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan


jump shoot adalah latihan keseimbangan (balance). Keseimbangan adalah
kemampuan memelihara gerak yang berorientasi terhadap kestabilan.
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara
cepat pada saat berdiri (static balace) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic
balance). Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan reaksi
atas setiap perubahan posisi tubuh dimana tubuh tetap dalam keadaan stabil dan
terkendali. Keseimbangan juga bisa diartikan suatu kemampuan untuk
memepertahan posisi badan secara tepat saat melakukan gerakan secara cepat
sesuai dengan keadaan yang dialami saat itu (Zulvikar, 2016).

Ada beberapa model latihan yang dapat meningkatkan komponen fisik


keseimbangan, salah satunya dengan menggunakan model latihan core stability.
Core stability adalah suatu model latihan yang meningkatkan kemampuan
mengkontrol posisi gerakan batang badan melalui panggul dan kaki untuk
memungkinkan produksi gerak yang optimal. Core stability yang baik berfungsi
meningkatkan penampilan gerak untuk mencegah terjadinya cedera. Core stability
merupakan salah satu faktor penting dalam postural tubuh. Menurut Paul Gambell
dalam kenyataanya Stabilitas inti (core stability) dijelaskan dalam literatur
kedokteran olahraga sebagai 'produk kontrol motorik dan kapasitas otot pada
lumbo-pelvic- hip complex', dalam istilah muskuloskeletal ini terdiri dari tulang
belakang, panggul dan sendi pinggul, serta proksimal ekstremitas bawah di
samping semua otot yang berhubungan (Zulvikar, 2016). Dan dalam nama lain
core stability dapat disebut juga dengan latihan plank.
23

Gambar2.3. Plank. (Sumber. https://depositphotos.com/103881242/stock-


illustration-plank-workout-woman-making-plank.html. Author VectorStory )

Keterangan :

 Posisi siku di atas lantai dan pergelangan tangan di depan, sejajar dengan
siku.
 Dengan tangan, dorong tubuh ke atas dengan posisi leher lurus. Sedangkan
posisi kaki lurus ke belakang. Pada lantai hanya menempel ujung jari.
 Badan lurus dengan mengkontraksikan otot perut. Dan otot
muskuloskeletal, ini terdiri dari tulang belakang, panggul dan sendi
pinggul, serta proksimal ekstremitas bawah di samping semua otot yang
berhubungan.
 Gerakan ditahan dengan melaukan pernafasan normal.
 Waktu latihan sesuai durasi yang mampu dilakukan. Secara bertahap akan
bertambah seiring meningkatnya kekuatan otot dan keseimbangan tubuh.
24

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen


semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan tanpa
dilakukan kontrol yang ketat pada kelompok sampel penelitian. Desain penelitian
yang digunakan adalah one group pre test-post test design, yaitu penelitian
eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja yang dipilih secara
random. Desain penelitian one group pre test and post test design ini diawali
dengan pre test untuk mengetahui kondisi awal sampel dan dilakukan post test
untuk mengetahui kondisi sampel setelah diberi perlakuan (Susanti, 2013).

Pre Test Treatment Post Test

T1 X T2
Tabel 3.1 Skema one group pre test-post test design
Keterangan:
T1 : Tes awal (Pre Test) dilakukan sebelum diberikan perlakuan 
X  : Perlakuan (Treatment) yang diberikan 
T2 : Tes akhir (Post Test) dilakukan setelah diberikan perlakuan

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Swasta PANJURA


Kota Malang. Yang terletak di JL. Kelud No.9, Malang, Jawa Timur.

Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari perencanaan penelitian,


pelaksanaan penelitian, sampai pembuatan laporan penelitian. Penelitian
dilaksanakan di bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Juni 2020.
25

C. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anggota UKM Basket Ikip Budi
Utomo Malang, waktu pelaksanaan dimulai pada bulan Maret sampai bulan Juni
tahun 2020. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian ini adalah 20 anggota
UKM Basket IBU.

D. Prosedur Penelitian

Menurut Agustan (2011:45) “Tahap-tahap yang akan ditempuh dalam


penelitian ini sesuai dengan metode eksperimen”. pretest-posttest one group
design diantaranya yaitu :

1) menentukan populasi, 2) Menentukan Sampel. 3) Melaksanakan tes awal


(pretest). 4) Memberikan perlakuan (treatmen). 5) Melaksanakan tes akhir
(Posttest). 6) Menyusun data hasil pretest dan posttest. 7) Mengolah data. 8)
Menganalisis data. 9) Menarik kesimpulan

Adapun dalam penelitian ini penulis menggambarkan langkah-langkah


penelitiannya adalah sebagai berikut yang tertera pada gambar 3.1

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL(PRETEST) KETERAMPILAN JUMPSHOOT SISWA

EKSPERIMEN (TREATMENT)
LATIHAN SQUAT KOMBINASI PLANK
26

TES AKHIR(POSTTEST) KETERAMPILAN JUMPSHOOT SISWA

PENGOLAHAN ANALISIS DATA

KESIMPULAN

Bagan 3.2. Langkah Langkah Penelitian

Keterangan :

 Tes awal (pretest) : Siswa melakukan jump shoot di posisi yang sudah
ditentukan sebanyak 20 kali seperti gambar. Posisi jump shoot di belakang
garis freethrow line. 
 Eksperimen (treatmen): Siswa diberi treatment berupa latihan squat
kombinasi plank. 
 Proses Latihan : Latihan squat kombinasi plank dilakukan dengan 
frekuensi 3x seminggu menyesuikan jadwal mahasiswa UKM basket IBU.
Latihan per 1 repetisi berupa squat 20x kemudian plank 20 detik.
Kemudian istirahat 1 menit tiap repetisi. Dan jeda istirahat 3 menit dalam
tiap set. Yang akan meningkat disetiap latihan nya.
 Tes Akhir (posttest) : Siswa melakukan jump shoot di posisi yang sudah
ditentukan sebanyak 20 kali seperti gambar. Posisi jump shoot di belakang
garis freethrow line. Sama persis seperti pretest. Yang akan diukur adalah
berapa banyak jumlah bola masuk .

E. Teknik Pengupulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan yaitu data Kuantitatif. Data
kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah skor tes siswa dan respon
siswa. Skor tes diperoleh melalui metode tes dengan menggunakan instrumen soal
27

tes, instrumen ini diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes adalah sebagai
berikut :
1. Membuat rangkaian tes jump shoot. Siswa melakukan jump shoot di
posisi yang sudah ditentukan sebanyak 20 kali seperti gambar. Posisi
jump shoot di dbelakang garis free throw line.
2. Mengkonsultasikan tes jump shoot dan melakukan revisi kepada dosen
pembimbing sebagai perbaikan awal.
3. Mencatat hasil dan menganalisis hasil tes jump shoot

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah
(Suharsimi Arikunto, 2006:151). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes
yang berupa teknik tes jumpshoot.

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes. Untuk mencari data variabel
jumpshoot menggunakan tes jumpshoot seperti dalam gambar berikut :

Gambar 3.1. Tes Jumpshoot (sumber. https://www.clipart.email/clipart/basketball-


jump-shot-silhouette-105440.html)

1. Cara Melakukan Tes Jumpshoot


28

Setiap Atlit, satu persatu diminta melakukan jumpshoot. Menembakan bola ke


dalam ring basket sebanyak 20x dalam waktu maksimal 1menit. Bola yang
berhasil masuk kedalam ring dihitung berapa banyak. Posisi jumpshoot dilakukan
di daerah freethrow line seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Posisi Tes Jumpshoot (sumber.http://getdrawings.com/drawing-


tag/court)

2. Cara Penilaian Tes Jumpshoot

Penilaian tes Jumpshoot dilakukan dengan cara menghitung jumlah bola


yang berhasil masuk dari jumpshoot setiap atlit satu persatu. Kemudian data dapat
ditulis seperti bagan

Tabel 3.1 Penilaian tes jump shoot

No Nama Atlet Hasil Tes


Jumpshoot
(Poin/Shoot)
1 Atlet 1 5/20 (contoh)
(contoh)
2 Atlet 2 6/20 (contoh
(contoh)
3 dst

4
G. Teknik Analisis Data
5

Ds
t
29

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji prasyarat.


Pengujian data hasil pengukuran yang berhubungan dengan hasil penelitian
bertujuan untuk membantu analisis agar menjadi lebih baik. Untuk itu dalam
penelitian ini akan diuji normalitas dan uji homogenitas data.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran


data yang akan dianalisis. Pengujian dilakukan tergantung variabel yang akan
diolah. Pengujian normalitas sebaran data menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test dengan bantuan program SPSS 16. Menurut metode Kolmogorov Smirnov,
kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1) Jika signifikansi di bawah 0.05
berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data
normal baku, berarti data tersebut tidak normal. 2) Jika signifikansi di atas 0.05
maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji
dengan data normal baku, berarti data tersebut normal (Gempur Safar, 2010:
http: //exponensial. wordpress. com/2010/04/21/metode – kolmogorov – smirnov
– untuk – uji -normalitas/).

2. Uji Hipotesis

Uji Paired Sample T-Test Uji t paired atau paired t-test digunakan sebagai uji
komparatif atau perbedaan apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif
(interval atau rasio). Uji ini disebut juga dengan istilah pairing T-test. Uji paired
t-test adalah uji beda parametrik pada dua data yang berpasangan. Sesuai dengan
pengertian tersebut, maka dapat dijelaskan lebih detail lagi bahwa uji ini
diperuntukkan pada uji beda atau uji komparatif. Artinya membandingkan adakah
perbedaan mean atau rata-rata dua kelompok yang berpasangan. Berpasangan
artinya adalah sumber data berasal dari subyek yang sama. Melakukan analisis
dengan pengolahan data untuk membandingkan tes awal jump shoot dan tes akhir
jump shoot pada atlit UKM Basket IBU menggunakan teknik statistic yang berupa
uji beda dua rata-rata (dependent sample t-test). Uji dependent sample t-test pada
prinsipnya akan membandingkan rata-rata dari suatu tes yang sama. 
30

Uji t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling
sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek
penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan
individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data
perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Secara manual Rumus t-test
yang digunakan untuk sampel berpasangan (paired) adalah

δ
t=
SDδ /√ n

Keterangan : 

δ = rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah) 

SDδ = Standar deviasi dari δ (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)

 n = banyaknya sampel

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan menggunakan bantuan


program SPSS 16, yaitu dengan membandingkan mean antara kelompok pre tes
dan pos tes. Apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ha ditolak, jika t
hitung lebih besar dibanding t tabel maka Ha diterima. Uji hipotesis dalam
penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16.

H. Kriteria Penerimaan Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan menggunakan bantuan


program SPSS 16, yaitu dengan membandingkan mean antara kelompok pre tes
dan pos tes. Apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ha ditolak, jika t
hitung lebih besar dibanding t tabel maka Ha diterima.
31

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Data Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh latihan plank kombinasi squat terhadap kemampuan
jumpshoot pada UKM Basket Ikip Budi Utomo Malang. Untuk mengetahui
pengaruh latihan plank kombinasi squat, maka digunakan penelitian metode
eksperimen dengan sampel mahasiswa UKM Basket Ikip Budi Utomo
Malang sebanyak 20 anak. Instrumen penelitian pretest (tes awal) berupa tes
jumpshoot. Selanjutnya sampel diberikan perlakuan yaitu latihan plank
dengan kombinasi squat. Setelah diberi pelatihan selama 3 kali maka
dilakukan posttest (tes akhir) berupa tes jumpshoot. Hasil pretest dan posttest
dapat dilihat pada tabel berikut
32

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest Jumpshoot

Subje pretes postte selisih


k t st
1 8 14 6
2 10 15 5
3 6 10 4
4 4 8 4
5 11 18 7
6 11 17 6
7 10 18 8
8 13 16 3
9 11 17 6
10 5 8 3
11 7 13 6
12 6 8 2
13 13 18 5
14 7 9 2
15 9 12 3
16 11 17 6
17 8 11 3
18 15 19 4
19 10 14 4
20 5 9 4

Hasil penelitian tersebut dideskripsikan menggunakan analisis statistik


deskriptif sebagai berikut, untuk hasil pretest nilai minimal = 4, nilai maksimal =
15, rata-rata (mean) = 9,0 , nilai tengah (median) = 9,5 , nilai sering muncul
(modus) = 11, dengan simpang baku (std. Deviation) = 3,008. Selanjutnya data
pretest disusun dalam tabel distribusi frekuensi dengan terlebih dahulu
menentukan jumlah kelas (KI) = 1+3,3logN = 1+3,3log20=5; rentang (R) = nilai
max-nilai min = 1 – 4 = 11; dan panjang kelas (P) = R/KI = 11/5 = 2,2. Berikut
tabel distribusi frekuensi yang diperoleh :
33

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Pretest Jumpshoot

Kelas Frekuensi Frekuensi frekuensi


Interval Relatif Komulatif
4 - 6,2 5 25 5
6,2 - 8,4 4 20 9
8,4 - 10,6 4 20 13
10,6 - 12,8 4 20 17
12,8 - 15 3 15 20
  20 100%  

Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, berikut gambar histogram


yang diperoleh:

Gambar 4.1 Histogram Data Pretest Jumpshoot

Sedangkan untuk postest nilai minimal = 8, nilai maksimal = 19, rata-rata


(mean) = 14,95, nilai tengah (median) = 14, nilai sering muncul (modus)= 8,
34

dengan simpang baku (std. Deviation) = 3,899. Selanjutnya data pretest disusun
dalam tabel distribusi frekuensi dengan terlebih dahulu menentukan jumlah kelas
(KI) = 1+3,3logN = 1+3,3log28=5; rentang (R) = nilai max-nilai min = 19 – 8 =
11; dan panjang kelas (P) = R/KI = 11/5 = 2,2. Berikut tabel distribusi frekuensi
yang diperoleh :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Posttest Jumpshoot

Kelas Frekuensi Frekuensi frekuensi


Interval Relatif Komulatif
8 - 10,2 6 30 6
10,2 - 12,4 2 10 8
12,4 - 14,6 3 15 11
14,6 - 16,8 2 10 13
16,8 - 19 7 35 20
20 100%

Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, berikut gambar histogram


yang diperoleh:

Gambar 4.2 Histogram data Posttest Jumpshoot


35

2. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan analisis data, akan dilakukan uji prasyarat
analisis data yaitu uji normalitas. Uji paired sample t test merupakan
bagian dari statistik parametrik oleh karena itu, sebagaimana aturan dalam
statistik parametrik data penelitian haruslah berdistribusi normal. Hasil uji
prasyarat analisis disajikan berikut ini.

Uji normalitas di ujikan pada masing-masing data penelitian yaitu


data pre test dan post test. Uji normalitas dilakukan menggunakan rumus
kolmogorov smirnov dengan program SPSS16. Data dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar
dari 0,05. Berikut akan disajikan hasil uji normalitas yang diperoleh.

Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual

N 20

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.21341368

Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .140

Negative -.113

Kolmogorov-Smirnov Z .627

Asymp. Sig. (2-tailed) .826

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data penelitian mempunyai nilai


signifikansi atau nilai probability lebih besar dari 0,05 (Asymp. Sig (2-tailed) =
0.826), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian berdistribusi
normal. Artinya analisis dapat dilanjutkan dengan statistik parametrik.
36

3. Hasil Analisis Data Penelitian


Hipotesis yag diajukan dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh latihan
plank kombinasi squat terhadap kemampuan hasil jump shoot pada permainan
bola basket UKM Ikip Budi Utomo”. Apabila hasil analisis menunjukkan
perbedaan yang signifikan, maka pengaruh latihan plank kombinasi squat tersebut
memberikan pengaruh terhadap kemampuan hasil jump shoot pada permainan
bola basket UKM Ikip Budi Utomo. Berdasarkan hasil analisis diperoleh data
sebagai berikut.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre test 9.0000 20 3.00876 .67278

post test 13.5500 20 3.89973 .87201

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pre test & post test 20 .915 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of


the Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed)

Pair 1 pre test - post


-4.55000 1.66938 .37329 -5.33130 -3.76870 -12.189 19 .000
test

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai t hitung sebesar -12.189 dengan


nilai Signifikansi 0,000. Ternyata hasil perhitungan nilai Sig yang diperoleh 0,000
lebih kecil dari 0,05. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan
Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, artinya ada pengaruh
latihan plank kombinasi squat terhadap kemampuan hasil jump shoot pada
permainan bola basket UKM Ikip Budi Utomo.
37

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan plank kombinasi


squat terhadap kemampuan hasil jump shoot pada permainan bola basket UKM
Ikip Budi Utomo. Hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa hipotesis
diterima, yaitu ada pengaruh latihan plank kombinasi squat terhadap kemampuan
hasil jump shoot pada permainan bola basket UKM Ikip Budi Utomo. Mean dari
hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa post test lebih besar daripada pre
test. Hal ini disebabkan karena latihan plank dapat menambah kekuatan otot inti
yang berpengaruh dalam keseimbangan dan akurasi shooting bola basket.
Sedangkan squat berpengaruh pada kekuatan otot tungkai sehingga menambah
power saat melakukan loncatan sebelum melepaskan shooting. Dengan ada nya
peningkatan kekuatan otot inti dan otot tungkai melalui latihan plank kombinasi
squat yang sangat berpengaruh pada keseimbangan dan power saat melakukan
jumpshoot. Sehingga jumlah poin memasukan bola pada ring akan meningkat
secara signifikan.

Latihan merupakan kegiatan fisik untuk melatih tubuh atlit yang menunjang
pada keterampilan dalam berolahraga. Dengan melakukan latihan secara rutin
dan kontinyu tentunya juga meningkatkan kebugaran jasmani serta teknik teknik
yang telah dipelajari juga akan meningkat kemampuannya secara konstan.
Sehingga atlit dapat meraih prestasi yang maksimal dalam berolahraga,
khususnya olahraga bola basket.
38

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh


latihan plank kombinasi squat terhadap kemampuan hasil jump shoot pada
permainan bola basket UKM Ikip Budi Utomo.

Latihan plank dapat meningkatkan kekuatan otot inti yang berpengaruh dalam
keseimbangan dan akurasi saat melakukan jumpshoot. Latihan squat
meningkatkan kekuatan otot tungkai yang berpengaruh pada power atlit saat
melakukan jumpshoot.

Jadi latihan plank dengan kombinasi squat dapat secara signifikan


meningkatkan kemampuan hasil jumpshoot pada atlit bola basket UKM Ikip Budi
Utomo Malang.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian tersebut, maka diharapkan berimplikasi pada guru


olahraga, atlit dan juga pelatih basket yaitu:

1. Sebagai bahan pertimbangan penyusunan perencanaan


pembelajaran/pelatihan untuk peningkatan keterampilan bermain bola
basket khususnya pada jumpshoot.

2. Sebagai bahan referensi dan data penilaian tentang jumpshoot dan


permainan bola besar khususnya bola basket.

3. Sebagai pengetahuan guru, pelatih, dan atlit tentang permainan bola


besar untuk pembelajaran dan sekaligus meningkatkan keterampilan
jumpshoot pada permainan bola basket.

C. Keterbatasan Penelitian
39

Pelaksanaan penelitian ini diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan


maksud dan tujuan penelitian. Namun demikian masih dirasakan adanya
keterbatasan dan kelemahan yang tidak dapat dihindari antara lain :

1. Adanya berbagai kendala salah satunya yang paling berat adalah adanya
wabah korona sehingga sangat sulit untuk beriteraksi serta melakukan
kegiatan berkelompok bersama dalam hal ini melakukan latihan rutin
berolahraga.
2. Tidak memperhitungkan masalah kondisi fisik dan mental responden pada
waktu dilaksanakan tes jumpshoot.
3. Tidak memperhitungkan masalah waktu dan keadaan tempat pada saat
dilaksanakan tes dan perlakuan.
4. Latihan di luar perlakuan tidak dapat dikontrol, sehingga memungkinkan
porsi latihannya berbeda

D. Saran

Dengan mengacu pada hasil penelitian dan keterbatasan-keterbatasan


dalam penelitian, peniliti menyarankan:

1. Bagi pihak Institusi, agar lebih memperhatikan Unit Kegiatan


Mahasiswa untuk dapat memberikan sarana dan prasarana yang lebih
mendukung permainan bola besar khususnya bola basket untuk
meningkatkan prestasi.

2. Bagi atlit agar lebih memperhatikan tentang permainan bola basket


dalam meningkatkan poin jumpshoot.

3. Bagi penelitian selanjutnya agar menambah variabel lain untuk dapat


mengontrol atau membandingkan dengan permainan lainnya.
40

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, M. (2013). Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump Tugumuda Kota


Semarang.
Hermansyah, M. (2014). KONTRIBUSI TINGGI LOMPATAN DAN
KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN JUMPSHOOT
2 POINT DALAM OLAHRAGA BASKET. Jurnal Online Program Studi S-
1 Ilmu Keolahragaan - Fakultas Ilmu Keolahragaan UNESA, 2(2).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Palar, C. M., Wongkar, D., & Ticoalu, S. H. R. (2015). Manfaat Latihan Olahraga
Aerobik Terhadap Kebugaran Fisik Manusia. Jurnal E-Biomedik, 3(1).
https://doi.org/10.35790/ebm.3.1.2015.7127
Rachman, A. (2014). PENGARUH LATIHAN SQUAT DAN LEG PRESS
TERHADAP STRENGTH DAN HYPERTROPHY OTOT TUNGKAI
Aryadi Rachman PENDAHULUAN Kondisi fisik merupakan syarat mutlak
yang diperlukan dalam pencapaian prestasi olahraga , karena setiap atlet
harus memiliki fisik yang prima u. Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani
Dan Olahraga.
Safitri, N. E. (2013). Pengaruh Jump Shoot Didahului Dribble Dan Passing
Terhadap Hasil Jump Shoot Pada Tim O2Sn Bolabasket Putra Smk Kota.
Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri
Semarang.
Santosa, D. W. (2015). Pengaruh Pelatihan Squat Jump Dengan Metode Interval
Pendekterhadap Dayaledak (Power) Otot Tungkai. Kesehatan Olahraga,
3(1), 158–164.
Setiagraha, E. (2011). Hubungan Daya Ledak Lengan Dan Daya Ledak Tungkai
Dengan Kemampuan Jump Shoot Pada Permainan Bola Basket Siswa SMA
Negeri 4 Makassar. Competitor, 2(3), 20–30.
Umam, M. C. (2013). Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Tingkat Kesegaran
Jasmani Atlet Bola Basket Putra.
Winardi, A. (2016). Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ANALISIS PENERAPAN METODE. Ekonomi Akuntansi, 1(8), 1–13.
Zulvikar, J. (2016). Pengaruh Latihan Core Stability Statis (Plank dan Side Plank)
dan Core Stability Dinamis (Side Lying Hip Abduction dan Oblique Crunch)
Tterhadap Keseimbangan. Journal of Physical Education Health and Sport,
3(2), 96–103.
41

Kosasih, Danny. (2008) Fundamental Basketball First Step To Win. Semarang. Karang
Turi Media.
Rubianto Hadi, (2007). Ilmu Keplatihan Dasar. Semarang : Cipta Prima Nusantara
Sajoto M. 1995. Pembinaan dan Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta:
Dahara Prize
Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih
Olahragawan Pelajar. Jakarta: Depdiknas.
Oliver, john. 2004. Dasar-dasar Bolabasket. USA. Pakar Raya

Anda mungkin juga menyukai