Oleh :
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................8
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................8
D. Manfaat Penelitan............................................................................................8
E. Hipotesis Penelitian.........................................................................................9
F. Definisi Istilah..................................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................10
B. Latihan...........................................................................................................16
1. Prinsip Latihan.....................................................................................19
2. Latihan Squat.......................................................................................20
3. Latihan Plank.......................................................................................22
A. Jenis Penelitian........................................................................................24
D. Prosedur Penelitian..................................................................................25
3
............................................................................................................................25
F. Instrumen Penelitian...................................................................................27
A. Hasil Penelitian.............................................................................................32
1. Data Penelitian...........................................................................................32
B. PEMBAHASAN.....................................................................................38
A. Kesimpulan..............................................................................................40
B. Implikasi..................................................................................................40
C. Keterbatasan Penelitian.................................................................................40
D. Saran..............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu olahraga yang digemari masyarakat saat ini adalah permainan bola
basket. Bola basket mempunyai popularitas yang tinggi di setiap negara.
Popularitas ini bukan didapatkan secara kebetulan, karena perkembangan
permainannya yang telah meningkat dengan daya saing yang sangat tinggi. Untuk
mengikuti suatu pertandingan, setiap pemain dari setiap regu harus dapat
mempersiapkan diri dengan baik dan tekun berlatih (Winardi, 2016).
Permainan bola basket tidak hanya bertujuan untuk kebugaran jasmani tetapi
juga berguna sebagai sarana untuk memperoleh prestasi. Dalam rangka usaha
untuk meningkatkan prestasi yang maksimal, seorang atlet perlu sekali
memperhatikan faktor-faktor penentunya. Faktor-faktor penentu pencapaian
prestasi dalam olahraga diantaranya adalah : 1) aspek biologis, 2) aspek
psikologis, 3) aspek lingkungan, 4) aspek penunjang (Hasanah, 2013).
Aspek biologis menjadi yang pertama, karena dalam olahraga yang paling
berpengaruh tentunya adalah fisiologis manusia. Untuk meningkatkan
kemampuan fisiologis, seseorang dapat dilatih melalui latihan fisik. Dengan fisik
yang baik, diharapkan kemampuan untuk bermain bola basket juga akan semakin
baik.
5
Shooting menjadi yang paling penting dalam basket karena tujuan utama dari
permainan bola basket adalah memasukan bola ke ring atau keranjang basket
lawan untuk memperoleh poin (angka) agar menang. Tujuan akhir dari permainan
bola basket adalah memasukkan bola ke keranjang basket. Karena dengan bola
yang berhasil masuk maka akan bertambah angka atau poin. Oleh karena itu
shooting merupakan teknik terpenting untuk mencetak angka dalam olahraga
permainan bola basket.
Adapun teknik-teknik dasar shooting yaitu: 1) Lay up shoot, 2) One hand set
shoot, 3) Jump shoot, 4) Free throw shoot, 5) Three point shoot, dan 6) Hook
shoot. Sedangkan jump shoot itu sendiri adalah jenis tembakan dengan
menambahkan lompatan saat melakukan shooting, dimana bola dilepaskan pada
titik tertinggi lompatan. Tembakan jump shoot yang merupakan salah satu teknik
tembakan yang cukup sulit dihalangi harus mampu dikuasai dengan baik (Safitri,
2013). Shooting bola ke dalam ring dengan melakukan loncatan atau disebut
jumpshoot adalah salah satu teknik shooting dalam permainan basket yang
didahului dengan melompat untuk menghindari bloking atau halangan dari lawan.
Menurut Oliver John (2004) pada saat melakukan jump shoot, melompatlah
dengan lutut menekuk, lontarkan tubuh dengan kedua kaki, dan luruskan kaki. Di
puncak lompatan, lecutkan pergelangan tangan menembak langsung kearah ring.
Lecutan pergelangan tangan akan menyebabkan bola terlempar dengan backspin
(putaran plintir) saat bola terlepas dari telapak jarijari menuju sasaran. Lakukanlah
tembakan tinggi melengkung. Pastikan untuk selalu menindaklanjuti tembakan
6
Gerakan dalam permainan bola basket sangat kompleks, yaitu dari gerakan
jalan, lari, lompat dan unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelenturan dan lain-
lainnya. Untuk melakukan gerakan-gerakan dalam permainan bolabasket secara
baik, maka diperlukan kemampuan dasar fisik yang memadai. Menurut Sajoto
(1995) “Kondisi fisik yang mendukung dalam permainan bolabasket antara lain
kekuatan (strength), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination),
kecepatan (speed), tinggi lompatan (vertical jump), kelentukan (flexibility), dan
daya ledak otot (muscular power)”.
pada otot, dan (5) membantu mempelajari atau penguasaan teknik (Rachman,
2014).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan
plank kombinasi squat terdapap kemampuan jumpshoot bola basket.
D. Manfaat Penelitan
1. Bagi Peneliti
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam memberikan latihan
yang dapat berpengaruh pada peningkatan performa pemain bola basket.
2. Bagi Pemain
Untuk meningkatkan kekuatan fisik melalui latihan plank dan kombinasi
squat sehingga berpengaruh pada hasil jump shoot.
3. Bagi Masyarakat
Untuk menyadari pentingnya sebuah latihan yang terencana sehingga
dapat mempengaruhi peningkatan performa pemain dalam bola basket.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh latihan plank kombinasi
squat terhadap kemampuan hasil jump shoot pada permainan bola basket.
F. Definisi Istilah
BAB II
PEMBAHASAN
Permainan bola basket diciptakan oleh Dr. James Naismith pada bulan
desember 1891, seorang anggota sekolah pelatihan YMCA di Springfield
Massachusetts atau yang dikenal dengan Springfield College. Bola basket segera
terkenal dan tersebar cepat di seluruh dunia oleh perjalanan para lulusan sekolah
YMCA (Young Mens Christian Association). Pada tanggal 18 Juni 1932
terbentuk Federasi Bola Basket Internasional yang diberi nama “Federation
International de Basketball Amateur” (FIBA) dengan Leon Bounfard sebagai
Presidennya dan Williams Jones sebagai Sekretaris Jendral. Untuk pertama
kalinya pada tahun 1936 bola basket dipertandingkan dalam Olimpiade di Jerman
dan diikuti 21 negara. (Safitri, 2013)
Basket merupakan salah satu permainan olahraga bola besar, dimainkan oleh 2
regu yang saling berlawanan dan setiap regu beranggotakan 5 orang. Basket
dimainkan dengan tangan, bola boleh dioper (dilempar ke teman), boleh
dipantulkan ke lantai (di tempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah
memasukkan bola ke basket (keranjang) lawan. Setiap regu berusaha
memasukkan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya
sendiri dari kemasukan sedikit mungkin.
penguasaan teknik dasar bola basket harus didahulukan. Penggunaan teknik dasar
yang benar akan menunjang keterampilan bermain selanjutnya(Umam, 2013)
Seperti halnya cabang olahraga yang lain, dalam permainan bola basket juga
dikenal adanya teknik-teknik dasar dalam permainan atau dengan kata lain cara-
cara memainkan bola menuju kepermainan yang sesungguhnya. Walaupun pada
nantinya teknik-teknik itu akan berkembang sesuai dengan kemahiran individual
dari masing-masing pemain yang tentunya mempunyai skill yang berbeda, tetapi
tentang teknik-teknik dasar adalah perlu untuk dipelajari, terutama bagi mereka
yang baru belajar.(Safitri, 2013)
Apabila keenam teknik dasar tersebut telah dikuasai dengan baik oleh seorang
pemain, maka ia sudah dapat bermain dengan baik pula. Kelanjutan prestasinya
tinggal memperbanyak latihan ulang (drill) sehingga menjadi gerakan yang
otomatis dapat tercapai. (Safitri, 2013)
merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta
ditingkatkan kemampuan dan ketrampilannya dengan latihan.(Safitri, 2013)
a. Balance
Shooting yang baik bermula dari posisi kaki yang siap (triple threat
position).
b. Target
Ring adalah target shooting, maka fokus pandangan kita adalah shooting.
c. Shooting hand
d. Balance hand
e. Release
f. Follow through
13
1) Set shoot
2) Lay up shoot
Lay up adalah hal yang harus dipelajari dalam permainan bola basket.
Dalam situasi persaingan, jenis shooting ini harus bisa dilakukan pemain
baik dengan tangan kanan maupun kiri. Lay up dilakukan diakhir dribble.
Pada jarak beberapa langkah dari ring, pen-dribble secara serentak
mengangkat tangan dan lutut ke atas ketika melompat ke arah keranjang.
3) Underhand shoot
Shooting ini adalah jenis shooting lay up, setelah penembak melompat ke
arah keranjang, mengangkat lengan dan mengangkat tangannya ke atas
untuk menjauhkan bola dari pemain bertahan.
4) Jump shoot
5) Hook shoot
14
6) Dunking
7) Reverse lay up
Shoot tembakan lay up ini memakai ring dan backboard untuk menjaga
penembak dari pemain bertahan yang berusaha menghalang tembakan dari
belakang. Tembakan ini baik dilakukan setelah penetrasi disepanjang garis
belakang atau ketika pemain menerima bola didalam daerah terlarang
dengan posisi memunggungi keranjang.
8) Tapping (tip-in)
Tap-in bukanlah suatu tembakan. Gerakan ini hanya terdiri dari kibasan
lemah ujung jari. Ketika bola memantul dari ring, ujung jari diletakkan
bagian bawahnya dan kemudian dengan lembut bola didorong ke atas dan
15
Jump shoot sama dengan menembak dengan satu tangan hanya ada dua
penyesuaian dasar. Pertama pada tembakan melompat anda angkat bola lebih
tinggi dan menembak setelah melompat, dan bukan menembak bersamaan dengan
melompat. Kedua tempatkan bola antara telinga dan bahu anda namun angkat
bola, lihatlah sasaran dari bawah bola (dan bukannya diatas bola seperti pada
menembak dengan satu tangan). Tempatkan lengan bawah anda pada sudut kanan
sepenuhnya pergelangan kaki, lutut, punggung dan bahu jangan limbung ke
depan, belakang, atau samping.
4. Turunnya badan dari lompatan dengan posisi kaki kangkang dan lutut
mengeper, lalu mendarat dan siap untuk gerakan selanjutnya (misal
rebound atau kembali ke posisi bertahan).
Keterangan :
B. Latihan
Latihan adalah proses sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan
secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah beban latihan atau
17
Latihan fisik adalah memberikan tekakan fisik pada tubuh secara teratur,
sistematis, berkesinambungan, sedemikian rupa, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dalam melakukan kerja olahraga (Sadoso, 1994:9). Dalam dunia
olahraga banyak faktor yang dapat menentukan prestasi seseorang, misalnya
kondisi fisik, kemampuan teknik, ketrampilan yang dimiliki dan masalah-masalah
lingkungan. Kondisi fisik sangat diperlukan untuk memperoleh prestasi yang
optimal, seperti yang dikatakan “kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang
sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat
dikatakan sebagai dasar yang tidak dapat ditunda- tunda atau ditawar-tawar lagi”
(M. Sajoto, 1995:8).
1. Prinsip Latihan
Program latihan yang baik harus disusun berdasarkan prinsip tertentu yaitu :
1) Overload
Overload adalah suatu prinsip latihan dimana pembebanan dalam latihan harus
melebihi ambang rangsang terhadap fungsi fisiologis yang dilatih.
Pembebanan latihan harus selalu bertambah pada waktu tertentu, sehingga
secara teratur latihan itu semakin semakin berat dengan ketentuan-ketentuan
tertentu.
2) Konsistensi
3) Spesifikasi
Latihan yang spesifik atau khusus akan mengembangkan efek biologis dan
menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dalam tubuh. Prinsip latihan spesifik
adalah latihan harus mirip atau menyerupai gerakan-gerakan olahraga yang
dilakukan, juga dalam latihan fisik.
4) Individualitas
Prinsip individualitas ini perlu dipahami karena sebenarnya tidak ada
program latihan yang langsung cocok untuk semua atlet. Masing-masing
20
2. Latihan Squat
Gerakan latihan squat adalah gerakan yang sangat sederhana. Gerakan squat
termasuk salah satu gerakan Bodyweight training yaitu latihan dengan
menggunakan beban tubuh. Latihan squat juga termasuk olaharga praktis karena
dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Squat memiliki banyak manfaat yang
baik untuk tubuh, walau terlihat sederhana dalam gerakannya.
21
Manfaat dari melakukan gerakan squat ini yaitu membakar lemak dan kalori,
meningkatkan massa otot, membentuk otot kaki, meningkatkan kekuatan,
meningkatkan keseimbangan, meningkatkan kelenturan, meningkatkan
metabolisme tubuh, mengurangi resiko cidera, meningkatkan kemampuan fisik
dalam aktifitas sehari hari.
Ketika melakukan squats, bertumpu pada jari-jari kaki akan beresiko cidera.
Bertumpu pada tumit dengan cara memfokuskan squats pada pinggang
kebelakang yang otomatis akan membuat tubuh bertumpu pada tumit.
Ketika melakukan gerakan jongkok dan berdiri, posisi kaki terlebih lutut harus
dalam posisi yang sama. Lutut tidak boleh bergerak kearah dalam karena dapat
membuat tekanan berlebih pada otot lutut yang dapat menyebabkan cidera lutut.
Lutut yang terus menerus bergerak kearah dalam disebabkan otot paha dalam dan
22
luar yang belum kuat. Yang akan semakin kuat dan terbiasa jika dilatih secara
bertahap.
3. Latihan Plank
Keterangan :
Posisi siku di atas lantai dan pergelangan tangan di depan, sejajar dengan
siku.
Dengan tangan, dorong tubuh ke atas dengan posisi leher lurus. Sedangkan
posisi kaki lurus ke belakang. Pada lantai hanya menempel ujung jari.
Badan lurus dengan mengkontraksikan otot perut. Dan otot
muskuloskeletal, ini terdiri dari tulang belakang, panggul dan sendi
pinggul, serta proksimal ekstremitas bawah di samping semua otot yang
berhubungan.
Gerakan ditahan dengan melaukan pernafasan normal.
Waktu latihan sesuai durasi yang mampu dilakukan. Secara bertahap akan
bertambah seiring meningkatnya kekuatan otot dan keseimbangan tubuh.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
T1 X T2
Tabel 3.1 Skema one group pre test-post test design
Keterangan:
T1 : Tes awal (Pre Test) dilakukan sebelum diberikan perlakuan
X : Perlakuan (Treatment) yang diberikan
T2 : Tes akhir (Post Test) dilakukan setelah diberikan perlakuan
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anggota UKM Basket Ikip Budi
Utomo Malang, waktu pelaksanaan dimulai pada bulan Maret sampai bulan Juni
tahun 2020. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian ini adalah 20 anggota
UKM Basket IBU.
D. Prosedur Penelitian
POPULASI
SAMPEL
EKSPERIMEN (TREATMENT)
LATIHAN SQUAT KOMBINASI PLANK
26
KESIMPULAN
Keterangan :
Tes awal (pretest) : Siswa melakukan jump shoot di posisi yang sudah
ditentukan sebanyak 20 kali seperti gambar. Posisi jump shoot di belakang
garis freethrow line.
Eksperimen (treatmen): Siswa diberi treatment berupa latihan squat
kombinasi plank.
Proses Latihan : Latihan squat kombinasi plank dilakukan dengan
frekuensi 3x seminggu menyesuikan jadwal mahasiswa UKM basket IBU.
Latihan per 1 repetisi berupa squat 20x kemudian plank 20 detik.
Kemudian istirahat 1 menit tiap repetisi. Dan jeda istirahat 3 menit dalam
tiap set. Yang akan meningkat disetiap latihan nya.
Tes Akhir (posttest) : Siswa melakukan jump shoot di posisi yang sudah
ditentukan sebanyak 20 kali seperti gambar. Posisi jump shoot di belakang
garis freethrow line. Sama persis seperti pretest. Yang akan diukur adalah
berapa banyak jumlah bola masuk .
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan yaitu data Kuantitatif. Data
kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah skor tes siswa dan respon
siswa. Skor tes diperoleh melalui metode tes dengan menggunakan instrumen soal
27
tes, instrumen ini diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes adalah sebagai
berikut :
1. Membuat rangkaian tes jump shoot. Siswa melakukan jump shoot di
posisi yang sudah ditentukan sebanyak 20 kali seperti gambar. Posisi
jump shoot di dbelakang garis free throw line.
2. Mengkonsultasikan tes jump shoot dan melakukan revisi kepada dosen
pembimbing sebagai perbaikan awal.
3. Mencatat hasil dan menganalisis hasil tes jump shoot
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah
(Suharsimi Arikunto, 2006:151). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes
yang berupa teknik tes jumpshoot.
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes. Untuk mencari data variabel
jumpshoot menggunakan tes jumpshoot seperti dalam gambar berikut :
4
G. Teknik Analisis Data
5
Ds
t
29
a. Uji Normalitas
2. Uji Hipotesis
Uji Paired Sample T-Test Uji t paired atau paired t-test digunakan sebagai uji
komparatif atau perbedaan apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif
(interval atau rasio). Uji ini disebut juga dengan istilah pairing T-test. Uji paired
t-test adalah uji beda parametrik pada dua data yang berpasangan. Sesuai dengan
pengertian tersebut, maka dapat dijelaskan lebih detail lagi bahwa uji ini
diperuntukkan pada uji beda atau uji komparatif. Artinya membandingkan adakah
perbedaan mean atau rata-rata dua kelompok yang berpasangan. Berpasangan
artinya adalah sumber data berasal dari subyek yang sama. Melakukan analisis
dengan pengolahan data untuk membandingkan tes awal jump shoot dan tes akhir
jump shoot pada atlit UKM Basket IBU menggunakan teknik statistic yang berupa
uji beda dua rata-rata (dependent sample t-test). Uji dependent sample t-test pada
prinsipnya akan membandingkan rata-rata dari suatu tes yang sama.
30
Uji t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling
sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek
penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan
individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data
perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Secara manual Rumus t-test
yang digunakan untuk sampel berpasangan (paired) adalah
δ
t=
SDδ /√ n
Keterangan :
SDδ = Standar deviasi dari δ (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)
n = banyaknya sampel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh latihan plank kombinasi squat terhadap kemampuan
jumpshoot pada UKM Basket Ikip Budi Utomo Malang. Untuk mengetahui
pengaruh latihan plank kombinasi squat, maka digunakan penelitian metode
eksperimen dengan sampel mahasiswa UKM Basket Ikip Budi Utomo
Malang sebanyak 20 anak. Instrumen penelitian pretest (tes awal) berupa tes
jumpshoot. Selanjutnya sampel diberikan perlakuan yaitu latihan plank
dengan kombinasi squat. Setelah diberi pelatihan selama 3 kali maka
dilakukan posttest (tes akhir) berupa tes jumpshoot. Hasil pretest dan posttest
dapat dilihat pada tabel berikut
32
dengan simpang baku (std. Deviation) = 3,899. Selanjutnya data pretest disusun
dalam tabel distribusi frekuensi dengan terlebih dahulu menentukan jumlah kelas
(KI) = 1+3,3logN = 1+3,3log28=5; rentang (R) = nilai max-nilai min = 19 – 8 =
11; dan panjang kelas (P) = R/KI = 11/5 = 2,2. Berikut tabel distribusi frekuensi
yang diperoleh :
2. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan analisis data, akan dilakukan uji prasyarat
analisis data yaitu uji normalitas. Uji paired sample t test merupakan
bagian dari statistik parametrik oleh karena itu, sebagaimana aturan dalam
statistik parametrik data penelitian haruslah berdistribusi normal. Hasil uji
prasyarat analisis disajikan berikut ini.
N 20
Positive .140
Negative -.113
Kolmogorov-Smirnov Z .627
N Correlation Sig.
Paired Differences
B. PEMBAHASAN
Latihan merupakan kegiatan fisik untuk melatih tubuh atlit yang menunjang
pada keterampilan dalam berolahraga. Dengan melakukan latihan secara rutin
dan kontinyu tentunya juga meningkatkan kebugaran jasmani serta teknik teknik
yang telah dipelajari juga akan meningkat kemampuannya secara konstan.
Sehingga atlit dapat meraih prestasi yang maksimal dalam berolahraga,
khususnya olahraga bola basket.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Latihan plank dapat meningkatkan kekuatan otot inti yang berpengaruh dalam
keseimbangan dan akurasi saat melakukan jumpshoot. Latihan squat
meningkatkan kekuatan otot tungkai yang berpengaruh pada power atlit saat
melakukan jumpshoot.
B. Implikasi
C. Keterbatasan Penelitian
39
1. Adanya berbagai kendala salah satunya yang paling berat adalah adanya
wabah korona sehingga sangat sulit untuk beriteraksi serta melakukan
kegiatan berkelompok bersama dalam hal ini melakukan latihan rutin
berolahraga.
2. Tidak memperhitungkan masalah kondisi fisik dan mental responden pada
waktu dilaksanakan tes jumpshoot.
3. Tidak memperhitungkan masalah waktu dan keadaan tempat pada saat
dilaksanakan tes dan perlakuan.
4. Latihan di luar perlakuan tidak dapat dikontrol, sehingga memungkinkan
porsi latihannya berbeda
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Danny. (2008) Fundamental Basketball First Step To Win. Semarang. Karang
Turi Media.
Rubianto Hadi, (2007). Ilmu Keplatihan Dasar. Semarang : Cipta Prima Nusantara
Sajoto M. 1995. Pembinaan dan Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta:
Dahara Prize
Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih
Olahragawan Pelajar. Jakarta: Depdiknas.
Oliver, john. 2004. Dasar-dasar Bolabasket. USA. Pakar Raya