Anda di halaman 1dari 1

TUGAS PKN

Nama : Aisa Yoshinta Maharani

Kelas : 9D

No. Absen : 02

ARTIKEL TENTANG SARA


Liputan6.com, Jakarta Polres Jakarta Timur mengaku menerima laporan terhadap seorang guru SMAN 58 Jakarta
berinisial TS yang menuai komentar negatif di media sosial. Guru tersebut dilaporkan karena mengajak murid-
muridnya untuk memilih pasangan calon Ketua OSIS yang seagama.
"Laporannya sudah masuk, kemarin tanggal 2 November," kata Wakapolres Metro Jakarta Timur AKBP Stefanus
Tamuntuan kepada wartawan, Rabu (4/11/2020).
Stefanus menyampaikan bahwa TS dilaporkan oleh pihak yang mengaku dari perwakilan murid-muridnya.
Walaupun ia belum menjelaskan detailnya, namun secara garis besar laporan tersebut terkait SARA (Suku, Agama,
Ras, dan Antar Golongan). 
"Ini kan masih kita dalami dulu ini kan baru laporan. Tapi ada yang menyangkut SARA. Yaudah kita terima laporan
baru nanti kita klarfikasi dulu baru bisa kita tentukan ini ke mana arahnya gitu," jelasnya.
Sementara itu, Stefanus menyampaikan pihaknya akan menindaklanjuti laporan tersebut dengan memanggil seluruh
pihak baik pelapor maupun terlapor untuk klarifikasi dalam waktu dekat.
"Semua pihak akan Kita panggil untuk kita klarifikasi. Laporannya baru kita terima kemarin dan belum ada barang
bukti yang diamankan," jelasnya.
 
Guru telah Diperiksa
Sebelumnya, percakapan seseorang berinisial TS dalam Whatsapp mendadak viral di media sosial. Percakapan
berbau rasis itu diduga dilakukan oleh seorang guru.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur Gunas Mahdianto membenarkan
hal tersebut dan yang bersangkutan juga telah diperiksa.
"Sudah diberikan pembinaan oleh kepala sekolah. Gurunya juga di BAP, sudah dilaporkan ke dinas juga," kata
Gunas, Senin, 26 November 2020.
TS mengaku menyesal dan sudah diminta membuat permintaan maaf lewat video yang disebar ke lingkungan
sekolah dan juga diminta membuat permintaan maaf yang ditandatangani di atas materai.
Kepala Sekolah SMAN 58 Dwi Arsono menjelaskan, awalnya TS hanya berniat menyampaikan pernyataan kepada
44 siswa SMAN 58 yang tergabung dalam ekstrakulikuler Rohis lewat pesan singkat. Namun salah seorang siswa
memberitahukannya kepada pelajar lain.
Reporter: Bachtiarudin Alam Sumber : Merdeka.com

PENDAPAT
Disebutkan bahwa guru tersebut dilaporkan karena mengajak murid-muridnya untuk memilih pasangan calon Ketua
OSIS yang seagama. Dan itupun hanya dibagikan ke grup percakapan anggota rohis saja. Saya berpendapat bahwa
mungkin saja guru tersebut hanya bercanda.Tetapi tetap saja, bercanda atau bergurau pun ada batasnya. Dan salah
satunya adalah jangan melibatkan hal yang bersangkutan dengan SARA saat bercanda karena sifat semua orang
berbeda-beda. Pada saat itu, mungkin ada yang menganggap bahwa itu hanya bercandaan biasa, tetapi mungkin bagi
orang lain, terutama bagi yang beragama non-Muslim, merasa tersinggung akan hal tersebut. Apalagi hal itu
bersangkutan dengan pemilihan ketua OSIS. Selain itu, di Indonesia terdapat beragam agama, tidak hanya Islam
saja. Dan kita juga hidup berdampingan karena manusia adalah makhluk sosial. Jadi sudah seharusnya kita bisa
menumbuhkan sikap toleransi. Tidak hanya itu, pelaku SARA yang disebutkan di berita adalah seorang guru. Yang
dimana seharusnya guru memberikan contoh sikap yang baik bagi murid-muridnya. Intinya, kita hidup di negara
yang terdapat beragam agama, suku, ras, dan budaya. Karena itu, agar tercipta suasana yang damai, kita harus
menumbuhkan sikap toleransi.

Anda mungkin juga menyukai