Anda di halaman 1dari 5

PERAN EKOKARDIOGRAFI DALAM PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN SEVERITAS

STENOSIS MITRAL

Basuki Rahmat
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Abstract

Mitral valve stenosis is the morbidity that is still prevalent in developing countries, including Indonesia. Mitral
stenosis is one of the implications of rheumatic heart disease. Without the detection of early diagnosis and
adequate treatment of mitral stenosis will cause heart failure. When heart failure has occurred then the
morbidity and mortality in patients will increase. Early diagnosis will help us to provide the optimal treatment of
the patient and prevent falls in the syndrome of heart failure
Keywords: Echocardiography, Diagnosis, Mitral Stenosis

Abstrak

Stenosis katup mitral merupakan morbiditas yang masih banyak terjadi di negara berkembang termasuk di
Indonesia. Stenosis mitral yang untuk selanjutnya kita sebut sebagai mitral stenosis (MS) merupakan salah
satu implikasi dari penyakit jantung rematik. Tanpa pengenalan diagnosis sejak dini dan tatalaksana yang
adekuat, stenosis katup mitral akan menyebabkan gagal jantung. Ketika gagal jantung telah terjadi maka
morbiditas dan mortalitas pada pasien akan semakin meningkat. Penegakan diagnosis lebih dini akan
membantu kita untuk memberikan tatalaksana yang optimal dan mencegah pasien jatuh dalam sindroma
gagal jantung
Kata kunci: Ekokardiografi, Diagnosis, Stenosis Mitral

Pendahuluan negara berkembang periode laten tersebut


Penyebab tersering MS adalah penyakit terjadi lebih cepat(Bonow, et al.,2006).
jantung rematik. Prevalensi penyakit jantung Angka harapan hidup dalam 10 tahun
rematik telah menurun di Amerika Serikat. pasien yang terdiagnosis MS tanpa
Akan tetapi prevalensi tersebut tetap tinggi di intervensi 50-60% tergantung gejala dan
negara berkembang seperti Indonesia. manifestasi klinis. Pada pasien yang tidak
Secara epidemiologi MS terjadi 3-4 kali lebih bergejala atau gejala ringan, survival lebih
sering pada wanita dibanding pria (Carabello, 80% pada 10 tahun setelah terdiagnosis dan
2004) dan 2 kali lebih sering pada wanita 60% pasien tersebut tidak terjadi progresi
menurut American College of gejala. Mortalitas pasien MS yang tanpa
Cardiology/American Heart Asscociation intervensi disebabkan 60-70% perburukan
(ACC/AHA) tahun 2006. Periode laten MS vaskular pulmonal dan kongesti sistemik, 20-
pada negara maju terjadi 20-40 tahun sejak 30% emboli sistemik, 10% emboli paru dan
terjadinya demam rematik, sedangkan pada 1-5% oleh karena infeksi (Bonow, 2006).

42
Tabel 1. Prognosis pasien MS tanpa intervensi,

(sumber: Rahimtoola, 2002)

Hemodinamik Stenosis Mitral masih baik. Sindrom low output pada MS


Pembukaan katup mitral saat diastolik murni disebabkan oleh kombinasi antara
2
normalnya adalah 4-5 cm . Setelah fase penurunan preload akibat gangguan
pengisian awal terpenuhi, maka segera pengisian ventrikel kiri dan tingginya
diikuti fase diastasis yang cepat. Stenosis afterload akibat systemic vascular resistance
mitral akan menyebabkan gangguan (SVR) yang meningkat sebagai kompensasi
hemodinamik ketika pembukaan maksimal kondisi low output tersebut. Pada beberapa
saat diastolik atau disebut mitral valve area pasien proses rematik terus berlangsung
2
(MVA) <1,5 cm sehingga gradien tekanan secara agresif sehingga disfungsi miokard
antara atrium dan ventrikel meningkat. dapat kita jumpai. Walaupun kontraksi atrium
Seiring dengan berkurangnya MVA saat kiri (atrial kick) mempunyai kontribusi
diastolik maka tekanan atrium kiri akan terhadap pengisian ventrikel kiri, sebagian
semakin meningkat sehingga akan besar pengisian ventrikel kiri tersebut diawali
meningkatkan left ventricle diastolic pressure oleh perbedaan gradien yang berasal dari
(LVEDP). Mitral valve area yang sempit akan ventrikel kanan Hal ini menimbulkan
menyebabkan pengisian ventrikel kiri dan pemikiran, jika MS menjadi berat,
forward flow menurun. Penurunan isi vasokontriksi pulmonal akan menyebabkan
sekuncup bersamaan dengan peningkatan pressure overload ventrikel kanan
tekanan atrium kiri akan menimbulkan gejala meningkat dan selanjutnya akan
sindrom gagal jantung walaupun berkembang menjadi hipertensi pulmonal
kontraktilitas ventrikel kiri pada MS murni yang berat (Carabello, 2004)

43
Gambar 1. Perubahan hemodinamik pada stenosis mitral. (Sumber: Rahimtoola, 2002)

Derajat Keparahan kiri ≥ 18 mmHg, edema interstisial


Severitas MS dapat kita kenali melalui menunjukkan tekanan atrium kiri ≥ 25 mmHg
pemeriksaan fisik. Interval A2-OS (jarak dan edema pulmonal alveolar
antara penutupan katup aorta dan opening mempresentasikan tekanan atrium kiri ≥ 35
snap) yang pendek dan murmur diastolik mmHg. Tanda hipertensi pulmonal berupa
yang lama menunjukkan MS berat. Foto P2 (penutupan katup pulmonal) mengeras
torak yang baik dapat memberikan informasi dan adanya hipertropi ventrikel kanan tanpa
peningkatan tekanan atrium kiri. Kongesti ada penyebab lainnya menunjukkan adanya
pulmonal menggambarkan tekanan atrium MS berat (Rahimtoola, et al., 2002).

Tabel 2. Stratifikasi derajat keparahan stenosis mitral.

(Sumber: Bonow, et al., 2006)

44
Ekokardiografi prosedur yang cukup memberikan informasi
Pemeriksaan ekokardiografi dapat pada tatalaksana rutin. (Vahanian, 2007).
memberikan data yang obyektif derajat Tapi transesophagealechocardiography
keparahan MS berdasarkan variasi (TEE) seharusnya tetap dikerjakan untuk
hemodinamik dan perjalanan alamiah menyingkirkan trombus atrium kiri sebelum
penyakit tersebut dengan menggunakan BMV atau setelah episode emboli atau jika
mean mitral valve gradient (MVG), tekanan TTE tidak memberikan informasi yang cukup
sistolik arteri pulmonalis, dan MVA (Bonow pada anatomi dan MR. Panduan ESC 2007
et al., 2006). Ekokardiografi adalah modalitas merekomendasikan TEE jika pada TTE
utama untuk menilai derajat dan implikasi terdapat spontaneus echo contras atau
hemodinamik MS. Derajat MS dikuantifikasi pasien MS dengan diameter atrium kiri > 50
dengan planimetri 2D dan pressure half time mm (kelas IIa, LoE C).
(PHT) yang merupakan pendekatan
tambahan untuk menilai area katup. Jika Kesimpulan
tervisualisasi jelas, planimetri adalah Penegakan diagnosis dini stenosis katup
pendekatan terpilih untuk mengevaluasi mitral merupakan dasar tatalaksana yang
terutama pada pasien setelah dilakukan optimal stenosis mitral sehingga pasien tidak
balloon mitral valvuloplasty (BMV). jatuh dalam kondisi sindrom gagal jantung.
Pemeriksaan mean MVG dengan doppler Evaluasi klinis berupa targeted anamnesis,
tergantung rate dan flow, tapi pemeriksaan pemeriksaan fisik jantung, ekg, foto torak dan
ini penting untuk menilai konsistensi derajat ekokardiografi merupakan standar prosedur
MS dengan planimetri maupun PHT. dalam penegakan diagnosis stenosis mitral.
Stenosis mitral biasanya tidak memiliki Ekokardiografi adalah modalitas utama
konsekuensi hemodinamik saat istirahat dalam menilai severitas stenosis mitral dan
2
pada MVA >1,5 cm , kecuali pada pasien ada tidaknya trombus sebagai pertimbangan
dengan indek massa tubuh (IMT) tinggi. dalam tatalaksana lebih lanjut, baik itu BMV
Pemeriksaan morfologi katup penting untuk ataupun operasi.
menentukan kandidat pasien untuk dilakukan
BMV, repair katup atau pergantian katup. Daftar Pustaka
Sistem skoring wilkins merupakan penilaian Bonow, R. O., Carabello, B. A., Chatterjee,
K., et al., 2006, ACC/AHA 2006
morfologi katup untuk menilai penebalan,
Guidelines for the Management of
mobilitas katup, kalsifikasi dan deformitas Patients With Valvular Heart Disease A
Report of the American College of
subvalvar dan area comisura sebagai
Cardiology/American Heart Association
prasyarat untuk dilakukan intervensi baik Task Force on Practice Guidelines
(Writing Committee to Revise the 1998
BMV maupun operasi. Ekokardiografi juga
Guidelines for the Management of
dapat digunakan untuk menilai tekanan arteri Patients With Valvular Heart Disease)
Carabello, B. A., 2004, Indication for Mitral
pulmonalis, adanya regurgitasi mitral dan
Valve Surgery, J. Cardiovasc Surg; 45:
penyakit katup lain yang menyertai serta 407-18.
Rahimtoola, S. H., 2008, Mitral Valve
ukuran atrium kiri. Transthoracal
Stenosis. In Fuster, V., O’Rourke, R. A.,
echocardiography (TTE) merupakan Walsh, R. A.,and Wilson, P. P. (Ed),

45
Hurst’s 12th The Heart volume two, Mc Late Clinical Deterioration: Frequency,
Graw Hill. Anatomic Findings, and Predictive
Rahimtoola, S. H., Durairaj, A., Mehra, A., Factors Circulation;99;3272-3278
Nuno, I., 2002, Current Evaluation and Vahanian, A., Baumgarther, H., Bax, J., et
Management of Patients With Mitral al., 2007, Guideline for The
Stenosis, Circulation.106:1183-1188. Management on Valvular Heart Disease
Vahanian, A., 1999, Late Results of of the European Society of Cardiology,
Percutaneous Mitral Commissurotomy in Williams&Wilkins
a Series of 1024 Patients : Analysis of

46

Anda mungkin juga menyukai