Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
_____________________________________________
Dengan hormat,
Dengan ini kami sampaikan Laporan Hasil Audit atas Penerapan Peraturan Perpajakan
pada transaksi perusahaan, sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Audit
Surat Tugas Audit No. STA/15/821.01/PI0000/07/2010 tanggal 15 Juli 2010,
perihal Audit atas Penerapan Peraturan Perpajakan pada Transaksi Perusahaan.
B. Sasaran Audit
a. Pengamanan aset perusahaan.
b. Kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku.
C. Ruang Lingkup Audit
Audit dilakukan secara sampling terhadap transaksi penjualan barang dengan
fokus Material delivery (MD) yang sudah dibuatkan Proforma Invoice (PI)
namun belum diterbitkan Commercial Invoice (CI) dengan nilai diatas Rp100
juta.
LHA-IMPL.PAJAK Page 1
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai
Impor, atau Nilai Lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang.
Pasal 4 ayat 1, PPN dikenakan diantaranya atas :
a.Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
f. Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;
Pasal 16 D, PPN dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva
yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena
Pajak, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.
Pasal 11 ayat 1, diantaranya menyatakan bahwa terutangnya pajak terjadi
pada saat :
a. Penyerahan BKP;
d. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean;
f. Ekspor BKP Berwujud;
g. Ekspor BKP Tidak Berwujud
Pasal 11 ayat 2, Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP
atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak atau dalam hal pembayaran
dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau Jasa
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya pajak adalah pada saat
pembayaran.
Pasal 13 ayat 1, point a. yang menyebutkan bahwa Pengusaha Kena Pajak
wajib membuat faktur Pajak untuk setiap penyerahan BKP sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16 D
Pasal 13 ayat 1a, menjelaskan bahwa faktur pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus dibuat diantaranya pada :
c. Saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan jasa kena pajak;
d. Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan BKP dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak
LHA-IMPL.PAJAK Page 2
tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya
dikenakan tarif 0% (nol persen);
d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 atau pasal 29
tidak dipenuhi sehingg tidak dapat diketahui besarnya pejak yang terutang;
e. apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (4a).
Pasal 13 ayat 2, Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan e ditambah dengan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24
(dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkannya SKPKB.
Pasal 13 ayat 3, yang menyebutkan diantaranya jumlah pajak dalam SKPKB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c, dan huruf d ditambah dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar:
c. 100% (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau
kurang dibayar.
LHA-IMPL.PAJAK Page 3
Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu dan atau
Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu, antara lain mengatur :
Pasal 1 ayat (1) Departemen Pertahanan atau TNI atau POLRI atau orang
atau Badan yang diwajibkan mempunyai SKB PPN atas impor dan atau
Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Menteri Keuangan No.370/KMK.03/2003, wajib mempunyai SKB PPN
sebelum Penyerahan barang Kena Pajak Tertentu tersebut dilakukan.
LHA-IMPL.PAJAK Page 4
1. PT MWM tidak melaksanakan kewajibannya yaitu membayar PPN sesuai
Order Acknowledgement (OA) No. OA/141/CI4000/11/2009, tanggal
20 November 2009, yang menyebutkan bahwa nilai PO belum termasuk
pajak.
2. Dalam dokumen CI (manual) bagian penagihan tidak mencantumkan
kewajiban PT MWM atas PPN sebesar 10%.
LHA-IMPL.PAJAK Page 5
4. Direktorat Aircraft Integration agar segera membuat CI secara sistem
sehingga Uang Muka Penjualan dari PT MWM yang saat masih tercatat
sebagai hutang di neraca senilai USD915.412.80 dapat segera diselesaikan.
Demikian Laporan Hasil Audit ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
SUKATWIKANTO
Tembusan Yth :
Bapak Direktur Utama (sebagai laporan).
LHA-IMPL.PAJAK Page 6