Disusun oleh:
Kelompok 13
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami, kelompok penyusun bisa
menyelesaikan makalah ini dengan judul Pelatihan dan Pengembangan sebagai tugas
kelompok mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang dalam proses belajar, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan agar menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................6
1.3 Tujuan..........................................................................................................................6
1.4 Manfaat........................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................................7
2.1 Pengertian Pelatihan...................................................................................................7
2.2 Metode Pelatihan.........................................................................................................7
2.2.1 Metode on-site........................................................................................................8
2.2.2 Metode off-site....................................................................................................10
2.2.3 Metode Latihan Kepemimpinan........................................................................13
2.3 Pengertian Pengembangan.......................................................................................14
2.4 Jenis-jenis Pelatihan dan Pengembangan................................................................14
2.5 Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan...............................................................15
2.6 Persamaan Pelatihan dan Pengembangan...............................................................16
2.7 Tujuan Pelatihan dan Pengembangan.....................................................................17
2.8 Manfaat Pelatihan dan Pengembangan...................................................................18
2.9 Proses Pelatihan dan Pengembangan......................................................................20
2.10 Coaching dan Counseling........................................................................................22
2.11 Perbedaan dan Persamaan Coaching dan Counseling..........................................23
2.12 Prasyarat Coach dan Counselor.............................................................................25
2.13 Pertanyaan Presentasi ............................................................................................25
3
2.14 Studi Kasus Pelatihan dan Pengembangan Karyawan.........................................27
BAB III PENUTUP..............................................................................................................38
3.1 Kesimpulan................................................................................................................38
3.2 Saran..........................................................................................................................38
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….. 39
Lembar Partisipasi...............................................................................................................41
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Kegiatan dalam pengembangan karyawan bertujuan untuk mempersiapkan
karyawan agar dapat menyesuaikan diri terhadap tugasnya. Pengembangan
karyawan memberi kesempatan kepada karyawan untuk bersosialisasi terhadap
tugas dan lingkungan pekerjaannya, dengan demikian program pelatihan dan
pengembangan memberi peluang terhadap karyawan agar dapat berperan dalam
perusahaan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi, metode,
jenis-jenis, perbedaan, persamaan, tujuan, manfaat, serta proses dari pelatihan dan
pengembangan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar para pembaca dapat
memahami definisi, metode, jenis-jenis, perbedaan, persamaan, tujuan, manfaat, serta
proses dari pelatihan dan pengembangan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
menggunakan berbagai metode sehingga karyawan dapat memahami alasan
melakukan tugas tertentu, bagaimana cara melakukannya, dan dalam situasi apa suatu
hal harus dilakukan (Lawson, 2000).
Dalam model pelatihan karyawan perlu dilakukan pengembangan dan
pengujian materi pelatihan. Tersedia berbagai macam metode pelatihan karyawan,
mulai dari yang relatif sederhana dan langsung hingga yang cukup kompleks. Dalam
prakteknya, program pelatihan yang paling komprehensif menggunakan kombinasi
dari beberapa metode dan teknik pelatihan. Sebelum melakukan pelatihan, perlu
dilakukan uji coba materi dengan menggunakan sekelompok karyawan yang dapat
memberi reaksi terhadap materi dan program sehingga program pelatihan mengarah
pada penyempurnaan materi dan perbaikan program menjadi lebih baik. Metode
pelatihan karyawan dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori besar: metode di
tempat (on-site), atau yang dilakukan di tempat kerja, dan metode di luar tempat (off-
site), atau yang dilakukan jauh dari tempat kerja yang sebenarnya.
Metode on-site ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yakni ceramah,
magang, dan rotasi pekerjaan.
1. Ceramah
Ceramah adalah salah satu sumber latihan yang baik apabila tujuan yang ingin
dicapai adalah untuk menambah pengetahuan karyawan. Ceramah ini adalah
pembicaraan yang diorganisasi secara formal untuk membahas hal-hal khusus.
Penyusunan program pelatihan berbasis ceramah ini cukup memakan waktu untuk
mencari topik, mengembangkan garis besar pelatihan, membuat visual dalam bentuk
PowerPoint atau handout. Namun dalam pelaksanaannya, trainer dapat menyajikan
banyak materi dalam waktu yang relatif singkat. Metode ceramah ini cenderung
menekankan ingatan saja akan fakta dan gambar. Oleh karena itu, salah satu
8
kelemahannya adalah sikap peserta pelatihan yang pasif, dan cenderung hanya
mendengarkan dibandingkan aktif mencerna. Dengan menggunakan pelatihan model
ceramah, maka hanya terjadi komunikasi searah dan tidak ada respon kembali dari
peserta pelatihan .
Salah satu bagian penting dalam presentasi pelatihan adalah handout yang
dibagikan kepada audiens. Handout ini sendiri bertujuan untuk memberi materi yang
dapat diterapkan kembali ke dalam pekerjaan mereka. Dalam handout tercakup;
a. Lembar sampul dengan judul program pelatihan, serta tanggal dan lokasi
tempat program pelatihan berlangsung
b. Daftar tujuan serta sasaran
c. Jadwal untuk program pelatihan (seperti istirahat, kapan waktu program
pelatihan berakhir)
d. Biografi singkat dari trainer
e. Isi penting dari catatan itu sendiri dalam bentuk outline, teks lengkap,
atau salinan dari slide PowerPoint
f. Lembar kegiatan seperti inventaris kepribadian, halaman kosong untuk
menulis bebas, atau informasi kegiatan kelompok
g. Referensi dan saran untuk bacaan lebih lanjut
h. Formulir evaluasi kualitas dari program pelatihan
2. Magang
Magang biasa dapat berlangsung selama beberapa bulan atau tahun dan biasanya
digabung dengan pengalaman pelatihan di tempat kerja yang diawasi dengan
diberikan instruksi. Pengalaman di tempat kerja secara langsung dapat
memungkinkan karyawan magang dapat mempelajari mekanisme profesi.
Keuntungan melakukan magang adalah proses belajar yang detail dan dalam jangka
panjang.
3. Rotasi Pekerjaan
Dalam rotasi pekerjaan, peserta pelatihan akan dirotasi ke dalam berbagai jenis
bidang pekerjaan dalam jangka waktu tertentu di setiap bidang pekerjaan. Hal ini
9
dilakukan agar dapat memperluas pengetahuan mengenai suatu pekerjaan dalam
bidang tertentu, bagaimana cara kerja, maupun manakah bidang tertentu yang cocok.
Metode ini dapat menguntungkan organisasi sebab adanya pelatihan silang antar
karyawan, sehingga ketika salah satu karyawan tidak hadir atau bahkan berhenti,
karyawan lain yang telah dilatih untuk melakukan pekerjaan dalam bidang itu dapat
menggantikan posisi karyawan yang tidak hadir atau berhenti tadi.
Rotasi pekerjaan ini umumnya digunakan juga untuk membantu personal
manajemen tingkat awal untuk menemukan posisi yang paling cocok. Dalam
melakukan metode ini, perlu diketahui bahwa rotasi pekerjaan ini tidak hanya
memindahkan satu karyawan dari satu bidang ke bidang lain tanpa beberapa
pertimbangan tertentu. Perlu melakukan analisis yang hati-hati dan cermat untuk
mengetahui apa kebutuhan dari setiap bidang dan apa yang harus dilakukan di posisi
tersebut. Penting juga untuk mengarahkan dan melatih karyawan dengan memadai di
setiap tugas. Evaluasi pun juga harus dilakukan terhadap kinerja karyawan di setiap
tugas, dan efektivitas pekerjaan secara keseluruhan pengalaman pelatihan rotasi, dan
feedback pada karyawan harus diberikan.
10
dan juga biasanya disertai dengan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara
langsung atau melalui fitur chat.
Meskipun metode ini dapat menjangkau karyawan dalam jumlah yang banyak di
waktu yang bersamaan serta biaya yang relatif rendah, pelatihan dengan
menggunakan metode webinar ini memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya
adalah seminar atau webinar umumnya adalah komunikasi yang dilakukan secara satu
arah, sehingga karyawan tidak dapat terlalu terlibat dalam proses pembelajaran.
Selain itu, kita tidak dapat tahu pasti apakah karyawan tersebut dapat memahami
materi yang diberikan oleh ahli dari pelaksanaan seminar atau webinar tersebut untuk
diimplementasikan di tempat kerja. Untuk metode seminar dan webinar ini dapat
menjadi lebih efektif bila dipadukan dengan sesi tanya jawab atau diskusi dengan
audiens untuk mendorong proses pembelajaran yang lebih aktif.
3. Simulasi
Pelatihan simulasi merupakan pelatihan yang mereplika kondisi kerja di tempat
kerja tanpa menempatkan peserta pelatihan ke dalam pekerjaan yang sebenarnya.
11
Pilot, astronot, dan operator pembangkit listrik tenaga nuklir semuanya harus
menjalani pelatihan simulasi yang intensif sebelum diizinkan untuk mengontrol mesin
sesungguhnya yang kompleks serta berbahaya yang akan dioperasikan ketika bekerja.
Dengan melakukan pelatihan simulasi, hal ini memungkinkan jam kerja dari pekerja
tersebut dalam kondisi yang mirip dengan situasi kerja sebenarnya tanpa
kemungkinan untuk merusak peralatan, produk, lingkungan, atau bahkan dirinya
sendiri. Untuk melakukan pelatihan dengan menggunakan simulasi membutuhkan
dana yang tidak sedikit. Meskipun mahal, kesempatan yang akan didapatkan dari
pengalaman melakukan simulasi secara langsung, Latihan secara berulang, dan
pemberian feedback yang segera diberikan dapat membuat metode pelatihan ini
menjadi efektif.
12
pembaruan program sebab terjadi perubahan yang cepat di bidang teknologi yang
membutuhkan program pengajaran baru secara terus menerus.
13
melakukan learning-by-doing, serta dapat menekankan kepekaan dan interaksi
manusia.
3. Mentoring
Mentoring adalah program pelatihan di mana pekerja yang belum berpengalaman
mengembangkan hubungan dengan pekerja yang telah berpengalaman di bidang yang
ia tuju yang berfungsi sebagai penasihat. Ada beberapa hasil positif dari mentoring ini
sendiri, biasanya anak didik akan maju lebih cepat dalam karier, memiliki pekerjaan
dan kepuasan karier lebih besar.
14
a. Pelatihan Keahlian. Pelatihan keahlian (skills training) merupakan
pelatihan yang sering dijumpai dalam organisasi. Program pelatihannya
relatif sederhana: kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi melalui
penilaian yang jeli. kriteria penilaian efektifitas pelatihan juga berdasarkan
pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
b. Pelatihan Ulang. Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan
keahlian. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan
keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja
yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya
bekerja menggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan
mesin komputer atau akses internet
c. Pelatihan Lintas Fungsional. Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional
training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja
dalam bidang lainnya selain dan pekerjaan yang ditugaskan.
d. Pelatihan Tim. Pelatihan tim merupakan kerja sama yang terdiri dari
sekelompok individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama
dalam sebuah tim kerja.
e. Pelatihan Kreatifitas. Pelatihan kreativitas (creativity training)
berlandaskan pada asumsi bahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya
tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas
mungkin yang berdasar pada penilaian rasional, biaya dan kebaikan.
15
1 Tujuan Peningkatan kemampuan Peningkatan kemampuan
individu untuk jabatan saat ini individu untuk jabatan
yang akan datang
4 Efek terhadap karir Keterkaitan dengan karir relatif Keterkaitan dengan karir
rendah relatif tinggi
16
Pelatihan dapat meningkatkan taraf prestasi tenaga kerja pada jabatannya
sekarang. Dengan meningkatnya produktivitas, maka prestasi tenaga kerja pun
juga dapat meningkat.
2. Meningkatkan mutu
Pelatihan dan pengembangan tidak hanya meningkatkan kuantitas dari
keluaran (output), tetapi juga meningkatkan kualitas atau mutu dari keluaran.
Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam suatu
bidang, tenaga kerja akan cenderung membuat sedikit kesalahan, dan lebih
cermat dalam pelaksanaan pekerjaan.
17
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
Dengan pelatihan yang tepat, tenaga kerja merasa dibantu untuk menghindari
timbulnya kecelakaan di perusahaan dan dapat menimbulkan lingkungan kerja yang
lebih aman dan sikap mental yang lebih stabil
7. Menghindari keusangan (obsolescence)
Usaha pelatihan dan pengembangan ini diperlukan untuk dilakukan secara terus
menerus supaya tenaga kerja dapat mengikuti perkembangan dalam bidang kerja
masing-masing.
18
Membantu seseorang untuk lebih memahami perkembangan dan juga tren
terbaru yang ada di dalam industri dimana mereka bekerja. Tren ini bisa berupa suatu
teknologi terbaru, teknik pemasaran, dan banyak lagi. Bila seseorang update dengan
teknologi terbaru dalam dunia kerja, hal ini bisa berdampak pada karir mereka di
perusahaan mereka bekerja.
3. Meningkatkan Produktivitas
Produktivitas seseorang sangat berpengaruh pada karir dan kemajuan
perusahaan seseorang. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan ini seseorang
akan lebih belajar mengenai skill terbaru yang sesuai agar bisa mendukung
pekerjaannya, pelatihan skill inilah yang nantinya akan membantu seseorang untuk
lebih produktif dalam bekerja.
4. Mengurangi Konfrontasi
Dengan mengembangkan keterampilan seseorang melalui program
kepemimpinan, dalam diri mereka akan berkembang biak semangat belajar seumur
hidup. Dalam dunia teknologi yang terus berubah dan selalu ada sesuatu yang harus
dipelajari dalam bisnis.
Belajar seumur hidup akan mendorong belajar secara mandiri dalam setiap
individu untuk mengembangkan diri mereka sendiri dengan berbagai mata pelajaran
dan bidang, mereka akan mendirikan sebuah cinta untuk belajar dan pengembangan
diri.
5. Memahami Harapan
Dalam suasana pelatihan kita dapat membahas permasalahan yang mungkin
dimiliki seseorang. Berikan masing-masing individu (tanpa melihat peran mereka
dalam perusahaan) kesempatan untuk menyuarakan pendapat mereka.
Dengan cara ini, konfrontasi di tempat kerja akan menurun karena karyawan
akan menyadari kenyataan bahwa mereka bisa berbagi permasalahan mereka di
pelatihan berikutnya atau sesi perkembangan, dan bahkan periode di antara keduanya.
Sesi ini juga akan memungkinkan seseorang untuk bersantai dan mendiskusikan
bagaimana cara menurunkan stres di tempat kerja.
19
6. Merevisi visi dan sasaran
Program pengembangan kepemimpinan dan kesempatan pelatihan ini juga
merupakan tempat yang sempurna untuk mengingatkan seseorang tentang tujuan
jangka panjang yang ingin perusahaan Anda capai. Ingatkanlah tentang apa tujuan
dan bagaimana seseorang ingin mengarahkan hasil yang diinginkan. Juga termasuk
bagaimana keberhasilan perusahaan akan menguntungkan setiap individu di dalam
bisnis.
20
2. Pengembangan program pelatihan (development), yakni proses merancang
lingkungan serta metode-metode pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan.
Proses pengembangan program pelatihan ini harus dilakukan dengan
mengikuti langkah yang sistematis, antara lain:
a. Mengumpulkan data tentang aspek atau hal apa yang akan
dikembangkan
b. Menentukan materi dan metode pelatihan dan pengembangan
c. Memilih pelatih yang sesuai
d. Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan
e. Memilih peserta
f. Melaksanakan program
g. Melakukan evaluasi
3. Evaluasi program pelatihan (evaluation), yakni proses menguji dan menilai
apakah pelatihan yang dilakukan ini sudah dapat secara efektif mencapai
tujuan atau belum dengan membandingkannya dengan standar penilaian yang
sudah disepakati. Selain itu evaluasi dapat bertujuan untuk memahami
sesuatu, acuan pembuatan keputusan, dan meningkatkan kualitas pelatihan.
Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan empat komponen, yakni reaksi
terhadap program pelatihan, pembelajaran yang didapat, perubahan sikap
atau kinerja, dan produktivitas. Untuk melaksanakan evaluasi ada empat
metode, yakni survei, studi kasus, eksperimen, dan tes.
21
jenis sumber masalah yang menghambat kinerja seseorang yang disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor motivasi kerja dan kemampuan kerja (Sutikno, 2007).
1. Coaching
Menurut Gallwey’s (dalam Wiley dan Sons, 2007) coaching adalah proses
membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja yang hal ini dapat
membantu mereka untuk belajar daripada mereka mengajar. Coaching
(Pelatihan/pembinaan) merupakan solusi Pendekatan individual, termasuk pembinaan
dan pelatihan, fokus pada keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan anggota
organisasi (Cumming, 2005). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa pelatihan coaching adalah usaha meningkatkan kemampuan individu untuk
menetapkan dan mencapai tujuan, meningkatkan hubungan interpersonal, dan
menangani konflik.
Tujuan dari coaching adalah untuk mengiringi atasan menjadi lebih efektif
dalam melaksanakan beberapa perubahan seperti misalnya proses integrasi dalam
merger maupun saat ada pengurangan karyawan, menandai permasalahan kinerja,
atau pada saat mengembangkan kemampuan baru sebagai bagian dari program
pengembangan kepemimpinan. Coaching berorientasi terhadap masa depan dan
tindakan dibandingkan dengan fokus pada masa masa lalu. Coaching membantu
karyawan memahami bagaimana perilaku mereka dapat memberikan kontribusi
terhadap situasi yang sedang berjalan.
2. Counseling
Counseling atau konseling adalah diskusi atau pembahasan permasalahan
dengan karyawan dengan tujuan umum untuk membantu karyawan dalam mengatasi
permasalahan tersebut. Konseling sendiri bertujuan untuk membantu karyawan
mengatasi atau menangani situasi pekerjaan, sehingga menjadi karyawan yang lebih
efektif dalam organisasi. Pada umumnya, yang mendapat konseling adalah karyawan
sehat secara fisik, namun mengalami stress dan butuh bantuan untuk sehat kembali
secara emosional. Konseling merupakan alat yang bermanfaat untuk mencapai
22
sasaran organisasi. Konseling akan efektif bila melibatkan paling sedikit dua pihak
(karyawan dan konselor), berwujud komunikasi dua arah yang terbuka, serta
membantu karyawan menghadapi masalah dan menyelesaikan masalah
1. Tujuan
Membantu karyawan mengatasi Membantu karyawan agar
masalah kinerja karena mampu mengatasi masalah
kurangnya pengetahuan dan pribadi yang mengganggu kinerja
keterampilan
2.
Atasan mendengarkan dan Karyawan mengevaluasi situasi
menentukan apakah yang dan perilakunya. Atasan
dikerjakan karyawan sudah mendengarkan dan mendorong
benar atau masih salah ; agar perasaan terungkap
Proses
memberikan umpan balik dan jelas.Atasan membimbing
memperlihatkan bagaimana karyawan sampai pada alternatif
sebaiknya hal tersebut solusi
dilakukan/dicapai
23
- Karyawan ditempatkan - Karyawan tidak puas
pada posisi baru dengan atasan
- Karyawan tidak - Karyawan terlibat konflik
memahami standar dengan rekan kerja
kinerja yang dituntut - Karyawan stres dengan
- Karyawan akan beban kerjanya
mendapat tugas yang - Karyawan tidak mau
lebih sulit mengerjakan tugas baru
- Karyawan sulit - Karyawan mengalami
menentukan prioritas depresi karena kegagalan
dalam bekerja dalam pekerjaan
- Karyawan akan - Karyawan takut
mengalami performance dipromosikan
review
24
Persamaan Coaching dan Counseling berada di manfaatnya yaitu karyawan
lebih produktif, kualitas hasil kerja meningkat, proses kerja berlangsung lebih efisien
karena kesalahan kerja relatif berkurang.
Menurut Sulaksono (2011), untuk dapat menjadi coach atau counselor yang
baik, maka pimpinan harus memiliki cirri-ciri berikut:
1. Saya ijin bertanya, apakah sama atau beda pelatihan dan pengembangan
dengan intervensi? Terimakasih sebelumnya kepada kedua kelompok
presenter.
Jawaban : Intervensi adalah sebuah rangkaian kegiatan, tindakan, dan
peristiwa yang dapat membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja dan
efektivitas. Salah satu bentuk intervensi adalah pelatihan dan pengembangan.
Jadi tidak ada perbedaan antara pelatihan dan perkembangan dengan
intervensi, hanya saja intervensi bentuknya lebih luas dari pelatihan dan
pengembangan
25
2. Seberapa sering pelatihan dan pengembangan dilakukan dalam suatu
organisasi? Apakah kondisi spesifik yang mendorong untuk dilakukannya
pelatihan dan pengembangan? Terimakasih
Jawaban : Untuk pelatihan dilakukan ketika ada perekrutan karyawan baru,
lalu saat membutuhkan regenerasi, saat penerapan sistem baru di perusahaan,
dan penerapan kebijakan baru. Saat penerimaan karyawan baru, di awal
karyawan akan diberikan manajemen training. Lalu saat dalam keberjalanan
kerja, karyawan akan diberikan pelatihan on the job training yaitu karyawan
akan mempelajari hal-hal baru dengan cara praktik langsung dalam aktivitas
perusahaan sehari-hari (learning by doing). Kesimpulannya, untuk pelatihan
karyawan ini harus rutin dilakukan. Untuk perkembangan, kegiatan ini
merupakan kegiatan tingkat lanjut dari pelatihan itu sendiri. Biasanya
dilakukan oleh para manajer dan atasan. Pengembangan dilakukan dengan
cara memberikan karyawan kesempatan mengemukakan ide, memberi
penghargaan pada karyawan dengan kinerja yang baik, dan program lanjut
pelatihan pada karyawan. Jadi kesimpulannya pelatihan dan pengembangan
ini harus dilakukan saling beriringan dan berkaitan. Perusahaan yang baik
seharusnya dapat mengadakan pelatihan dan pengembangan secara rutin agar
kesejahteraan perusahaan dan karyawan itu sendiri menjadi lebih baik dan
dapat terus berkembang.
26
Natar terletak di AH25, , Merak Batin, Natar, Kabupaten Lampung
Selatan, Lampung 35362.
b. Deskripsi Pekerjaan Customer Service24
Pertama, bertanggung jawab dalam membantu pelaksanaan
tanggung jawab utama penyelia nasabah seperti melayani pembukaan/
penutup/ perpanjang/ perubahan rekening nasabah, melayani
pembuatan kartu ATM dan informasi perbankan, memasarkan produk
dan jasa Bank, dan menyelesaikan komplain nasabah. Kedua, tugas
utama Customer service antara lain: melaksanakan standar layanan,
memasarkan produk dan jasa bank, melayani permintaan informasi
perbankan, menangani komplain nasabah, dan menjaga keamanan
rahasia Bank, Surat Berharga, file dan arsip serta password.
27
Sumber anggaran setiap melaksanakan pelatihan bersumber dari anggaran
kantor pusat dan yang mengisi materi dalam pelatihan merupakan pihak ke 3
yaitu pihak yang dianggap ahli dibidangnya sesuai dengan kebutuhan
pelatihan yang akan dilaksanakan. SDM sebagai bagian terpenting organisasi
dan agar meningkat kualitas pelayanan SDM dilakukan berbagai pelatihan dan
pengembangan SDM. Berbagai langkah ditempuh, seperti: mengetahui faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan pelatihan dan pengembangan SDM, jenis
pelatihan dan pengembangan SDM yang dibutuhkan, metode pelaksanaan
pelatihan dan pengembangan SDM yang dibutuhkan, dan pengaruh serta
manfaat yang didapat setelah mengikuti pelaksanaan pelatihan dan
pengembangan SDM.
Edwin Maylardo juga mengatakan bahwa terdapat factor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan pelatihan dan pengembangan SDM, yaitu:
dukungan manajemen puncak, komitmen para spesialis dan generalis,
kemajuan teknologi, dan kompleksitas organisasi.
Faktor – faktor diatas sesuai dengan teori yang terdapat dalam buku
Manajemen Sumber Daya Manusia yang ditulis oleh marwansyah. Namun,
faktor yang sangat mempengaruhi di Bank tersebut sebenarnya hanya dua,
yaitu perkembangan teknologi dan dukungan manajemen puncak tidak dapat
dipungkiri pesatnya kemajuan teknologi yang berdampak terhadap kebutuhan
adanya pelatihan dan pengembangan sdm untuk menghadapinya, dengan
metode yang digunakan dalam pelatihan, sehingga apabila terdapat kemajuan
teknologi, maka pihak bank akan langsung melaksanakan program pelatihan
dan pengembangan ulang secaara berkala. Disini, dukungan manajemen
puncak juga merupakan faktor yang paling penting dalam pelaksanaan
pelatihan dan pengembangan SDM, dukungan itu harus diwujudkan dalam
bentuk penyediaan sumber daya yang memadai agar program-program
pelatihan dan pengembangan SDM berhasil.
28
Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan SDM di PT. Bank Lampung
KCP Natar sendiri diberikan ke semua divisi terutama divisi Customer
service. Menurut Ibu Eka Puji Lestari sebagai Customer service di PT. Bank
Lampung KCP Natar tujuan dari pelatihan dan pengembangan SDM untuk
meningkatkan kualitas layanan service excellence yaitu pelayanan prima
terhadap nasabah/ calon nasabah dan untuk menghindari terjadinya fraud bagi
karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Eka Puji Lestari sebagai
Customer service Di. PT Bank Lampung KCP Natar bahwa pelatihan yang
sudah pernah dijalaninya yaitu:
a. Sosialisasi dan pelatihan akses e-KTP PT. Bank Lampung
Pelatihan ini diadakan pada tanggal 05 Agustus 2017 yang
diselenggarakan oleh Group IT & Electronic Banking PT. Bank
Pembangunan Daerah Lampung materi yang diberikan dalam
pelatihan mengenai akses eKTP adalah tentang nik yang tertera apakah
sudah terdaftar di disdukcapil karena berguna untuk proses verifikasi
identitas, pembukaan rekening bank, akses produk dan jasa yang
terdapat di bank serta nasabah/calon nasabah dapat lebih mudah
mengakses layanan keuangan.
Metode yang digunaakan dalam pelatihan ini adalah metode
simulasi dengan menggunakan alat-alat atau sistem tiruan yang dibuat
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Manfaat yang didapatkan oleh
Customer service setelah mengikuti pelatihan ini adalah dapat lebih
mudah proses identifikasi pada nasabah/ calon nasabah dan
menghindari terjadinya pemalsuan identitas.
b. In house training “APU PPT”
In house training APU PPT atau Pelatihan Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme yang dilaksanakan
tanggal 16 November 2014, diselenggarakan atas kerjasama PPATK
(Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan) dan PT. Bank
29
Pembangunan Daerah Lampung. Pelatihan ini wajib diadakan setiap
bank karena diwajibkan OJK.30
Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman SDM tentang kebijakan APU dan PPT, yaitu Bank wajib
melaporkan ke laporan transaksi keuangan mencurigakan, jika
menemukan nama dan informasi nasabah yang masuk dalam Daftar
Teroris yang diberikan Bank Indonesia. Metode pelatihan ini adalah
studi kasus yang menekankan pada pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah.
c. Workshop layanan dalam rangka menghadapi MRI (Marketing
Research Indonesia)
Workshop ini dilaksanakan pada tanggal 07 Agustus 2017
yang diselenggarakan oleh group pembinaan cabang PT. Bank
Pembangunan Daerah Lampung dengan tujuan memenuhi standar
MRI dengan cara memberikan pengetahuan dan pelatihan pelayanan
berkualiats dan mengevaluasi kualitas layanan SDM termasuk CS agar
sesuai standar MRI sehingga dapat menaikkan peringkat Bank.
MRI atau Marketing Research Indonesia merupakan lembaga
yang akan merangking pelayanan dari semua bank yang ada di
Indonesia dan akan mengumumkannya di media massa, sehingga
pihak bank harus selalu mengevaluasi kualitas pelayanan yang
diterapkan kepada nasabah apakah sudah memenuhi standart dari MRI
(Marketing Research Indonesia) ataupun belum. Dalam melakukan
“Bank Service Excellence Monitor” (BSEM), Marketing Research
Indonesia (MRI) menggunakan metode mystery shopping, yaitu
sebuah penelitian kuantitatif untuk mengukur kualitas layanan,
menguji pelaksanaan regulasi atau mengumpulkan informasi yang
lebih spesifik mengenai produk dan layanan. Metode yang digunakan
dalam pelatihan ini adalah bermain peran seperti bermain tanpa
30
naskah, peserta pelatihan ditugaskan peran dan memerankannya;
ketika menggunakan metode ini Customer serviceakan bertindak
seperti saat sedang melayani nasabah/ calon nasabah lalu akan dilihat
apakah sudah sesuai dengan SOP.
d. Service Excellence
Dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2017 sampai dengan 29
Oktober 2017 yang diselenggarakan oleh BFDC (Banking and Finance
Development Center). Pelatihan service excellence atau pelayanan
prima merupakan inti dari pekerjaan Customer service karena divisi
inilah yang paling banyak memberikan pelayanan tentang produk
ataupun jasa yang terdapat pada perusahaan.Adapun metode yang
digunakan dalam pelatihan tersebut adalah pemodelan peran perilaku
(Behavior role modeling) variasi permainan peran di mana peserta
pelatihan mengamati model keterampilan sebelum memainkan peran
itu sendiri dan metode bermain peran seperti bermain tanpa naskah,
peserta pelatihan ditugaskan peran dan memerankannya.
e. Forum group discussion Customer service tentang pelayanan kartu
ATM
Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 08 April 2018
diselenggarakan oleh Group Pembinaan Cabang PT. Bank Lampung.
Dalam pelatihan ini Customer service mendapatkan pengetahuan
tentang pembaruan teknologi apa saja yang terdapat dalam kartu
ATM, bagaimana cara penggunaannya, dan bagaimana cara
menanganinya apabila terjadi masalah dalam kartu ATM. Pelatihan
tersebut menggunakan metode simulasi yang dibuat semirip mungkin
dengan kondisi di lapangan.
Edwin Maylardo sebagai supervisor di PT. Bank Lampung
KCP Natar mengatakan bahwa tujuan pelatihan dan pengembangan
SDM bagi pihak bank adalah untuk memenuhi standart MRI
31
(Marketing Research Indonesia) dan untuk menjadi bank yang terbaik
di Lampung. Dan pelatihan yang dilaksanakan untuk karyawan tidak
hanya bermanfaat bagi karyawan itu sendiri, namun juga bermanfaat
bagi pihak bank dan nasabah/ calon nasabah. Bagi karyawan itu
sendiri pelatihan bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran diri
individu akan tanggungjawabnya sebagai karyawan termasuk CS,
meningkatkan keterampilan CS bukan hanya di satu bidang tetapi juga
bidang lain seperti membantu teller, memotivasi CS untuk
melaksanakan tugas dengan baik agar mampu memuaskan
nasabah/calon nasabah. Manfaat bagi perusahaan adalah akan mampu
meningkatkan kualitas dan rangking bank itu sendiri di MRI. Manfaat
untuk nasabah/ calon nasabah adalah naiknya tingkat kepuasan dan
loyalitas.
Adapun manfaat pelatihan SDM ini adalah untuk kepentingan
karyawan, perusahaan, dan nasabah/ calon nasabah yaitu diharapkan
akan meningkatkan moral, rasa percaya diri, peningkatan karier,
peningkatan kesejahteraan dan peningkatan aktualisasi diri. Manfaat
yang diperoleh bagi perusahaan adalah secara otomatis perusahaan
akan memiliki karyawan yang profesional, berkompetensi tinggi, serta
termotivasi bekerjanya sehingga kinerja Bank akan meningkat.
Manfaat pengembangan dari perspektif nasabah adalah nasabah/ calon
nasabah mendapatkan pelayanan yang cepat, tegas, ramah sehingga
nasabah merasa nyaman dan dihargai
Adapun jenis pelatihan dan pengembangan SDM yang dijalani oleh divisi
Customer service yaitu Ibu Eka Puji Lestari antara lain:
a. Pelatihan skill
32
Pelatihan skill adalah pelatihan untuk menilai kekurangan yang
dimiliki karyawan sehingga pihak bank mengetahui kelemahan apa
saja yang masih dimiliki oleh setiap karyawannya. Contoh dari
pelatihan skill adalah service excellence sebagai bentuk pelayanan
prima kepada nasabah/ calon nasabah, ketika pelatihan tersebut
dilaksanakan karyawan akan dinilai bagaimana cara melayani nasabah
dengan baik, apabila dianggap masih ada kekurangan ketika melayani
nasabah/ calon nasabah akan dilatih sesuai dengan standart pelayanan
prima yang sudah ditentukan oleh pihak perusahaan, workshop
layanan dalam rangka menghadapi MRI (Marketing Research
Indonesia) tahun 2017-2018 berkaitan juga dengan kualitas pelayanan
yang diberikan karyawan terhadap nasabah/ calon nasabah, sosialisasi
pengaduan nasabah berkaitan dengan masalah yang dialami oleh
nasabah apakah karyawan dapat menyelesaikan hal tersebut dengan
baik, dan pelatihan APU PPT.
b. Pelatihan Ulang
Pelatihan ulang adalah pelatihan yang diberikan kepada CS
tentang keahlian yang dibutuhkan CS yang sesuai perkembangan
teknologi dan kebijakan manajemen pusat. Contoh dari pelatihan ulang
CS adalah pelatihan e-ktp untuk mengetahui apakah nik KTP sudah
terdaftar di disdukcapil atau belum, karena apabila KTP nasabah/
calon nasabah belum terdaftar di disdukcapil pihak bank tidak dapat
menggunakannya sebagai kartu identitas untuk melakukan transaksi
produk ataupun jasa di bank dan forum group discussion Customer
service tentang pelayanan kartu ATM.
33
a. Simulasi
Metode simulasi yang bertujuan supaya peserta pelatihan bisa
lebih menyesuaikan dan menguasai bentuk pelatihan yang sedang
dilaksanakan. Contohnya adalah pelatihan pelayanan prima dimana
pelatihan tersebut menggunakan metode simulasi, simulasi pelayanan
prima adalah Customer service dibuat seolah-olah sedang melayani
nasabah dengan menerapkan motto:“senyum, sapa dan salam” yang
bertujuan untuk memuaskan nasabah. Dan ketika pembaruan sistem
perbankan yang di sesuaikan dengan yang tersedia di kantor.
Contohnya penggunaan produk kartu e-AZZY untuk lalulintas
pembayaran jalan tol yang saat pelatihan dibuat seolah-olah seperti
sistem yang tersedia dikantor.
b. Bermain peran (Role playing)
Seperti bermain tanpa naskah, peserta pelatihan ditugaskan
peran dan memerankannya; paling berguna untuk pelatihan
keterampilan interpersonal (termasuk mengawasi dan menjual).
Dilakukan ketika pelaksanaan pelatihan service excellence, Customer
service diminta untuk seolah-olah sedang melayani nasabah dan akan
dinilai kesesuaiannya dengan SOP PT. Bank Lampung
c. Job Rotation
Metode job rotation ini adalah CS akan dipindahkan secara
berkala ke suatu unit jabatan atau unit kerja yang lain, seperti Eka Puji
Lestari yang sebelum bertugas di bagian Customer service, Eka Puji
Lestari pernah bertugas sebagai teller dan selama di PT. Bank
Lampung, sudah tiga kali pindah unit kerja.
34
beberapa kali mengetahui karyawan mana yang ditunjuk untuk mengikuti pelatihan
dan waktu pelatihan akan berlangsung. Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan
SDM divisi Customer service yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan
nasabah/ calon nasabah dirasa cukup berhasil karena mengingat selama melakukan
PPL di PT. Bank Lampung peneliti sangat jarang melihat nasabah/ calon nasbah yang
kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan.
Adapun hasil yang dicapai dari program pelatihan dan pengembangan SDM
yaitu
35
digunakan untuk tindakan pencucian uang ataupun untuk tindakan
terorisme.
c. Hasil yang dicapai setelah mengikuti pelatihan service excellence
(pelayanan prima) Customer service dapat melayani nasabah secara
lebih tegas, teliti dan sopan sehingga nasabah/ calon nasabah dapat
merasa puas dan terkesan terhadap pelayanan yang diberikan.
d. Hasil yang dicapai Customer service setelah mengikuti pelatihan
forum group discussion Customer service tentang pelayanan kartu
ATM adalah lebih praktis dalam menyelesaikan pekerjaan karena
pembaruan teknologi yang digunakan dan akan lebih mudah
menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapi mengenai kartu
ATM.
36
pengembangan SDM yang dilaksanakan antara lain, pelatihan service excellence
yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah/ calon
nasabah dan sosialisasi akses e-KTP yang bertujuan untuk mengetahui apakah nik
nasabah/ calon nasabah sudah terdaftar di disukcapil. Pelatihan dan pengembangan
SDM divisi customer service dilaksanakan dengan menggunakan metode antara lain
simulasi, bermain perandan job rotation.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan dan pertumbuhan perusahaan yang baik dapat memperlihatkan
seberapa banyak sumber daya manusia yang handal diperusahaan itu. Upaya untuk
mencapai hal tersebut dapat diperoleh melalui berbagai program pelatihan dan
37
pengembangan karyawan, sebab pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan
faktor yang mendorong tercapainya kompetensi karyawan yang baik sehingga dapat
memberikan kinerja yang terbaik pada perusahaan. Dalam melakukan pelatihan
karyawan, perusahaan harus terlebih dahulu menguji model dan materi pelatihan
dengan menggunakan sekelompok karyawan, agar nantinya pelatihan yang dilakukan
dapat berjalan dengan lancar dan efektif untuk meningkatkan kompetensi karyawan.
Berbeda dengan pelatihan yang berorientasi masa sekarang, pengembangan memiliki
orientasi menyiapkan karyawan ke masa depan dan jangka panjang.
Dalam program pengembangan itu sendiri akan terdapat berbagai pelatihan
namun orientasinya untuk mempersiapkan karyawan dimasa mendatang dan
waktunya relatif lama serta pesertanya merupakan tenaga kerja manajerial. Pada
intinya baik pelatihan maupun pengembangan sangat penting bagi kemajuan suatu
perusahaan karena maju atau tidaknya suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya
manusia yang berkualitas, semakin berkualitas sumber daya manusia maka semakin
maju sebuah perusahaan.
3.2 Saran
Pada saat pembuatan laporan ini penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan
kritik serta saran mengenai pembahasan makalah ini yang nantinya sangat penting
bagi kami untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
38
Fitriany, R. 2019. Pengaruh Pelatihan Coaching untuk Meningkatkan Kinerja
Supervisor pada Divisi Wiraniaga di PT. X. Jurnal Psyche, Vol 12, No. 1
Karina, M., Sepang, J. L., & Mintardjo, C. M. O. (2016). Kajian terhadap pelatihan
dan pengembangan karyawan dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan
bank sulutgo cabang manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, (16)3.
39
Lembar Partisipasi
40
41