Anda di halaman 1dari 76

KONTRIBUSI DANA PERIMBANGAN

TERHADAP BELANJA DAERAH


KABUPATEN TOJO UNA-UNA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Sintuwu Maroso

Oleh :
SUFANDI S. NSEE
91611404122179

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO

2020
i
KONTRIBUSI DANA PERIMBANGAN
TERHADAP BELANJA DAERAH
KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Oleh :
SUFANDI S. NSEE
91611404122179

Skripsi ini telah memenuhi syarat dan telah disetujui


untuk dapat diujikan pada tanggal ………………….

DISETUJUI :

Pembimbing I Pembimbing II

KISMAN LANTANG, SE, M.Si RATNO, SE.,MM

Mengetahui
Ketua Jurusan Program Studi Manajemen

SUDARTO USULI, SE.,MM

PENGESAHAN

ii
Diterima oleh Panitia Ujian Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas

Sintuwu Maroso dan telah selesai diujikan pada tanggal ……………………..

Dekan Fakultas Ekonomi,

PALATA LURU, SE.,MM

Panitia Ujian :

Ketua : Palata Luru, SE.,MM ……………………………

Sekretaris : Iswan M. Masirete, SE.,MM ……………………………

Anggota : Sudarto Usuli, SE.,MM ……………………………

Penguji : 1. Kisman Lantang, SE.,M.Si ……………………………

2. Ratno, SE.,MM ……………………………

3. Iswan M. Masirete, SE.,MM ……………………………

4. Timotius Garatu, SE.,MM ……………………………

iii
Sufandi. S. Nsee Nomor Pokok Mahasiswa 91611404122179 dengan
judul skripsi Kontribusi Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah
Kabupaten Tojo Una-Una, di bawah bimbingan Kisman Lantang, sebagai
Pembimbing I dan Ratno sebagai Pembimbing II.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya Kontribusi Dana


Perimbangan terhadap Belanja Daerah Kabupaten Tojo Una-Una. Data yang
digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu
wawancara dan dokumentasi. Sampel yang digunakan yaitu data Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tojo Una-Una
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Analisis data yang digunakan yaitu
analisis kontribusi untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat
disumbangkan dari penerimaan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah.
(Handoko, 2013).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kontribusi dana perimbangan
terhadap belanja daerah Kabupaten Tojo Una-Una pada tahun 2015 sebesar
71,72%, tahun 2016 sebesar 85,21%, tahun 2017 sebesar 75,54%, tahun 2018
sebesar 76,15%, dan tahun 2019 sebesar 76,82%. Rata-rata kontribusi dana
perimbangan terhadap belanja daerah Kabupaten Tojo Una-Una selama kurun
waktu 5 (lima) tahun sebesar 79,09% pertahunnya. Hal ini menurut Gazali (2009)
bahwa kontribusi sebesar 79,09% termasuk dalam kategori sangat baik, dimana
nilai kontribusi yang diperoleh di atas 50%.

Kata Kunci : Kontribusi, Dana Perimbangan, Belanja Daerah, Kabupaten


Tojo Una-Una

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat kesehatan lahir dan batin sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sintuwu

Maroso Poso.

Skripsi ini terwujud atas bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

yang tak terhingga kepada Bapak Kisman Lantang, SE.,MM dan Bapak Ratno,

SE.,MM. Yang keduanya merupakan dosen pembimbing penulis, yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, pengarahan dan bimbingan

dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Demikian pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Suwardhi Pantih, S.Sos.,MM Rektor Universitas Sintuwu Maroso Poso.

2. Palata Luru, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sintuwu Maroso

Poso.

3. Iswan M. Masirete, SE.,MM, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sintuwu Maroso Poso.

4. Sudarto Usuli, SE.,MM, Ketua Jurusan Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sintuwu Maroso Poso.

5. Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi pada Khususnya dan Universitas

Sintuwu Maroso pada umumnya serta seluruh Staf dan Karyawan di

v
Lingkungan Fakultas Ekonomi pada khususnya dan Universitas Sintuwu

Maroso pada umumnya.

6. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una beserta staf

pegawainya.

7. Kedua Orang Tua tercinta serta semua keluarga sebagai penyemangat dan

sumber inspirasi bagi penulis dalam penyelesaian studi.

8. Rekan-rekan mahasiswa program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sintuwu Maroso.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan sehingga bantuan berupa kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi sempurnanya penulisan skripsi ini. Atas segala bantuan baik

moril maupun materil yang penulis terima selama ini, penulis doakan semoga

Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya kepada

kita sekalian. Aamiin. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Poso, Juni 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii
ABSTRAK.................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah............................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN


2.1. Tinjauan Pustaka ....................................................... 6
2.1.1. Pengertian Otonomi Daerah ........................... 6
2.1.2. Prinsip Otonomi Daerah ................................ 8
2.1.3. Tujuan Otonomi Daerah.................................. 9
2.1.4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah...... 10
2.1.5. Pendapatan Asli Daerah................................... 13
2.1.6. Dana Perimbangan........................................... 14
2.1.7. Belanja Daerah................................................. 18
2.2. Kerangka Pemikiran.................................................. 21

vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................. 24
3.2. Metode Penelitian ..................................................... 24
3.3. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ......... 24
3.4. Populasi dan Sampel ................................................. 25
3.5. Teknik Analisis Data ................................................ 25
3.6. Definisi Operasional ................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian ......................................................... 28
4.1.1. Gambaran Umum. ........................................... 28
4.1.2. Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan. ............. 30
4.1.3. Karakteristik Pegawai. .................................... 39
4.1.4. Hasil Analisis. ................................................. 40
4.2. Pembahasan .............................................................. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ............................................................... 49
5.2. Saran ......................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 50


LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1..................................................................................................... 3
Tabel 1.2..................................................................................................... 4
Tabel 3.1..................................................................................................... 26
Tabel 4.1..................................................................................................... 39
Tabel 4.2..................................................................................................... 40
Tabel 4.3..................................................................................................... 41
Tabel 4.4..................................................................................................... 42

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1................................................................................................. 23

ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Reformasi sektor keuangan tersebut telah membawa perubahan yang

signifikan terhadap pola kehidupan sosial, politik dan ekonomi Indonesia.

Desentralisasi fiskal merupakan salah satu konsekuensi dari otonomi daerah yang

mengharapkan tata kelola pemerintahan yang baik, dalam hal ini memberikan

pelayanan publik yang lebih transparan dan akuntabel. Transparan dan akuntabel

sistem keuangan merupakan tolak ukur berhasil tidaknya reformasi sistem sosial

yang dilakukan secara demokratis, sehingga dapat mengurangi potensi konflik

antara pusat dan daerah maupun antar daerah.

Tujuan utama pemberlakuan sistem otonomi daerah dalam era reformasi

adalah untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat terutama

dibidang pendidikan, kesehatan serta insfrastruktur ekonomi sosial guna

meningkatkan kemakmuran ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini

pemerintah daerah dituntut lebih mandiri, berdaya saing dan menambah kekuatan

fiskal daerah, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah

pusat. Salah satu upaya yang harus dipersiapkan oleh pemerintah daerah adalah

dengan melakukan strategi tata kelola pada keuangan dan anggaran daerah.

Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah adalah pemerintah daerah

harus menggali potensi-potensi sumber pendapatan daerah sehingga mampu

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD)

adalah sumber penerimaan utama bagi suatu daerah. Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah,

1
hasil retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan

keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan

otonomi daerah sebagai wujud asas desentralisasi.

Selain dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), penerimaan daerah lainnya

adalah Dana Perimbangan. Dana Perimbangan yang diberikan memiliki tujuan

untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah maupun antara Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan

tersebut terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan

Dana Alokasi Khusus (DAK), yang merupakan sumber pendanaan bagi daerah

dalam pelaksanaan desentralisasi, alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan

yang lain mengingat tujuan masing-masing jenis penerimaan tersebut saling

melengkapi dan  bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional

(APBN).

Pembangunan sosial ekonomi yang mencerminkan kesejahteraan

masyarakat diharapkan dapat terwujud melalui upaya yang dilakukan oleh

pemerintah. Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat melalui perkembangan

pertumbuhan ekonomi dan meratanya distribusi pendapatan.

Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh teknologi dan pengetahuan

yang bukan hanya diatas faktor fisik dan sebagian besar belanja publik

dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi. Berbagai upaya dilakukan

pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat

berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat

2
Salah satu upaya pelaksanaan pembangunan yang pembiayaannya

dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, sehingga pemerintah

pusat memiliki peran yang besar dalam pembangunan kesejahteraan yaitu melalui

dana perimbangan. Dana Perimbangan merupakan salah satu pendapatan daerah

yang akan digunakan oleh pemerintah daerah untuk melaksanakan

penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Dengan demikian pemerintah daerah

diharapkan dapat lebih memanfaatkan pendapatan daerah yang diterima untuk

membiayai pengeluaran belanja daerahnya.

Hasil dari penelitian terdahulu membahas Pengaruh Dana Perimbangan

Keuangan Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten /

Kota Eks Karesidenan Surakarta tahun anggaran 2012 – 2016 dan Pengaruh Dana

Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Melalui Belanja Modal Di Kota Dalam Wilayah Jawa Timur (tahun

2009-2014).

Perkembangan realisasi Dana perimbangan dan Belanja daerah kabupaten

Tojo Una-Una dalam 5 (lima) tahun terakhir sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 1.1.
Perkembangan Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Tojo Una-Una
Tahun 2015-2019
Dana Perimbangan
Thn Jumlah
DBH DAU DAK
2015 25.633.598.043,- 509.717.712.000,- 204.531.730.000,- 739.883.040.043,-
2016 22.430.353.216,- 555.023.062.000,- 321.882.455.232,- 899.335.870.448,-
2017 24.935.336.082,- 551.607.986.000,- 173.813.563.664,- 750.356.885.746,-
2018 31.466.835.196,- 567.372.983.000,- 164.646.564.568,- 763.486.382.764,-
2019 22.750.077.623,- 598.208.500.000,- 261.589.184.023,- 882.547.761.646,-
Sumber data : BPKAD Kabupaten Tojo Una-Una

3
Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa dana perimbangan yang terdiri dari

DBH, DAU dan DAK di Kabupaten Tojo Una-Una setiap tahunnya secara

keseluruhan mengalami peningkatan, dari tahun tahun 2015 sebesar

Rp. 739.883.040.043,00, dan tahun 2016 sebesar Rp. 899.335.870.448,00.

Selanjutnya pada tahun 2017 realisasi penerimaan dana perimbangan mengalami

penurunan, yaitu hanya sebesar Rp. 750.356.885.746,00. Akan tetapi pada tahun

2018 dan 2019 realisasi penerimaan dana perimbangan mengalami peningkatan

kembali, yaitu tahun 2018 sebesar Rp. 763.486.382.764,00, dan tahun 2019

meningkat lagi sebesar Rp. 882.547.761.646,00. Naik turunnya dana perimbangan

disebabkankan daerah tidak memperoleh pendapatan yang cukup besar, akibatnya

Pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam menyediakan dana pemeliharaan

dan peningkatan pelayanan dasar. Kondisi tersebut juga muncul akibat adanya

persoalan dalam proses transfer dana. Bila tidak ditransfer pada akhir tahun, maka

dana transfer tersebut akan dijadikan penerimaan pada tahun berikutnya.

Selanjutnya perkembangan realisasi belanja daerah Kabupaten Tojo Una-

Una sebagaimana dalam tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2.
Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Tojo Una-Una
Tahun 2015-2019
Tahun Belanja Daerah
2015 905.360.472.394,00
2016 1.055.406.491.017,00
2017 993.349.818.728,64
2018 1.002.584.919.495,00
2019 1.148.916.605.929,00
Sumber data : BPKAD Kabupaten Tojo Una-Una

Dari table 1.2 di atas menunjukkan bahwa kebutuhan belanja daerah untuk

Kabupaten Tojo Una-Una setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tahun 2015


4
belanja daerah sebesar Rp. 905.360.472.394,00, tahun 2016 sebesar

Rp. 1.055.406.491.017,00. Tahun 2017 belanja daerah mengalami penurunan

hanya sebesar Rp. 993.349.818.728,64, namun pada tahun 2018 dan 2019 belanja

daerah kembali terjadi peningkatan yaitu tahun 2018 sebesar

Rp. 1.002.584.919.495,00, dan tahun 2019 sebesar Rp. 1.148.916.605.929,00.

Kebutuhan belanja daerah akan berpengaruh terhadap pembangunan infrastruktur

dan kegiatan-kegiatan pelayanan publik lainnya di Kabupaten Tojo Una-Una.

Untuk itu, penulis ingin mengkaji lebih jauh dalam suatu penelitian dengan

judul yaitu Kontribusi Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah

Kabupaten Tojo Una-Una.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : Seberapa Besar Kontribusi Dana Perimbangan Terhadap Belanja

Daerah Kabupaten Tojo Una-Una?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui besarnya Kontribusi Dana Perimbangan terhadap

Belanja Daerah Kabupaten Tojo Una-Una.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai sumbangsih pemikiran bagi Pemerintah Daerah khususnya

Pemerintah Daerah Kabupaten Tojo Una-Una;

1.4.2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam kajian keuangan daerah.

1.4.3. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sintuwu Maroso Poso.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian Otonomi Daerah

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), otonomi adalah pola

pemerintahan sendiri. Sedangkan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Otonomi daerah adalah hak penduduk yang tinggal dalam suatu daerah

untuk mengatur, mengurus, mengendalikan dan mengembangkan urusannya

sendiri dengan menghormati peraturan perundangan yang berlaku (Nurcholis,

2007)

Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa otonomi daerah merupakan

kemerdekaan atau kebebasan menentukan aturan sendiri berdasarkan perundang-

undangan, dalam memenuhi kebutuhan daerah sesuai dengan potensi dan

kemampuan yang dimiliki oleh daerah. Pemberian kewenangan yang lebih luas

dalam hal administrasi dan tata kelola pemerintahan daerah telah dijabarkan

dalam suatu peraturan perundang-undangan daerah yaitu Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Otonomi daerah yang dicanangkan

6
sekarang ini diharapkan akan memercepat pertumbuhan dan pembangunan daerah,

disamping itu juga menciptakan keseimbangan pembangunan antar daerah di

Indonesia (Syaukani dkk, 2009).

Otonomi daerah dapat mengembalikan harkat dan martabat serta harga diri

masyarakat di daerah, karena masyarakat di daerah sudah sekian lama sejak

kemerdekaan telah mengalami proses marginalisasi. Sebagai daerah yang otonom,

wilayah provinsi, kabupaten dan kota memunyai kewenangan dalam hal membuat

suatu kebijakan publik. Bentuk dari kebijakan tersebut salah satunya adalah

Peraturan daerah (PerDa). Peraturan daerah yang dibuat oleh pemerintah daerah

tentunya merupakan produk hukum daerah. Sama seperti produk hukum yang

dibuat oleh pemerintah pusat, Perda juga memiliki kekuatan hukum yang

mengikat. Hanya saja tingkat kekuatan hukumnya terbatas hanya dilingkup

wilayah pemerintahan daerah saja. Peraturan Daerah (PerDa) dibuat oleh

pemerintah legislatif dan eksekutif di daerah. Perda dibuat tentunya mempunyai

tujuan. Tujuan yang hendak dicapai oleh suatu pemerintah daerah dituangkan

dalam peraturan daerah. Sebagai daerah otonom seharusnya mempunyai prioritas-

prioritas yang lebih terhadap bidang-bidang apa saja yang akan difokuskan oleh

daerah.

Tahun 2001 merupakan awal pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana

diatur dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-undang No. 25

Tahun 1999 yang secara serentak diberlakukan di seluruh provinsi di Indonesia.

Menurut Widjaja (2007) “dengan diberlakukannya Undang-undang No. 22 Tahun

1999 dan Undang- undang No. 25 Tahun 1999, mulai tanggal 1 Januari 2001

7
menteri dalam negeri dan otonomi daerah memberi petunjuk yang dapat

dipedomani dalam penyusunan dan pelaksanaan APBD”.

2.1.2. Prinsip Otonomi Daerah

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan

pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam

undang-undang ini. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah

untuk memberi pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan

masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat (HAW,

Widjaja, 2007).

Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan otonomi

yang luas, nyata, dan bertanggung jawab di daerah secara proporsional dan

berkeadilan, jauh dari praktik-praktik korupsi, kolusi, nepotisme serta adanya

perimbangan antara keuangan pemerintah pusat dan daerah (HAW. Widjaja,

2007). Dengan demikian prinsip otonomi daerah adalah sebagai berikut:

a) Prinsip Otonomi Luas Yang dimaksud otonomi luas adalah kepala daerah

diberikan tugas, wewenang, hak, dan kewajiban untuk menangani urusan

pemerintahan yang tidak ditangani oleh pemerintah pusat sehingga isi

otonomi yang dimiliki oleh suatu daerah memiliki banyak ragam dan

jenisnya. Di samping itu, daerah diberikan keleluasaan untuk menangani

urusan pemerintahan yang diserahkan itu, dalam rangka mewujudkan tujuan

dibentuknya suatu daerah, dan tujuan pemberian otonomi daerah itu sendiri

8
terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sesuai dengan

potensi dan karakteristik masing-masing daerah.

b) Prinsip Otonomi Nyata Yang dimaksud prinsip otonomi nyata adalah suatu

tugas, wewenang dan kewajiban untuk menangani urusan pemerintahan yang

senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai

dengan potensi dan karakteristik daerah masing-masing.

c) Prinsip Otonomi yang Bertanggungjawab Yang dimaksud dengan prinsip

otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam

penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan pemberian

otonomi yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah, termasuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat (Abdullah, 2007).

2.1.3. Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah menurut Mardiasmo

(2004) adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan

perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan

otonomi daerah yaitu:

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan

masyarakat,

2) Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah, dan

3) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi

dalam proses pembangunan.

Menurut Deddy & Solihin (2004), tujuan peletakan kewenangan dalam

penyelenggaraan otonomi daerah adalah peningkatan kesejahteraan rakyat,

9
pemerataan dan keadilan, demokratisasi dan penghormatan terhadap budaya lokal

dan memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Dengan demikian pada

intinya tujuan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dengan cara meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat dan

memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.

2.1.4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Definisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menurut

Halim (2012) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan

Daerah adalah APBD merupakan rencana kegiatan pemerintah daerah yang

dituangkan dalam bentuk angka dan menunjukan adanya sumber penerimaan yang

merupakan target minimal dan biaya yang merupakan batas maksimal untuk satu

periode anggaran.

APBD adalah suatu anggaran daerah yang memiliki unsur-unsur sebagai

berikut:

1) Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci.

2) Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi

biaya-biaya sehubungan dengan aktifitas-aktifitas tersebut, dan adanya biaya-

biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran-pengeluaran yang

dilaksanakan.

3) Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka.

4) Periode anggaran yaitu biasanya 1 (satu) tahun. Dari beberapa pengertian

tersebut jelas bahwa APBD haruslah disusun dengan baik dan

dipertimbangkan dengan seksama dengan memperhatikan skala prioritas, dan

10
dalam pelaksanaannya harus mengacu pada sasaran dengan cara yang berdaya

guna dan berhasil guna.

Bahtiar, Muchlis dan Iskandar (2009) struktur APBD berdasarkan jenis

pendapatan, belanja, dan pembiyaan daerah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD), dana

perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

PAD merupakan pendapatan dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah. Pajak dan retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang telah

diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai pajak dan

retribusi daerah. Hasil pengelolaan kekayaan daerah merupakan

pendapatan daerah dari bagian laba dari penyertaan pemerintah daerah,

penyertaan pemerintah daerah tersebut terdiri dari penyertaan pada badan

usaha milik daerah (BUMD), badan usaha, milik Negara (BUMN), dan

badan usaha milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Lain-lain

PAD yang sah berupa hasil penjualan kekayaan daerah seperti asset tetap

daerah, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti

kerugian daerah, penerimaan komisi, selisih, keuntungan kurs,

pendapatan denda, pendapatan hasil eksekusi jaminan, pendapatan dari

pengembalian fasilitas social dan umum, pendapatan dari jasa pendidikan

dan pelatihan, serta pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.

11
b) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan merupakan pendapatan daerah dari transfer dana dari

pemerintah pusat berupa belanja untuk daerah. Dana perimbangan terdiri

dari dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana

otonomi khusus, dan dana penyesuaian.

c) Lain-lain pendapatan yang sah

Lain-lain pendapatan yang sah merupakan pendapatan dari hibah, dana

darurat, dana bagi hasil pendapatan dari propinsi, dana penyesuaian dan

dana otonomi khusus, dan bantuan keuangan dari pemerintah lain.

2) Belanja Daerah

Belanja Daerah diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu:

a) Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tak

langsung terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan

sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.

Belanja pegawai dalam hal ini merupakan belanja untuk gaji dan

tunjangan serta pengasilan lain yang diberikan kepada pejabat dan

pegawai negeri sipil daerah, termasuk di dalamnya pimpinan anggota

DPRD.

b) Belanja Langsung

Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara

langsusng dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung

12
terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.

Klasifikasi belanja sesuai fungsi sama dengan klasifikasi belanja sesuai

fungsi dalam APBN di atas. Hal ini untuk memudahkan keselarasan dan

keterpaduan pengelolaan keuangan negara.

2) Pembiayaan Daerah

Pembiayaan merupakan penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali dan/atau penerimaan dan/atau

pengeluaran terkait dengan kekayaan daerah yang dipisahkan yang digunakan

untuk menutup defisit atau menggunakan surplus. Pembiayaan Negara

tersebut terdiri dari pembiayaan dalam negeri dan luar negeri. Pembiayaan

dalam negeri meliputi pembiayaan perbankan dan pembiayaan non

perbankan. Pembiayaan dalam negeri diperoleh dari penjualan kekayaan

daerah yang dipisahkan, penggunaan dana cadangan.”

2.1.5. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah menurut Halim dan kusufi (2012) merupakan

semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.

Pendapatan asli daerah (PAD) menurut Djaenuri (2012) adalah penerimaan yang

diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang

berlaku.

Pendapatan Asli Daerah menurut Purnomo dkk (2015) merupakan

Pendapatan Daerah yang bersumber dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi

13
Daerah, hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan kewenangan

kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai

dengan potensi Daerah sebagai perwujudan Desentralisasi.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli

Daerah pendapatan atau penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber ekonomi

asli daerah yang dipungut berdasarkan undang-undang.

Menurut Purnomo dkk (2015) Indikator Pendapatan Asli Daerah adalah :

1) Hasil pajak daerah

2) Hasil retribusi daerah

3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 4. Lain-lain pendapatan

asli daerah yang sah

Sedangkan menurut Djaenuri (2012) Kelompok pendapatan asli daerah

terdiri atas:

1) Hasil pajak daerah;

2) Hasil retribusi daerah;

3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan

asli daerah yang sah; Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa

kelompok pendapatan asli daerah yaitu hasil pajak daerah,hasil retribusi

daerah hsil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan dan lain lain

pendapatan asli daerah yang sah.

14
2.1.6. Dana Perimbangan

Menurut Djaenuri (2012), dana perimbangan merupakan sumber

pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan

kewenanangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi

kepada daerah, terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat

yang semakin baik.

Dengan demikian, sejalan dengan tujuan pokoknya, dana perimbangan

dapat lebih memperdayakan dan meningkatkan kemampuan perekonomian

daerah, menciptakan sistem pembayaran yang adil, proporsional, rasioanl,

transparan partisipatif, bertanggungjawab (akuntabel), serta memberikan

kepastian sumber keuangan daerah yang berasal dari wilayah daerah yang

bersangkutan.

Menurut Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Dana Perimbangan

adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada

daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan

Desentralisasi. Dana perimbangan memiliki tujuan untuk mengurangi kesenjangan

fiskal antar pemerintah daerah. Dana perimbangan terdiri dari Dana Alokasi

Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH).

1) Dana Alokasi Umum (DAU)

Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah disebutkan bahwa “Dana Alokasi

Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

15
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah

untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi”.

Menurut Awaniz (2011) “Dana alokasi umum merupakan jenis transfer dana

antar tingkat pemerintahan yang tidak terikat dengan program pengeluaran

tertentu”.

Halim (2016) menjelaskan bahwa “Dana alokasi umum adalah transfer dana

yang bersifat block grant, sehingga pemerintah daerah mempunyai

keleluasaan didalam penggunaan DAU sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi

masing-masing daerah”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Dana alokasi

umum merupakan salah satu dana perimbangan atau pendapatan transfer yang

ditujukan untuk pemerintah daerah guna mencapai pemerataan kemampuan

keuangan antar daerah dalam pelaksanaan desentralisasi dan memenuhi

kebutuhan daerah masing-masing.

2) Dana Alokasi Khusus (DAK)

Menurut Syarifin dan Jubaedah (2006) Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah

dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu

dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Pengalokasian DAK

memperhatikan ketersediaan dana dalam APBN, yang berarti bahwa besaran

DAK tidak dapat dipastikan setiap tahunnya (Djaenuri, 2012).

DAK digunakan khusus untuk membiayai investasi pengadaan, peningkatan

atau perbaikan prasarana dan sarana fisik dengan umur ekonomis panjang.

16
Dalam keadaan tertentu DAK dapat membantu biaya pengoprasian dan

pemeliharaan prasarana dan sarana untuk periode terbatas, tidak melebihi 3

tahun. Sektor atau kegiatan yang tidak dapat dibiayai dari DAK adalah biaya

administrasi, biaya penyiapan proyek fisik, biaya penelitian, biaya perjalanan

pegawai, dan biaya umum sejenis yang lain. Sektor atau kegiatan yang dapat

dibiayai DAK ditetapkan oleh mentri teknis atau instansi terkait setelah

melakukan konsultasi dengan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah sesuai

dengan bidang tugas masing- masing.

Menurut Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang dana perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, Dana Alokasi

Khusus digunakan untuk :

a) Mendanai kegiatan khusus yang ditentukan pemerintah atas dasar

prioritas nasioanl.

b) Mendanai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu

3) Dana Bagi Hasil (DBH)

Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentase untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU

No. 33 Tahun 2004). Dana Bagi Hasil merupakan dana perimbangan yang

strategis bagi daerah-daerah yang memiliki sumber‐sumber penerimaan pusat

di daerahnya, meliputi penerimaan pajak pusat yaitu pajak penghasilan

perseorangan (PPh perseorangan), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan penerimaan dari

17
sumber daya alam (Minyak Bumi, Gas Alam, Pertambangan Umum,

Kehutanan dan Perikanan).

2.1.7. Belanja Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

menyebutkan bahwa belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui

sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan”.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah menjelaskan bahwa Belanja daerah adalah kewajiban

pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

Sedangkan menurut PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan menyebutkan bahwa belanja daerah adalah semua pengeluaran dari

Rekening Kas Umum Daerah dan Bendahara Pengeluaran yang mengurangi Saldo

Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belanja daerah adalah

pengeluaran pemerintah daerah untuk mendanai urusan pemerintah yang menjadi

kewenangan daerah dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.

Klasifikasi Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu :

1) Klasifikasi belanja yang dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota

18
yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya

dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara

pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang

ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

2) Klasifikasi belanja menurut fungsi digunakan untuk tujuan keselarasan dan

keterpaduan pengelolaan keuangan negara. Menurut klasifikasi ini, belanja

menurut fungsi terdiri atas: pelayanan umum, ketertiban dan ketentraman,

ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan,

pariwisata dan budaya, pendidikan, dan perlindungan sosial. Berbeda dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Permendagri Nomor 13 Tahun

2006 tidak memasukkan fungsi “pertahanan” dan “agama” karena kedua

fungsi tersebut adalah urusan pemerintahan yang dilaksanakan sepenuhnya

oleh pemerintah pusat dan tidak didesentralisasikan.

3) Klasifikasi menurut kelompok belanja terdiri dari belanja langsung dan

belanja tak langsung. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang

dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan. Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut

jenis belanja yang terdiri dari:

a) Belanja Pegawai, digunakan untuk pengeluaran honorarium/upah dalam

melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

b) Belanja Barang dan Jasa, digunakan untuk pengeluaran pembelian/

pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan

19
dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan

pemerintahan daerah.

c) Belanja Modal, digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam

rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat

lebih dari (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan

pemerintahan.

Sedangkan kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang

dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang

terdiri dari:

a) Belanja Pegawai, merupakan belanja kompensasi dalam bentuk gaji dan

tunjangan serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri

sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

b) Belanja Bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang

yang dihitung atas kewajiban pokok utang (Principal Outsanding)

berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang.

c) Belanja Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi

kepada perusahaan/lembaga tertentu yang menghasilkan produk atau jasa

pelayanan umum masyarakat agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan

dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

d) Belanja Hibah, digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam

bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah

20
daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi

kemasyarakatan yang secara spesifik telah dietapkan peruntukannya.

e) Belanja Bantuan Sosial, digunakan untuk menganggarkan pemberian

bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau

barang kepada kelompok/anggota masyarakat dan partai politik.

f) Belanja Bagi Hasil, digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang

bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau

pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan

pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan.

g) Belanja Bantuan Keuangan, digunakan untuk menganggarkan bantuan

keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada

kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya

atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan

pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan

kemampuan keuangan.

h) Belanja Tidak terduga, merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya

tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan

bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya,

termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun

sebelumnya yang telah ditutup.

21
2.2. Kerangka Pemikiran

Realitas yang ada menunjukkan bahwa tingkat kemandirian pemerintah

daerah hanya mampu membiayai belanja daerah yang paling tinggi sebesar 20%.

Maka dari itu pemerintah pusat tidak melepas tangan begitu saja dengan

bergulirnya kebijakan otonomi daerah ini.

Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan, pemerintah daerah

mendapatkan transfer dana dari pemerintah pusat dalam bentuk dana

perimbangan. Transfer dana dari pemerintah pusat ini diharapkan mampu

membiayai belanja pemerintah daerah dan dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi pemerintah daerah tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan

pemerintah daerahnya.

Berkaitan dengan belanja daerah yang ditujukan untuk meningkatkan

pelayanan public dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ini,

strategi alokasi belanja daerah menjadi penting untuk diperhatikan agar dapat

berperan maksimal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dapat

menumbuhkan pendapatan asli daerah.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas penulis ingin mengetahui lebih

mendalam tentang dana perimbangan dapat mempengaruhi belanja daerah di

Kabupaten Tojo Una-Una. Untuk itu kerangka pemikiran ini, dapat digambarkan

dalam bentuk bagan berikut :

22
Bagan Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1.

Pemerintah Daerah
Kabupaten Tojo Una-Una

Dana Perimbangan

Belanja Daerah

Masalah

Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian

23
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Badan Pendapatan Daerah

Kabupaten Tojo Una-Una Propinsi Sulawesi Tengah. Pemilihan tempat penelitian

ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Kantor Badan Pendapatan Daerah

Kabupaten Tojo Una-Una merupakan salah satu instansi yang mengelola

pendapatan asli daerah dan pendapatan lain-lain di Kabupaten Tojo Una-Una.

3.1.2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini diperkirakan selama enam

bulan sejak bulan Februari sampai dengan Juli 2020.

3.2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua cara teknik analisis yaitu

analisis kuantitatif yaitu menghitung data finansial berupa ringkasan Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) dan Analisis kualitatif yaitu dengan

menganalisis dan menilai semua data yang diperoleh dari objek penelitian serta

membandingkannya dengan teori-teori dan ketentuan yang berlaku umum.

3.3. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis dan Sumber Data

24
1) Data Primer adalah Data primer merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer secara khusus

dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.

2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung sumber data

penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara.

3.3.2. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi

yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab

kepada pegawai bagian keuangan dan asset daerah Kabupaten Tojo Una-Una.

2) Dokumentasi adalah pengumpulan data oleh peneliti dengan cara

mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian.

Dalam hal ini dokumen yang berkaitan dengan laporan realisasi APBD

Kabupaten Tojo Una-Una tahun 2015 - 2019.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Laporan Realisasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tojo Una-Una. Sampel yang

digunakan adalah data Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

kontribusi yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa

25
besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan Dana Perimbangan

terhadap Belanja Daerah. Rumus yang digunakan (Handoko, 2013) yaitu :

QX
Pn = x 100%
QY

Dimana :

Pn = Kontribusi Penerimaan
QY = Jumlah Belanja Daerah
QX = Jumlah Dana Perimbangan
n = Tahun (periode) tertentu

Untuk menilai besarnya kontribusi dapat diinterpretasikan pada criteria

sebagai berikut :

Tabel 3.1
Interpretasi Nilai Kontribusi
Kriteria Rasio Kontribusi
Sangat Kurang 0,00 – 10,00
Kurang 10,00 – 20,00
Sedang 20,10 – 30,00
Cukup 30,10 – 40,00
Baik 40,10 – 50,00
Sangat Baik  50,00
Sumber : Gazali Syamni, 2009

3.6. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi, penulis mengungkapkan definisi variabel

yang diteliti secara operasional sebagai berikut :

26
1) Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi di Kabupaten Tojo Una-Una tahun 2015 – 2019.

2) Belanja Daerah adalah pengeluaran pemerintah daerah Kabupaten Tojo Una-

Una untuk mendanai urusan pemerintahannya dalam tahun anggaran 2015 –

2019 dan tidak ada pengembaliannya.

27
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Badan Pendapatan Daerah lahir sebagai konsekwensi pelaksanaan

otonomi Daerah dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, dimana salah satu pasalnya mengisyaratkan adanya

kewenangan pelaksanaan manajemen pengelolaan pendapatan daerah di Provinsi

dan Kabupaten/Kota. Awalnya, lembaga yang menangani pendapatan daerah

merupakan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una, sedangkan

lembaga pengelola keuangan daerah merupakan bagian keuangan pada sekretariat

daerah Kabupaten Tojo Una-Una. Atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan ditindak lanjuti

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Nomor 14 tahun 2017 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Tojo Una-Una, sebagai

implementasi dari Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah.

Dengan adanya peraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah serta Peraturan Daerah kabupaten Tojo Una-Una nomor 14

tahun 2017 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah kabupaten Tojo

28
Una-Una, maka dari situlah Badan Pendapatan Daerah berdiri menjadi satu

lembaga yang memiliki Tugas, Fungsi dan Tata kerja bertipe A berdasarkan

Peraturan Bupati nomor 37 tahun 2017.

Terbentuknya Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una

sebagai Organisasi Perangkat Daerah tentu diharapkan bisa menjadi lembaga yang

mandiri dan profesional didalam upaya mengolah pajak dan retribusi daerah

menjadi Pendapatan Daerah. Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi daerah mengamanatkan bahwa Pengelolaan dan

Pemungutan pajak Bumi Bangunan perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

diserahkan sepenuhnya kepada daerah dan menjadi salah satu Pajak Daerah dan

mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2010 dengan tenggang waktu paling

lambat 1 Januari 2015. Untuk Kabupaten Tojo Una-Una sendiri PBB-P2 mulai

berlaku secara efektif sejak 1 Januari 2014.

Visi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una

adalah Terwujudnya Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Pendapatan

Daerah.

Misi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una 2016 S/D 2021

yaitu :

1) Meningkatkan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah yang

terukur dan berkualitas;

2) Meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme Personil Badan Pendapatan

Daerah Kabupaten Tojo Una-Una;

29
3) Meningkatkan Koordinasi dengan Instansi terkait dalam Pengelolaan Sumber-

Sumber Pendapatan Daerah; dan

4) Mewujudkan Pemerintahan yang baik dan bersih.

4.1.2. Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten

Tojo Una-Una

Adapun Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah

Kabupaten Tojo Una-Una adalah sebagai berikut:

a. Kepala Badan

Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati. Melalui Sekretaris Daerah mempunyai tugas melaksanakan

penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan pendapatan

daerah. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas

Pendapatan Daerah memiliki fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan pendapatan daerah.

2) Pelaksanaan tugas bidang pendapatan daerah.

3) Penyelenggaraan pelayanan umum bidang pendapatan daerah.

4) Pembinaan dan pengembangan pendapatan daerah.

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

b. Sekretaris

30
Tugas Pokok Menyelenggarakan urusan umum, kepegawaian, keuangan,

perencanaan, evaluasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas satuan

organisasi. Fungsi:

1) Penyusunan rencana kerja sekretariat.

2) Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan.

3) Penyelenggaraan urusan umum Badan Pendapatan Daerah.

4) Penyelenggaraan urusan kepegawaian Badan Pendapatan Daerah.

5) Penyelenggaraan urusan perencanaan dan evaluasi di Badan Pendapatan

Daerah.

6) Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas satuan organisasi.

7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat.

c. Sub Bidang Penyusunan Program

Mempunyai tugas pokok melaksanakan Perencanaan, Pelaksanaan,

Pengawasan serta Pengendalian dibidang penyusunan Program dengan

rincian tugas sebagai berikut:

1) Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dan perencanaan di

bidang penyusunan Program.

2) Melaksanakan pengelolaan administrasi di bidang penyusunan Program.

3) Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi di

bidang penyusunan Program.

4) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bidang Penyusunan

Program; dan

31
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Atasan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

d. Sub Bagian Keuangan dan Aset

Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja (RAPBD), Pembukuan, Perhitungan Anggaran,

Verifikasi dan Perbendaharaan dilingkup Badan dengan rincian tugas sebagai

berikut:

1) Menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBD).

2) Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan gaji pegawai

dilingkup Badan.

3) Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan

keuangan.

4) Menyusun rencana kebutuhan dilingkup Badan.

5) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan; dan

6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Atasan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

e. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Tata usaha dan Rumah

tangga, Kearsipan Satuan kerja (Satker), Perencanaan Kepegawaian dan

Pengelolaan Administrasi Kepegawaian dilingkup Badan dengan rincian

tugas sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian.

32
2) Menyusun formasi pegawai dan perencanaan pegawai.

3) Mengelola administrasi tentang kepegawaian dan hak kepegawaian.

4) Mengurus kesejahteraan pegawai.

5) Melakukan pengelolaan urusan surat-menyurat, pengetikan dan

penggandaan.

6) Melakukan tata usaha kearsipan.

7) Melakukan urusan rumah tangga dan keprotokolan.

8) Mengurus administrasi perjalanan dinas dan tugas-tugas hubungan

masyarakat.

9) Melakukan perawatan dan perbaikan peralatan kantor.

10) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian; dan

11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Atasan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

f. Bidang Pendaftaran dan Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

Mempunyai tugas melaksanakan tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di

bidang pendaftaran dan pendataan dan penetapan pajak daerah. Fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan serta pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan dibidang pendaftaran dan pendataan dan penetapan pajak

daerah.

33
2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pendaftaran dan

pendataan dan penetapan pajak daerah.

3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

penyelenggaraan di bidang pendaftaran dan pendataan dan penetapan

pajak daerah.

4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

pendaftaran dan pendataan dan penetapan pajak daerah.

5) Melaksanakan Pendaftaran dan Pendataan dan Penetapan Pajak

Daerahsesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang undangan yang

berlaku guna peningkatan optimalisasi penerimaan pajak daerah.

6) Melakukan penghimpunan, pengolahan data objek dan subjek Pajak

Daerahsesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku guna peningkatan optimalisasi penerimaan pajak daerah.

7) Menyelenggarakan pendistribusian serta penyimpanan surat surat

perpajakan berkaitan dengan Bidang Pendaftaran, Pendataan dan

Penetapan Pajak Daerah sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang

berlaku guna peningkatan optimalisasi penerimaam pajak daerah.

8) Perumusan prosedur pembukuan dan pelaporan pendapatan Daerah guna

peningkatan optimalisasi Administrasi Pajak Daerah.

9) Penyusunan Daftar Induk Wajib Pajak Daerah (DIWP), Nomor Pokok

Wajib Pajak daerah (NPWPD).

34
10) Melaporkan pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan tugas Bidang

Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah sesuai dengan

ketentuan dan peraturan

11) perundang-undangan yang berlaku guna peningkatan optimalisasi

penerimaam pajak daerah.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan.

13) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pendaftaran dan

pendataan dan penetapan pajak daerah.

14) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan baik secara lisan

maupun tertulis; dan

15) Menyiapkan bahan, menyusun dan menyampaikan laporan mengenai

pelaksanaan tugas dibidang pendaftaran dan pendataan dan penetapan

pajak daerah.

g. Sub Bidang Distribusi, Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan

Mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait fungsi

bidang distribusi, pendaftaran, pendataan dan penetapan. Fungsi :

1) Mengelola administrasi dan menyiapkan bahan penyusunan Program

Kerja Tahunan Sub Bidang Distribusi, Pendaftaran, Pendataan dan

Penetapan.

35
2) Menyiapkan dan menghimpun Peraturan Perundang-Undangan,

pedoman, dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan dibidang distribusi,

pendaftaran, pendataan dan penetapan.

3) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka pembahasan kebijakan teknis

Sub Bidang Distribusi, Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan.

4) Menyelenggaraan penyusunan rencana dan program kerja Sub Bidang

Distribusi, Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan.

5) Mendistribusikan, menerima formulir pendaftaran, SPTPD/SPOP PBB

pada Wajib Pajak.

6) Melakukan pendataan terhadap objek dan subjek Pajak Daerah.

7) melakukan perhitungan dan penetapan serta penerbitan SKPD, SKRD.

8) Melaksanakan Penetapan Surat Ketetapan Pajak/Retribusi Daerah

Kurang Bayar (SKPDKB/SKRDKB), Surat Ketetapan Pajak/Retribusi

Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT/SKRDKBT) Surat

Ketetapan Pajak/Retribusi Daerah Nihil (SKPDN/SKRDN), Surat

Ketetapan Pajak Retribusi Daerah Lebih Bayar (SKPDLB/SKRDLB).

9) Melaksanakan dan mengikuti rapat-rapat yang terkait dengan bidang

tugasnya.

10) Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi teknis dengan lintas terkait

dengan lingkup tugasnya.

11) Memproses administarsi pajak dan bahan dan perumusan sistem dan

prosedur restitusi pajak daerah.

36
12) Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan

maupun tertulis; dan

13) Menyiapkan bahan, menyusun dan menyampaikan laporan mengenai

pelaksanaan tugas Sub Bidang Distribusi, Pendaftaran, Pendataan dan

Penetapan.

h. Sub Bidang Validasi dan Penilaian

Mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait fungsi

bidang validasi dan penilaian. Fungsi :

1) Mengelola administrasi dan menyiapkan bahan penyusunan Program

Kerja Tahunan Sub Bidang Validasi dan Penilaian.

2) Menyiapkan dan menghimpun Peraturan Perundang-Undangan,

pedoman, dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan dibidang bidang

validasi dan penilaian.

3) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka pembahasan kebijakan teknis

Sub Bidang Validasi dan Penilaian.

4) Menyelenggaraan penyusunan rencana dan program kerja Sub Bidang

Validasi dan Penilaian.

5) Menditribusikan, menerima, meneliti kelengkapan dan Validasi SSPD

BPHTB.

6) Melakukan penilaian nilai objek Pajak.

7) Menerima dan memeriksa kelengkapan permohonan pelayanan PBB-P2.

37
8) Melaksanakan kegiatan BidangValidasi dan Penilaian.

9) Melakukan pelayanan pengaduan di Bidang Pajak Daerah.

10) Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi teknis dengan lintas terkait

dengan lingkup tugasnya.

11) Menyiapkan hasil penilaian dan penetapan serta keputusan Pengaduan

Wajib Pajak.

12) Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan

maupun tertulis; dan

13) Menyiapkan bahan, menyusun dan menyampaikan laporan mengenai

pelaksanaan tugas Sub Bidang Validasi dan Penilaian.

i. Sub Bidang Pengelolaan dan Entri Data

Mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait fungsi

bidang pengelolaan dan entri data. Fungsi :

1) Mengelola administrasi dan menyiapkan bahan penyusunan Program

Kerja Tahunan Sub Bidang Pengelolaan dan Entri Data.

2) Menyiapkan dan menghimpun Peraturan Perundang-Undangan,

pedoman, dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan dibidang bidang

pengelolaan dan entri data.

3) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka pembahasan kebijakan teknis

Sub

4) Bidang Pengelolaan dan Entri Data.

38
5) Menyelenggaraan penyusunan rencana dan program kerja Sub Bidang

Pengelolaan dan Entri Data.

6) Membuat dan memelihara Daftar Induk Wajib Pajak dan menerbitkan

Kartu Pengenal NPWPD.

7) Mengolah data Formulir Pendaftaran/SOP PBB P-2, menerbitkan dan

mendistribusikan SPPT PBB P-2, menerbitkan dan mendistribusikan

SPPT PBB P-2 kepada Wajib Pajak.

8) Mengolah data perolehan objek pajak BPHTB dan melakukan entry data

mutasi PBB P-2 berdasarkan SSPD BPHTB.

9) Melakukan entry data hasil pelayanan PBB P-2 dan perubahan peta.

10) Melaksanakan dan mengikuti rapat-rapat yang terkait dengan bidang

tugasnya.

11) Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi teknis dengan lintas terkait

dengan lingkup tugasnya.

12) Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan

maupun tertulis; dan

13) Menyiapkan bahan, menyusun dan menyampaikan laporan mengenai

pelaksanaan tugas Sub Bidang Pengelolaan dan Entri Data.

Selanjutnya Bagan struktur organisasi terdapat dalam lampiran.

4.1.3. Karakteristik Pegawai Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo

Una-Una

Karakteristik pegawai menurut jenis kelamin pada Badan Pendapatan

Daerah Kabupaten Tojo Una-Una sebagai berikut :

39
Tabel 4.1

Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Persentase


1. Laki-laki 25 Orang 69,44
2. Perempuan 11 Orang 30,56

Jumlah 36 Orang 100


Sumber : Data Sekunder, 2020

Tabel tersebut di atas, menunjukkan bahwa karakteristik pegawai

berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 25 orang atau 69,44%, dan

perempuan sebanyak 11 orang atau 30,56 %. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar pegawai pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una

adalah laki-laki.

Sedangkan karakteristik pegawai menurut tingkat pendidikan pada Badan

Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una sebagai berikut:

Tabel 4.2

Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase


1. Sarjana Strata 2 (S 2) 4 Orang 11,11
2. Sarjana Strata 1 (S 1) 21 Orang 58,33
3. Diploma 1 Orang 2,78
4. SMU / Sederajat 10 Orang 27,78
Jumlah 36 Orang 100
Sumber : Data Sekunder, 2020

Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa karakteristik pegawai

berdasarkan tingkat pendidikan yaitu Sarjana Strata 2 (S2) sebanyakk 4 orang atau

11,11%, Sarjana Strata 1 (S1) sebanyak 21 orang atau 58,33%, Diploma sebanyak

40
1 orang atau 2,87%, SMU/Sederajat sebanyak 10 orang atau 27,78%. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa pegawai pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten

Tojo Una-Una didominasi oleh pegawai yang berpendidikan Sarjana Strata 1 (S1).

4.1.4. Analisis Rasio

Rasio ini menggambarkan seberapa besar kontribusi dana perimbangan

terhadap pengalokasian belanja daerah baik secara keseluruhan maupun secara

sebagian. Rasio ini menunjukkan tingkat ketergantungan pemerintah daerah

terhadap bantuan dana pusat dalam pengalokasian belanja daerahnya.

Rasio ini menunjukkan besar kecilnya dana yang berasal dari pusat yang

berupa dana perimbangan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

dari kegiatan pemerintah daerah serta pelayanan kepada masyarakat yang bersifat

rutin maupun kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk investasi dan mendirikan

sarana dan prasarana pembangunan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin

tinggi pula tingkat penggunaan dana perimbangan dalam pengalokasian belanja

pemerintah daerah baik secara keseluruhan maupun sebagian.

Tabel 4.3

Perhitungan Rasio Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah

Kabupaten Tojo Una-Una Tahun Anggaran 2015 – 2019

Rasio
Tahun Dana Perimbangan Belanja Daerah (Dana
Anggaran (Rp) (Rp) Perimbangan/
Belanja Daerah)
2015 739.883.040.043,00 905.360.472.394,00 81,72%
2016 899.335.870.448,00 1.055.406.491.017,00 85,21%
2017 750.356.885.746,00 993.349.818.728,64 75,54%
2018 763.486.382.764,00 1.002.584.919.495,00 76,15%

41
2019 882.547.761.646,00 1.148.916.605.929,00 76,82%
Rata-Rata 79,09%
Sumber : data diolah, 2020
Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 (lima)

tahun rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah mengalami fluktuasi

(naik/turun) dirata-ratakan pertahunnya sebesar 79,09%. Menurut pernyataan

Gazali (2009) bahwa 79,09% termasuk dalam kategori sangat baik. Artinya nilai

kontribusi yang diperoleh di atas 50%.

Jumlah dana perimbangan ini menunjukkan bahwa sebagian besar dana

yang diperoleh pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una berasal dari transfer

pusat/provinsi dalam membiayai segala bentuk belanja daerah, baik dalam jumlah

yang besar.

Sebaliknya penurunan rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah

Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap dana

dari pusat/provinsi untuk membiayai belanja daerahnya. Hal ini menunjukkan

bahwa Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una semakin giat untuk meningkatkan

pendapatan asli daerahnya sehingga tingkat kemandirian dapat terus ditingkatkan

dari tahun ke tahun dan sebaliknya tingkat ketergantungannya dapat dikurangi.

Penurunan rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah ini disebabkan

adanya penurunan dari sebagian besar komponen dana perimbangan itu sendiri.

Analisis tersebut menunjukkan bahwa kemampuan dana perimbangan akan dapat

membiayai belanja daerahnya rata-rata sebesar 79,09% per tahun selama kurun

waktu 5 tahun (2015-2019).

Tabel 4.4
42
Kontribusi Sumber Dana Perimbangan
Tahun Anggaran 2015 – 2019
Kontribusi
Tahun Komponen Jumlah
Terhadap Dana
Anggaran Dana Perimbangan (Rp)
Perimbangan
2015 Dana Bagi Hasil 25.633.598.043,00 3,46%
Dana Alokasi Umum 509.717.712.000,00 68,89%
Dana Alokasi Khusus 204.531.730.000,00 27,64%
Total Dana Perimbangan 739.883.040.043,00
2016 Dana Bagi Hasil 22.430.353.216,00 2,49%
Dana Alokasi Umum 555.023.062.000,00 61,71%
Dana Alokasi Khusus 321.882.455.232,00 35,79%
Total Dana Perimbangan 899.335.870.448,00
2017 Dana Bagi Hasil 24.935.336.082,00 3,32%
Dana Alokasi Umum 551.607.986.000,00 73,51%
Dana Alokasi Khusus 173.813.563.664,00 23,16%
Total Dana Perimbangan 750.356.885.746,00
2018 Dana Bagi Hasil 31.466.835.196,00 4,12%
Dana Alokasi Umum 567.372.983.000,00 74,31%
Dana Alokasi Khusus 164.646.564.568,00 21,57%
Total Dana Perimbangan 763.486.382.764,00
2019 Dana Bagi Hasil 22.750.077.623,00 2,58%
Dana Alokasi Umum 598.208.500.000,00 67,78%
Dana Alokasi Khusus 261.589.184.023,00 29,64%
Total Dana Perimbangan 882.547.761.646,00
Sumber : data diolah, 2020

4.2. Pembahasan

4.2.1. Rasio Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah Kabupaten Tojo

Una-Una Tahun 2015

Pada tahun anggaran 2015 dana perimbangan sebesar

Rp. 739.883.040.043,00, dan belanja daerah sebesar Rp. 905.360.472.394,00,

rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah diperoleh sebesar 81,72%. Hal

ini menunjukkan bahwa 81,72% dari total belanja daerah, sumber pendanaannya

berasal dari dana perimbangan, sedangkan sisanya 18,28% berasal dari PAD dan

43
pendapatan lain-lain. Menurut pernyataan Gazali (2009) bahwa rasio sebesar

81,72% termasuk dalam kategori sangat baik, dimana nilai kontribusi yang

diperoleh di atas 50%.

Besarnya rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah dapat dilihat

dari kontribusi dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus pada

tahun 2015. Dari ketiga komponen dana perimbangan tersebut, dana alokasi

umum sebesar Rp. 509.717.712.000,00 (68,89%) memberikan kontribusi yang

tinggi, disusul kemudian dana alokasi khusus sebesar Rp. 204.531.730.000,00

(27,64%) dan selanjutnya dana bagi hasil sebesar Rp. 25.633.598.043,00 (3,46%).

4.2.2. Rasio Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah Kabupaten Tojo

Una-Una Tahun 2016

Pada tahun anggaran 2016 terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya, baik

dana perimbangan maupun belanja daerah. Dana perimbangan meningkat sebesar

Rp. 899.335.870.448,00 dan belanja daerah meningkat sebesar

Rp. 1.055.406.491.017,00.

Rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah secara total mengalami

peningkatan sebesar 3,49% dari periode sebelumnya (81,72% menjadi 85,21%).

Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 85,21% dari total belanja daerah, sumber

pendanaannya berasal dari dana perimbangan, sedangkan sisanya 18,28% berasal

dari PAD dan pendapatan lain-lain. Menurut pernyataan Gazali (2009) bahwa

rasio sebesar 81,72% termasuk dalam kategori sangat baik, dimana nilai

kontribusi yang diperoleh di atas 50%.

44
Besarnya rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah dapat dilihat

dari kontribusi dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus pada

tahun 2016. Dari ketiga komponen dana perimbangan tersebut, walaupun secara

total meningkat, namun terdapat komponen yang kontribusinya menurun dari

tahun sebelumnya terutama dari dana bagi hasil sebesar Rp. 22.430.353.216,00

(2,49%), sedangkan pada komponen lain terjadi peningkatan kontribusi dari tahun

sebelumnya yaitu dana alokasi umum sebesar Rp. 555.023.062.000,00 (61,71%)

dan dana alokasi khusus sebesar Rp. 321.882.455.232,00 (35,79%).

4.2.3. Rasio Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah Kabupaten Tojo

Una-Una Tahun 2017

Pada tahun anggaran 2017 terjadi penurunan dari tahun sebelumnya, baik

dana perimbangan maupun belanja daerah. Dana perimbangan hanya sebesar

Rp. 750.356.885.746,00 dan belanja daerah sebesar Rp. 993.349.818.728,64.

Rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah secara total mengalami

penurunan sebesar 9,67% dari periode sebelumnya (85,21% menjadi 75,54%).

Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 75,54% dari total belanja daerah, sumber

pendanaannya berasal dari dana perimbangan, sedangkan sisanya 24,46% berasal

dari PAD dan pendapatan lain-lain. Menurut pernyataan Gazali (2009) bahwa

rasio sebesar 75,54% termasuk dalam kategori sangat baik, dimana nilai

kontribusi yang diperoleh di atas 50%.

Besarnya rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah dapat dilihat

dari kontribusi dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus pada

45
tahun 2017. Dari ketiga komponen dana perimbangan tersebut, secara total

mengalami penurunan, namun komponen-komponen dana perimbangan ada yang

mengalami kenaikan yaitu dana bagi hasil sebesar Rp. 24.935.336.082,00

(3,32%), sedangkan yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dana

alokasi umum sebesar Rp. 551.607.986.000,00 (73,51%), dan dana alokasi khusus

sebesar Rp. 173.813.563.664,00 (23,16%).

4.2.4. Rasio Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah Kabupaten Tojo

Una-Una Tahun 2018

Pada tahun anggaran 2018 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya,

baik dana perimbangan maupun belanja daerah. Dana perimbangan hanya sebesar

Rp. 763.486.382.764,00 dan belanja daerah sebesar Rp. 1.002.584.919.495,00.

Rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah secara total mengalami

peningkatan sebesar 0,61% dari periode sebelumnya (75,54% menjadi 76,15%).

Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 76,15% dari total belanja daerah, sumber

pendanaannya berasal dari dana perimbangan, sedangkan sisanya 23,85% berasal

dari PAD dan pendapatan lain-lain. Menurut pernyataan Gazali (2009) bahwa

rasio sebesar 76,15% termasuk dalam kategori sangat baik, dimana nilai

kontribusi yang diperoleh di atas 50%.

Besarnya rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah dapat dilihat

dari kontribusi dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus pada

tahun 2018. Dari ketiga komponen dana perimbangan tersebut, secara total

46
mengalami peningkatan, sedangkan komponen-komponen dana perimbangan

mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu dana bagi hasil sebesar

Rp. 31.466.835.196,00 (4,12%) dan dana alokasi umum sebesar

Rp. 567.372.983.000,00 (74,31%). Sedangkan dana alokasi khusus mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 164.646.564.568,00

(21,57%).

4.2.5. Rasio Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah Kabupaten Tojo

Una-Una Tahun 2019

Pada tahun anggaran 2019 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya,

baik dana perimbangan maupun belanja daerah. Dana perimbangan sebesar

Rp. 882.547.761.646,00 dan belanja daerah sebesar Rp. 1.148.916.605.929,00.

Rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah secara total mengalami

peningkatan sebesar 0,67% dari periode sebelumnya (76,15% menjadi 76,82%).

Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 76,82% dari total belanja daerah, sumber

pendanaannya berasal dari dana perimbangan, sedangkan sisanya 23,18% berasal

dari PAD dan pendapatan lain-lain. Menurut pernyataan Gazali (2009) bahwa

rasio sebesar 76,82% termasuk dalam kategori sangat baik, dimana nilai

kontribusi yang diperoleh di atas 50%.

Besarnya rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah dapat dilihat

dari kontribusi dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus pada

tahun 2019. Dari ketiga komponen dana perimbangan tersebut, secara total

mengalami peningkatan, sedangkan komponen-komponen dana perimbangan

47
yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu dana alokasi umum

sebesar Rp. 598.208.500.000,00 (67,78%) dan dana alokasi khusus sebesar

Rp. 261.589.184.023,00 (29,64%). Sedangkan dana bagi hasil mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 22.750.077.623,00 (21,57%).

Dari pembahasan tersebut di atas disimpulkan bahwa pemanfaatan dana

perimbangan untuk belanja daerah Pemerintah mengalami fluktuasi dari tahun

2015 - 2019. Peningkatan rasio dana perimbangan terhadap belanja daerah akan

berdampak kurang baik dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah, dalam artian

bahwa dengan meningkatnya rasio ini tingkat ketergantungan fiskal Pemerintah

Kabupaten Tojo Una-Una akan semakin tinggi, karena masih didominasi dari

dana perimbangan terutama dalam membiayai pengeluaran-pengeluaran yang

bersifat investasi untuk pembangunan dan kepentingan masyarakat.

Secara keseluruhan dari analisis rasio dana perimbangan terhadap belanja

daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Tojo Una-Una memiliki kontribusi yang

besar atau signifikan terhadap pengalokasian untuk belanja daerah. Hal ini berarti

bahwa sumber dana yang berasal dari dana perimbangan yang digunakan untuk

membiayai belanja daerah sangat besar dan memiliki rasio rata-rata 79,09% per

tahun selama kurun waktu 5 (lima) tahun. Hal ini dikarenakan beberapa

komponen sumber dana perimbangan masih mencapai angkat yang relatif besar.

Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una harus lebih

mengoptimalkan lagi penerimaan pendapatan asli daerah dan sumber pendapatan

lainnya dalam upaya mengurangi ketergantungan untuk membiayai kebutuhan

belanja daerah, sehingga dalam jangka panjang ketergantungan fiskal ini dapat

48
dikurangi. Jika hal ini dapat terlaksana maka tujuan otonomi daerah berupa

mewujudkan kemandirian daerah akan tercapai sesuai dengan yang diinginkan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kontribusi dana perimbangan terhadap belanja daerah Kabupaten Tojo Una-

Una pada tahun 2015 sebesar 71,72%, tahun 2016 sebesar 85,21%, tahun

2017 sebesar 75,54%, tahun 2018 sebesar 76,15%, dan tahun 2019 sebesar

76,82%.

2. Rata-rata kontribusi dana perimbangan terhadap belanja daerah Kabupaten

Tojo Una-Una selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebesar 79,09%

pertahunnya. Hal ini menurut Gazali (2009) bahwa kontribusi sebesar 79,09%

termasuk dalam kategori sangat baik, dimana nilai kontribusi yang diperoleh

di atas 50%.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat disarankan hal sebagail berikut :

49
1. Dana Perimbangan yang diperoleh setiap tahunnya cukup besar, untuk itu

diharapkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tojo Una-Una harus lebih

mengoptimalkan lagi penerimaan pendapatan asli daerah dan sumber

pendapatan lainnya.

2. Belanja daerah Kabupaten Tojo Una-una masih tergantung dari kontribusi

dana perimbangan, untuk itu diharapkan pemerintah Kabupaten Tojo Una-

Una perlu memikirkan kiat-kiat apa yang harus dilakukan untuk dapat

meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Cetakan ke delapan Belas Edisi IV. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

_______, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

_______,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Republik Indonesia

________,Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

________Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan

50
Abdullah, H. Rozali. 2007, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala

Daerah Secara Langsung, Rajawali Pers, Jakarta

Awaniz, Berlian Nur. 2011. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah di Eks

Karasidenan Pekalongan. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Bahtiar Arif, Muchlis dan Iskandar. 2009. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta :

Akademia.

Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin,2004, Otonomi

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Gramedia, Jakarta.

Djaenuri, 2012, Hubungan Keuangan Pusat Daerah, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Halim, Abdul. 2012 Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.

Keempat. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Halim, Abdul 2016, Manajemen Keuangan Sektor Publik.Penerbit Salemba

Empat, jakarta 2016

Handoko, T. Hani. 2013. Kontribusi . Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

51
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi, Yogyakarta

Nurcholis, Hanif, 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah,

Grasindo, Jakarta.

Purnomo, Aji, Bayu dkk. 2015. Analisis Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Kabupaten Buleleng. E-Journal

Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3

Tahun 2015). Singaraja.

Syaukani, dkk. 2009. Otonomi Dalam Kesatuan. Yogya Pustaka, Yogyakarta.

Syarifin, Pipin dan Jubaedah, Dedah. 2006. Hukum Pemerintahan Daerah,

Pustaka Bani Quraisy.

Widjaja, 2007. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta

52
53
LAMPIRAN

REALISASI
NO URAIAN ANGGARAN
Rp. %
1 PENDAPATAN DAERAH 1.143.252.784.802, 1.136.793.088.876 99,4
00 ,22
PENDAPATAN ASLI DAERAH 68.993.252.661 75.800.818.930 109,9
Pendapatan Pajak Daerah 12.032.500.000 13.162.849.529 109,4
1.1 Hasil Retribusi Daerah 2.780.258.108 2.990.870.351 107,6
Hasil Pengelolaan Kekayaan 2.150.070.417 2.150.070.417 100,0
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 52.030.424.136 57.497.028.633 110,5
yang Sah
DANA PERIMBANGAN 892.415.910.278,0 882.547.761.646,0 98,9
0 0
1.2 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan 29.197.205.541,00 22.750.077.623,00 77,9
Pajak
Dana Alokasi Umum 598.208.500.000,0 598.208.500.000,0 100,0
0 0
Dana Alokasi Khusus 265.010.204.737,0 261.589.184.023,0 98,7
0 0
LAIN-LAIN PENDAPATAN 181.843.621.863,0 178.444.508.300,0 98,1
DAERAH YANG SAH 0 0
Pendapatan Hibah 28.431.800.000,00 24.902.027.556,00 87,6
1.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 22.857.546.863,00 22.988.205.744,00 100,6
dan Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi 130.374.275.000,0 130.374.275.000,0 100,0
Khusus 0 0
Bantuan Keuangan dari Provinsi 180.000.000,00 180.000.000,00 100,0
atau Pemerintah Daerah Lainnya

REALISASI
NO URAIAN ANGGARAN
Rp. %
2 BELANJA DAERAH 1.189.151.485.205, 1.148.916.605.92 96,6
00 9,00
BELANJA TIDAK LANGSUNG 561.691.586.681,0 547.802.349.154, 97,5
2 00
Belanja Pegawai 361.390.979.274,0 348.765.292.120, 96,5
0 00
Belanja Subsidi 200.000.000,00 199.381.500,00 99,7
2.1 Belanja Hibah p11.495.236.400,0 11.233.979.684,0 97,7
0 0
Belanja Bantuan Sosial 2.692.500.000,00 2.692.500.000,00 100,0
1
Belanja Bagi Hasil kepada 1.471.731.850,02 1.329.979.430,00 90,4
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan 183.914.774.157,0 183.581.206.420, 99,8
kepada 0 00
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga 526.365.000,00 10.000,00 0,0
BELANJA LANGSUNG 627.459.898.523,9 601.114.256.775, 95,8
8 00
2.2 Belanja Pegawai 60.934.678.000,00 58.165.771.459,0 95,5
0
Belanja Barang dan Jasa 284.133.994.037,9 275.786.758.817, 97,1
8 00
Belanja Modal 282.391.226.486,0 267.161.726.499, 94,6
0 00
SURPLUS/DEFISIT 45.898.700.403,00 12.123.517.052,78 26,4
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 45.898.700.403,00 45.898.700.403,4 100,0
3 DAERAH 0
Sisa Lebih Perhitungan 45.898.700.403,00 45.898.700.403,4 100,0
Anggaran Tahun 0
AnggaranSebelumnya
PEMBIAYAAN NETTO 45.898.700.403,00 45.898.700.403,4 100,0
0
SISA LEBIH/KURANG 33.775.183.350,6
PEMBIAYAAN 2
TAHUN BERKENAAN
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tojo Una-Una, per
maret 20

Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2018

REALISASI
NO. URAIAN ANGGARAN (Rp.)
Rp. %
(5=4/3
-1 -2 -3 -4 )
1 1.011.737.612.711,0 1.008.444.022.320,5
PENDAPATAN 0 7 99,67
1.1 55.484.533.059,0 61.206.540.980,5
PENDAPATAN ASLI DAERAH 0 7 110,31
10.039.430.99 11.368.342.14
Pajak Daerah 4,00 0,00 113,24
2.086.268.360 2.162.176.274
Retribusi Daerah ,00 ,00 103,64
PengelolaanKekayaan Daerah yang 2.165.612.785 2.165.612.785 100,00
Dipisahkan ,00 ,00

2
41.193.220.92 45.510.409.78
Lain-lain PendapatanAsli Daerah yang Sah 0,00 1,57 110,48
1.2 771.698.934.937,0 763.486.382.764,0
DANA PERIMBANGAN 0 0 98,94
35.440.417.55 31.466.835.19
BagiHasilPajak/BagiHasilBukanPajak 0,00 6,00 88,79
567.372.983.000 567.372.983.000
Dana AlokasiUmum ,00 ,00 100,00
168.885.534.387 164.646.564.568
Dana AlokasiKhusus ,00 ,00 97,49
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG 184.554.144.715,0 183.751.098.576,0
SAH 0 0 99,56
24.695.723.00 24.069.953.31
PendapatanHibah 0,00 3,00 97,47
Dana
BagiHasilPajakdariProvinsidanPemerintah 22.229.336.71 22.052.060.26
Daerah Lainnya 5,00 3,00 99,20
137.324.985.000 137.324.985.000
Dana PenyesuaiandanOtonomiKhusus ,00 ,00 100,00
BantuanKeuangandariProvinsiatauPemerintah 304.100.00 304.100.00
Daerah Lainnya 0,00 0,00 100,00

Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tojo Una-Una, per
Maret 2019

Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018

REALISASI
NO. URAIAN ANGGARAN (Rp.)
Rp. %
(5=4/
-1 -2 -3 -4
3)
2 BELANJA 1.051.537.567.698,19 1.002.584.919.495,64 95,34
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 527.015.646.582,78 498.216.087.697,96 94,54
BelanjaPegawai 342.207.616.322,77 315.770.529.050,00 92,27
BelanjaSubsidi 300.000.000,00 295.446.600,00 98,48
BelanjaHibah 10.794.555.200,00 10.181.529.250,00 94,32
BelanjaBantuanSosial 5.675.000.000,00 5.651.798.300,00 99,59
BelanjaBagiHasilkepadaProvinsi/
Kabupaten/Kota 1.134.213.415,01 1.132.391.071,96 99,84
danPemerintahDesa
BelanjaBantuanKeuangankepad 165.254.261.645,00 164.941.902.611,00 99,81
aProvinsi/Kabupaten/Kota
danPemerintahanDesa

3
BelanjaTidakTerduga 1.650.000.000,00 242.490.815,00 14,70
BELANJA LANGSUNG 524.521.921.115,41 504.368.831.797,68 96,16
BelanjaPegawai 62.286.269.934,00 60.321.692.450,00 96,85
2.2
BelanjaBarangdanJasa 262.945.491.706,41 249.047.243.863,00 94,71
Belanja Modal 199.290.159.475,00 194.999.895.484,68 97,85

Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tojo Una-Una, perMaret
2019

Rekapitulasi Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2017

No Anggaran Setelah Realisasi


Uraian
. Perubahan Rp. %
(4) (5=4/3
(1) (2) (3)
)
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
10.131.458.230,0
- PendapatanPajak Daerah 8.822.550.000,00 114,84
0
- HasilRetribusi Daerah 1.918.100.860,00 1.482.765.645,00 77,30
HasilPengelolaanKekayaan Daerah
- 2.230.303.580,00 2.190.303.580,00 98,21
yang Dipisahkan
Lain-lain PendapatanAsli Daerah yang 61.850.304.814,2
- 60.728.881.186,73 101,85
Sah 6
75.654.832.269,2
Jumlah (1) 73.699.835.626,73 102,65
6
2 DANA PERIMBANGAN
24.935.336.082,0
- BagiHasilPajak/BagiHasilBukanPajak 36.920.461.811,00 67,54
0
551.607.986.000,0 551.607.986.000,
- Dana AlokasiUmum 100,00
0 00
179.613.078.000,0 173.813.563.664,
- Dana AlokasiKhusus 96,77
0 00
768.141.525.811,0 750.356.885.746,
Jumlah (2) 97,68
0 00
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
- PendapatanHibah Dari Pemerintah 1.059.000.000,00 1.125.508.163,00 106,28
Dana
21.435.108.987,0
- BagiHasilPajakdariProvinsidanPemeri 22.518.569.442,00 95,19
0
ntah Daerah Lainnya
Dana 112.753.787.000,0 112.753.787.000,
- 100,00
PenyesuaiandanOtonomiKhusus 0 00
BantuanKeuangandariProvinsiatauPe
- 1.240.000.000,00 240.000.000,00 19,35
merintah Daerah Lainnya
4
No Anggaran Setelah Realisasi
Uraian
. Perubahan Rp. %
(4) (5=4/3
(1) (2) (3)
)
137.571.356.442,0 135.554.404.150,
Jumlah (3) 98,53
0 00
979.412.717.879,7 961.566.122.165,
Jumlah (1+2+3) 98,18
3 26
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah KabupatenTojoUna-Una, permaret
2018

5
Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017

Realisasi

AnggaranSetelahP
No. Uraian
erubahan
Rp. %

(4) (5=4/3)
(1) (2) (3)

486.649.946.314,5 461.956.021.236,
1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 94,93
2 64

302.010.087.613,2 282.654.017.097,
A BelanjaPegawai 93,59
4 00

295.897.447.417,2 277.612.563.687,
- BelanjaGajidanTunjangan 93,82
4 00

- BelanjaTambahanPenghasilan PNS 2.892.000.000,00 2.336.200.000,00 80,78

BelanjaPenerimaanlainnyaPimpinan
- dananggota DPRD serta 2.856.841.813,00 2.367.784.000,00 82,88
KDH/WKDH

- InsentifPemungutanPajak Daerah 303.535.692,00 303.535.692,00 100,00

InsentifPemungutanRetribusi
- 60.262.691,00 33.933.718,00 56,31
Daerah

B BelanjaSubsidi 300.000.000,00 296.237.700,00 98,75

6
Realisasi

AnggaranSetelahP
No. Uraian
erubahan
Rp. %

(4) (5=4/3)
(1) (2) (3)

BelanjaSubsidikepada
- 300.000.000,00 296.237.700,00 98,75
Perusahaan/Lembaga

C BelanjaHibah 9.116.600.000,00 8.055.188.800,00 88,36

BelanjaHibahkepadaBadan/Lembag
- 4.716.600.000,00 4.360.900.000,00 92,46
a/Organisasi

- BelanjaHibah Dana BOS 4.400.000.000,00 3.694.288.800,00 83,96

D BelanjaBantuanSosial 6.140.000.000,00 6.038.000.000,00 98,34

BelanjaBantuanSosialKepadaAngg
- 6.140.000.000,00 6.038.000.000,00 98,34
otaMasyarakat

BelanjaBagiHasilkepadaProvinsi/Ka
E 1.069.865.086,28 763.232.410,00 71,34
bupaten/Kota danPemerintahDesa

BelanjaBagiHasilPajak Daerah
- 757.093.740,52 450.820.579,00 59,55
KepadaPemerintahanDesa

BelanjaBagiHasilRetribusi Daerah
- 312.771.345,76 312.411.831,00 99,89
KepadaPemerintahDesa

7
Realisasi

AnggaranSetelahP
No. Uraian
erubahan
Rp. %

(4) (5=4/3)
(1) (2) (3)

BelanjaBantuanKeuangankepadaPr
165.613.393.615,0 164.082.870.928,
F ovinsi/Kabupaten/Kota 99,08
0 00
danPemerintahanDesa

BelanjaBantuanKeuangankepadaK
- 615.000.000,00 330.000.000,00 53,66
abupaten/Kota

BelanjaBantuanKeuangankepadaD 164.248.557.025,0 163.003.035.780,


- 99,24
esa 0 00

- BelanjaBantuanKepadaPartaiPolitik 749.836.590,00 749.835.148,00 100,00

G BelanjaTidakTerduga 2.400.000.000,00 66.474.301,64 2,77

- BelanjaTakTerduga 2.400.000.000,00 66.474.301,64 2,77

546.336.839.703,9 513.393.806.492,
2 BELANJA LANGSUNG 93,97
2 00

77.055.296.425,0
a BelanjaPegawai 79.412.139.550,00 97,03
0

29.680.800.000,0
- Honorarium PNS 30.885.285.000,00 96,10
0

8
Realisasi

AnggaranSetelahP
No. Uraian
erubahan
Rp. %

(4) (5=4/3)
(1) (2) (3)

39.457.512.000,0
- Honorarium Non PNS 40.245.850.000,00 98,04
0

- UangLembur 2.451.833.550,00 2.368.238.425,00 96,59

- Honorarium Pengelola Dana BOS 1.430.920.000,00 1.356.144.000,00 94,77

- BelanjaPegawai BLUD 190.512.000,00 185.506.000,00 97,37

- BelanjaPegawai BOS 4.207.739.000,00 4.007.096.000,00 95,23

238.616.046.473,9 223.408.816.979,
b BelanjaBarangdanJasa 93,63
2 00

228.308.653.680,0 212.929.693.088,
c Belanja Modal 93,26
0 00

1.032.986.786.018 975.349.827.728,
Jumlah 94,42
,44 64

Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah KabupatenTojoUna-Una, permaret 2018

9
Target Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Pada Perubahan APBD dan Realisasi T.A
2016

Target Perubahan Realisasi Pendapatan


No Uraian
TA. 2016 (Rp) (%)
A. Pendapatan Asli Daerah 50.406.846.140,00 47.872.215.620,27 94,97
  1. Pendapatan Pajak Daerah 7.341.991.820,00 8.734.325.467,72 118,96
  2. Hasil Retribusi Daerah 27.138.106.320,00 24.538.113.109,00 90,42
Hasil Pengelolaan
  3. Kekayaan Daerah Yang 3.100.000.000,00 2.508.020.800,11 80,90
Dipisahkan
  4. Lain-Lain PAD Yang Sah 12.826.748.000,00 12.091.756.243,44 94,27
1.042.432.306.341,0 1.007.479.217.303,0
B. Pendapatan Transfer 96,65
0 0
Transfer Pemerintah Pusat-
  931.181.894.364,00 899.335.870.448,00 96,58
Dana Perimbangan
  1. Bagi Hasil pajak 15.307.331.364,00 12.682.664.689,00 82,85
Bagi Hasil Bukan Pajak
  2. 16.093.875.000,00 9.747.688.527,00 60,57
(Sumber Daya Alam)
  3. Dana Alokasi Umum 555.023.062.000,00 555.023.062.000,00 100,00
  4. Dana Alokasi Khusus 344.757.626.000,00 321.882.455.232,00 93,36
Transfer Pemerintah Pusat –
  87.656.991.000,00 87.656.991.000,00 100,00
Lainnya
  1. Dana Penyesuaian 87.656.991.000,00 87.656.991.000,00 100,00
  Transfer Pemerintah Propinsi 25.593.420.977,00 20.486.355.855,00 86,83
Pendapatan Bagi Hasil
  1. 25.593.420.977,00 20.486.355.855,00 86,83
Pajak
Lain-lain Pendapatan Daerah 251,9
C. 2.631.938.284,00 6.631.938.284,00
Yang Sah 8
  1. Pendapatan Hibah 2.000.000.000,00 6.000.000.000,00 300,00
  2. Pendapatan Lainnya 631.938.284,00 631.938.284,00 100,00
Jumlah 1.095.471.090.765,00 1.061.983.371.207,27 96,94
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Tojo Una-Una

Belanja Operasi Berdasarkan Perubahan APBD dan Realisasi Tahun Anggaran 2016

Target Realisasi
No Uraian
(Rp) (Rp) (%)
357.164.114.126,0
1. Belanja Pegawai 377.993.846.228,84 94,49
0
2. Belanja Barang 245.968.081.396,20 237.741.407.302,00 94,22

10
3. Belanja Subsidi 500.000.000,00 427.969.000,00 85,59
4. Belanja Hibah 9.993.062.400,00 9.035.484.600,00 90,42
5. Belanja Bantuan Sosial 200.000.000,00 0,00 0,00

6. Belanja Bantuan Keuangan 142.765.193.026,00 141.507.235.883,00 99,12

Jumlah 777.420.183.051,44 739.876.210.911,00 95,17


Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tojo Una-Una
Belanja Modal Berdasarkan Perubahan APBD dan Realisasi Tahun Anggaran 2016

Realisasi
No Uraian Target (Rp)
(Rp) (%)
1. Belanja Tanah 4.204.026.205,00 3.731.539.856,00 88,76
2. Belanja Peralatan & Mesin 80.506.202.060,00 76.546.841.422,00 95,08
3. Belanja Bangunan & Gedung 103.241.669.951,00 93.674.144.953,00 90,73
137.213.578.875,0
4. Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan 170.565.386.212,00 80,45
0
4.364.175.000,0
5. Belanja Aset Tetap Lainnya 4.407.945.000,00 99,01
0
Jumlah 362.925.229.428,00 315.530.280.106,00 86,94
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tojo Una-Una

Target Pendapatan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Pada Perubahan APBD dan Realisasi T.A
2015

Target Perubahan Realisasi Pendapatan


No Uraian
TA. 2014
(Rp) (%)
46.842.921.726,0 45.795.450.535,0
A. Pendapatan Asli Daerah 97,76
0 5
8.280.680.837,8
  1. Pendapatan Pajak Daerah 5.419.164.000,00 152,80
3
23.923.500.962,0
  2. Hasil Retribusi Daerah 25.877.331.726,00 92,45
0
Hasil Pengelolaan Kekayaan 2.190.135.762,0
  3. 1.650.000.000,00 132,74
daerah Yang Dipisahkan 0
11.401.132.973,2
  4. Lain-Lain PAD Yang Sah 13.896.426.000,00 82,04
2
862.603.615.021,0 845.423.655.354,0
B. Pendapatan Transfer 98,01
0 0
Transfer Pemerintah Pusat- Dana 739.883.040.043,0
  745.827.682.000,00 99,20
Perimbangan 0
  1. Bagi Hasil pajak 16.967.270.000,00 13.128.981.121,00 77,38
Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber 12.504.616.922,0
  2. 14.614.110.000,00 85,57
Daya Alam) 0
11
509.717.712.000,0
  3. Dana Alokasi Umum 509.717.712.000,00 100,00
0
204.531.730.000,0
  4. Dana Alokasi Khusus 204.528.590.000,00 100,00
0
87.653.702.200,0
  Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya 95.002.578.000,00 92,26
0
87.653.702.200,0
  1. Dana Penyesuaian 95.002.578.000,00 92,26
0
17.886.913.111,0
  Transfer Pemerintah Propinsi 21.773.355.021,00 82,15
0
17.886.913.111,0
  1. Pendapatan Bagi Hasil Pajak 21.773.355.021,00 82,15
0
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang 12.949.688.750,0 14.617.058.750,0 112,8
C.
Sah 0 0 8
8.248.690.000,0
  1. Pendapatan Hibah 6.593.320.000,00 125,11
0
6.368.368.750,0
  2. Pendapatan Lainnya 6.356.368.750,00 100,19
0
905.836.164.639,0
Jumlah 922.396.225.497,00 98,20
5
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Tojo Una-Una

Belanja Operasi Berdasarkan Perubahan APBD dan Realisasi Tahun Anggaran 2015

Target Realisasi
No Uraian
(Rp) (Rp) (%)
327.827.748.397
1. Belanja Pegawai 345.647.642.075,01 94,84
,00
174.978.200.20
2. Belanja Barang 197.363.507.720,18 88,66
6,00
500.000.00
3. Belanja Subsidi 500.000.000,00 100,00
0,00
26.508.962.40
4. Belanja Hibah 26.779.313.000,00 98,99
0,00
534.680.00
5. Belanja Bantuan Sosial 594.680.000,00 89,91
0,00
89.219.925.82
6. Belanja Bantuan Keuangan 93.456.376.690,00 95,47
4,00
619.569.516.82
Jumlah 664.341.519.485,19 93,26
7,00
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tojo Una-Una

Belanja Modal Berdasarkan Perubahan APBD dan Realisasi Tahun Anggaran 2015

No Uraian Target (Rp) Realisasi

12
(Rp) (%)
4.465.216.200,0
1. Belanja Tanah 5.441.219.500,00 82,06
0
55.529.935.616,0
2. Belanja Peralatan & Mesin 58.350.778.453,00 95,17
0
54.851.010.027,0
3. Belanja Bangunan & Gedung 56.533.441.786,00 97,02
0
166.106.514.044,0
4. Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan 181.767.113.004,00 91,38
0
4.838.279.680,0
5. Belanja Aset Tetap Lainnya 4.956.203.488,00 97,62
0
285.790.955.567,0
Jumlah 307.048.756.231,00 93,08
0
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tojo Una-Una

13
14

Anda mungkin juga menyukai