Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

MATA KULIAH PERENCANAAN ANALISA LOKASI POLA


RUANG

DISUSUN OLEH :

ARIF ALI ZAMRONI (1924047)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

2021
MATERI 5 “Teori Lokasi Industri (Weber)”

Prinsip teori Weber adalah bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat
yang resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least cost location) yaitu tempat
dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya minimum, tempat
dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum yang cenderung identik dengan
tingkat keuntungan yang maksimum. Prinsip tersebut didasarkan pada enam asumsi bersifat
prakondisi, yaitu :
1. Wilayah bersifat homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya (keadaan penduduk yang
dimaksud menyangkut jumlah dan kualitas SDM).
2. Ketersediaan sumber daya bahan mentah.
3. Upah tenaga kerja.
4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik (biaya sangat ditentukan oleh bobot bahan
mentah dan lokasi bahan mentah).
5. Persaingan antar kegiatan industri.
6. Manusia berpikir secara rasional.

Weber juga menyusun sebuah model yang dikenal dengan istilah segitiga lokasional
(locational triangle), yang didasarkan pada asumsi :
1. Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian adalah daerah yang terisolasi. Konsumennya terpusat
pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan dapat memasuki pasar yang tidak terbatas dan
persaingan sempurna.
2. Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.
3. Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersedia secara terbatas
pada sejumlah tempat.
4. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang mobilitasnya tinggi.

Dalam menentukan lokasi industri, terdapat tiga faktor penentu, yaitu biaya transportasi, upah
tenaga kerja, dan dampak aglomerasi dan deaglomerasi. Biaya transportasi diasumsikan berbanding
lurus terhadap jarak yang ditempuh dan berat barang, sehingga titik terendah biaya transportasi
menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. Biaya
transportasi akan bertambah secara proporsional dengan jarak. titik terendah biaya transportasi
adalah titik yang menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku (input) dan distribusi
hasil produksi.

Aglomerasi Industri
Aglomerasi adalah gabungan, kumpulan dua atau lebih pesat kegiatan, tempat
pengelompokan berbagai macam kegiatan dalam satu lokasi atau kawasan tertentu. Pemusatan
industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa faktor yang dibutuhkan dalam
kegiatan industri. Misalnya bahan mentah, energi, tenaga kerja, pasar, kemudahan dalam perizinan,
pajak yang relatif murah, dan penanggulangan limbah merupakan pendukung aglomerasi industri.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penyebab terjadinya aglomerasi industri antara lain:
a. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi;
b. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu;
c. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah;
d. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap;
e. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.

Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri (aglomerasi yang disengaja), antara lain untuk
mempercepat pertumbuhan industri, memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, mendorong
kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan tersebut, dan menyediakan fasilitas lokasi
industri yang berwawasan lingkungan. Misalnya: beberapa kawasan industri di Indonesia, antara
lain Medan, Cilegon (Banten), Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap (Jateng),
Rungkut (Surabaya), dan Makassar.
Selain kawasan industri, dikenal juga istilah kawasan berikat (Bonded zone). Kawasan
berikat (Bonded zone) merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean
yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean. Ketentuan tersebut antara lain
mengatur lalu lintas pabean dari luar daerah atau dari dalam pabean Indonesia lainnya tanpa
terlebih dahulu dikenakan bea cukai atau pungutan negara lainnya, sampai barang tersebut
dikeluarkan untuk tujuan impor atau ekspor. Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat
penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang yang berasal dari dalam atau luar negeri.
Contoh kawasan berikat, yaitu PT Kawasan Berikat Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung,
dan Batam.

Faktor Penentu Lokasi Industri


Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi industri, diantaranya
sebagai berikut:
1. Bahan Mentah
Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam kegiatan industri,
sehingga keberadaannya harus selalu tersedia dalam jumlah yang besar demi kelancaran dan
keberlanjutan proses produksi. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri, cadangannya
cukup besar dan banyak ditemukan maka akan mempermudah dan memperbanyak pilihan atau
alternatif penempatan lokasi industri. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri cadangannya
terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu saja maka akan menyebabkan biaya operasional
semakin tinggi dan pilihan untuk penempatan lokasi industri semakin terbatas.
2. Modal
Modal yang digunakan dalam peoses produksi merupakan hal yang sangat penting. Hal ini
kaitannya dengan jumlah produk yang akan dihasilkan, pengadaan bahan mentah, tenaga kerja
yang dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan, dan luasnya sistem pemasaran.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran proses produksi, baik
jumlah maupun keahliannya. Adakalanya suatu industri membutuhkan tenaga kerja yang banyak,
walaupun kurang berpendidikan. Tetapi, ada pula industri yang hanya membutuhkan tenaga-tenaga
kerja yang berpendidikan dan terampil. Dengan demikian, penempatan lokasi industri berdasarkan
tenaga kerja sangat tergantung pada jenis dan karakteristik kegiatan industrinya.
4. Sumber Energi
Kegiatan industri sangat membutuhkan energi untuk menggerakkan mesin- mesin produksi,
misalnya: kayu bakar, batubara, listrik, minyak bumi, gas alam, dan tenaga atom/nuklir. Suatu
industri yang banyak membutuhkan energi, umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi
sumber energi tersebut.
5. Transportasi
Kegiatan industri harus ditunjang oleh kemudahan sarana transportasi dan perhubungan. Hal
ini untuk melancarkan pasokan bahan baku dan menjamin distribusi pemasaran produk yang
dihasilkan.
6. Pasar
Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam mempertimbangkan lokasi industri,
sebab pasar sebagai sarana untuk memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan. Lokasi suatu
industri diusahakan sedekat mungkin menjangkau konsumen, agar hasil produksi mudah
dipasarkan.
7. Teknologi yang digunakan
Penggunaan teknologi yang kurang tepat dapat menghambat jalannya suatu kegiatan industri.
Penggunaan teknologi yang disarankan untuk pengembangan industri pada masa mendatang adalah
industri yang: memiliki tingkat pencemaran (air, udara, dan kebisingan) yang rendah, hemat air,
hemat bahan baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
8. Perangkat Hukum
Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan sangat penting demi
menjamin kepastian berusaha dan kelangsungan industri, antara lain tata ruang, fungsi wilayah,
upah minimum regional (UMR), perizinan, sistem perpajakan, dan keamanan. Termasuk jaminan
keamanan dan hokum penggunaan bahan baku, proses produksi, dan pemasaran.
9. Kondisi Lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud ialah segala sesuatu yang ada di sekitarnya yang dapat
menunjang kelancaran produksi. Suatu lokasi industri yang kurang mendukung, seperti keamanan
dan ketertiban, jarak ke pemukiman, struktur batuan yang tidak stabil, iklim yang kurang cocok,
terbatasnya sumber air, dan lain-lain, hal ini dapat menghambat keberlangsungan kegiatan industri.
Sumber : http://jembatan4.blogspot.com/2013/08/teori-lokasi-industri-
weber.html#:~:text=Prinsip%20teori%20Weber%20adalah%20bahwa,total
%20biaya%20transportasi%20dan%20tenaga
REVIEW

Prinsip teori Weber adalah bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di


tempat-tempat yang resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal yaitu
tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan
keduanya minimum, tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang
minimum yang cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.
Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa
faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan industri. Misalnya bahan
mentah, energi, tenaga kerja, pasar, kemudahan dalam perizinan, pajak yang
relatif murah, dan penanggulangan limbah merupakan pendukung aglomerasi
industri. Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri , antara lain untuk
mempercepat pertumbuhan industri, memberikan kemudahan bagi kegiatan
industri, mendorong kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan
tersebut, dan menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan
lingkungan. Selain kawasan industri, dikenal juga istilah kawasan berikat .
Kawasan berikat merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu di dalam
wilayah pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang
pabean. Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat
penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang yang berasal dari dalam atau
luar negeri.Adakalanya suatu industri membutuhkan tenaga kerja yang
banyak, walaupun kurang berpendidikan. Tetapi, ada pula industri yang hanya
membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang berpendidikan dan terampil.
Suatu industri yang banyak membutuhkan energi, umumnya mendekati tempat-
tempat yang menjadi sumber energi tersebut.Hal ini untuk melancarkan pasokan
bahan baku dan menjamin distribusi pemasaran produk yang dihasilkan.
Penggunaan teknologi yang kurang tepat dapat menghambat jalannya suatu
kegiatan industri.

Anda mungkin juga menyukai